Di babak kedua perpanjangan waktu, karena kram Zidan, Borussia Dortmund praktis bermain dengan 10 pemain.
Di momen-momen akhir pertandingan, Borussia Dortmund mendapatkan peluang emas.
Götze secara tak terduga mendapat kesempatan serangan balik melewati offside di area penalti!
"Götze! Kesempatan bagus! Dortmund berpeluang mencetak gol penutup melawan Kickers Offenbach!"
Komentator belum selesai bicara, Zhou Yi melihat Sun Pan seperti macan tutul yang menerkam mangsa, dengan kelincahan tak biasa untuk posturnya, menghadang Götze.
Götze jelas tidak menyangka Sun Pan bisa secepat itu melompat. Dia tertegun sebentar, lalu buru-buru melepaskan tembakan.
Bola menghantam dada Sun Pan dan mental keluar.
"SUN!!! Aaaaa!!!" Komentator menjerit histeris. "Ini... benar-benar tidak masuk akal! Saat dia menerjang, Götze jelas kaget... Tembakan terburu-buru tentu kurang akurat... Di momen paling krusial, Sun sekali lagi menyelamatkan tim! Performanya di pertandingan ini layak dapat nilai tertinggi, sempurna tanpa cacat!"
Sun Pan yang menggagalkan gol Götze langsung dikerubungi rekan setim begitu bangkit, seolah baru saja menggagalkan penalti Götze...
Seluruh Stadion Bielefelder Berg menggema menyebut satu nama.
"SUN! SUN! SUN!!"
Pemain pengganti yang sebelumnya hanya menemani dispenser air di tim, tiba-tiba menjadi bintang besar di lapangan ini!
“Sungguh luar biasa...”
Menyaksikan momen ini, Yang Muge mengetik satu kalimat di grup.
Zhou Yi tidak membalasnya. Kini dia mulai mengkhawatirkan adu penalti berikutnya.
Kiper Borussia Dortmund saat ini adalah Weidenfeller. Meski Weidenfeller kiper yang handal, Zhou Yi merasa Sun Pan mungkin lebih unggul saat ini.
Dia sangat memahami Sun Pan. Sun Pan adalah tipe kiper yang semakin bersemangat saat menghadapi pertandingan sulit dan lawan kuat. Begitu kondisinya memuncak, hampir bisa dibilang tak terkalahkan. Kita akan meragukan siapa di dunia ini yang bisa menembus gawangnya...
Kini Borussia Dortmund telah menghabiskan 120 menit dan 39 tembakan untuk sepenuhnya membangkitkan kondisi Sun Pan.
Lalu bagaimana dengan adu penalti berikutnya...
Zhou Yi bahkan tak ingin menyaksikannya lagi.
Melihat performa rekan setimnya, sepertinya mereka sendiri sudah kehilangan kepercayaan diri.
Götze yang tembakannya terakhir digagalkan Sun Pan, menyangga kepala dengan kedua tangan. Wajahnya bingung memandang Sun Pan, lalu menoleh ke bola yang telah dibersihkan, tak percaya dengan apa yang terjadi.
Pemain Borussia Dortmund lainnya juga menunjukkan ekspresi bingung yang sama, sama sekali tak mengerti mengapai hasilnya bisa seperti ini.
"Mark, Shinji Kagawa... Para pemain yang bersinar di San Siro ini, kini terlihat kerepotan di lapangan Bieberer Berg yang sederhana."
Dan tepat setelah lemparan ini keluar, wasit utama membunyikan peluit tanda berakhirnya pertandingan seratus dua puluh menit!
"Perpanjangan waktu berakhir! Skor tetap 0-0! Pertandingan akan memasuki babak paling kejam: adu penalti!" Suara komentator terdengar agak bersikap sinis namun juga menyimpan harapan tersembunyi...
Tapi saat ini Zhou Yi sudah tidak sempat memikirkan sikap komentator itu.
Saat kedua pelatih menyusun daftar penendang penalti, lensa kamera terus mengarah ke Sun Pan, close-up demi close-up.
Dalam bidikan khusus, Sun Pan duduk di lapangan dikelilingi rekan setimnya. Beberapa pemain cadangan menepuk punggungnya, memberi jempol, bahkan ada yang saling tepuk tangan merayakan.
Wajah Sun Pan sekarang dipenuhi senyum sumringang yang nyaris terkesan jumawa.
Tapi ini memang hak yang layak ia terima...
Komentator terus memperkenalkan pahlawan Kickers Offenbach ini kepada penonton, menggunakan data statistik untuk menunjukkan betapa kerennya penampilannya.
“……Dalam pertandingan ini, Borussia Dortmund total melakukan 39 tembakan, angka yang sangat mengejutkan. Bagaimana dengan Offenbach? Hanya 4 tembakan, 2 diantaranya mengarah ke gawang. Dari 39 tembakan Dortmund, 21 mengarah ke gawang, jumlah gol... nol! Semua 21 tembakan itu berhasil ditepis Sun Pan! Benar-benar tidak masuk akal! Meskipun seluruh tim Offenbach tampil luar biasa, tanpa Sun Pan mustahil mereka bisa bertahan dari gempuran Dortmund sampai saat ini... Sekarang kedua tim memasuki adu penalti, kita punya lebih banyak alasan untuk menantikan performa kiper muda ini!”
……
Kedua tim segera menyelesaikan daftar eksekutor penalti dan menyerahkannya ke kepanitiaan wasit.
Kedua belah pihak kembali mengundi koin untuk menentukan siapa yang menendang lebih dulu.
Akhirnya, Offenbach mendapat hak menendang pertama.
Weidenfeller berdiri di depan gawang, sementara Sun Pan berdiri jauh di belakang garis lapangan.
Pemain pertama Offenbach adalah penyerang mereka Kai Hesse. Dia menaruh bola, mundur beberapa langkah. Begitu peluit wasit utama berbunyi, dia mulai berlari dan menendang!
Bola meluncur ke sudut kanan atas gawang. Meski Weidenfeller membaca arah dengan benar, jaraknya terlalu jauh. Bola masuk ke jala!
“Offenbach berhasil mencetak penalti pertama! Skor sekarang 1-0!”
Sorak-sorai menggema dari tribun penonton.
"Ini adalah adu penalti. Dalam duel seperti ini, kesenjangan kemampuan tim maupun individu pemain dari kedua pihak menyempit sedemikian rupa hingga benar-benar mencapai tingkat pertarungan jarak dekat."
"Pertarungan sengit seperti bayonet ini tidak lagi bergantung pada keahlian teknis, melainkan keberanian dan kekuatan mental."
"Siapa yang takut duluan akan kalah, semakin tak gentar menghadapi maut semakin besar peluang bertahan."
"Saat ini terlihat jelas para pemain Kickers Offenbach sama sekali tidak takut mati."
"Hesse menggebrak tinjunya keras-keras sebagai bentuk perayaan, lalu berlari kembali ke lingkaran tengah. Sebagai eksekutor pertama penalti, dia harus menanggung tekanan luar biasa. Biasanya pemain dengan kemampuan terbaik dalam eksekusi penalti yang dipilih untuk tendangan pertama ini."
"Hesse telah menyelesaikan tugasnya, kini giliran Sun Pan yang tampil."
"Sementara dari sisi Borussia Dortmund, pemain pertama yang mengeksekusi penalti adalah Mats Hummels."
"Sun Pan berdiri di depan gawang dengan kedua tangan terbuka. Alih-alih diam, dia malah menggoyangkan pantatnya. Ini adalah taktik psikologis untuk memprovokasi Hummels."
"Namun Hummels tidak terpancing. Dengan tenang ia mengeksekusi ground shot ke sudut kanan bawah. Sun Pan bahkan salah menebak arah, bola pun menggelinding masuk ke gawang."
"Gol bagus!"
"Hummels sama sekali tidak mempedulikan Sun Pan yang terlihat seperti badut itu, langsung berbalik dan berlari kembali."
"Sun Pan bangkit dari tanah, meninggalkan gawang dengan diam-diam, memberikan panggung kepada Weidenfeller."
Saat dia berpapasan dengan Weidenfeller, Weidenfeller menoleh dan berkata padanya: "Jangan menggeliat seperti idiot, trik itu tidak bekerja pada kami!"
Sepanjang pertandingan, Sun Pan berkali-kali menangkis tembakan Borussia Dortmund, menyeret pertandingan ke adu penalti. Performa seperti ini seharusnya memenangkan kekaguman lawan, tapi Sun Pan bukan kiper yang hanya sekadar menangkap tembakan. Setelah menghentikan tembakan Dortmund, dia menggunakan berbagai gerakan dramatis untuk memprovokasi lawan.
Misalnya, setelah menghalau tembakan pemain Dortmund, dia akan menggoyangkan jari menunjukkan ketidakmampuan lawan, persis seperti gerakan pemain basket NBA Dikembe Mutombo setelah membatalkan tembakan lawan.
Atau ketika pemain Dortmund menembak melambung, dia akan menengadah ke langit lalu bersiul.
Orang bodoh pun tahu maksudnya.
Jadi pemain Dortmund tidak hanya kesal karena pertandingan masuk ke adu penalti, tapi juga jengkel dengan gerakan provokatif Sun Pan.
Sekarang di adu penalti, dia masih bersikap seperti ini, Weidenfeller benar-benar tidak bisa diam lagi.
Namun Sun Pan berjalan melewatinya tanpa reaksi...
Entah tidak mendengar, tidak mengerti, atau sengaja tidak merespons meski paham.
……
Di babak kedua penalti, pemain Kickers Offenbach juga berhasil mencetak gol. Weidenfeller kembali menebak arah dengan benar tapi gagal menyentuh bola.
"Dua kali berturut-turut seperti ini membuat Weidenfeller kesal. Dia memukul tanah keras sebelum bangkit."
"Selanjutnya giliran Borussia Dortmund yang mengeksekusi penalti."
"Sun Pan terus menari goyang pantat di garis gawang."
"Pemain kedua yang menendang penalti adalah Shinji Kagawa. Dia juga tidak terpengaruh oleh Sun Pan, tendangannya langsung kena."
"Sun Pan kembali salah menebak arah."
"Setelah dua babak adu penalti, kedua tim sama-sama mencetak gol dengan skor 2-2."
""Pemain Borussia Dortmund tampil cukup baik dalam adu penalti, seolah tidak terpengaruh sebelumnya. Sedangkan performa ajaib Sun seolah lenyap, dua penalti berturut-turut dia bahkan salah menebak arah..." kata komentator."
……
"Babak ketiga penalti, bek Kickers Offenbach Teixeira maju mengeksekusi. Kali ini Weidenfeller salah tebak arah - dia menyambar ke kanan, tapi bola Teixeira justru mengarah ke area tengah!"
""Bagus! Kickers Offenbach sekarang unggul 3-2!""
"Di sisi Borussia Dortmund, pemain ketiga yang maju adalah Götze."
"Saat dia menempatkan bola dan mundur, melihat ke atas, Sun Pan tidak berdiri di garis gawang sambil bergoyang, melainkan...posisinya agak miring."
"Pada dasarnya kiper biasanya berdiri di titik tengah gawang saat menghadapi penalti, sehingga jarak untuk menyambar ke kedua sisi sama."
"Tapi tidak semua kiper menerapkan prinsip posisi seperti ini, beberapa lebih suka berdiri agak menyamping."
Sebenarnya ini bukan masalah besar, tapi yang membuat Götze naik pitam adalah... Sun Pan berdiri agak ke kiri, lalu menunjuk ke kanan dengan tangan, seolah menyuruh Götze untuk menembak ke sana!
Ini jelas-jelas provokasi yang keterlaluan!
Membuka sebagian besar area, lalu menyuruh penyerang untuk menembak ke ruang kosong yang luas... Bukankah ini merendahkan?
Götze langsung meledak amarahnya.
Tapi dia belum sepenuhnya kehilangan kendali.
Matanya menatap tajam tangan kanan Sun Pan yang masih menunjuk.
Apa maksud semua ini sangat jelas baginya, jadi apakah ini permainan psikologis untuknya?
Sengaja membuka sisi kanan agar terlihat seperti ruang kosong lebih luas, lebih mudah ditembak. Karena seolah kiper sengaja menjebak di kanan, memancing penyerang untuk sengaja menembak kanan lalu menyambar ke sana – terdengar logis.
Ini jebakan yang sangat dasar.
Lalu menambahkan lapisan kamuflase di atas jebakan itu, kiper berpura-pura ingin penyerang menembak kanan padahal dia siap menyambar kiri. Karena penyerang akan berpikir – saat lawan dengan santai membuka area kanan, pasti ada muslihat! Pasti ada jebakan! Lawan pasti bersiap menyambar ke kanan. Di saat seperti ini harus mengambil kebalikannya, menembak kiri, tapi kiper justru sudah menunggu di kiri!
Ini sebenarnya permainan psikologis antara kiper dan penyerang.
Pertarungan kecerdasan dan keberanian.
Karena Götze sudah tahu apa yang Sun Pan rencanakan, maka dia tahu harus menembak ke mana.
"Bukankah kamu berpura-pura ingin menyuruhku menembak ke kanan?"
Baiklah, kalau begitu tembak ke kanan!
Lalu dia mengambil ancang-ancang, mengayunkan kaki, punggung kaki yang tegang menghantam bola sepak, bola melesat ke sisi kanan gawang!
Hampir bersamaan dengan tembakannya, Sun Pan yang awalnya berdiri di sebelah kiri tiba-tiba melangkah cepat ke kanan, lalu melompat ke udara!
Dia juga menerjang ke arah kanan!
Seperti elang yang terbang tinggi melihat mangsa, dia menyambar dengan kecepatan luar biasa ke arah mangsa di tanah.
Sun Pan melakukan hal serupa, hanya saja dia terbang dari tanah ke udara!
Tangan kirinya terbentang di udara seperti cakar elang, menghantam bola!
"Prak!" Jarinya menyentuh bola yang ditendang Götze ke sudut kanan atas gawang!
Bola berubah arah dan keluar dari gawang!
"Dia berhasil menepis!!!" teriak komentator.
