Guo Nu mungkin tidak bisa membalas perkataan Zhou Yi karena kurangnya keyakinan, lagipula dia sendiri tidak bisa turun bermain.
Tapi pemain lain Inter Milan tentu tidak akan diam ketika berhadapan dengan Zhou Yi.
Gelandang utama tim Wesley Sneijder menyampaikan pandangannya tentang pertandingan ini.
"Pertandingan sebelumnya memang mengejutkan, kami tidak menyangka hasilnya akan seperti itu. Tapi ini menjadi peringatan bagi kami untuk tidak meremehkan lawan. Borussia Dortmund adalah tim yang berkualitas, kami akan berusaha sekuat tenaga."
Perkataan Sneijder terdengar cukup sopan.
Bek tengah Lúcio justru berbicara lebih kasar: "Westfalen? Sudah beberapa kali kesana, tidak ada yang spesial. Keuntungan bermain di kandang sendiri tidak sebesar yang mereka bayangkan. Asal kami tidak meremehkan mereka, pasti bisa mengalahkan mereka!"
Lúcio yang sebelumnya bermain untuk Bayer Leverkusen dan Bayern München selama bertahun-tahun sangat familiar dengan Borussia Dortmund. Sikapnya terhadap klub ini pun tidak akan baik, mengingat selama berkarier di Bundesliga dulu, Borussia Dortmund selalu menjadi musuh bebuyutannya. Wajar jika bahasanya tidak santun.
“Perang mulut antara kedua tim sudah dimulai sebelum pertandingan. Yang mengejutkan, kali ini Zhou Yi-lah yang memulai perang mulut tersebut...”
……
Di tengah perang kata-kata, Inter Milan tiba di Westfalenstadion, markas Borussia Dortmund.
Saat pemanasan sebelum pertandingan, Lúcio mendengar siulan ejekan dari tribun. Tapi dia sudah terbiasa dan tidak terpengaruh.
Bukan pertama kalinya dia datang ke stadion ini sebagai lawan.
Yang penting adalah tampil maksimal dalam pertandingan.
Setiap pemain Inter Milan yakin: selama tidak meremehkan lawan, meski bermain di kandang lawan, mereka tetap bisa menang.
Mereka telah mempersiapkan diri dengan matang. Apa mungkin siulan penonton bisa menggoyahkan konsentrasi mereka?
Tapi ketika kebobolan di menit ke-18, mereka semua bingung——Apa yang terjadi?
“Woooow! Sven Bender! Ini gol pertamanya di Liga Champions musim ini! Bender bukan penyerang ulung, tapi dengan peluang sebaik ini, mustahil untuk tidak mencetak gol!” teriak Marcel Leif. “Borussia Dortmund unggul 1-0!”
Peluang emas ini diciptakan Zhou Yi. Setelah mengalihkan perhatian bek Inter Milan bersama rekan setimnya, dia tiba-tiba mengoper ke Sven Bender yang menyelinap ke depan. Saat menerima bola di garis area penalti, Bender sama sekali tidak dijaga! Seperti kata Marcel Leif——mustahil gagal dalam situasi seperti ini!
Jadi Sven Bender tanpa ragu melepaskan tembakan rendah, bola menggelinding di atas rumput melewati jari-jari Julio Cesar dan masuk ke gawang...
Westfalenstadion berguncang seolah gempa bumi yang hanya terjadi di tempat ini!
Berbeda kontras dengan pemain Borussia Dortmund yang gembira, ekspresi terkejut terpampang di wajah pemain Inter Milan.
Mereka tak menyangka timnya sudah kebobolan di menit ke-18 pertandingan...
Bukankah sudah disepakati, setelah tidak meremehkan lawan kita tak akan kalah dari mereka?
……
Di babak pertama, Borussia Dortmund unggul 1-0 atas Inter Milan di kandang sendiri.
Inter Milan sempat mencoba menyerang balik, namun gagap menghadapi pertahanan yang terdiri dari Hummels, Subotic, Piszczek dan Schmelzer, apalagi mengancam kiper pengganti Weidenfeller, Mitchell Langerak.
Hingga babak pertama berakhir, mereka gagal mencetak gol dan harus kembali ke ruang ganti dengan penuh kekecewaan.
Lima belas menit kemudian, kedua tim bertukar sisi lapangan.
Performa Inter Milan di babak kedua juga tak menunjukkan perubahan berarti.
Serangan mereka terkesan tidak terkoordinasi, lebih mengandalkan pola sederhana dan kemampuan individu.
“……Inter Milan kali ini tampaknya mengalami penurunan kemampuan menangani kesulitan ketika menghadapi masalah. Musim lalu yang sangat mengesankan adalah saat mereka bermain di kandang Barcelona, kehilangan satu pemain di awal pertandingan, namun akhirnya bersatu padu menghalangi serangan Barcelona dan berhasil mengeliminasi lawan untuk lolos ke final Champions Eropa. Inter Milan saat itu seolah sama sekali tidak takut dengan keadaan darurat apapun. Tapi sekarang... Sedikit saja menghadapi kesulitan, Inter Milan langsung terlihat bingung cara bermain...”
Marcel Leif berkomentar.
Ucapannya tepat mengenai sasaran masalah Inter Milan.
Pada dasarnya, akar masalahnya adalah kurangnya keinginan untuk menang dan motivasi untuk bangkit di tengah tekanan. Ini semua berasal dari kesuksesan besar mereka musim lalu. Tentu saja, tidak adanya pelatih dengan karisma yang bisa membuat pemain bersedia berjuang mati-matian untuk pelatih seperti Benitez juga menjadi faktor penting.
Namun mungkin Inter Milan sendiri tidak menyadari masalah ini. Para pemain masih menganggap diri mereka sebagai juara bertahan yang kuat, kandidat kuat juara Champions Eropa musim ini.
Marcel Leif teringat perkataan Zhou Yi sebelum pertandingan, bahwa Inter Milan akan terlibat dalam pertarungan sengit di kandang Borussia Dortmund.
Sekarang terbukti benar.
Inter Milan benar-benar telah terjebak dalam pertarungan sengit!
Dan sepertinya Zhou Yi lebih dulu menyadari kebenaran di balik tampilan kuat Inter Milan yang sebenarnya rapuh...
Ada yang mengira ucapan Zhou Yi sebelum pertandingan adalah permainan psikologis, tapi sekarang terlihat dia hanya mengatakan kebenaran. Sayangnya kebenaran sulit diterima, tak ada yang percaya...
Menit ke-53, Benitez pertama kali melakukan penyesuaian. Dia menggantikan Montolivo dengan gelandang muda asal Nigeria, Obiọla Nwankwo.
Namun pergantian ini dipertanyakan komentator Italia: "Dalam kondisi tertinggal, pergantian pemain oleh Inter memang perlu. Tapi penyesuaian Benitez ini benar-benar tidak bisa dipahami... Mengganti gelandang bertahan dengan gelandang bertahan lain, apa maksudnya?"
Bukan hanya komentator yang bingung, Montolivo yang diganti pun tampak kebingungan.
Usai turun, Montolivo bahkan tidak berjabat tangan dengan Benitez, langsung berjalan ke bangku cadangan lalu duduk dengan wajah kesal.
Sebenarnya Nwankwo mungkin juga tidak mengapa pelatih menukarnya masuk, meski diperintahkan untuk menjaga Zhou Yi.
Tapi ini tidak menyelesaikan masalah tim yang tertinggal satu gol.
Apalagi... Zhou Yi bukanlah pemain yang bisa dijaga oleh pemain muda sepertinya.
Area pergerakannya sangat luas, sampai Nwankwo bingung apakah harus mengikutinya terus.
Menit ke-61, tepat sepuluh menit setelah penyesuaian pergantian pemain Benitez. Zhou Yi berlari ke sayap dan menginisiasi serangan, ia mengoper bola ke Götze yang kemudian melakukan umpan silang. Di area tengah, Mark dengan lincah menyelinap di antara Lucio dan Samuel, merebut posisi lalu menyundul bola ke gawang!
“2:0!! Markus Wagner!! Gol keempatnya di Champions Eropa musim ini! Borussia Dortmund unggul 2-0 atas Inter Milan di kandang sendiri!”
……
“Wah, ucapan Zhou Yi memang benar, Inter Milan ini benar-benar 'macan kertas'...” sambil melihat para pemain Dortmund berpelukan merayakan gol, Yang Muge mengetik di grup.
“Gile, gue sama sekali nggak nyangka Inter Milan bisa selemah ini!” Sun Pan juga terkejut.
“Wajar setelah juara, motivasi turun. Ditambah berbagai konflik internal,” kata He Ying.
Guo Nu diam seribu bahasa. Pertandingan ini juga ia tonton melalui siaran TV di apartemennya. Saat ini ia tak ingin bicara, tak tahu harus berkata apa.
Hasil ini benar-benar di luar perkiraannya. Diam-diam di grup ia sudah lama mendukung Inter Milan, tapi sekarang sepertinya sama sekali tak berpengaruh...
Benarkah Inter Milan ini... macan kertas?
……
Komentator Italia menyalahkan Benitez: "Saya tahu mengapa orang Spanyol itu memasukkan Nwankwo. Sederhana, karena Nwankwo adalah 'anak didik' yang dia pindahkan dari tim muda ke tim utama untuk dikembangkan. Tapi sayang, penampilan pemain muda Nigeria ini tidak membanggakan Benitez! Gol ini terjadi karena dia tidak menjaga Zhou Yi dengan ketat!"
Nwankwo yang malang akhirnya menjadi korban perpecahan internal dalam tim...
Setelah Dortmund mencetak gol kedua, Benitez kembali melakukan pergantian pemain - mengganti penyerang Biabiany dengan gelandang kreatif Coutinho. Masih berfokus pada penguatan kontrol lini tengah.
Jelas, Benitez menganggap meski memiliki pemain tangguh seperti Sneijder dan Zanetti di lini tengah, Inter Milan tetap tidak bisa merebut kendali permainan dari Dortmund...
Dia tidak puas dengan situasi ini.
Di menit ke-71, dia kembali mengganti pemain - kali ini mengganti penyerang Pandev dengan penyerang lain Milito.
Terus memperkuat serangan.
Kali ini Klopp tidak menarik Zhou Yi keluar. Dia memilih mempertahankan Zhou Yi di lapangan karena kehadirannya menjamin stabilitas kontrol lini tengah Dortmund.
Pengalaman beberapa pertandingan sebelumnya membuktikan kepada Klopp bahwa begitu Zhou Yi ditarik keluar lebih awal, kemampuan kontrol Dortmund langsung merosot tajam.
"Jadi dalam laga melawan Mainz, Klopp tidak menurunkan Zhou Yi ke bangku cadangan saat lawan mulai menyerang balik, malah tetap mempertahankannya di lapangan."
"Hasilnya, Borussia Dortmund menang mudah 2-0 di kandang lawan atas Mainz, meraih posisi puncak klasemen liga."
"Dalam kondisi seperti sekarang, Klopp tentu semakin tak mungkin mengganti Zhou Yi."
"Zhou Yi juga tahu cara bermain. Setelah unggul dua gol, demi menghemat stamina sampai pertandingan usai, ia jarang maju ke depan. Dari posisi gelandang bertahan, ia mengatur serangan dengan umpan panjang dan mengontrol ritme permainan lewat operan jarak pendek hingga menengah."
"Dengan menyempitnya area pergerakannya, stamina pun otomatis terkhemat. Sebagai gelandang bertahan, bek lawan juga sulit maju menekannya sehingga ia tak perlu berlari jauh untuk melepaskan diri dari pressing..."
