Zhou Yi mengangkat tangan tinggi-tinggi, berdiri tegak. Rekan setim berhamburan mengerumuninya, memeluk erat. Ini membuatnya nyaman karena bisa bersandar pada siapa saja tanpa takut terjatuh. Dia tahu, rekan-rekannya akan menjadi sandaran terpercaya.
Tapi bagi pemain Borussia Dortmund, bukankah Zhou Yi juga sandaran terpercaya mereka?
Ketika tertinggal empat gol dan kekurangan pemain, semua hampir menyerah. Kekalahan dalam situasi seburuk ini wajar saja, takkan ada yang menyalahkan.
Menyerah adalah pilihan yang sangat logis.
Tapi menurut Zhou Yi, menyerah dalam satu pertandingan sama sekali tidak normal. Saat jeda babak pertama, dia bercerita pada rekan setim untuk memotivasi mereka agar tidak menyerah.
Kemudian dalam pertandingan, dia memimpin tim melakukan serangan balik melalui aksi nyata.
Saat para pemain menyerbu maju, dia berdiri tegak di puncak bukit, meniup terompet serangan balik. Suara terompet yang bergelora itu bergema di hati setiap orang, mendorong mereka untuk maju pantang mundur.
Tanpa mengalami situasi seperti ini dalam pertandingan, sangat sulit merasakan feel yang halus tersebut.
Inilah mengapa Zhou Yi yang masih muda dan minim pengalaman bisa menjadi pemain inti klub besar Bundesliga ini.
Alasan tak ada yang memprotes keputusan Klopp adalah karena dalam kondisi kritis hari ini, Zhou Yi berhasil membawa tim menyamakan skor!
Dengan performa luar biasa seperti ini, siapa lagi yang layak menjadi pemain inti tim selain dia?
Mereka memeluk erat Zhou Yi, menahan beban tubuhnya, menepuk bahunya, mengusap rambutnya, mengekspresikan rasa kagum dan dukungan pada pemuda ini.
……
"Luar biasa!!!" teriak seorang wanita berkulit sawo matang di depan TV dengan mata membelalak. "Mereka benar-benar berhasil menyamakan skor meski tertinggal 4 gol!"
“Sayang, jangan terlalu terkejut. Hal ini terjadi pada Zhou Yi itu sangat normal.” Tim Kiste di sampingnya merangkulnya dan menepuk lembut lengan sang istri. “Aku pernah melihat pertandingan yang lebih luar biasa...”
Senyum mengembang di wajahnya, mengingat saat anak-anak China mengalahkan La Masia yang masih hijau itu.
Jika di dunia sepak bola selalu muncul banyak keajaiban, maka Zhou Yi-lah orang yang menciptakan keajaiban itu. Baik pada Tim China maupun Borussia Dortmund.
Sekali lagi dia membuktikan kualitas cemerlang seperti berlian yang dimilikinya.
Kist merasa bangga telah menemukan seorang seperti ini untuk klubnya.
Dia juga yakin Shinji Kagawa pasti tidak akan menyesal mengikuti sarannya ke Dortmund, karena bekerja sama dengan orang sehebat ini akan membuatnya semakin berkembang...
……
Shinji Kagawa menatap lengan yang menunjuk ke langit itu, sambil bersama rekan setim lainnya memeluk pemilik lengan ini.
Dia teringat alasan sebenarnya datang ke Dortmund.
"Kagawa, saya sarankan pilih Dortmund. Bukan karena saya scout Dortmund, tapi sebagai temanmu, saya tetap akan merekomendasikan klub ini," kata Tim Kiste padanya.
"Mengapa? Apa keistimewaan Dortmund?" tanya Shinji Kagawa penasaran.
“Dibandingkan dengan klub-klub elite Eropa lainnya, Borussia Dortmund tidak memiliki keistimewaan khusus, bahkan mungkin lebih rendah. Tapi Dortmund memiliki satu orang yang spesial. Saya yakin kamu bisa bekerja sama dengan baik dengannya dan belajar banyak darinya.”
“Apakah yang Baksudmu pelatih Klopp, Kist-san?”
“Bukan.” Kist menggelengkan kepala sambil tersenyum. “Namanya Zhou Yi. Jika kamu bergabung dengan Dortmund, dia akan menjadi rekan setimmu.”
“Zhou Yi... Zhou-san? Keistimewaan apa yang dia miliki?”
“Sulit menjelaskan keunikannya dalam satu dua kalimat. Intinya dia adalah pemuda yang sangat spesial, bahkan lebih muda darimu. Nanti setelah ke Dortmund, kamu akan paham sendiri keunikan dia. Pemuda yang memancarkan aura terang dari seluruh tubuhnya. Dia bisa memengaruhi orang di sekitarnya tanpa disadari, sangat ajaib. Saya pernah menyaksikan langsung bagaimana dia mengubah sebuah tim. Prosesnya... seperti novel legenda.” Kist tersenyum tak tertahan saat mengingat masa-masa mengamati Zhou Yi.
Melihat pujian setinggi itu dari Kist, rasa penasaran Shinji Kagawa pun terbangun.
Orang seperti apa sebenarnya Zhou-san itu, sampai bisa mendapat penilaian setinggi ini dari Kist-san?
“Jadi jika kamu bisa bergabung ke Borussia Dortmund, itu akan sangat baik untukmu. Karena kamu bisa belajar banyak hal, tidak hanya aspek teknis-taktikal, tapi juga hal-hal lainnya. Aku yakin kamu akan menjadi bintang sepak bola yang membuat seluruh Eropa tergila-gila di Dortmund.”
Akhirnya, Shinji Kagawa memilih Borussia Dortmund dari sekian banyak klub Eropa yang tertarik padanya.
Sekarang ketika mengingat kembali perkataan Kist-san, dia akhirnya benar-benar memahami maksudnya.
Zhou-san benar-benar orang yang bisa memancarkan cahaya...
Dia benar-benar melihat cahaya di sekitar tubuh Zhou Yi!
Bisa menjadi rekan setim dengan orang yang luar biasa seperti ini... sungguh sesuatu yang hebat!
Sekarang dia sama sekali tidak menyesal telah memilih Borussia Dortmund dulu.
……
Setelah menyamakan skor, para pemain Borussia Dortmund merayakannya dengan gegap gempita. Mereka mengerumuni Zhou Yi sambil berteriak dan melompat-lompat, seolah pertandingan sudah berakhir.
Sebenarnya pertandingan belum selesai, tapi para pemain Inter Milan juga terkena pukulan mental yang hebat, sama sekali lupa dengan situasi ini...
Setelah gol Zhou Yi, semua pemain Inter Milan seperti terkena kutukan tertentu, menatap kosong ke arah sepak bola di dalam gawang, sama sekali tidak bisa bersuara. Meski mulut mereka sudah terbuka, tidak ada suara yang keluar.
Saat unggul 4-0 dan memiliki pemain lebih banyak dari lawan, mereka sama sekali tidak menyangka pertandingan akan berakhir seperti ini.
Bagaimana pun dipikir, ini adalah hal yang mustahil terjadi.
Kita punya pemain lebih banyak dari mereka!
Kemampuan tim kita lebih unggul dari mereka!
Kita adalah juara bertahan!
Kami masih unggul empat gol!
Mengapa akhirnya bisa berubah seperti ini?
Banyak pemain Inter Milan hanya memiliki pandangan kosong di mata mereka.
Akhirnya pandangan kosong mereka tertuju pada Zhou Yi, akhirnya menemukan fokus.
Benar, semua ini karena orang ini...
Jika bukan karena dia, kami sudah menang pertandingan ini sejak lama!
Sial!
Meski hati dipenuhi kemarahan, tapi harus diakui performanya memang luar biasa, semua orang melihatnya.
Dia... pantas mendapatkan momen ini.
Mereka tak bisa menyalahkan lawan, hanya bisa menyalahkan diri sendiri karena kurang usaha dan terlalu euforia setelah unggul empat gol. Lupa bahwa di Champions Eropa, semua lawan tidak boleh diremehkan.
Lagipula kesalahan seperti ini terus mereka ulangi musim ini - pertandingan pertama grup Champions, bukankah mereka juga ditahan imbang oleh Twente yang mereka remehkan di kandang lawan?
Baiklah, kali ini hasil ini karena meremehkan lawan.
Lain kali ketika kita bertemu lagi, tidak akan ada lagi sikap meremehkan. Inter Milan akan hadapi kalian dengan formasi terkuat, dan kami pasti akan bawa pulang tiga poin dari kandang lawan!
……
Wasit utama datang mengingatkan pemain Borussia Dortmund agar tidak berlebihan merayakan.
Sebenarnya waktu pertandingan sudah hampir habis, mungkin tinggal beberapa puluh detik.
Tapi sebagai wasit, tetap harus menjalankan tugasnya.
Meski dia sendiri juga terkejut dengan skor akhir ini.
"Sungguh tidak terduga, sejak menit ke-10 pertandingan dengan kekurangan satu pemain, Borussia Dortmund ternyata begitu gigih..."
Benar-benar membuka matanya lebar-lebar!
Dengan kekaguman terhadap pemain Borussia Dortmund, dia menggiring para pemain Dortmund kembali ke separuh lapangan mereka.
Pertandingan berlanjut.
Ketika pemain Inter Milan berdiri di posisi masing-masing untuk memulai tendangan, sebenarnya mereka sudah menyerah dalam pertandingan ini. Mereka tidak percaya bisa mencetak gol lagi dalam sisa waktu setengah menit, lebih baik simpan kemenangan untuk pertandingan berikutnya...
Karena itu pertandingan cepat berakhir. Tembakan terakhir Inter Milan dilakukan oleh Zanetti. Sang kapten tampaknya satu-satunya yang belum menyerah.
Tapi keteguhan seorang diri tidak berguna.
Saat tendangan jauhnya melenceng dari gawang, wasit utama membunyikan peluit tanda berakhirnya pertandingan.
Meskipun Borussia Dortmund menghabiskan waktu untuk merayakan, dia tidak menambahkan waktu tersebut ke injury time. Peluit akhir dibunyikan tepat di menit ke-94.
Pertandingan berakhir!
……
"Pertandingan berakhir! Pertandingan berakhir!" He Ping berteriak penuh semangat, "Pertandingan selesai! Borussia Dortmund yang bermain dengan 10 pemain berhasil menyamakan kedudukan 4-4 setelah tertinggal empat gol di kandang lawan! Sungguh luar biasa! Penonton yang menyaksikan pertandingan ini pasti sama seperti saya - sama sekali tidak mengantuk? Sungguh pertandingan yang luar biasa! Jika setiap laga Champions Eropa seperti ini, siaran tengah malam sama sekali tidak masalah!"
He Ping benar, setidaknya Zhou Jianliang dan Li Cuiyun sama sekali tidak mengantuk saat ini.
Zhou Jianliang tiba-tiba ingin minum segelas anggur. Ia merasa jika tidak minum sekarang, rasanya tidak pantas dengan perasaan gembiranya saat ini.
Tapi dia tidak sampai terlalu bersemangat sampai lupa harus minta izin istri terlebih dahulu. Matanya beralih ke Li Cuiyun sambil merengek: "Ini, terlalu bersenang hati, jadi susah tidur... Aku cuma minum satu gelas, satu gelas saja biar cepat terlelap!"
Li Cuiyun mengedipkan mata dengan ekspresi tidak suka: "Teori dari mana itu?"
"Koran bilang segelas sebelum tidur..." Zhou Jianliang terbata-bata di tengah kalimat.
Li Cuiyun berkata dengan nada merendahkan: "Yang disebut itu segelas anggur merah sebelum tidur, bukan minuman keras."
Zhou Jianliang menggaruk kepala malu-malu: "Hehe, sama-sama minuman beralkohol kok... Kadar alkohol lebih tinggi malah lebih cepat mabuk, mabuk lebih cepat ya tidur lebih cepat..."
Li Cuiyun meliriknya sambil berdiri mengambil botol anggur yang sudah dibuka dari lemari. Ia meletakkan botol beserta gelas di depannya: "Bukannya kamu tidak suka minum?"
"Ada hal-hal istimewa yang layak dirayakan dengan segelas anggur!" Zhou Jianliang dengan gembira membuka tutup botol dan langsung menuangkan gelas sampai penuh.
Kemudian dia mengangkat gelas sambil memandang istrinya: "Peribahasa apa tadi itu? Harusnya kita minum satu gelas besar!"
Usai berkata demikian, dia menenggak habis seluruh isi gelas dalam satu tegukan.
"......Selesai minum, dia mengerang kesakitan, lalu menyeka mulutnya dengan tangan, tersenyum lebar."
