Suporter Borussia Dortmund benar-benar berharap Zhou Yi tetap di tim. Ketika kabar perpanjangan kontrak tersebar, setiap kali Zhou Yi memberi tanda tangan, para suporter selalu menyampaikan terima kasih tulus.
Termasuk "Pak Tua" Bruno yang juga demikian.
“Aku sangat senang kamu tetap di Dortmund, Zhou Yi!” Bruno langsung memeluk Zhou Yi begitu bertemu.
“Aku tidak pernah bilang akan pergi dari Dortmund, Pak Tua.” Zhou Yi yang terpeluk merasa seperti dipeluk beruang, sungguh sebuah "pelukan beruang".
"Tapi kami punya kekhawatiran di sisi itu. Kondisi klub Borussia Dortmund sebenarnya kami pahami semua. Beberapa tahun lalu tak punya uang, membuat klub terbiasa hidup hemat. Saya bukan tipe suporter idiot yang hanya menuntut pemain berkorban tanpa syarat untuk tim tanpa imbalan. Jika klub tak bisa memenuhi tuntutan finansial yang wajar dari pemain, pergantian pemain adalah hal yang normal." Kata Bruno.
"Pergantian seperti itu sudah sering saya lihat. Awalnya saya juga marah saat pemain pergi, menganggap mereka mengkhianati kami. Tapi kemudian saya lega. Kau tak bisa memaksa seorang pemain mengorbankan tubuh dan -nya tapi menerima gaji tak sepadan. Saat itu kami benar-benar miskin, punya banyak utang. Kalau tak dilunasi, klub bisa bangkrut. Jadi tak ada keluhan, kami bertahan bersama klub. Sekarang sepertinya hampir melewati masa sulit."
Saat mengucapkan "hampir melewati masa sulit", Bruno tersenyum cerah.
"Makanya saya ingin khusus berterima kasih padamu, Zhou Yi. Bagi kamu mungkin ini keputusan rasional setelah pertimbangan matang. Tapi bagi kami suporter biasa, apapun alasannya, kami sangat senang kamu akhirnya bertahan."
Ucapan tulus Pak Tua membuat Zhou Yi tersentuh. Ia mengusap hidungnya: "Saya juga berterima kasih atas pengertianmu, Pak Tua. Sebagai balasan, saya akan berusaha membantu tim meraih juara. Bukannya media meragukan kemungkinan kami mempertahankan gelar liga?"
“Setelah dengar kata-kata Zhou Yi, Bruno tertawa gembira: "Kalau begitu aku mulai menantikan musim ini!"
“Tunggu saja kejutan selanjutnya!”
……
Pada laga ketiga liga setelah pengumuman perpanjangan kontrak Zhou Yi dengan klub, Borussia Dortmund menjamu Nürnberg di kandang sendiri. Zhou Yi mencetak satu gol dan memberikan satu assist, membantu tim menang mudah 2-0 atas Nürnberg.
Media lokal Dortmund menyebut ini sebagai hadiah perpanjangan kontrak terbaik Zhou Yi untuk suporter Borussia Dortmund.
Sepanjang pertandingan, sorakan untuk Zhou Yi adalah yang paling keras dan meriah, tak ada yang bisa menyainginya.
Pasca pertandingan, ada analisa yang menyebut setelah perpanjangan kontrak ini, popularitas Zhou Yi di Dortmund mungkin hanya kalah dari pelatih kepala Klopp.
Pernyataan ini tidak berlebihan.
……
Setelah pertandingan melawan Nürnberg, Zhou Yi mendapat liburan satu hari.
Setelah hari liburnya berakhir, dia kembali bergabung dengan tim untuk latihan.
Di ruang ganti, para pemain biasanya berkumpul dalam kelompok kecil dengan teman dekat untuk mengobrol. Pemain profesional juga manusia biasa, topik obrolan mereka tidak selalu muluk-muluk... dan mereka sangat tertarik dengan gosip.
Begitu Zhou Yi masuk ke ruang ganti, Mark langsung mendekat: "Zhou, kamu dengar kabar ini belum?!"
“Kabar apa?” Zhou Yi tampak bingung.
“Katanya tim medis kita akan kedatangan anggota baru!”
“Apa hubungannya dengan kita?” Zhou Yi mengangkat bahu, terlihat bingung. Ia berharap seumur hidupnya tak perlu berurusan dengan tim medis. Ruang fisioterapi bukan tempat yang menyenangkan, siapa mau ke sana kalau tidak perlu?
“Katanya pemain baru ini gadis cantik banget!” kata Mark dengan semangat, lubang hidungnya membesar dan napasnya jadi berat. “Bayangkan, gadis cantik memijat dan merawatmu. Ya Tuhan… Kenapa aku tidak punya cedera selangkangan?”
Zhou Yi segera menahan tubuh Mark: “Jangan lemas, Mark.”
“Ah, kalau dipikir-pikir, cedera jadi terlihat menggiurkan juga…” gumam Mark penuh harapan.
“Jangan ngawur. Meski dia secantik bidadari, aku tetap tak mau ke sana.” Sejak mengalami cedera otot musim lalu, Zhou Yi sangat sensitif membahas topik ini. Baginya, musuh terbesar pemain profesional bukan lawan, melainkan cedera. Jika sudah cedera, bakat setinggi apapun jadi sia-sia.
“Haha, santai Zhou Yi. Aku hanya bercanda. Aku juga tak mau cedera, tapi punya gadis cantik di samping pasti bikin latihan lebih semangat, kan?” Mark tertawa.
“Dasar otak ngentod.” Zhou Yi menuding Mark.
“Hah, seolah kau tidak tertarik sama sekali.”
“Ngapain aku tertarik? Ini urusanku sama sekali.” Zhou Yi mengangkat bahu acuh.
Melihat Zhou Yi benar-benar tidak tertarik, kebetulan saat itu Götze mendorong pintu masuk, lalu Mark kembali berlari dengan semangat mencari Götze untuk berbagi berita besar ini.
Memandang dari belakang kegembiraan Mark, Zhou Yi menggelengkan kepala dengan pasrah.
Anak ini sedang kasmaran ya?
Sebenarnya... dia memang sudah waktunya kasmaran... Hampir 20 tahun, karirnya mulai stabil tapi belum punya pacar. Di Jerman yang bahkan prostitusi pun legal, ini sungguh aneh...
……
Bukan hanya Mark yang bersemangat, pemain lain juga gembira mendengar tim merekrut fisioterapis cantik baru. Mereka semua pemuda, siapa yang tidak suka kecantikan?
Setelah berganti pakaian di ruang ganti, semua buru-buru menuju lapangan latihan - mungkin ini kali paling antusias mereka datang latihan. Mereka tahu jika ada anggota baru di tim pelatih atau tim medis, pasti akan diperkenalkan.
Dengan perasaan berdebar, semua ingin melihat seberapa cantik si gadis legendaris ini...
Zhou Yi juga geleng-geleng. Seindah apapun fisioterapis, apa gunanya? Apa harus pura-pura sakit seperti di anime Jepang demi bertemu dokter cantik?
Ketika para pemain sudah berkumpul di lapangan beberapa saat, tim pelatih datang lebih dulu, disusul kehadiran Dr. Braun.
Dari kejauhan dia berjalan mendekat, di sampingnya memang ada wanita berambut panjang. Karena jarak masih jauh, wajahnya tidak jelas terlihat. Meski belum tahu kecantikan wajahnya, setidaknya dari sini siluet tubuhnya cukup bagus.
Seseorang bersiul.
"Lihat postur tubuhnya saja sudah tahu pasti cantik!" kata Mark.
"Dangkal!" Zhou Yi mendengus. "Dari belakang bikin ingin berbuat kriminal, lihat depan langsung pengen mundur, kan sudah pernah lihat juga!"
Kedua orang itu berjalan langsung mendekat, semakin dekat, semakin dekat.
Semua sudah bisa melihat jelas wajah perempuan itu - pangkal hidung yang tinggi, mata yang bersinar, bibir sensual... Benar-benar gadis cantik!
Suara siulan dan sorakan semakin keras.
Klopp di samping juga tidak menghentikan mereka, hanya tersenyum melihat kelompok pemuda ini.
Dia tahu bagi para pemuda, ini reaksi normal melihat gadis cantik. Kalau mereka sama sekali tidak bereaksi, itu baru masalah.
Tapi di tengah sorak gembira semua orang, dua orang dalam rombongan malah membeku seperti patung.
Lama kemudian, Zhou Yi menyentuh Mark di sebelahnya: "Mark kendalikan dirimu, jangan sampai melakukan hal impulsif pada perempuan ini, sekali tergelincir jadi penyesalan seumur hidup..."
Mark melepaskan lengannya: "Apa aku gila? Itu kakakku!"
"Kau juga tahu itu kakakmu?!" Zhou Yi menatapnya. "Ini yang kau sebut gadis cantik?"
"Apa kakakku bukan gadis cantik?" Mark balik bertanya.
Zhou Yi kehabisan kata.
Secara objektif dan adil, mengesampingkan semua prasangka, Cortana Wagner memang... gadis cantik.
Tapi siapa sangka Cortana ternyata kembali bekerja di klub Borussia Dortmund?
"Bukankah dia paling benci atlet? Bukankah dia sangat meremehkan pemain?"
……
"Perkenalkan, Cortana Wagner. Lulusan terbaik Ilmu Kedokteran Olahraga, magang di klub kita. Dia orang asli Dortmund." Klopp memperkenalkan Cortana secara singkat kepada para pemain.
Cortana tersenyum tipis menyapa para pemain yang matanya berbinar-binar: "Halo semuanya, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik."
Großkreutz berseru: "Cuma magang? Berarti tidak akan lama di sini?"
"Jika performa magangnya bagus, kami juga akan menandatangani kontrak dengan Cortana," kata Klopp. "Jangan macam-macam, Kevin. Kau sudah punya pacar."
Semua orang tertawa nakal.
Zhou Yi memperhatikan Cortana yang tetap tersenyum tipis di tengah tawa itu, ekspresinya tidak berubah.
Dia masih tidak mengerti, bagaimana bisa Cortana bekerja di Dortmund...
Ia menatap Cortana, tapi sang wanita seolah tidak melihatnya sama sekali, tatapannya tenang seperti air.
Sungguh aneh...
Pikiran ini memenuhi kepala Zhou Yi.
Mark juga sedang kebingungan luar biasa. Tak disangka kakak perempuannya magang di klub Borussia Dortmund!
Ia menatap kakaknya dengan pandangan bodoh, seolah baru pertama kali mengenali sang kakak dalam 20 tahun ini...
