BAB 208 GELAR LIGA!

　　"Zhou Yi! Zhou Yi! Zhou Yi——!!" Norbert Dickel meneriakkan nama pemain itu dengan suara menggema, sementara tribun bergemuruh bagai gelombang laut. 　　Mereka pasti paham betul arti gol Zhou Yi ini. 　　Bisa dibilang ini membuka pintu menuju gelar juara, tanpa berlebihan sedikitpun. 　　Usai mencetak gol, Zhou Yi berbalik ingin merayakan, tapi baru saja berpaling Mark sudah menarik seragamnya yang hampir robek, kemudian menjepitnya di bawah badan. Pemain lain berhamburan menumpuk di atas mereka. 　　Di depan gawang Nürnberg, di bawah tribun selatan Westfalen, para pemain Borussia Dortmund merayakan gol ini dengan penuh euforia. Mereka sadar betul betapa krusialnya gol Zhou Yi... 　　Berkat gol ini, semua terlepas dari belenggu ketegangan yang menggelayut, akhirnya mereka bisa bermain secara normal dalam pertandingan ini... 　　…… 　　Saat Zhou Yi dan Mark melakukan kombinasi satu-dua, Zhou Jianliang baru saja mengangkat cangkir tehnya hendak minum. Tiba-tiba ia melihat anaknya menerobos area penalti, teh di tangannya pun terlupakan. Dengan cangkir masih tergenggam, matanya terpaku pada layar TV. 　　Begitu anaknya mencetak gol, tangannya secara refleks mengibas kuat. Ia lupa bahwa tangan itu masih memegang cangkir - percikan teh pun berhamburan... 　　Sebagian bahkan mengenai baju dan wajahnya. 　　Tapi Zhou Jianliang tak peduli. Hanya melirik sebentar, ia meletakkan cangkir lalu memberikan tepuk tangan meriah untuk anaknya. 　　"Bagus!" 　　Istri menyodorkan tisu. Zhou Jianliang mengambilnya, mengusap wajah lalu membuang tisu itu sambil berseru girang: "Gelar liga sudah di depan mata!" 　　…… 　　Perkataan Zhou Jianliang tepat. Setelah gol Zhou Yi, tim Borussia Dortmund kembali ke performa terbaik. Keunggulan mereka atas Nürnberg baik dari segi kemampuan tim maupun faktor kandang sendiri mulai terlihat. 　　Dortmund lalu melancarkan serangan dahsyat ke gawang Nürnberg. Pada menit ke-43, Robert Lewandowski menerima operan Zhou Yi dan memperbesar keunggulan. Hingga babak pertama berakhir, skor bertahan 2-0 untuk Dortmund! 　　Sementara di pertandingan lain, Köln vs Bayer Leverkusen masih 0:0... 　　…… 　　Di babak kedua, kedua tim bertukar sisi. Menit ke-53, Zhou Yi lagi-lagi menjadi aktor utama. Di bawah pressing ketat lawan, dengan postur tubuh yang tidak biasa ia melepaskan umpan terobosan. Mark yang berada di garis kotak penalti berhasil menerima umpan terobosan Zhou Yi, lalu memilih melakukan tendangan chip. Bola melambung melewati kepala kiper Nürnberg, Schäfer, yang keluar dari gawang, dan mendarap di dalam jala! 　　"3:0!! Borussia Dortmund benar-benar mengunci kemenangan! Gelar liga musim ini sudah tak terbantahkan! Assist ke-15 Zhou Yi di liga musim ini lewat gol Mark ini! Sudah melampaui jumlah assist musim lalu! Perlu diingat ini baru musim kedua Zhou Yi. Berbeda dengan musim debutnya yang belum dikenal lawan, musim ini Zhou Yi sebagai inti Dortmund telah menjadi objek studi dan penjagaan ketat lawan. Dalam kondisi seperti ini, ia masih mampu mencetak 15 assist sebelum musim berakhir – sungguh luar biasa!" 　　"Ditambah 6 assist di Champions Eropa, total assist Zhou Yi musim ini mencapai 21 kali – yang terbaik se-Eropa! Selain itu, ia juga punya 6 gol liga dan 2 gol Champions. Posisinya yang berubah dari gelandang serang ke gelandang bertahan membuatnya semakin jauh dari gawang. Namun baik gol maupun assist justru lebih banyak dari musim lalu. Menjauh dari gawang tak mengurangi ancamannya. Harus diakui, Zhou Yi adalah pemain fenomenal!" 　　…… 　　Borussia Dortmund telah unggul tiga gol atas Nürnberg, kabar ini pasti akan tersebar ke stadion lain, dan performa pemain Bayer Leverkusen juga pasti akan terpengaruh. 　　Tak lama setelah Mark mencetak gol, pada menit ke-67, tuan rumah Köln memecahkan kebuntuan! Penyerang mereka Novakovič mencetak gol pembuka, membantu Köln memimpin 1-0 atas Leverkusen! 　　Saat kabar ini sampai di Westfalenstadion, tribun penonton tiba-tiba meledak dengan sorakan gegap gempita yang tidak kalah besar dibanding sorakan saat Dortmund mencetak gol. 　　Komentator Marcel Leif juga membahas hal ini: "...Leverkusen tertinggal! Jika mereka kalah dalam pertandingan ini, bahkan tidak perlu membandingkan selisih gol atau jumlah gol lagi, Dortmund akan dipastikan meraih gelar liga dua pekan lebih awal!" 　　Leverkusen tentu tidak rela kalah begitu saja. Pelatih Heynckes melakukan penyesuaian pergantian pemain, berharap bisa membalikkan keadaan. 　　Dia menggantikan gelandang Sami dengan penyerang Derdiyok, lalu menukar Castro dengan gelandang Barnetta. 　　Pada menit ke-78, dia menggunakan kuota pengganti terakhir dengan memasukkan Rolffs menggantikan Bender. 　　Meski Heynckes telah berusaha maksimal, tetap tidak bisa menyelamatkan Leverkusen. 　　Di menit ke-82, Novakovič mencetak dua gol, membantu Köln memimpin 2-0 di kandang sendiri atas Leverkusen! 　　Kekalahan Bayer Leverkusen hampir pasti, tapi siapa yang menyuruh mereka menghadapi tim yang sedang berjuang lolos dari degradasi di pertandingan paling krusial? 　　Setelah 31 pertandingan liga, Köln berada di peringkat 14 dengan 35 poin, hanya selisih 3 poin dari zona degradasi. Dengan tersisa 3 laga, setiap poin sangat berharga bagi Köln apalagi di kandang sendiri - bagaimana mungkin mereka mau membantu Bayer Leverkusen? 　　…… 　　Saat kabar Leverkusen tertinggal dua gol sampai di Westfalenstadion, suporter Borussia Dortmund di tribun sudah mulai menyanyi riang, merayakan kemenangan dan gelar liga. 　　Pemain Dortmund di lapangan pun mulai kehilangan fokus, tapi hal itu bisa dimaklumi. 　　Jika suporter saja sudah mulai merayakan gelar lebih awal, wajar jika pemain ikut terdistraksi. 　　Namun kali ini Klopp tidak memarahi pemainnya. Pelatih asal Jerman itu justru terlihat santai bercanda dengan para asisten pelatih di pinggir lapangan. 　　Dia juga yakin trofi liga yang sudah di depan mata mustahil lolos... 　　Meski pemain Dortmund tidak bermain serius, Zhou Yi yang menjaga kesadaran taktis berhasil membatasi kesempatan Nürnberg. 　　Ketika wasit utama meniup peluit panjang tanda berakhirnya pertandingan, Westfalenstadion bagai gunung berapi yang meletus - sorak kemenangan bergemuruh ke segala penjuru, bahkan bisa terdengar hingga beberapa kilometer jauhnya. 　　Para pemain Borussia Dortmund berpelukan satu sama lain, merayakan dengan sangat liar—bahkan lebih liar dari pertandingan liga mana pun sebelumnya. 　　Karena mereka tahu, mereka telah memastikan gelar juara liga dua pekan lebih cepat! 　　Piala Bundesliga musim 2010-2011 akan menjadi milik Borussia Dortmund! 　　"Pertandingan berakhir! Selamat untuk Borussia Dortmund! Selamat untuk Klopp! Ia berhasil membawa timnya meraih gelar liga musim ini! Dan hampir tanpa keraguan, sejak awal sudah menunjukkan kemampuan dan kepercayaan diri sebagai calon juara!" ujar Marcel Leif. "Musim ini dari awal sampai akhir adalah milik Borusia Dortmund, milik tim muda ini! Badai muda yang mereka kobarkan menerjang seluruh Jerman, bahkan melanda Eropa. Pertandingan-pertandingan epik itu masih jelas terbayang! Dan gelar liga ini adalah hadiah terbaik untuk tim ini!" 　　Zhou Yi dan rekan setimnya sedang merayakan gelar liga, berpelukan dan bersorak kegirangan. 　　Beberapa kamera di sekeliling mereka mengarah ke arah mereka, merekam perayaan tersebut. 　　…… 　　"Goblok, juara liga!" Sun Pan mengetik di grup. 　　Mereka lagi-lagi menonton pertandingan ini bersama-sama dan berkomunikasi via Grup QQ. 　　"Sungguh membuat iri..." gumam Yang Muge. "Ketika kami masih di tim muda, dia sudah meraih gelar liga di tim utama..." 　　"Luar biasa, sungguh..." Guo Nu sampai kehilangan kata-kata oleh prestasi Zhou Yi. 　　He Ying diam membisu. 　　Ketika Zhou Yi meninggalkan Barcelona dan memilih Borussia Dortmund, semua orang menganggapnya telah membuat keputusan yang salah. Dia dianggap melewatkan Barcelona dan akan kehilangan lebih banyak hal. 　　Tapi sekarang? 　　Sementara He Ying masih tak bisa melihat masa depan di akademi La Masia Barcelona, Zhou Yi yang memilih Dortmund justru telah mengukuhkan posisinya sebagai pilar utama tim utama, bahkan meraih gelar liga. 　　Jadi keputusan siapa yang sebenarnya salah? 　　He Ying teringat perkataan Zhou Yi di grup untuknya: Bagi pemain muda usia 19-20 tahun seperti mereka, bermain secara rutin jauh lebih penting daripada bergabung dengan klub besar. Klub besar paling-paling hanya memuaskan rasa ingin dipuji, tapi sepak bola bukan cuma soal itu. 　　Jika dia ingin mengejar langkah Zhou Yi, dia tak bisa terus terjebak dalam ketidakpastian kapan akan dipromosikan ke tim utama di sini. 　　Mungkin sudah saatnya dia serius mempertimbangkan untuk meninggalkan La Masia... 　　Sambil berpikir demikian, He Ying mengetik di grup: "Ayo semangat, teman-teman! Jangan sampai kita terlalu jauh tertinggal dari Zhou Yi!"