Wawancara ini akan dirilis saat Borussia Dortmund mengangkat piala juara liga di kandang sendiri, dan akan dibaca oleh suporter di Jerman maupun China.
Setelah wawancara selesai, Zhou Yi berdiri untuk berfoto bersama para wartawan satu per satu, juga memberikan beberapa kaos bertanda tangannya.
Terakhir ia berjabat tangan dengan mereka untuk berpamitan.
Kemudian ia memakai topi baseball BVB, meninggalkan basis pelatihan sepak bola, dan pulang untuk beristirahat.
Biasanya, karena tim sedang dalam masa latihan dan banyak pemain bintang yang tidak hadir, maka di depan pintu masuk basis pelatihan biasanya tidak ada suporter. Para suporter biasanya datang di dua waktu: saat pemain datang latihan dan saat pulang usai latihan. Baru di waktu-waktu itulah mereka bisa bertemu pemain.
Menunggu di waktu seperti sekarang ini sia-sia belaka.
"Tapi ketika Zhou Yi keluar dari basis pelatihan sepak bola melalui pintu kecil di samping jalur mobil, dia terkejut melihat puluhan orang berdiri di luar!"
"Dan semua orang ini memiliki wajah oriental!"
"Saat mereka melihat Zhou Yi muncul dalam penglihatan, kerumunan langsung gempar. Mereka berhamburan mendekat dengan cepat, mengurungnya seolah takut dia kabur!"
"Permintaan tanda tangan dan foto bersama tentu tak bisa dihindari."
"Saat menandatangani, Zhou Yi penasaran bertanya: 'Kalian tidak tahu aku libur latihan hari ini?'"
"'Tahu dong! Tapi bukannya hari ini kamu ada wawancara?'"
"'Lho kok bisa tahu?'"
"'Pasti! Ada yang kasih info di internet, jadi kami dateng. Haha!' Mereka tertawa riang."
"'Aduh, hebat sekali! Kalian semua mahasiswa luar negeri ya?'"
"'Iya, aku kuliah di Düsseldorf!'"
"'Aku dari Hamburg...'"
"'Aku datang dari Munich!'"
"'Aku di Frankfurt!'"
"'Aku kuliah di Köln!'"
……
"Mereka dengan antusias menjawab pertanyaan Zhou Yi sambil memperkenalkan diri."
"Zhou Yi terus memberikan tanda tangan sambil menjawab berbagai pertanyaan aneh dari mereka."
"'Zhou Yi, apakah kamu masih jomblo sekarang?' Tanya seorang suporter wanita yang cukup cantik."
"Tanpa mengangkat kepala, Zhou Yi menandatangani kartu bintang sepak bola yang dia sodorkan: 'Jomblo, jomblo.'"
"Para suporter wanita langsung heboh: 'Apa kriteria cewek idamanmu?'"
"'Yah... yang cocok aja kali.' Zhou Yi menggaruk kepala, bingung merangkum kriteria spesifik."
"Berbeda dengan gosip suporter wanita tentang kehidupan pribadi Zhou Yi, suporter pria lebih memperhatikan topik sepak bola itu sendiri, terutama... topik tentang timnas."
Musim panas ini Timnas China dan Tim Olimpiade Tiongkok akan bersama-sama mengejar Piala Dunia dan Olimpiade. Piala Dunia adalah topik yang tak terhindarkan bagi suporter China. Yang paling ditunggu adalah apakah timnas bisa lolos ke Piala Dunia dengan kehadiran Zhou Yi.
Penampilan timnas di Piala Asia memberi banyak suporter kepercayaan diri. Wanda Group juga berencana membawa lebih banyak pemain muda China bermain di luar negeri, mengikuti jejak Zhou Yi dan kawan-kawan. Semua ini membuat masa depan sepak bola Tiongkok terlihat cerah.
"Zhou Yi, menurutmu kali ini kita punya kesempatan lolos ke Piala Dunia?"
"Kalau berusaha sekuat tenaga, masih ada harapan," jawab Zhou Yi.
Mendengar perkataan Zhou Yi, semua orang bersuka cita.
Seorang suporter bertanya lagi: "Apakah kamu akan ikut bermain untuk Tim Olimpiade Tiongkok? Kamu masih masuk kategori usia Olimpiade kan?"
Zhou Yi tertegun sebentar: "Kualifikasi Piala Dunia dan kualifikasi Olimpiade jadwalnya bentrok ya? Aku hanya bisa ikut satu..."
Seorang suporter langsung menyela: "Lebih baik ikut Kualifikasi Piala Dunia! Piala Dunia lebih penting!"
"Zhou Yi, menurutmu Tim Olimpiade Tiongkok kali ini punya peluang?"
Zhou Yi teringat teman-temannya yang pasti akan masuk skuad Tim Olimpiade karena mereka juga masuk kategori usia.
"Bisa!" Kali ini dia tidak menggunakan kalimat ambigu seperti "masih ada harapan", tapi menjawab dengan penuh keyakinan.
"Suporter-suporter juga senang mendengar jawaban Zhou Yi, tidak menggali lebih dalam perbedaan makna di balik dua responsnya yang berbeda."
Setelah memenuhi semua permintaan tanda tangan dan foto bersama, para suporter merasa gembira. Mereka juga paham hari ini adalah waktu istirahat Zhou Yi, seharusnya tidak mengganggunya terlalu lama. Lalu mereka melambaikan tangan untuk berpamitan.
Tak disangka, Zhou Yi memanggil mereka kembali.
"Ayo, kita foto bersama," usulnya.
Usulan ini membuat para suporter terkejut bahagia.
Mereka segera mengerumuni Zhou Yi, berbaris tiga lapis: baris pertama jongkok di tanah, baris kedua berisi suporter wanita, dan baris ketiga diisi pria bertubuh tinggi.
Mereka mengelilingi Zhou Yi yang meminta Satpam Om untuk memotret mereka.
Setelah teriakan "Qiezi!" yang riuh, senyum bahagia mereka terabadikan.
Setelah foto, semua benar-benar berpamitan dengan Zhou Yi.
"Semangat Zhou Yi! Kami akan terus mendukungmu!"
"Berjuang di Kualifikasi Piala Dunia! Semoga kamu bisa bawa timnas ke Piala Dunia! Nanti kami ke Brasil untuk menyemangatimu!"
Teriakan para pemuda itu menggema.
"Pasti! Pasti!" janji Zhou Yi pada mereka.
Mengikuti Piala Dunia bukan hanya mimpi para suporter, tapi juga mimpinya sendiri.
Tentu saja dia akan mengerahkan segala upaya untuk membantu timnas lolos ke babak final Piala Dunia.
……
Setelah beristirahat satu hari di rumah, Zhou Yi kembali ke tim untuk memulai latihan.
Meski masih tersisa dua pertandingan liga, suasana hati semua orang cukup santai. Bagaimanapun hasil dua pertandingan terakhir sebenarnya tidak penting lagi.
Mereka sudah menyelesaikan misi dengan meraih gelar liga.
Pada periode ini, tim pelatih pun tidak terlalu ketat dalam latihan. Para pelatih sering bercanda dan tertawa bersama pemain selama sesi latihan.
Teriakan khas Buvac yang keras juga jauh berkurang dari biasanya.
Semua orang merasa rileks, mereka berdiskusi tentang rencana liburan ke mana.
Zhou Yi juga mendapat kabar baik dari Klopp - musim panas ini dia tidak perlu tinggal di Borussia Dortmund untuk menjalani latihan khusus neraka, akhirnya dia bisa pulang mengunjungi orang tuanya.
Dalam atmosfer santai yang menyenangkan ini, Borussia Dortmund menyelesaikan persiapan menghadapi Werder Bremen.
Pada pertandingan ke-33 liga, Borussia Dortmund bertandang ke markas Werder Bremen.
Dalam pertandingan ini, dengan status sebagai juara yang sudah diraih, Dortmund tidak bermain terlalu agresif. Tapi hal ini wajar, tak ada yang menyalahkan mereka.
Akhirnya, Dortmund bermain imbang 1-1 di kandang Werder Bremen.
Zhou Yi memberikan assist kepada Mark yang mencetak gol penyama kedudukan untuk Dortmund.
Meski tidak menang, hal ini tidak mengurangi keceriaan suasana.
Setelah pertandingan ini, semua orang mulai menanti-nanti upacara penganugerahan trofi dan parade kemenangan yang akan digelar di kandang sendiri.
Setelah pertandingan melawan Werder Bremen, pihak Borussia Dortmund telah mempersiapkan perayaan gelar juara. Karena ada upacara penghargaan di pertandingan terakhir ini serta parade kemenangan setelahnya, ribuan suporter di sekitar telah bersiap untuk menginap di dalam ruangan guna merayakan.
Oleh karena itu, hotel-hotel di Dortmund saat ini hampir seluruhnya telah terisi penuh.
Dinas Tata Kota Dortmund juga telah mulai merenovasi sekitar Borisov Platz agar lebih sesuai untuk perayaan.
Sistem transportasi umum Dortmund telah siap memastikan dapat mengangkut 400.000 suporter.
Yang terpenting adalah keamanan, kepolisian Dortmund juga telah bersiap-siap menanti dimulainya perayaan besar ini.
……
Di babak terakhir liga, setiap suporter Borussia Dortmund yang datang ke Westfalenstadion datang dengan semangat pesta pora.
Dari awal hingga akhir pertandingan, nyanyian mereka tak pernah berhenti.
Tim pun tak mengecewakan mereka.
Di pertandingan kandang terakhir ini, mereka menutup musim Bundesliga 2010-2011 dengan kemenangan telak.
Zhou Yi memberikan tiga assist dalam pertandingan, membantu Markus Wagner menyelesaikan hattrick.
Akhirnya Borussia Dortmund mengalahkan Frankfurt 3-0 di kandang sendiri.
Setelah pertandingan berakhir, podium penghargaan didirikan di lapangan.
Beberapa saat kemudian, para pemain Borussia Dortmund naik ke podium satu per satu untuk menerima medali emas.
Kapten Sebastian Kehl yang terakhir naik, menerima piala perak simbol juara Bundesliga.
Saat dia mengangkat piala tinggi-tinggi, pita berwarna kuning-hitam menyembur dari belakang podium. Lagu "We Are the Champions" bergema di lokasi, sorak-sorai lapangan mencapai puncaknya.
Setelah upacara penghargaan selesai, pemain Borussia Dortmund kembali ke ruang ganti untuk mandi dan berganti pakaian, lalu bersama-sama naik bus tingkat untuk mengikuti parade kemenangan.
Di dalam bus, Zhou Yi dan rekan setimnya melihat jalanan dipadati suporter yang mengenakan seragam Borussia Dortmund. Mereka melambai, bersorak dan menyanyi ke arah para pemain di dalam bus.
Ini pengalaman pertama Zhou Yi menghadapi situasi seperti ini. Meski sebelumnya dia sering melihat perayaan kemenangan berbagai tim di televisi, sensasi mengalami langsung sangat berbeda dibanding menonton melalui layar kaca.
Dia melambaikan tangan ke arah suporter, dan mendapat respons antusias dari banyak penggemar.
Bahkan beberapa suporter memanjat tiang lampu jalan. Saat bus melewati mereka, dengan sedikit membungkuk saja mereka hampir bisa menyentuh tangan pemain di lantai dua bus...
Zhou Yi harus mengingatkan mereka tentang keselamatan. Tapi para suporter itu tertawa, "Depan sana penuh orang, bahkan kalau aku jatuh pun tidak masalah, ha ha!"
……
Bus akhirnya tiba di Borisplatz setelah gelap. Area itu sudah terang benderang dan dipadati kerumunan manusia.
Seluruh tim Borussia Dortmund yang naik ke podium memamerkan piala juara liga kepada suporter, memicu sorak-sorai gemuruh dari para penggemar yang hadir. Teriakan mereka menggema bak konser rock dengan ratusan ribu penonton...
Gelombang suara itu bahkan menggerakkan rambut Zhou Yi yang tertiup angin.
Kemudian pelatih kepala tim Klopp dan Kapten Sebastian Kehl secara bergiliran menyampaikan pidato kepada para suporter.
Seharusnya acara selesai di situ, tapi usai pidato Kehl tiba-tiba berkata: "Sekarang giliran Zhou Yi yang bicara!"
Begitu selesai, ia langsung menyodorkan mikrofon kepada Zhou Yi di sebelahnya...
Zhou Yi sama sekali tidak menyangka posisinya di samping kapten justru membuatnya terkena imbas. Ia benar-benar tidak siap.
Para suporter di bawah pun menjadi bersemangat, mereka meneriakkan nama Zhou Yi agar memberikan pidato.
Akhirnya Zhou Yi pun harus berbicara.
Benar-benar hanya dua kalimat.
Kalimat pertama: "Aku sangat senang melihat kalian begitu bersemangat!"
Kalimat kedua: "Tapi gelar ini baru permulaan!"
Lapangan bergemuruh oleh sorak-sorai.
