Meskipun sangat luar biasa bisa menyamakan skor dalam kondisi tertinggal empat gol di kandang lawan, Borussia Dortmund tetap harus membayar konsekuensinya.
Misalnya, Weidenfeller akan terus absen di laga kandang melawan Inter Milan pada leg berikutnya.
Itu tetap akan menjadi pertarungan sengit, dan dalam pertemuan berikutnya Inter Milan mungkin tidak akan lagi meremehkan lawan, sehingga kesempatan untuk Borussia Dortmund akan jauh lebih sedikit.
Selain itu di liga, karena baru saja melewati pertandingan berat ini, Klopp melakukan rotasi pada formasi pemain utama, Zhou Yi tidak masuk dalam starting lineup.
Hampir lebih dari separuh pilar utama baik duduk di bangku cadangan maupun tribun penonton.
Akhirnya, pada pekan kesembilan liga, Borussia Dortmund ditahan imbang 1-1 oleh Hoffenheim di kandang sendiri.
Hasil ini membuat Borussia Dortmund hanya bertahan di puncak klasemen liga selama seminggu. Setelah hasil imbang, mereka mengumpulkan dua puluh dua poin. Sementara Mainz berhasil mengalahkan Bayer Leverkusen 1-0 di kandang lawan, meraih tiga poin dan total dua puluh empat poin untuk kembali ke posisi pertama.
Namun Klopp tidak terlalu memusingkan hal ini.
Peringkat kedua juga cukup baik, mengingat liga masih panjang. Di paruh musim nanti, lebih baik memperebutkan gelar juara dari posisi kedua daripada harus bangkit dari peringkat kesebelas - Bayern München sendiri setelah pekan ini berada di peringkat kesebelas.
Dari tiga tim Jerman yang berpartisipasi di Champions Eropa musim ini, hanya Borussia Dortmund yang menjaga momentum bagus baik di Champions Eropa maupun liga domestik.
Bayern München memang terus menang dalam fase grup Champions Eropa, saat ini sudah meraih tiga kemenangan beruntun dan menduduki peringkat pertama. Namun performa mereka di liga tidak begitu baik. Dalam sembilan pertandingan liga, mereka hanya meraih tiga kemenangan, tiga seri, dan tiga kekalahan... hanya mengumpulkan 12 poin.
Tim lain yang berlaga di Champions Eropa, Schalke 04, bahkan lebih memprihatinkan. Meskipun di Champions Eropa mereka meraih dua kemenangan dan satu kekalahan (peringkat kedua), di liga posisi mereka sudah terpuruk ke peringkat 16 - padahal Bundesliga hanya memiliki 18 tim, artinya mereka sudah masuk zona degradasi!
Pelatih kedua tim ini sekarang sedang berada di bawah tekanan yang sangat besar.
Sebagai perbandingan, Klopp justru sangat puas dengan kondisi Borussia Dortmund saat ini.
Di fase grup Champions Eropa: dua menang satu imbang, memuncaki klasemen grup. Di liga: tujuh menang, satu imbang, satu kalah, peringkat kedua liga. Apa lagi yang kurang?
Tiga hari lagi akan ada pertandingan yang tidak terlalu penting - Piala Jerman.
Klopp memutuskan untuk memainkan campuran pemain cadangan dan tim kedua.
Pertama, karena lawannya benar-benar lemah...
Kickers Offenbach, tim dari liga tingkat ketiga Jerman (Liga 3).
Menghadapi tim Liga 3, tidak perlu mengerahkan seluruh starting lineup.
Alasan kedua: pertandingan ke-10 Bundesliga nanti adalah duel antara peringkat kedua vs pertama, di mana Dortmund harus bertandang ke kandang Mainz yang sedang dalam kondisi luar biasa baik musim ini. Pertandingan inilah yang lebih layak mendapat perhatian khusus dari Klopp.
Pasti dia tidak mungkin membiarkan pemain inti menguras stamina dalam pertandingan melawan tim liga divisi tiga.
Alasan ketiga, Klopp sekarang tidak terlalu memberi perhatian khusus pada Piala Jerman. Dengan jadwal liga dan Champions Eropa yang padat, dia sudah kewalahan. Piala Jerman cukup dimainkan asal-asalan.
……
Di ruang virtual, Zhou Yi menemukan bahwa Kickers Offenbach telah tersedia sebagai lawan, tapi dia memilih untuk tidak bertanding dengan tim ini. Pemikirannya mirip dengan Klopp.
Di satu sisi, lawan terlalu lemah sehingga bertanding dengan mereka tidak ada artinya, tidak bisa meningkatkan kemampuan tim.
Di sisi lain, bukankah lebih baik menggunakan waktu itu untuk berlatih umpan silang daripada membuang-buang waktu?
Jadi setelah melihat ada lawan baru, dia langsung mengabaikannya dan melanjutkan latihan.
Baru dua hari sebelum pertandingan, rasa penasarannya muncul untuk melihat seberapa lemah data tim ini.
Begitu membuka daftar pemain Kickers Offenbach, dia langsung terkejut. Di antara nama-nama Bahasa Jerman yang berantakan, ada satu nama sangat sederhana: enam huruf terpisah, marga tiga huruf dan nama tiga huruf.
Pan_Sun。
Pan Sun?
Zhou Yi merasa nama ini sangat familiar. Baru kemudian ingat bahwa orang asing biasa membalik nama Tionghoa. Jadi bacaan yang benar seharusnya... Sun_Pan...
Sun Pan?
Zhou Yi mengerang, buru-buru mengklik untuk melihat lebih detail.
Saat avatar virtual Sun Pan muncul di hadapannya, nyaris rahangnya copot!
Pada saat itu, dia sangat ingin keluar dari dunia virtual, bangun dari tempat tidur, menyalakan komputer, membuka QQ dan menanyakan langsung pada Sun Pan.
Bukankah kamu berada di Tim Muda Chelsea?!
Kenapa bisa bermain untuk klub Liga 3 Jerman?
Jangan-jangan kamu punya saudara kembar yang juga berposisi kiper?
Zhou Yi menahan dorongan hatinya dan terus mengamati.
Kiper.
Tinggi dan berat badan hampir sama dengan Sun Pan yang dikenalnya, tapi data statistiknya berubah drastis hingga nyaris tak dikenali...
Meski belum memastikan, Zhou Yi 90% yakin ini bukan kasus kembar - mana ada orang tua memberi nama sama untuk anak kembar?
Tapi bagaimana mungkin Sun Pan muncul di klub Liga 3 Jerman?
Ini benar-benar membingungkan Zhou Yi.
Tapi justru karena kehadiran Sun Pan, Zhou Yi jadi tertarik untuk bertanding melawan tim ini.
Dia pun memasuki mode pertandingan.
Setelah 90 menit, Borussia Dortmund menang 3-0 atas Kickers Offenbach.
Mengingat perbedaan kemampuan kedua tim, skor ini tidak wajar.
Hanya menang 3 gol terasa terlalu sedikit.
Namun setelah bermain, Zhou Yi paham - performa Sun Pan yang luar biasa sebagai kiper berhasil menggagalkan banyak tembakan Dortmund.
Dari simulasi pertandingan ini terlihat jelas Sun Pan telah menunjukkan kemajuan signifikan.
"Sejak semua orang berpisah setelah acara realitas, dia tidak pernah melihat Sun Pan bermain sepak bola lagi. Kesan Zhou Yi tentang Sun Pan sebagai kiper masih tertinggal di masa acara realitas. Sekarang terlihat jelas perubahan besar dalam data statistik memang masuk akal, kemampuan Sun Pan benar-benar meningkat pesat."
Melihat temannya tampil begitu luar biasa, Zhou Yi juga merasa senang.
Dia berharap semua orang bisa meraih kesuksesan masing-masing di bidangnya.
……
Keesokan harinya, hal pertama yang Zhou Yi lakukan setelah bangun tidur bukanlah mandi, tapi menelepon Sun Pan.
"Zhou Yi, pagi-pagi nelpon buat apa nih?" Suara logat timur laut Sun Pan terdengar dari telepon.
"Masa di London sekarang masih gelap?" tanya Zhou Yi.
"Ah... ini, iya... masih... agak remang-remang..." Sun Pan mulai gagap.
Begitu mendengar Sun Pan gagap, Zhou Yi langsung curiga ada yang disembunyikan. Karena Sun Pan biasanya cuma gagap saat mengganggu Guo Nu dengan sengaja menirukan logatnya. Selain itu, gagapnya muncul saat dia berbohong - orang timur laut yang jujur ini ternyata tidak pandai berbohong.
"Kamu sekarang di mana?" tanya Zhou Yi langsung.
"Di London, kenapa?"
"Tidak di Jerman?"
"Jer... Jerman apa?"
Gagap lagi.
Zhou Yi memutuskan bicara blak-blakan: "Sekarang kamu benar-benar di Chelsea atau di Kickers Offenbach?"
Sun Pan di ujung telepon terdiam beberapa detik sebelum berteriak kaget: "Aduh, gimana kamu bisa tahu?!"
“Omongan kosong, lawan kami di pertandingan Piala Jerman berikutnya adalah Kickers Offenbach. Kami akan mendapatkan daftar pemain, nama kamu di situ bak kunang-kunang di tengah kegelapan, mana mungkin nggak tahu?” Zhou Yi lebih lihai ngibulin dibanding Sun Pan, perkataannya bikin Sun Pan sama sekali nggak curiga.
Tapi sebenarnya mana ada daftar pemain lawan? Kalau pun ada cuma tim pelatih yang punya, pemain biasa nggak bisa liat. Dia jelas nggak bisa kasih tahu Sun Pan kalau udah nemuin dia duluan di ruang virtual, itu terlalu aneh.
“Goblok! Nggak asik, sama sekali nggak asik!” Sun Pan ngamuk. “Gue kan mau kasih kejutan! Nanti muncul di depan lo, bikin kaget!”
“Hehe.” Zhou Yi tersenyum palsu. “Bisa gue kasih tahu dari sekarang, pertandingan ini mungkin nama gue nggak masuk daftar pemain. Jadi lo nggak bisa kasih kejutan itu langsung ke gue!”
“Wanjir! Kenapa?” Sun Pan kaget dengar penjelasan Zhou Yi.
“Lawan cuma tim Liga 3, perlu gue turun? Liga berikutnya kami lawan Mainz, itu pertarungan puncak klasemen Bundesliga. Pasti pertandingan itu lebih penting, tenaga gue disimpen buat situ.” Kata Zhou Yi penuh kesombongan.
“Bangsat!” Sun Pan kesal. Rencana kejutannya yang udah dipersiapkan lama, langsung gagal total...
“Eh, bukannya lo di Chelsea? Kok bisa ada di Jerman?”
“Dipinjamkan, sih. Musim lalu performa di tim muda sangat menakjubkan, sampai manajemen klub terkesan dan memutuskan memberikan perhatian khusus untuk melatihku, makanya aku dipinjamkan ke sini!” Sun Pan mulai membual.
Zhou Yi mengelus dahi: “Benarkah mereka menganggapmu layak dikembangkan sampai meminjamkanmu ke tim liga tingkat tiga Jerman? Bukan karena kau menghamili banyak gadis tak berdosa di London lalu kabur ke Offenbach yang terpencil ini untuk hindari tanggung jawab? Ngomong-ngomong, Offenbach itu dimana sih?”
“Bangsat, jangan menuduh sembarangan! Aku pria sejati berpostur tegap, kalau benar menghamili pasti akan bertanggung jawab!”
“Ini bukan hal yang patut dibanggakan!” Zhou Yi merasa Sun Pan salah fokus.
“Bagaimana performamu di Offenbach?” tanyanya lagi.
“Belum dapat kesempatan main…”
“Masih bilang Chelsea memperhatikanmu?” Zhou Yi geleng-geleng. “Kalau benar menghargaimu, minimal harus menjamin kuota penampilanmu dalam kontrak pinjaman!”
“Huh, aku tidak peduli. Akan kurebut peluang dengan kemampuan sendiri!”
“Teruslah membual…” Zhou Yi mengangkat mata ke atas meski hanya lewat telepon.
