Zhou Yi menggunakan metode penguasaan bola sebagai pertahanan, memaksa Australia menghentikan serangan gencar mereka, membuat kedua tim saling mengitari dalam pertandingan.
Namun secara keseluruhan, Australia masih memiliki keunggulan tertentu. Dari segi kemampuan tim, tentu mereka lebih kuat dibanding Tim China.
Wajar jika Australia bisa mencapai semifinal, sementara kehadiran Tim China di semifinal membuat banyak orang terkejut.
Babak pertama berakhir dalam situasi saling mengitari dan kebuntuan ini.
Australia gagal menambah gol, Tim China juga tidak berhasil menyamakan skor. Tentu banyak yang menganggap Tim China sudah beruntung tidak kebobolan lagi, apalagi berharap menyamakan skor.
Dari performa kedua tim di babak pertama, memang terlihat demikian.
Tapi Zhou Yi tidak sepakat. Menurutnya gagal menyamakan skor di babak pertama cukup disayangkan.
Harus segera mencetak gol di babak kedua...
……
Selama jeda babak pertama, Gao Hongbo memuji performa tim, terutama setelah kebobolan gol. Semua pemain tetap tenang dan terkendali.
Untuk serangan di babak kedua, dia memberikan instruksi agar para pemain bermain lebih sederhana.
Karena pemain Australia memiliki keunggulan fisik, jika bermain terlalu rumit, mudah dijegal lawan. Begitu terjadi kontak fisik, pemain Tim China hampir pasti kalah. Hal ini sudah terlihat jelas di babak pertama. Bahkan saat pemain China kalah dalam duel fisik, wasit utama belum tentu memberi pelanggaran pada pemain Australia karena ini dianggap sebagai...Benturan Wajar!
Menghadapi kondisi ini, Gao Hongbo memberikan instruksi saat jeda babak pertama: kurangi durasi penguasaan bola per pemain, perbanyak operan dan pergerakan posisi alih-alih mengandalkan kontrol bola, sehingga meminimalkan kesempatan pemain Australia melakukan pressing.
Dibandingkan pemain Australia, pemain Tim China kurang unggul secara fisik namun relatif lebih lincah. Inilah yang harus dimanfaatkan.
Dia meminta pemain berlari lebih cepat dan agresif dari biasanya, dengan operan yang lebih cepat dan akurat, terutama di depan Zona 30 Meter lawan. Sebab jika terjebak dalam situasi bertahan, keunggulan fisik Australia akan mendominasi.
Dalam taktik ini, Zhou Yi menjadi tokoh inti.
Segalanya bergantung pada performa Zhou Yi.
Di babak pertama, Zhou Yi terus berlari tanpa henti. Pergerakannya yang gila-gilaan membuat aliran operan Tim China sangat lancar. Gao Hongbo jelas berharap Zhou Yi mempertahankan performa ini di babak kedua, menggerakkan serangan mematikan Tim China melalui mobilitasnya.
Zhou Yi tidak keberatan, sebagai pemain inti harus memiliki kesadaran sebagai inti, pada saat seperti ini tentu dia harus maju memikul tanggung jawab.
……
Kedua tim bertukar sisi dan melanjutkan pertandingan di babak kedua.
Pertandingan baru saja dimulai, Australia langsung melancarkan serangan gencar ke Gawang Tim China. Taktik mereka jauh lebih sederhana dan brutal dibanding babak pertama, fokus pada serangan sayap kiri-kanan lalu melakukan umpan silang.
Mengandalkan keunggulan fisik dan tinggi badan untuk menggempur Gawang Tim China.
Australia juga melakukan penyesuaian selama jeda babak pertama. Di babak awal, mereka sempat mencoba bermain lebih teknis, namun kombinasi umpan Tim China ternyata lebih baik dari perkiraan mereka, membuat Australia kesulitan menembus.
Maka saat jeda babak pertama, Australia melakukan perubahan taktik: tidak lagi bermain teknis dengan Tim China, tetapi menggunakan keunggulan maksimal mereka untuk menghancurkan pertahanan China.
Meski persentase keberhasilan setiap serangan relatif rendah, cara ini mudah meningkatkan jumlah serangan. Dengan kuantitas yang meningkat, peluang mencetak gol otomatis bertambah.
Apalagi... menggunakan kelebihan sendiri untuk menyerang kelemahan lawan, belum tentu persentase keberhasilannya rendah.
Ini adalah strategi Australia selama jeda babak pertama, namun ketika babak kedua dimulai, mereka perlahan menyadari kondisi aktual tidak sesuai dengan skenario yang direncanakan saat istirahat...
Mengapa?
Karena umpan silang dari sayap kemudian sundulan kepala tidak selalu berhasil menyentuh bola, atau mengarahkan bola tepat ke gawang. Seringkali bola justru disundul keluar oleh bek China, atau dipukul keluar oleh kiper yang maju menghalau.
Maka dengan begini, sepak bola akan terbang ke arah yang berlawanan dengan gawang...
Pada saat ini, mengontrol titik jatuh kedua menjadi sangat penting.
Tapi Australia tidak bisa mengontrol titik jatuh kedua...
Titik jatuh kedua hampir seluruhnya direbut oleh Tim China, atau lebih tepatnya direbut oleh Zhou Yi.
Dengan tinggi badan 178 cm dan tubuh kurus Zhou Yi, sangat sulit baginya untuk berebut heading di area penalti melawan orang itu. Tembakan headingnya dalam serangan lebih banyak memanfaatkan celah, berbeda dengan situasi bertahan.
Tapi ini tidak berarti dia tidak berguna dalam pertahanan.
Dia bisa fokus pada pengontrolan titik jatuh kedua sepak bola.
Baik dalam pertahanan maupun serangan, titik jatuh kedua sangat penting seperti rebound dalam basket. Siapa yang mengontrol titik jatuh kedua bisa sangat mengubah situasi. Tim bertahan yang mengontrol titik jatuh kedua akan meningkatkan persentase keberhasilan pertahanan, sedangkan tim penyerang yang mengontrolnya bisa membentuk serangan kedua yang secara tidak langsung meningkatkan persentase keberhasilan serangan.
Zhou Yi cukup berpengalaman dalam mengontrol titik jatuh kedua, karena dia memiliki pengalaman ratusan bahkan ribuan pertandingan di dunia virtual.
Setelah mendapatkan titik jatuh kedua, apa yang harus dilakukan?
Tentu saja langsung melancarkan serangan.
Sekarang dia sudah memiliki umpan silang yang akurat. Untuk memulai serangan langsung dari lini belakang tidak perlu lagi melalui serangkaian operan dari belakang ke depan, cukup dengan satu tendangan!
Bahkan tidak perlu mengamati lagi, karena semuanya sudah ada di otaknya...
Pada menit ke-55, Australia kembali melakukan umpan silang dari sayap. Kali ini bola berhasil dihalau oleh Kapten Tim China, bek tengah Du Wei.
"Kebetulan" bola jatuh kembali ke kaki Zhou Yi.
Zhou Yi menghentikan bola dengan kakinya, berbalik menunggu bola menyentuh tanah dan memantul, lalu menendang bola dengan keras!
Umpan panjang!
Sebelum pemain Australia sempat bereaksi, bola sudah melayang ke area depan!
Di sana, selain tiga bek mereka, ada juga penyerang Tim China - Gao Lin!
……
"Umpan bagus, umpan panjang indah dari Zhou Yi! Gao Lin!!" teriak komentator Liu Hong dengan semangat.
Teriakan ini membangkitkan semangat suporter China yang sebelumnya frustasi melihat tekanan Australia.
Bola masih melayang di udara, namun semua mata tertuju pada pergerakan pemain di lapangan.
Gao Lin menarik diri ke sayap untuk menyambut bola, sementara seorang pemain Australia sudah mendekat untuk menghalanginya.
Tapi Gao Lin tidak sendirian, Hao Junmin yang bermain untuk Schalke 04 sedang berlari kencang untuk memberikan dukungan. Meski jarang bermain di Schalke 04, latihan rutin bersama telah meningkatkan instingnya dalam membaca permainan.
Terutama di Schalke 04 dimana dia sering menyaksikan permainan Zhou Yi, sehingga dia sangat memahami pola pikir sepak bola Zhou Yi.
Dalam situasi seperti ini, jika hanya mengandalkan Gao Lin di depan, serangan balik akan berakhir di situ. Harus ada yang maju untuk mendukung.
Gao Lin menerima umpan Zhou Yi dengan stabil, saat itu pemain Australia juga menghalanginya di depan, mencegahnya membawa bola maju.
Setelah itu, Gao Lin melihat Hao Junmin.
Dia mengoper bola ke samping.
Kemudian dirinya sendiri berlari tanpa bola ke depan, membawa serta pemain Australia yang bertahan mengikutinya.
Setelah membawa bola dua langkah, Hao Junmin langsung dihadang blokade pemain Australia.
Tiba-tiba, pandangan sampingnya menangkap sosok berbaju putih Tim China. Meski belum jelas siapa, dia harus segera mengoper. Hao Junmin melakukan sliding tackle untuk mengirimkan bola.
Usai mengoper, barulah ia terkejut: orang yang datang itu... Zhou Yi!
Bukankah tadi dia masih di depan area penalti kita? Kapan larinya? Stamina dan kecepatannya... apa tidak masalah?
"Zhou Yi! Dia maju!" Komentator Liu Hong bersemangat.
Saat Hao Junmin masih terpana, Zhou Yi sudah mengoper bola.
Sebuah umpan terobosan, bola menggelinding ke arah pergerakan Gao Lin yang tanpa bola!
Tapi diarahkan ke sisi berlawanan dari lintasan lari Gao Lin...
Salah oper?
Tidak!
Gao Lin tiba-tiba berbalik dan berlari ke arah berlawanan, melepaskan penjagaan pemain Australia, sekaligus menerima umpan Zhou Yi, lalu menerobos area penalti!
Kini tidak ada yang menjaganya!
Saat ini, semua pandangan tertuju pada Gao Lin. Sebagai penyerang, kemampuan menembaknya tidak terlalu diandalkan. Banyak orang bahkan merasa cemas ketika melihat Gao Lin mendapatkan peluang ini - Bagaimana jika dia menendang bola melambung lagi?
Tapi Zhou Yi tidak berpikir demikian. Dia tahu bahwa untuk seorang penyerang andal, teknik memang penting, namun kepercayaan diri lebih penting lagi. Dia telah melihat buktinya pada Mark, bagaimana peningkatan kepercayaan diri bisa mengubah seseorang secara signifikan...
Jadi dia sangat yakin, Gao Lin sekarang bukanlah Gao Lin yang sama sebelum Piala Asia.
Karena dia adalah top skor Tim China, sekaligus salah satu top skor Piala Asia edisi ini.
Gol berturut-turut telah meningkatkan kepercayaan dirinya secara drastis!
Sekarang, dengan kepercayaan diri yang menggebu, bagaimana mungkin dia gagal memanfaatkan peluang mudah ini?
Dia melihat Gao Lin yang telah masuk ke kotak penalti, menghadapi kiper Australia Schwarzer yang keluar, mengayunkan kaki kanannya, dan menendang Grounder yang melesat cepat menyusur rumput!
Pilihan yang sangat tepat!
Karena kiper lebih sulit menghadapi grounder dibanding bola setengah tinggi...
Benar saja, Schwarzer yang sedang keluar bahkan tak sempat menggunakan tangannya, hanya bisa mencoba menghalangi dengan kaki - tapi gagal!
Gol... tercetak!
“Gao Lin! Gol bagus! Dia menyamakan skor untuk Tim China! Dalam kondisi yang sangat sulit, Tim China berhasil menarik Australia kembali ke garis start yang sama!” Liu Hong kali ini tidak berteriak "masuk" berkali-kali, tapi mungkin ini justru lebih menunjukkan kegembiraannya - dia begitu gembira sampai lupa dengan gaya komentatornya yang biasanya kaku...
Saat bola menggelinding masuk ke gawang, bukan hanya Liu Hong yang bersemangat. Di tribun penonton, warna merah bergelombang dengan cepat, teriakan mereka mengguncang langit!
Di depan televisi, lebih banyak lagi tangan yang teracung tinggi.
“Hidup Tim China!!”
Di waktu dini hari, sorak-sorai seperti ini terdengar dari berbagai tempat, melayang di udara malam, membangunkan banyak orang yang tak terhitung...
