Asosiasi Sepak Bola Tiongkok (AST) segera menerima balasan dari klub Borussia Dortmund. Dalam balasannya, klub Jerman tersebut menyebutkan akan mempertimbangkan saran AST sesuai kebijaksanaan mereka.
"Pertimbangan sesuai kebijaksanaan?" Asisten pelatih timnas Fu Bo mengernyitkan dahi setelah membaca dokumen resmi ini. "Jadi apakah mereka akan mengikuti saran kita atau tidak?"
Gao Hongbo menggelengkan kepala: "Tidak tahu. Tapi apapun keputusan mereka, pasti punya alasan yang sah. Pemain memang terikat kontrak dengan klub, bukan dengan timnas... Sebenarnya sejak awal saya tidak setuju dengan pengiriman faks ini oleh AST karena melanggar prosedur biasa..."
Ekspresinya menunjukkan kekecewaan, entah terhadap birokrasi AST atau hasil yang diperoleh.
"Lalu bagaimana?" Fu Bo menggaruk-garuk kepala membayangkan pertandingan tandang melawan Irak.
"Bersiap untuk skenario terburuk." Gao Hongbo menjawab datar.
……
Seperti yang diprediksi Gao Hongbo, dalam pertandingan melawan Wolfsburg, Zhou Yi tercantum dalam starting line-up Borussia Dortmund.
AST berharap Dortmund memainkan Zhou Yi sebagai pemain cadangan, namun jelas pelatih Klopp tidak berniat memenuhi permintaan timnas China.
Kini mereka yang peduli dengan nasib Timnas China hanya bisa menghibur diri dengan berkata bahwa Jerman lebih dekat ke Qatar -- lokasi kandang Irak -- dibandingkan China, sehingga Zhou Yi bisa mengurangi jarak terbang dan waktu tempuh, mungkin efeknya terhadap stamina juga lebih ringan...
Setelah pertandingan dimulai, Borussia Dortmund di kandang sendiri langsung melancarkan serangan gencar ke gawang Wolfsburg tanpa melakukan pengamatan awal.
Sementara Wolfsburg hanya bisa bertahan, sama sekali tidak mampu membalas serangan.
Perlu diketahui bahwa pada musim 2008-2009, Wolfsburg di bawah asuhan Magath bahkan berhasil mengalahkan Bayern München dan meraih gelar liga musim itu. Namun performa mereka semakin menurun setiap tahun.
Musim 2009-2010 Wolfsburg finis di peringkat 8 liga, musim 2010-2011 mereka berada di posisi 15, hanya selisih dua poin dari jurang degradasi...
Jadi Wolfsburg saat ini sudah jauh dari aura juara liga yang pernah mereka raih dulu.
Ini juga menjadi penyakit umum banyak tim Bundesliga - bangkit dengan cepat, namun jatuh juga dengan cepat.
Saran Zhou Yi itu bukan hanya menunjukkan kepercayaan diri, tapi juga pertimbangan matang terhadap kemampuan lawan. Sebelum mengetahui Asosiasi Sepak Bola Tiongkok mengirim faks ke Borussia Dortmund, dia sudah berlatih melawan Wolfsburg berkali-kali di Sistem Virtual dan paham betul kondisi tim tersebut. Menurutnya, dengan usaha maksimal tanpa kompromi, kemenangan bisa dikunci lebih awal.
Dengan kata lain, Borussia Dortmund yang bermain di kandang sendiri mengalahkan Wolfsburg bukanlah hal yang mengejutkan, satu-satunya pertanyaan adalah berapa gol selisih kemenangan.
Jika dalam pertandingan biasa Dortmund diibaratkan mobil dengan mode nyaman yang akselerasinya santai bahkan cenderung lamban, maka dalam laga ini mereka berubah menjadi sedan mode sport plus yang langsung melesat begitu pedal gas diinjak. Dan yang mengendalikan mode berkendaranya adalah Zhou Yi.
Zhou Yi yang menentukan pola permainan Dortmund.
Menit ke-6, Zhou Yi tiba-tiba mengirim umpan silang dari celah kotak penalti. Bola melesat melewati bek Wolfsburg Schäfer dan mendarap di kaki Mario Götze.
Götze yang menerima bola di area tengah langsung berbalik dan menembak! Bola melesat masuk ke gawang Wolfsburg!
"Mario Götze!!" teriak Marcel Leif. "Götze! Ia mencetak gol pembuka untuk Dortmund! Assistnya datang dari Zhou Yi!!"
Usai mencetak gol, Götze berbalik mencari Zhou Yi untuk merayakan. Rekan setim lainnya pun berkerumun. Tribun bergemuruh dengan nyanyian dan sorak sorai suporter Borussia Dortmund.
Baru enam menit pertandingan berjalan, Dortmund sudah unggul. Di pinggir lapangan, Klopp tersenyum puas. Bukan karena skor itu yang membuatnya senang, tapi karena Zhou Yi telah menepati janji dan tak mengecewakannya.
"Enam menit kemudian di menit kedua belas, Borussia Dortmund kembali mencetak gol. Kali ini yang mencetak gol adalah Shinji Kagawa, sedangkan yang memberikan assist... Masih Zhou Yi!"
"Shinji Kagawa! Borussia Dortmund memimpin 2:0 atas Wolfsburg! Zhou Yi kembali memberikan assist yang brilian!"
……
"Baru dua belas menit pertandingan berjalan, Zhou Yi sudah mengumpulkan dua assist! Hari ini kondisinya muncul sangat awal dan sangat baik!" Dalam siaran TV, komentator Duan Xin sedang memuji performa Zhou Yi.
Di depan televisi, Fu Bo mengerutkan alisnya. Ia khawatir apakah kondisi terbaik Zhou Yi muncul terlalu dini? Secara umum, kondisi prima dalam satu pertandingan setelah perjalanan jauh biasanya akan menurun. Ia takut Zhou Yi telah menggunakan semua kondisi terbaik dan keberuntungannya di pertandingan ini, sehingga nanti di Tim China akan tampak seperti orang yang berbeda...
Gao Hongbo di sampingnya mengangkat kepala melihat layar televisi, lalu menunduk kembali mencoret-coret di buku catatannya. Ia sedang mengamati performa Zhou Yi dalam pertandingan. Ini juga kebiasaannya. Saat menonton liga domestik di dalam negeri, ia selalu duduk di tribun sambil menonton pertandingan dan mencatat berbagai hal.
Untuk pertandingan Zhou Yi, ia tidak bisa datang langsung ke lokasi, jadi hanya bisa mengamati melalui siaran TV. Meski yang terlihat terbatas, ia tidak menyerah untuk terus mencatat pengamatan dan pemikirannya.
"Eh, Lao Gao, kamu tidak khawatir?" Fu Bo yang melihat Gao Hongbo tidak bereaksi akhirnya tidak tahan bertanya.
"Khawatir tentang apa?" Gao Hongbo mengangkat kepala dan memandangnya dengan bingung setelah mendengar pertanyaan Fu Bo.
“Khawatir kondisi Zhou Yi muncul terlalu cepat!”
“Hai.” Gao Hongbo tersenyum, mata kecilnya menyipit seperti garis. “Kamu terlalu banyak mikir, Lao Fu. Cuma satu pertandingan.”
Setelah berkata demikian, dia kembali menunduk mencoret-coret di buku kecilnya.
Fu Bo melihat ketenangan Gao Hongbo, tak bisa berbuat banyak. Namun kerutan di alisnya tak kunjung menghilang.
Apakah kekhawatiran tentang kondisi Zhou Yi yang muncul terlalu awal ini hanya prasangkanya sendiri? Hanya verifikasi langsung yang bisa menjawab.
……
Baru 12 menit Borussia Dortmund sudah unggul 2-0 atas Wolfsburg. Hampir tak ada kejutan dalam pertandingan ini. Kecuali ada keajaiban, Wolfsburg mustahil menyamakan skor apalagi balik keadaan.
Meski peluangnya tipis, tetap ada kemungkinan teoretis.
Tentu Zhou Yi tak ingin memberi celah sekecil apapun. Janjinya untuk menuntaskan pertandingan cepat berarti tak puas hanya unggul 2 gol di babak pertama.
Menit ke-38, Zhou Yi sendiri yang mencetak gol! Dortmund melesat 3-0 atas Wolfsburg!
“Wah! Zhou Yi! Gila! Baru 40 menit sudah 2 assist plus 1 gol!” Sorak Duan Xin bagi Fu Bo bagai pertanda buruk.
……
Di pinggir lapangan, Klopp bertepuk tangan membahana. Unggul 3-0, menurutnya Zhou Yi sudah memenuhi janji mengakhiri ketegangan pertandingan di babak pertama.
Tapi yang tidak dia sangka, dua assist dan satu gol tidak membuat Zhou Yi berhenti.
Di menit ke-44 menjelang akhir babak pertama, Zhou Yi memberikan assist ketiganya pada pertandingan ini, membantu Robert Lewandowski mencetak gol keempat Borussia Dortmund!
"4:0!! Luar biasa! Luar biasa!" teriak Marcel Leif, "Borussia Dortmund unggul 4-0 atas Wolfsburg di babak pertama! Pertandingan ini sudah tidak ada lagi ketegangan kemenangan atau kekalahan! Tapi siapa yang menyangka jalannya pertandingan akan seperti ini sebelum kick-off?"
Zhou Yi sudah memprediksinya, sementara Klopp hanya setengah percaya.
Jadi saat melihat Lewandowski merayakan gol di depan suporter Dortmund yang histeris, Klopp juga terlihat sedikit terkejut.
Dia mengalihkan pandangannya ke Zhou Yi.
Bocah ini...
……
Saat jeda babak pertama, Marcel Leif masih mengatakan Zhou Yi adalah pemain terbaik Dortmund di babak pertama, dia benar-benar mendominasi pertandingan. Di bawah kendalinya, Dortmund bergerak mulus sementara Wolfsburg terus kehilangan ritme permainan.
Dia bahkan berani memprediksi skor akhir yang sangat mencengangkan.
Namun sebelum babak kedua dimulai, saat para pemain sudah berdiri di lapangan menunggu kick-off, wasit keempat sudah mengangkat papan pergantian pemain di pinggir lapangan. Kuba masuk menggantikan Zhou Yi nomor 23!
“Hah?” Melihat Zhou Yi berlari turun dari lapangan, lalu bersalaman dengan Kuba di pinggir lapangan saat pergantian pemain, Marcel Leif merasa heran. “Apakah Zhou Yi cedera? Kalau tidak, mengapa dia diganti baru main separuh pertandingan? Tidak, lihat cara larinya, tidak ada tanda cedera. Di babak pertama juga tidak ada kontak fisik yang keras... Mungkin Klopp merasa pertandingan ini sudah dimenangkan, tidak perlu membuang stamina Zhou Yi? Tapi sekalipun begitu, waktunya substitusi ini terlalu dini...”
Yang paling mengecewakan Marcel Leif adalah, setelah Zhou Yi turun, ritme serangan Borussia Dortmund mungkin akan melambat. Ini juga menandakan penyesuaian strategis dari Dortmund.
Dia ingin melihat kemenangan telak, tapi Dortmund malah menghentikan tekanan?
Marcel Leif kecewa, namun Fu Bo di depan televisi justru bersemangat: “Hah? Zhou Yi hanya main setengah pertandingan?”
Ia menoleh ke Gao Hongbo yang tersenyum: “Artinya mereka masih mempertimbangkan kondisi kita.”
Jika Zhou Yi hanya main separuh waktu, kondisi stamina-nya jelas jauh lebih baik dibanding terkuras di menit-menit akhir pertandingan 90 menit.
“Hmm, tinggal lihat kondisinya...” Fu Bo masih merasa kondisi Zhou Yi yang muncul terlalu awal bukanlah hal baik.
Babak 239 Hotel Keberuntungan
Setelah Zhou Yi turun, Dortmund benar-benar memperlambat ritme. Di babak pertama mereka dipacu Zhou Yi tanpa henti, tanpa kesempatan bernapas, seperti gila mencetak empat gol.
"Memang setelah babak kedua mereka berhak untuk sedikit melonggarkan permainan."
"Tentu saja setelah melonggarkan, mereka juga harus siap menerima konsekuensinya."
Borussia Dortmund sempat kebobolan satu gol oleh Wolfsburg di babak kedua, namun berkat kemampuan tim yang masih kuat, mereka berhasil menyamakan kedudukan di akhir pertandingan.
Akhirnya, pertandingan ini berakhir dengan kemenangan Borussia Dortmund 5-1 atas Wolfsburg di kandang sendiri.
Setelah pertandingan, media mempertanyakan mengapa Zhou Yi ditarik keluar begitu awal. Secara logika, meski unggul empat gol di babak pertama, tidak perlu menarik Zhou Yi saat jeda babak pertama! Tindakan ini lebih terkesan merendahkan Wolfsburg, dengan makna tersirat Dortmund: "Pemain inti kami cukup bermain separuh lapangan untuk menghancurkan kalian!"
Dalam konferensi pers pasca pertandingan, Klopp menjelaskan kebingungan mengenai masalah ini.
"Kami telah berdiskusi dengan Asosiasi Sepak Bola Tiongkok (AST). Mempertimbangkan Timnas China akan menghadapi pertandingan krusial, mereka berharap kami bisa memberikan Zhou Yi lebih banyak waktu istirahat. Setelah mendapat persetujuan pemain yang bersangkutan, saya menariknya saat jeda babak pertama," jelas Klopp.
Ternyata begitu.
Para wartawan media langsung tercerahkan. Bagi wartawan Jerman ini sekadar jawaban biasa, namun bagi wartawan China terdengar mengharukan - klub Borussia Dortmund bahkan mempertimbangkan kepentingan Timnas China.
Memang, pertandingan timnas berikutnya sangat penting bagi sepak bola Tiongkok.
Jika Tim China kalah di kandang lawan melawan Irak, situasi akan menjadi sangat sulit.
Sepak bola Tiongkok sejak lolos ke Final Piala Dunia 2002, pada edisi 2006 dan 2010 sudah tersingkir lebih awal. Bukan hanya gagal ke Final Piala Dunia, bahkan babak final Kualifikasi Zona Asia (Babak 10 Besar) pun tidak sempat diikuti.
Jika kali ini mengulangi kegagalan yang sama, ini akan menjadi pukulan berat bagi sepak bola Tiongkok.
Tentu saja mereka berharap Zhou Yi bisa tampil gemilang di pertandingan timnas, membantu Tim China mengalahkan Irak, minimal tidak kalah saat bermain di kandang lawan.
Sementara Borussia Dortmund bersedia memberikan kemudahan ini, hal ini membuat mereka merasa senang. Ini mencerminkan bentuk penghormatan.
Tentu saja, sumber penghormatan ini bukanlah hal yang misterius. Bukan karena persahabatan klub Borussia Dortmund dengan rakyat Tiongkok, juga bukan karena perhatian khusus mereka pada pasar China - tanpa Zhou Yi, pasar besar China tidak memiliki makna berarti bagi Dortmund. Keberadaan Zhou Yi-lah yang menjadi dasar pembahasan semua ini.
Singkatnya, kemudahan yang diberikan Asosiasi Sepak Bola Tiongkok (AST) ini murni karena Zhou Yi adalah pemain inti tim. Mereka tidak ingin bermasalah dengan sang pemain kunci, mengingat Zhou Yi adalah pemain China. Oleh karena itu, Klopp menekankan bahwa keputusan ini diambil setelah meminta persetujuan pemain terkait. Ini membuktikan betapa mereka menghargai Zhou Yi. Jika tidak demikian, klub sudah pasti akan menolak mentah-mentah tanpa perlu berdiskusi.
Jadi, di dunia ini, baik dalam sepak bola maupun bidang lainnya, kemampuan diri sendiri adalah kunci untuk memenangkan rasa hormat. Beberapa orang berpikir dengan merendahkan diri, sengaja menjilat orang itu, dan memenuhi permintaan mereka hampir tanpa syarat, mereka bisa mendapatkan simpati dan rasa hormat. Ini adalah pemikiran yang sangat salah.
……
Setelah pertandingan berakhir, Zhou Yi tidak kembali ke basis pelatihan seperti rekan setim lainnya lalu pulang ke rumah. Di Westfalenstadion, agennya Schulze mengantarnya ke bandara. Dia akan langsung ke Qatar untuk bergabung dengan timnas dan mempersiapkan pertandingan melawan Irak.
Untuk istirahat penuh, Zhou Yi memilih penerbangan kelas satu dengan kamar tidur terpisah. Dengan ini, dia seperti berada di hotel dan bisa mendapatkan pengalaman istirahat berkualitas baik secara langsung.
Uang ini tentu dibiayai sendiri. Semuanya hanya untuk memastikan dia bisa beristirahat dengan baik dan menjaga kondisi.
Dari sini terlihat betapa Zhou Yi menganggap penting Kualifikasi Piala Dunia untuk Tim China.
……
Karena perang domestik di Irak, timnas mereka baik latihan maupun pertandingan tidak diadakan di dalam negeri, melainkan di Qatar yang juga negara Timur Tengah.
Zhou Yi tidak asing dengan Qatar. Sebab Piala Asia awal tahun ini diadakan di Qatar. Tim China meraih juara dua di sini, yang merupakan prestasi terbaik dalam sejarah Piala Asia untuk Tim China.
Jadi sebenarnya tempat ini bisa dianggap sebagai tempat keberuntungan Timnas China. Karena pertimbangan takhayul yang bisa dipahami semua orang, Timnas China awalnya ingin menginap di hotel yang sama di Qatar seperti saat mereka mengikuti Piala Asia, berharap kunjungan kembali ke tempat lama bisa membawa keberuntungan.
Namun pihak Qatar dengan menyesal memberitahu mereka, karena hotel tersebut tiba-tiba memutuskan untuk renovasi, mereka tidak bisa menginap di hotel itu dan harus pindah ke hotel lain.
Tapi apakah benar-benar sedang direnovasi? Mungkin semua orang sudah tahu jawabannya di dalam hati.
Saat Zhou Yi tiba di Qatar, ketua tim nasional China Cao Wei sendiri yang menjemputnya. Dalam perjalanan dari bandara ke hotel tempat Tim China menginap, mereka melewati hotel yang dulu ditempati selama Piala Asia.
"Hah?" Zhou Yi menoleh melihat ke luar jendela mobil, hotel dengan perancah di dinding luar dan pintu gerbang terkunci rapat, terkejut: "Benar-benar sedang direnovasi ya?"
"Masa mungkin?" Cao Wei yang duduk di kursi penumpang mendengus. "Cuma pura-pura saja, biar media tidak menemukan kejanggalan. Lihat saja tidak ada satu pekerja pun? Tapi hotel ini memang tutup sementara beberapa hari ini, tidak menerima tamu sama sekali."
Mendengar itu, Zhou Yi terus mengamati hotel dari dalam mobil. Dia sangat familiar dengan hotel ini karena selama Piala Asia seluruh Tim China tinggal di sini. Biasanya hotel terkenal di Doha ini tingkat okupansinya sangat tinggi, tapi sekarang gerbangnya terkunci rapat, bahkan bayangan orang pun tidak terlihat.
"Hotel mewah seperti ini, berapa besar kerugian sehari tidak beroperasi?" gumam Zhou Yi takjub.
“Ya, tapi katanya pihak Qatar sepertinya sudah mencapai kesepakatan dengan pengelola hotel untuk memberikan kompensasi... Semua ini kami dengar setelah tiba di Qatar, tidak ada satu pun media yang melaporkan hal ini karena kurangnya bukti,” kata Cao Wei. “Untuk mencegah kami menginap di hotel ini, pihak Qatar benar-benar bersusah payah.”
Lawan Tim China dalam pertandingan ini bukan Qatar, tapi karena Irak dan Qatar sama-sama negara Liga Arab yang memiliki hubungan sejarah baik, secara alami Qatar mendukung sepak bola Irak. Kemenangan Timnas Irak di Piala Asia 2007 juga dianggap sebagai kemenangan sepak bola Arab.
Inilah alasan mengapa Timnas Irak memilih Qatar sebagai kandang sendiri ketika tidak bisa bertanding di tanah airnya sendiri.
Harus diakui, dalam hal persatuan, Asia Barat memang lebih kuat daripada Asia Timur. Negara-negara Timur Tengah cenderung mudah bersatu. Sementara di Asia Timur, empat negara Tiongkok-Jepang-Korea-Utara sering saling menjadi rival bebuyutan... Tentu ada hubungan sejarah dan politik yang kompleks di balik ini, tidak terlalu terkait dengan sepak bola.
Jadi meskipun ini bukan kandang sebenarnya Irak, masalah yang dihadapi Tim China di tempat ini mungkin lebih banyak daripada jika benar-benar bertanding di Irak...
“Mereka pikir dengan melarang kami menginap di hotel saat Piala Asia, kami akan kalah dari Irak?” tanya Zhou Yi.
"Saya rasa mereka berpikir seperti ini..." Cao Wei masih menyimpan beberapa kata yang belum diucapkan. Sebenarnya, Asosiasi Sepak Bola Tiongkok (AST) juga berpikir demikian. Kalau tidak, mengapa mereka mengusulkan untuk menginap di hotel yang sama? Bukan sekadar karena lebih familiar, itu hanya alasan permukaan. Mereka juga agak takhayul, berharap hotel ini bisa membawa keberuntungan bagi Tim China.
Hasilnya, pemikiran mereka terbaca oleh pihak Qatar... Mereka dengan gamblang menunjukkan apa yang disebut "keuntungan kandang tuan rumah kaya raya", benar-benar menunjukkan kekayaan dan kemewahan lewat gebrakan besar.
Mendengar perkataan Cao Wei, Zhou Yi tertawa: "Wah, menurutku mereka overthinking. Menang atau kalah pertandingan kan tidak ditentukan oleh pilihan hotel."
Sambil berbicara, mobil melintasi jalan depan hotel tersebut. Zhou Yi pun mengalihkan pandangannya.
……
Kedatangan Zhou Yi di Qatar untuk bergabung dengan Tim China menjadi berita penting, tidak hanya mendapat perhatian media China tapi juga media lokal Qatar.
Bagi media Qatar, Zhou Yi bukanlah wajah asing. Pada awal tahun di Piala Asia, Zhou Yi terpilih sebagai Man of the Match turnamen. Selain final, ia selalu menjadi starter di setiap pertandingan dengan performa gemilang. Saat itu Tim China bahkan satu grup dengan Qatar, dan kedua tim bertemu langsung. Zhou Yi yang bermain luar biasa hampir memojokkan tuan rumah ke jurang kekalahan. Bagaimana mungkin media lokal Qatar tidak punya kesan mendalam padanya?
Namun, apakah kesan tentangnya baik atau buruk, itu belum tentu. Bagaimanapun, jika bukan karena Zhou Yi di Tim China, tuan rumah Piala Asia Qatar seharusnya bisa lolos dari grup. Namun karena Zhou Yi, Qatar sebagai tuan rumah justru tersingkir di fase grup. Bagi Qatar, ini benar-benar menjadi dendam.
Dalam berita kepulangan Zhou Yi ke tim, media Qatar menjulukinya sebagai "satu-satunya bintang sepak bola berstandar Eropa di Tim China". Meski fakta, penekanan khusus ini terkesin mengejek - selain Zhou Yi, pemain lain Tim China semuanya sampah!
Saat diwawancarai media lokal Qatar, Zhou Yi berkomentar tentang negara ini: "Aku sangat menyukai Qatar dan kota Doha. Karena ini adalah tempat keberuntungan kami." Ucap Zhou Yi sambil tersenyum.
"Di sini, kami pernah meraih juara dua Piala Asia meski tak diunggulkan. Piala Asia itu adalah debutku dan meninggalkan kenangan indah. Selain itu, aku juga berterima kasih pada hotel yang menerima kami dulu. Katanya sekarang sedang renovasi, sayang tidak bisa menginap. Semoga saat Sepuluh Besar nanti kami dapat kesempatan..."
Tentang jawaban ini, Sun Pan berkomentar tajam di grup: "Goblok, Zhou Yi lagi nyebarin jijik!"
Kesempatan menginap saat Sepuluh Besar? Bukankah itu berarti Tim China dan Qatar akan satu grup di Sepuluh Besar?
Mengaitkan kembali kenangan indah yang disebut Zhou Yi sebelumnya, tidak bisa tidak mengingatkan pada "kenangan manis" saat Qatar tersingkir dari Piala Asia oleh Tim China...
