Setelah melihat bola masuk gawang, Gao Lin tanpa ragu langsung berbalik dan berlari ke Zhou Yi lalu memeluknya. Dia harus berterima kasih pada "adik kelas" yang lima tahun lebih muda ini, karena kedatangannya telah mengubah hidupnya.
Sebenarnya meski berposisi sebagai penyerang, Gao Lin tidak terlalu menonjol dalam hal mencetak gol. Angka-angka membuktikan semuanya - klub pertamanya adalah Shanghai Shenhua, di tim ini dia bertahan selama lima musim, tampil 67 pertandingan, hanya mencetak 12 gol.
Bahkan gol pertamanya di CSL untuk tim ini baru tercetus setelah satu tahun bermain di liga...
Meski saat pindah ke Guangzhou Evergrande, dia menjadi top skor dengan 20 gol di Liga Jia. Tapi level Liga Jia tidak tinggi, sebagai pemain timnas, banyaknya gol Gao Lin tidak bisa membuktikan teknik menembaknya bagus.
Perlu diketahui bahwa di CSL, dia tidak pernah mencetak gol mencapai dua digit dalam satu musim...
Di timnas, meskipun dia sudah masuk skuat sejak 2005 dan mewakili negara. Namun gol pertamanya di pertandingan internasional level A baru tercapai pada 2009.
Hingga akhir tahun lalu, dia telah tampil 41 kali untuk timnas dengan hanya 8 gol.
Sebagai perbandingan, kompetitor Gao Lin di lini depan timnas Yang Xu yang baru pertama kali masuk timnas pada 2009, hingga akhir tahun lalu hanya bermain 8 pertandingan dengan 3 gol.
41 pertandingan dengan 8 gol, rata-rata lebih dari 5 pertandingan per gol.
8 pertandingan dengan 3 gol, rata-rata 2.5 pertandingan per gol.
Siapa yang lebih efisien?
Tapi Gao Lin tetap mendapat lebih banyak kesempatan bermain di Pasukan Gao, mengapa?
Karena peran Gao Lin tidak terletak pada gol, tapi pada dukungannya terhadap sistem serangan tim.
Sebagai striker tengah, Gao Lin bisa aktif menarik diri ke sayap sebagai winger. Meski tembakannya biasa, tapi memiliki kesadaran dan kemampuan operan yang bagus sehingga bisa memberi umpan ke rekan setim.
Dalam Pasukan Gao yang sangat menekankan kombinasi umpan cepat di zona 30 meter depan, sebenarnya tidak terlalu membutuhkan gol dari Gao Lin.
Tapi sebagai penyerang, siapa yang tidak ingin mencetak gol?
Pemain yang bukan penyerang pun menyukai gol, apalagi striker utama.
Selain itu, Gao Lin selalu dikritik karena kemampuan mencetak golnya. Tentu dia ingin membungkam kritik dengan aksi nyata.
Hingga Piala Asia kali ini...
Dengan bantuan Zhou Yi, dia sekarang sudah mencetak... lima gol!
Sementara melampaui Koo Ja-Cheol, menjadi pencetak gol terbanyak di klasemen sementara.
Gao Lin yang berlari kembali langsung memeluk Zhou Yi.
Pemain-pemain China lainnya juga berdatangan dari segala penjuru, mengerumuni keduanya.
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, Tim China yang baru saja menyamakan skor ini memiliki moral tinggi. Di bawah dorongan Zhou Yi, mereka melancarkan serangan gencar ke gawang Australia.
Beberapa kali serangan mereka benar-benar membuat keringat dingin para suporter Australia.
Gaya bermain cepat dan lincah Tim China memang sulit dihadapi pemain Australia, terutama setelah adanya koordinasi dari "pusat serangan" Zhou Yi.
Jika Zhou Yi diibaratkan sebagai CPU Tim China, maka kecepatan pemrosesan "prosesor" ini sungguh luar biasa!
Dalam lingkungan lapangan yang kompleks, dia hampir tidak perlu mengamati atau berpikir. Begitu menerima bola, langsung mengoper, lalu berlari ke posisi berikutnya untuk menerima dan mengoper lagi.
Jika pihak yang berniat jahat merekam dan menganalisis pergerakannya sepanjang pertandingan, mereka pasti akan terkejut melihat setiap langkah Zhou Yi dipilih dengan presisi, hampir tanpa pemborosan jarak maupun timing!
Tentu saja, pemain Australia saat ini belum menyadarinya. Mereka hanya bisa merasakan secara insting berdasarkan pengalaman bertanding bahwa Zhou Yi ini bukan pemain biasa.
Tentu hebat, kalau tidak bagaimana mungkin di usia 19 tahun sudah menjadi pemain inti Borussia Dortmund?
Pada periode ini, Australia hanya bisa menarik seluruh lini dan bertahan sepenuhnya untuk menghadapi serangan Tim China.
Sementara para suporter Tim China terlihat sangat antusias, komentator Liu Hong terus-terusan berteriak histeris, seolah mengalami orgasme.
Gao Hongbo di pinggir lapangan juga berdiri di sana sepanjang pertandingan, matanya tak lepas mengikuti lapangan. Tubuhnya bergoyang mengikuti setiap operan tim, gerakan-gerakan ini mengungkapkan emosi dalam hatinya - kadang semangat, kadang kesal, kadang kecewa, kadang penuh harapan...
Ia sepenuhnya larut dalam permainan, terlihat seperti aktor yang sangat menghayati perannya.
Gao Hongbo memang benar-benar larut dalam permainan.
Meski selama latihan ia terus menekankan pentingnya operan cepat di sekitar area penalti lawan, namun apapun hasil latihan tim, begitu masuk pertandingan persentase keberhasilan pasti turun dengan tingkat yang bervariasi tergantung kekuatan pertahanan lawan.
Ia merasa pemain Tim China masih jauh dari performa ideal yang ia bayangkan.
Tapi tak disangka...dalam 8 menit ini ia justru menyaksikan sepak bola impiannya, yang sangat indah hingga tak terlukiskan!
Kombinasi operan cepat dan pergerakan posisi yang gemilang itu bagai ombak pasang, terus-menerus menghantam pertahanan Australia hingga mereka tercerai-berai!
"Saat ini...hanya perlu satu gol...maka sempurnalah semuanya..."
Gao Hongbo bergumam pelan.
Tapi gol yang dinantikan tak kunjung datang.
Gaya bermain intensitas tinggi dan ritme cepat seperti ini sangat menuntut stamina dan chemistry tim yang baik. Meski permainan mereka bagus selama ini, itu tidak bisa bertahan lama.
Tim China hanya mengepung area penalti Australia kurang dari sepuluh menit, akhirnya terpaksa memperlambat ritme dan mundur untuk terus berjibaku dengan Australia.
Di satu sisi, stamina Zhou Yi tidak mungkin terus berada dalam kondisi prima. Pergerakan posisi dan operan tanpa hentinya sangat menguras tenaga, apalagi saat menyerang yang sering membutuhkan sprint ke lokasi umpan - semua itu aktivitas anaerobik yang menguras cadangan energi tubuh.
Di sisi lain, pemain Tim China juga tidak mungkin terus mengikuti ritme permainan Zhou Yi. Mereka sudah luar biasa bisa mengikuti gaya bermain cepatnya yang nyaris tanpa berpikir selama 8 menit ini. Mustahil mempertahankannya lebih lama.
Dengan dua faktor ini, akhirnya serangan bertubi-tubi Tim China berakhir. Pemain Australia bisa lega sejenak...
Saat serangan Tim China surut seperti air pasang, komentator Australia langsung menghela napas lega. Desahannya terdengar ke seluruh rumah penduduk Australia lewat mikrofon. Banyak suporter Australia ikut menghembuskan napas tegang - selama serangan itu mereka hampir lupa bernapas. Andai serangan itu berlanjut beberapa menit lagi, mungkin mereka sudah kolaps...
……
"Aaa! Sayang sekali!" Melihat Tim China tidak lagi mempertahankan serangan seperti sebelumnya, Liu Hong di kursi komentator memegangi kepalanya. "Mungkin jika kita bisa mempertahankan serangan seperti ini lebih lama lagi, kita bisa mencetak gol... Tapi sayang, dalam sepak bola tidak ada kata 'andai'. Sebenarnya performa timnas sudah sangat sangat sangat luar biasa! Harus diingat, penampilan seperti ini sebelumnya sama sekali tidak pernah kita lihat dari timnas!"
Dia benar, bukan hanya sebelumnya, delapan menit hari ini juga tidak terlihat dalam beberapa pertandingan timnas lainnya di Piala Asia kali ini...
……
"Ini benar-benar tidak masuk akal!"
Setelah kembali ke hotel, para pemain Jepang berkumpul menonton siaran langsung TV pertandingan Tim China. Ketika melihat Tim China mengepung Australia selama delapan menit, mata mereka semua terbelalak, beberapa hampir menempelkan kepala ke layar TV...
Timnas China yang ditampilkan selama delapan menit ini membuat para pemain Jepang merasa asing dan... menakutkan.
Ya, menakutkan.
Mereka tidak pernah membayangkan Tim China bisa bermain seperti Barcelona sejati.
Selama ini, sepak bola Jepang mengklaim diri sebagai perwakilan aliran teknis Asia, tapi delapan menit ini membuat mereka merasakan ancaman.
Shinji Kagawa tidak mengeluarkan decak kagum, juga tidak mendekatkan tubuhnya untuk melihat lebih jelas.
Dia tidak terkejut karena sudah berlatih dan bertanding bersama Zhou Yi selama setengah musim. Meski hanya setengah musim, dia telah menyaksikan sepenuhnya kemampuan Zhou Yi.
Sepak bola seperti ini sering ia rasakan selama latihan di Borussia Dortmund.
Inti tentu saja adalah Zhou Yi.
Hanya Zhou Yi yang memiliki kemampuan untuk menggerakkan begitu banyak orang.
Sekarang ia sangat bersyukur rekan setimnya menyaksikan performa Tim China selama delapan menit itu. Jika tidak, jika mereka masih memandang Tim China dengan pola pikir lama, mungkin mereka akan tersandung besar di final!
……
Setelah delapan menit Tim China, Australia mulai menekan dengan serangan.
Yang tak berbeda dari delapan menit sebelumnya: Zhou Yi masih berlari, hanya kecepatannya sedikit menurun, sprint yang jelas berkurang.
Ia menggunakan pergerakan posisi untuk membantu pertahanan tim, memakai operan dan kontrol untuk memperlambat ritme Australia, bergulat dengan mereka.
Memang kemampuan keseluruhan Tim China lebih rendah dari Australia, jadi dia harus bekerja lebih keras untuk menjaga keseimbangan yang rapuh.
Begitu rapuh hingga saat timing tepat, sedikit dorongan saja sudah cukup untuk memecah keseimbangan...
……
Keseimbangan rapuh itu bertahan. Meski ada fluktuasi, tren utama tak berubah.
Sampai akhir 90 menit, Australia gagal menembus gawang Tim China yang juga tak mencetak gol lagi.
Kedua tim mengakhiri 90 menit dengan imbang, pertandingan masuk ke perpanjangan waktu 30 menit.
Dengan demikian kedua semifinal Piala Asia ini akan bermain penuh 120 menit...
