Setelah menerima bola, Markus langsung menggiring maju.
Lúcio mengerem mendadak dan berbalik, tapi sudah terlambat.
Markus bergerak tegas, meninggalkannya di belakang, dan berlari solo ke gawang Inter Milan.
“Markus Wagner! Peluang emas——!” teriak Marcel dengan suara menggema penuh semangat.
“Mark! Mark!” Nyonya Wagner di depan TV berteriak dengan suara terisak, dia hampir saja menerjang layar televisi.
Kottane yang dipaksa pulang oleh ibu untuk menonton pertandingan juga menggenggam erat kedua tinjunya, tubuhnya gemetar ringan.
……
Baru saja sampai di busur kotak penalti, César sudah menyambar ke titik penalti. Jarak antara mereka sangat dekat dan terus menyempit dengan cepat.
Pada saat ini, Mark tidak ragu-ragu, langsung melepaskan tembakan!
Punggung kaki kanan bagian dalam menggoreskan akurasi lengkung, meliuk ke tiang gawang jauh.
Meskipun César sudah melakukan gerakan penyelamatan dan sempat menyentuh bola. Namun jarak terlalu jauh, hanya ujung jarinya yang menyentuh, tidak benar-benar mengubah arah bola.
Rotasi kuat bola masih terus melaju mengikuti jalur yang telah ditetapkan Mark.
Setelah melukiskan lengkungan, bola menghantam... bagian dalam tiang gawang jauh, lalu mendarap di dalam garis gawang!
Gol!
Kali ketiga masuk ke gawang Inter Milan!
“Aaaaaah!” Marcel Leif berteriak kaget, “Tidak masuk akal! Menit ke-89, Borussia Dortmund mencetak gol lagi di menit akhir!! 3:4! Mereka bangkit dari ketertinggalan 4 gol menjadi hanya kalah 1 gol, hanya dalam waktu separuh lapangan!”
“Dua gol Markus Wagner! Bagus! Sayang waktu yang tersisa untuk Borussia Dortmund tidak banyak. Jika tidak kehilangan satu pemain, saya yakin Dortmund bisa menyamakan kedudukan dalam pertandingan ini…” He Ping bersorak sambil merasa menyesal untuk Dortmund.
……
Stadion Giuseppe Meazza hening sejenak dalam keheningan yang canggung ketika bola masuk ke gawang.
Mereka benar-benar tak menyangka, tim mereka yang sudah unggul empat gol tiba-tiba dikejar hingga selisih satu gol. Ini sungguh… memalukan!
Inikah penampilan yang pantas dari juara bertahan?
Sungguh memalukan!
Kita bahkan punya satu pemain lebih banyak dari mereka!
Dalam keheningan, Markus yang baru saja mencetak gol berbalik ingin merayakan dua golnya. Tapi dia melihat Zhou Yi melambai sambil berteriak: “Ambil bolanya, Markus! Kita masih punya sedikit waktu!”
Zhou Yi menyadarkan Markus – Benar, kita masih kurang satu gol!
Dia pun berbalik, berlari ke area penalti Inter Milan, menerobos ke gawang, mengambil bola, lalu berlari ke lingkaran tengah.
Pemain lain yang ingin merayakan gol dihentikan Zhou Yi: “Kita masih kurang satu gol. Pertandingan belum selesai!”
Maksudnya… kita harus menyamakan kedudukan!
Sempat terdiam, mereka pun tersadar. Tak ada yang menganggap Zhou Yi mengada-ada – Jika dari 0:4 bisa menjadi 3:4, bukankah menambah satu gol lagi adalah hal yang wajar?
“Sekarang semangat tim sedang tinggi, apa yang tidak mungkin terjadi?”
“Langsung serang!”
……
Melihat Mark berlari sambil membawa bola ke belakang, para komentator baru menyadari ambisi Borussia Dortmund.
“Mereka masih ingin mencetak gol lagi?”
“Sekarang menit ke-89... Sebentar lagi masuk injury time. Berapa lama injury time-nya? Babak kedua berjalan cukup lancar, maksimal empat menit... Mampukah mencetak gol lagi dalam empat menit?”
“Borussia Dortmund baru saja mencetak gol dan semangatnya membara, memang terlihat tak terbendung. Tapi Inter Milan pasti tidak bodoh. Mereka sekarang hanya unggul satu gol, masa tidak melakukan penarikan pertahanan? Di lapangan saat ini, Inter Milan punya enam bek. Area penalti hampir penuh. Jika mereka menerapkan pertahanan mengerut, tidak akan ada ruang tersisa untuk Borussia Dortmund. Sulit untuk mencetak gol lagi... Gol-gol sebelumnya Borussia Dortmund diraih lewat serangan balik, belum ada satu pun gol dari situasi bertahan. Bukankah ini sudah menjelaskan segalanya?”
……
Klopp tidak mendengar suara komentator. Setelah gol Mark, dia melompat gembira dari tanah.
Gol ini membuktikan keputusannya benar. Selama Zhou Yi tetap di lapangan, segala kemungkinan terbuka!
Masih ada empat menit... Mungkin benar-benar bukan hal mustahil!
……
Mark segera berlari kembali ke lingkaran tengah, meletakkan bola di sana, lalu keluar dari lingkaran.
Pemain Inter Milan baru bereaksi saat ini.
Mereka saling pandang. Memimpin 4:0 seolah terjadi sedetik yang lalu, tak disangka sekarang hanya selisih satu gol...
Perasaan ini terlalu ajaib, ada semacam ketidaknyataan, seolah-olah mereka sedang bermimpi.
Benitez di pinggir lapangan, wajahnya yang semula kemerahan kini berubah pucat.
Jika tim bisa mematuhi penyesuaian yang dibuatnya sendiri, bagaimana mungkin sampai berada di titik ini?
Awalnya unggul dua gol, sekarang menjadi unggul satu gol, udara tiba-tiba menjadi tegang.
Dia sudah memasukkan dua bek pengganti, tapi mereka sama sekali mengabaikan sinyal yang diberikan... Sekarang, kena batunya kan?
Tapi Benitez juga sama sekali tidak merasa senang.
Karena jika pertandingan ini tidak dimenangkan, tidak ada sedikitpun keuntungan untuk dirinya sendiri!
Sekarang dia hanya berharap gol Mark ini bisa benar-benar membangunkan pemain Inter Milan, membuat mereka dalam menit-menit terakhir dengan patuh menarik pertahanan, bagaimanapun juga, pertahankan dulu keunggulan satu gol ini!
Dan faktanya, pemain Inter Milan sekarang benar-benar terintimidasi oleh semangat Borussia Dortmund.
Sebelumnya mereka masih berpikir untuk mencetak gol sebagai pelajaran bagi Dortmund, sekarang mereka tidak berpikir begitu lagi. Mereka sadar jika terus bermain menekan seperti ini, sangat mungkin orang itu mencetak gol lagi sebelum pertandingan berakhir...
Borussia Dortmund jelas sudah tidak kenal ampun, pemain Inter Milan kini juga harus mengesampingkan sikap meremehkan sebelumnya, serius menghadapi pertandingan ini.
Setelah pertandingan dimulai kembali, Inter Milan yang melakukan kick-off tidak terburu-buru melancarkan serangan, melainkan terus mengoper bola bolak-balik di lini belakang, berharap bisa mengulur waktu pertandingan lebih lama.
Dalam permainan operan mereka, waktu pertandingan 90 menit pun mencapai akhir.
Ofisial keempat mengangkat papan injury time di pinggir lapangan - tidak mengejutkan, tepat empat menit!
"Injury time empat menit... Jika Borussia Dortmund masih ingin menyamakan skor, mereka hanya punya sisa waktu empat menit... Ini sangat sulit, meskipun Dortmund sudah bermain cukup baik, tapi tetap harus saya katakan ini sangat berat." kata Marcel Leif. "Sekarang penguasaan bola masih di bawah kendali Inter Milan. Dortmund pertama-tama harus merebut kembali kontrol operan, lalu melancarkan serangan. Mereka mungkin tidak punya banyak kesempatan mencoba. Mereka harus menemukan cara membobol gawang Inter Milan dalam waktu tersingkat dan percobaan paling sedikit - ini sangat sulit!"
Menghadapi operan bolak-balik Inter Milan di lini belakang, Dortmund hampir mengerahkan seluruh pemainnya untuk pressing gila-gilaan. Melihat pergerakan seperti ini, sulit dipercaya mereka sudah bermain dengan 10 pemain selama 80 menit sejak menit ke-11 pertandingan.
Tapi ini juga yang hanya bisa dilakukan Borussia Dortmund, karena Klopp adalah pelatih yang sangat memperhatikan stamina dan kemampuan berlari. Dalam dua tahun terakhir latihan pra-musim Dortmund, latihan fisik menjadi prioritas utama. Kemampuan berlari para pemain Dortmund meningkat melalui latihan neraka, sehingga mereka bisa terus berlari tanpa lelah dari awal hingga akhir pertandingan.
Karena itu, di momen ini mereka masih memiliki tenaga tersisa untuk bertarung dengan Inter Milan di setiap sudut lapangan, merebut kepemilikan bola.
……
Gaya bermain mati-matian Dortmund meninggalkan banyak ruang kosong di belakang. Inter Milan tentu melihat ini. Jika bisa mengirim bola ke depan, mereka bisa melancarkan serangan balik mematikan untuk mengunci kemenangan.
Tapi kali ini Inter Milan tampak ragu-ragu, tidak melakukan hal tersebut.
Mereka khawatir setelah maju, orang itu akan merebut penguasaan bola dan melakukan serangan balik.
Waktu gol ketiga yang kebobolan masih segar dalam ingatan semua orang.
Inter Milan juga tidak terburu-buru, hanya melakukan operan pendek di area pertahanan sambil memancing pemain Dortmund untuk pressing, secara bertahap mendorong formasi mereka maju.
Waktu berlalu cepat dalam operan-operan ini. Sekilas, 4 menit injury time sudah tersisa 2,5 menit, tinggal 1,5 menit lagi.
Mungkin merasa waktu sudah cukup sedikit, atau yakin serangan balik ini pasti bisa mencetak gol penutup untuk mengalahkan Dortmund.
"Lagi pula, Inter Milan saat itu menghentikan permainan mengoper bola bolak-balik yang membosankan dan mulai mengirim bola ke depan."
Saat "Macan Tutul" Eto'o mengejar bola, sebenarnya hanya ada satu pemain Inter Milan di area depan, sementara yang lain masih berada di lini belakang. Ini juga dilakukan demi keamanan, agar tidak kembali terkena serangan balik dari Borussia Dortmund.
"Pokoknya kalau gol ini masuk tentu bagus, kalau tidak pun tidak masalah. Waktu yang tersisa untuk Borussia Dortmund sudah tidak banyak."
Eto'o membawa bola menyerbu area penalti Borussia Dortmund, membuat para bek Dortmund bergegas menghadangnya.
Karena hanya sendirian tanpa dukungan dan stamina Eto'o yang sudah turun drastis, akhirnya Eto'o kehilangan bola di tengah kepungan tiga bek Dortmund.
Tak lama kemudian, Mats Hummels segera mengoper bola ke Sven Bender - Zhou Yi di area depan tidak mundur bertahan, mungkin dia juga sudah kelelahan.
"Borussia Dortmund mengirim bola ke depan, tapi mereka tidak memilih tendangan panjang melainkan tetap menggunakan operan pendek... Waktu mereka sudah mepet, harus cepat!" kata He Ping dengan panik.
Setelah menerima bola, Sven Bender yang sudah tidak terlalu jauh dari Zhou Yi segera mengirimkan umpan ke depan untuk Zhou Yi.
Kali ini Inter Milan melakukan penjagaan ketat terhadap Zhou Yi. Zanetti langsung menempel, mencegah Zhou Yi berbalik sambil menguasai bola.
Zhou Yi menguasai bola sambil mencondongkan pantatnya, menjaga Zanetti tetap di belakangnya.
Zanetti ingin merebut bola, tapi tak bisa mencapainya. Jika menyentak kaki berisiko faul, memberikan kesempatan tendangan bebas ke Borussia Dortmund. Nanti bek tengah seperti Hummels dan Subotic yang ahli heading akan berduyun menyerbu ke depan pintu, tekanan itu terlalu besar...
Jadi dia tidak melakukan faul.
Zhou Yi menunggu sebentar.
Mark segera berlari mendekat.
Melihat Mark yang datang membantu, Zhou Yi mengoper bola padanya. Lalu dia berbalik dan berlari ke depan, tidak terlalu cepat, tapi Zanetti masih mengikutinya.
Mark tidak mengembalikan bola ke Zhou Yi, tapi memberikan umpan miring ke Lewandowski yang menarik diri.
Setelah Lewandowski mundur, bek tengah Inter Milan Lucio maju membayangi di belakangnya, mencegahnya berbalik dengan mudah.
Saat Lucio maju, Samuel yang awalnya di rusuk bergeser ke area tengah untuk menutup posisi - Cordoba bertahan di rusuk sisi lain menghadapi Götze.
Tapi jarak antara dia dengan bek sayap Maicon jadi melebar.
Celah ini terlihat oleh Zhou Yi.
Dia berlari cepat ke arah Lewandowski, membantu penyerang Polandia yang tak bisa berbalik itu.
Tentu saja, Zanetti masih membuntutinya.
Lewandowski melihat Zhou Yi datang, sementara dirinya tak bisa berbalik, akhirnya mengoper bola ke Zhou Yi lalu berbalik dan berlari ke dalam.
"Zhou Yi tidak mengontrol bola, malah menyambut umpan dari Lewandowski dengan mengangkat kaki kanannya! Terlihat seperti ingin melakukan kombinasi satu-dua, tapi sebenarnya ia menyapu bola menggunakan punggung kaki luar kanan yang tegang ke arah kanan!"
Bola melesat cepat menyentuh rumput, membentuk lengkungan samar tepat melewati celah antara Samuel dan Maicon, menerobos belakang lini pertahanan Inter Milan!
"Zhou Yi! Operannya kembali menembus pertahanan Inter Milan!" He Ping berseru kaget.
