Saat Markus keluar dari rumah sakit, pertandingan Borussia Dortmund melawan Hertha Berlin pun dimulai.
Entah karena trauma cedera parah Markus, kelelahan pemain usai bertanding di timnas, atau persiapan menghadapi Arsenal—tim unggulan grup di fase grup Liga Champions...
Yang jelas, Dortmund kalah 1-2 dari Hertha Berlin di kandang sendiri.
Zhou Yi tidak masuk starting lineup. Baru di menit ke-80 ia masuk sebagai pemain pengganti. Ia gagal membantu Dortmund menyamakan kedudukan, apalagi membalikkan skor.
Saat ini fokus semua orang beralih ke Liga Champions, bukan liga domestik.
Tiga hari kemudian, Dortmund akan menjamu Arsenal di pertandingan perdana fase grup.
Musim ini, Borussia Dortmund karena performa luar biasa di Champions Eropa musim lalu, mereka ditempatkan di peringkat ketiga. Sedangkan pertandingan pertama fase grup melawan tim unggulan, merupakan perlakuan khusus untuk tim peringkat ketiga.
Di grup ini, selain Borussia Dortmund dan Arsenal, ada juga Marseille dari Prancis dan Olympiakos dari Yunani.
Olympiakos adalah tim dengan kemampuan terlemah, akan menjadi sasaran perbedaan gol bagi tiga tim lainnya.
Untuk bisa menguasai posisi lolos grup, mereka pasti akan mengeruk selisih gol maksimal dari Olympiakos.
Saat Borussia Dortmund akan menghadapi Arsenal, sebuah kisah lama kembali diangkat oleh media.
Masalah ini terkait Zhou Yi dan Arsenal.
Kisah Zhou Yi yang menonjol melalui program reality show seleksi dan menarik perhatian klub Borussia Dortmund, sudah diketahui semua orang. Zhou Yi dalam wawancara tidak pernah menyembunyikan pengalaman ini maupun latar belakangnya sebagai mantan pemain amatir.
Tapi mungkin tidak banyak yang tahu bahwa Zhou Yi yang ikut reality show itu, tidak hanya diminati Dortmund tapi juga pernah menjadi incaran Arsenal dan Barcelona.
Tapi mengapa akhirnya Zhou Yi tidak memilih kedua klub tersebut?
Ini menjadi kenangan masa lalu yang tidak ingin diungkit oleh kedua klub tersebut...
Media mengungkapkan bahwa Zhou Yi awalnya tidak menolak bergabung dengan Arsenal. Ia hanya berharap Arsenal bisa memberikan komitmen terkait penampilan di tim utama. Namun pihak Arsenal tidak dapat memenuhi permintaan ini dan enggan memberikan janji semacam itu - tentu saja, dalam konteks situasi saat itu, keputusan Arsenal ini sepenuhnya masuk akal.
Saat itu Zhou Yi hanyalah pemain amatir tanpa latihan profesional, belum pernah membuktikan diri di level kompetitif manapun. Hanya menonjol di beberapa pertandingan acara realitas. Meminta jaminan tim utama dari sosok seperti ini dianggap terlalu ambisius.
Meski logis, dalam menangani bakat muda, setiap klub harus mengambil risiko tertentu. Tidak ada pemain muda yang masa depannya bisa diprediksi secara absolut, sama seperti tidak ada keputusan yang bebas risiko di dunia ini.
Oleh karena itu, aktivitas scout yang berburu bakat muda ke seluruh dunia untuk direkrut ke klub mereka pada dasarnya mirip dengan berjudi. Intinya seberapa berani Anda mengambil risiko.
Jelas, Arsenal tidak berani mengambil risiko pada Zhou Yi.
Mereka pun akhirnya melewatkan Zhou Yi.
Lalu bagaimana Dortmund bersikap? Pelatih utama Borussia Dortmund, Klopp, secara khusus terbang ke Barcelona untuk bernegosiasi dengan Zhou Yi. Langkah inilah yang memantapkan keputusan Zhou Yi bergabung dengan Akademi Dortmund, menghadirkan prestasi gemilang bagi klub tersebut saat ini.
Klopp berhasil memenangkan taruhannya, dan Dortmund menuai manfaat besar.
Media yang mengungkap hal ini bertanya: "...Melihat Zhou Yi yang kini tampil gemilang di Borussia Dortmund, apakah Wenger merasa sedikit menyesal?"
Setelah diungkap media, kisah ini langsung menarik perhatian banyak orang karena sungguh legendaris...
Siapa sangka Zhou Yi ternyata pernah hampir bergabung dengan Arsenal?
Maka semakin banyak media yang bergabung dalam tim penggali cerita.
Ada yang mendatangi Zhou Yi, ada pula yang menghampiri Wenger.
Zhou Yi: "Memang ada hal seperti itu."
"Apakah waktu itu benar karena Arsenal tidak mau memberikan janji tim utama?" wartawan mendesak.
"Itu hanya salah satu alasannya..." kata Zhou Yi yang enggan banyak bicara. Jika dibahas terus, nanti dituduh mencela Arsenal, betapa tidak adilnya? "Saya punya pertimbangan sendiri, Arsenal pasti juga punya pertimbangan mereka. Akhirnya tidak bisa bersatu juga wajar. Yang penting sekarang saya bahagia di Dortmund."
Lalu bagaimana tanggapan pihak Arsenal?
Menghadapi pertanyaan wartawan, Wenger mengernyit lalu mengangguk: "Benar. Saat itu kami hampir merekrutnya, tapi akhirnya gagal."
"Apakah Anda menyesal sekarang?" tanya wartawan.
Wenger menggeleng: "Tidak. Kami juga punya pemain yang sangat hebat."
Dalam hal ini, sikap Wenger sangat tegas. Ia tidak menyesali kegagalan perekrutan Zhou Yi, lebih memilih mempercayai pemain-pemainnya sendiri.
Seorang wartawan bertanya lebih lanjut: "Kalau begitu, bisakah Anda menjelaskan alasan mengapa Arsenal akhirnya tidak bisa merekrut Zhou Yi?"
"Saya tidak tahu tentang itu..." Wenger menggelengkan kepala sambil tersenyum.
Wenger tidak tahu?
Maka pencarian terus dilanjutkan.
Wartawan-wartawan memang memiliki jaringan informasi yang luas. Berdasarkan situasi saat itu, jika Zhou Yi benar-benar akan bergabung dengan Arsenal, seharusnya yang menangani bukanlah pelatih tim utama Wenger. Jadi wajar jika Wenger tidak mengetahui detailnya. Kasus seperti Klopp yang secara pribadi pergi ke Barcelona untuk merekrut Zhou Yi adalah pengecualian.
Yang seharusnya bertanggung jawab atas masalah ini adalah Kepala Pelatih Akademi Arsenal.
Maka mereka menemui Liam Brady, Direktur Akademi Pemain Muda Arsenal.
Brady masih memiliki kesan mendalam tentang Zhou Yi, karena sangat jarang ada pemain amatir berusia 17 tahun yang berani meminta klub menggunakan klausul bakat spesial untuk merekrutnya... Orang seperti ini pasti meninggalkan kesan yang sangat kuat bagi Brady.
Selama berbulan-bulan setelah gagal mendapatkan Zhou Yi di Barcelona kala itu, remaja China ini tetap menempati sudut khusus dalam pikirannya. Kadang ketika teringat, Brady merasa anak ini konyol tapi menggemaskan, arogan tapi menggemaskan. Entah apakah di kemudian hari dia akan menyesali kesempatan emas bergabung dengan Arsenal yang terlewat karena keangkuhan masa mudanya?
Dulunya dia mengira remaja ini hanya akan menjadi kenangan yang perlahan memudar dalam ingatannya.
Tapi ketika dia mendengar nama orang ini lagi, baru sadar bahwa dia sudah menjadi pilar utama tim utama Borussia Dortmund!
Ini benar-benar membuatnya terkejut—anak ini ternyata benar-benar berhasil bersinar di Dortmund? Dan Dortmund bahkan benar-benar memberinya kesempatan bermain di tim utama secepat ini!
Dia merasa seperti sedang menonton dongeng, terlalu tidak realistis...
Tapi ketika para wartawan menemukannya dan memintanya membahas tentang Zhou Yi, dia enggan berbicara lebih banyak.
"Zhou Yi mengajukan persyaratannya, tapi kami tidak bisa memenuhinya, jadi dia tidak datang... Bukankah ini hal yang wajar?"
Entah karena alasan apa, di dalam hatinya ada suara yang menyuruhnya untuk tidak menceritakan masa lalu terlalu detail.
Jadi dia berhenti memberikan wawancara tentang Zhou Yi, alasannya ini adalah urusan masa lalu dan membahasnya sekarang hanya sensasi jurnalistik.
Wenger tidak tahu, Brady tahu tapi tidak mau bicara.
Bagaimana?
Pasti ada yang tahu dan bersedia bercerita...
Kemampuan tabloid Inggris menggali informasi tetap tangguh.
Tak lama kemudian, mereka mengungkapkan detail kejadian saat itu.
Singkatnya, Arsenal yang menghubungi Zhou Yi, mengapresiasi bakatnya dan prospek masa depannya, ingin merekrutnya. Namun Zhou Yi meminta jaminan tempat di tim utama, yang terkait izin kerja (Labour Certificate). Dia ingin Arsenal menggunakan klausul bakat spesial untuk merekrutnya, tapi permintaan ini ditolak Arsenal.
Lalu... tidak ada kelanjutannya...
Setelah informasi dalam ini diungkap, semua orang bisa membuat penilaian sendiri.
Apakah permintaan Zhou Yi berlebihan, atau Arsenal terlalu pelit?
Setiap orang akan memiliki interpretasi sendiri. Sebagian menganggap Zhou Yi arogan, meminta harga tinggi tanpa membuktikan kemampuannya terlebih dahulu. Namun pendukungnya berpendapat ini adalah kepercayaan diri dan penghargaan yang pantas dari pemain jenius terhadap kemampuannya, sementara pihak Arsenal terlihat terlalu kikir sehingga kehilangan pemain berbakat seperti Zhou Yi.
Tapi sebenarnya siapa yang benar atau salah sudah tidak relevan lagi.
Ketika wartawan bertanya pada Brady apakah dia menyesal tidak merekrut Zhou Yi, jawabannya sama persis dengan Wenger.
Dia berkata: "Tidak menyesal. Mengapa harus menyesal?"
Dia bahkan memberikan pertanyaan balik kepada para wartawan.
Ya, Arsenal yang memiliki hutan lebat berisi banyak pemain jenius, untuk apa menyesali satu pohon yang terlewat?
