Saat Borussia Dortmund melakukan tendangan pojok, semua mata tertuju pada para pemain bertubuh tinggi besar. Namun saat Zhou Yi muncul tiba-tiba dan menyundul bola ke dalam gawang, tak ada yang menyangka serangan ini akan berakhir seperti ini...
Di detik bola masuk ke gawang, Allianz Arena yang megah mendadak hening selama satu detik!
Dalam keheningan itu, Zhou Yi mendarat. Ia menoleh ke belakang lalu berlari menuju bendera sudut.
Kali ini, ia menghadap lensa kamera dan membuat gerakan menembak, lalu meniup ujung jari yang menyerupai laras pistol, seolah ada asap mesiu di sana.
Dengan gerakan ini ia merayakan dua gol yang berhasil dicetaknya.
"Gerakan celebrasi Zhou Yi persis koboi Barat! Ha!" Duan Xin tertawa. "Tapi sangat sesuai, karena dua tembakannya telah menjungkalkan Bayern München! 3:1! Siapapun yang menonton pertandingan ini pasti berpikir Bayern München sudah sulit bangkit, karena performa mereka hari ini... sangat buruk!"
Pemain Borussia Dortmund berlari merayakan bersama Zhou Yi. Mereka meniru gerakan menembak, lalu berbaris sambil meniup "asap" dari ujung jari.
Gerakan ini benar-benar keren, apalagi dengan kombinasi kondisi kedua tim saat ini.
Membuat suporter Bayern München di tribun frustasi tapi tak berdaya.
Dan tidak hanya pertandingan ini, sepanjang musim ini, hubungan antara Borussia Dortmund dan Bayern München selalu seperti ini. Bayern München jatuh di bawah tembakan Borussia Dortmund, dan tidak hanya sekali.
Dendam atas kekalahan double musim lalu akhirnya terbalaskan kali ini!
……
Gol Zhou Yi ini kembali menuangkan air dingin di kepala para pemain Bayern München.
Baru saja melakukan pergantian pemain dan bersiap untuk serangan besar, mereka kebobolan lagi.
Selisih skor bertambah dari satu gol menjadi dua gol.
Masih tersisa dua puluh menit pertandingan, Bayern München harus mencetak dua gol terlebih dahulu untuk menyamakan skor, lalu satu gol lagi untuk meraih kemenangan.
Mengingat kondisi tim Bayern München dalam pertandingan ini, sulit!
Setelah pertandingan dimulai kembali, Bayern München juga melancarkan serangan sengit.
Namun Borussia Dortmund telah menguasai permainan.
Terutama dengan kehadiran Zhou Yi di lapangan, bola berpindah-pindah di antara kaki pemain Borussia Dortmund dengan ritme yang tidak bisa diikuti Bayern München.
Pemain Bayern München pun panik, mereka berlarian merebut bola dan terburu-buru maju begitu berhasil merebutnya.
Berjuang mati-matian untuk mencetak tiga gol di menit-menit akhir.
Tapi akhirnya selalu kembali dengan tangan hampa.
Di menit ke-80, Van Gaal menggunakan kuota pengganti ketiga dengan menurunkan veteran berpengalaman Klose menggantikan Thomas Müller.
Ia berharap pengalaman veteran bisa membantu tim keluar dari kesulitan.
Tapi kali ini, Klose juga tidak bisa menyelamatkan tim ini.
Pada menit ke-89, Zhou Yi ditarik keluar oleh Kapten Sebastian Kehl. Dia telah menyelesaikan pertandingan ini dengan sempurna.
Klopp memilih untuk menarik Zhou Yi keluar di saat ini tanpa khawatir kehilangan kendali di area Gelandang.
Karena Bayern München sudah sama sekali tidak punya waktu maupun semangat juang.
Bahkan jika kontrol Borussia Dortmund di area Gelandang turun sedikit, mungkinkah Bayern München bisa mencetak tiga gol berturut-turut dalam sisa tiga empat menit?
Mereka bahkan sulit mencetak satu gol pun.
Semua pergantian pemain Van Gaal tidak membuahkan hasil. Marcel Leif terus-menerus mengkritik Van Gaal selama periode ini, berpendapat bahwa dia telah kehilangan kendali atas tim, meskipun musim lalu dia membawa Bayern München meraih gelar liga dan melaju ke Final Liga Champions.
Tapi itu tidak bisa menutupi kekalahannya di musim ini.
Van Gaal yang berkarakter keras kekurangan metode efektif untuk mengelola ruang ganti. Julukan "Hollywood Bundesliga" untuk Bayern München, di satu sisi menunjukkan banyaknya bintang di tim, di sisi lain juga menggambarkan kekacauan hubungan dalam ruang ganti Bayern München yang setara dengan dunia hiburan.
Pelatih berkepribadian seperti Van Gaal sangat mudah terlibat konflik dengan pemain Bayern München.
Begitu terjadi ketidakharmonisan antara pelatih dan pemain, daya tempur tim pasti akan menurun.
"Kalau kalah dari Borussia Dortmund, entah berapa lama lagi klub Bayern München akan menahannya?" ujar Marcel Leif ketika gambar siaran kembali menampilkan Van Gaal.
……
Akhirnya, ketika wasit utama Hecker meniup peluit tanda berakhirnya pertandingan, Allianz Arena bergema dengan siulan ketidaksukaan.
Borussia Dortmund mengalahkan Bayern München dengan skor 3-1 di kandang lawan.
Tidak jelas apakah siulan itu ditujukan untuk Bayern München yang tampil buruk, atau untuk Borussia Dortmund yang meraih kemenangan di kandang lawan...
Singkatnya, Borussia Dortmund dengan mudah melibas "gunung tinggi tak terhindarkan" dalam perjalanan merebut gelar, sementara Bayern München tercebur dalam kubangan masalah di belakang...
Setelah pertandingan, Zhou Yi yang mencetak dua gol dalam laga ini dikerubungi wartawan.
"Sebelum pertandingan sudah kubilang ini hanya liga biasa." Zhou Yi terlihat tenang dengan senyum tipis, tak terlihat antusias meski menang. Ucapannya semakin mempertegas kesan pamer: "Tak ada yang tak bisa dilibas. Jangan terlalu membesar-besarkan pertandingan ini... Sudah kubilang kan?"
Dia membuka tangan, ekspresi dan nada bicaranya membuat wartawan Munich gemas ingin menamparnya...
Sementara wartawan Dortmund dan China menyimpan senyum puas.
Tak ada yang lebih memuaskan daripada mengolok lawan setelah menang: "Kemenangan mudah, bahkan tak berkeringat!"
"Dan performa Bayern München musim ini, perkataan Zhou Yi ini juga bukanlah pamer yang dipaksakan. Apa yang dia katakan semua fakta. Performa Bayern München memang terlalu buruk, tidak membentuk ancaman nyata apapun terhadap Borussia Dortmund."
"Jadi meski para wartawan Munich gemas sampai gigit-gigi, mereka hanya bisa melihat Zhou Yi dengan senyum tipis berjalan lewat di depan mata mereka."
……
"Setelah pertandingan, Zhou Yi kembali muncul di headline berbagai media besar Jerman."
"Terakhir kali dia mendapat perlakuan seperti ini adalah saat imbang 4-4 di kandang Inter Milan pada fase grup Champions Eropa. Saat itu meski hanya mencetak satu gol, dia sepenuhnya menguasai drama balik keadaan besar dalam pertandingan tersebut."
"Pertandingan ini, sebelum dimulai semua orang mengira Borussia Dortmund yang kehilangan Shinji Kagawa akan kesulitan di kandang lawan melawan Bayern München. Tapi berkat dua gol Zhou Yi, kemenangan mereka terasa tanpa hambatan..."
"...Tak ada yang menyangka akhirnya yang muncul menyelesaikan masalah adalah Zhou Yi. Sebelum pertandingan ini di musim ini, dia hanya mencetak dua gol. Dalam satu pertandingan ini saja dia menyamai jumlah gol dari 23 pertandingan sebelumnya. Sebagai gelandang yang terkenal dengan kemampuan mengatur serangan, jumlah gol tentu bukan standar kaku untuk menilai levelnya, tapi pasti menjadi nilai tambah..."
“……Musim lalu Zhou Yi tidak bermain penuh sepanjang musim, dia memiliki 14 assist. Dibandingkan dengan statistik assistnya yang fantastis, hanya mencetak 2 gol sepanjang musim terlihat agak memprihatinkan……Di musim ini, posisi Zhou Yi semakin mundur ke belakang. Tidak ada yang berharap dia bisa membuat terobosan dalam hal mencetak gol. Sebelum pertandingan ini, jumlah golnya sama dengan musim lalu. Tapi di pertandingan ini, dia tiba-tiba meledak! Menghentikan kemenangan beruntun ke-10 Bayern München di kandang sendiri! Bisa dikatakan ledakan Zhou Yi ini sama sekali tidak ada tanda-tandanya, mungkin cedera tiba-tiba Shinji Kagawa yang memicunya?”
“Tapi bagaimanapun juga, ledakan Zhou Yi dalam pertandingan ini sangat krusial. Sebenarnya dia bukan penyerang yang produktif, dia lebih ahli dalam operan. Tapi tidak masalah, bagi Zhou Yi, mencetak 30 gol per musim mungkin mustahil, asalkan dia selalu bisa mencetak gol di momen-momen kritis. Dia adalah clutch player Borussia Dortmund! Setelah pertandingan dia terpilih sebagai Man of the Match, benar-benar pantas……Performansi gemilang Zhou Yi, dalam kadar tertentu bisa sedikit menghibur suporter Dortmund atas absennya Shinji Kagawa...”
Media Jerman memberikan pujian tinggi atas performa Zhou Yi dalam pertandingan ini, juga sangat memuaskan rasa ingin dipuji suporter dalam negeri dan media.
Sebelumnya meskipun Zhou Yi selalu menjadi pemain inti di klub, tapi karena posisinya, lebih banyak bekerja di belakang layar. Hal-hal yang menyita perhatian publik lebih banyak dilakukan rekan setimnya, seperti Mark, Götze, Shinji Kagawa, bahkan Robert Lewandowski.
Hal ini tetap membuat media dan suporter China sedikit kecewa, karena perhatian utama tetap pada pencetak gol, menganggap pencetak gol-lah yang paling mendapat perhatian.
Ini seperti di Barcelona, semua orang memuji Messi, Ballon d'Or setiap tahun juga diberikan ke Messi. Contohnya awal tahun ini, FIFA Ballon d'Or seharusnya secara logis diberikan kepada Sneijder gelandang Inter Milan yang performanya luar biasa sepanjang tahun lalu, membantu Inter Milan meraih treble winner sekaligus membawa Timnas Belanda ke Final Piala Dunia.
Kompetitor kuatnya adalah duo inti gelandang ganda Barcelona dan Timnas Spanyol, Xavi dan Iniesta.
Hasilnya, Pemain Terbaik Dunia FIFA 2010 alias FIFA Ballon d'Or diberikan kepada... Messi.
Padahal tahun itu, Messi sebenarnya tidak punya prestasi gemilang selain satu gelar liga.
Tapi mau bagaimana lagi? Messi adalah penyerang utama Barcelona. Terkenal di mana-mana, suara pun mengalir ke dirinya.
Makanya suporter dan media China masih berharap Zhou Yi juga bisa mencuri perhatian.
Pertandingan ini tepat memenuhi harapan mereka.
Setidaknya membuktikan Zhou Yi kita bukan tidak mampu, hanya rendah hati saja!
Di momen krusial, saat harus bertindak, tidak ragu-ragu!
