Pertandingan antara Dortmund dan Kaiserslautern dimulai lebih dulu. Tuan rumah Dortmund berhasil unggul 1-0 di babak pertama.
Namun di babak kedua, skor disamakan oleh Kaiserslautern.
Pada menit ke-77, Zhou Yi memberikan assist kepada Robert Lewandowski, membantu penyerang Polandia itu mencetak gol ke gawang Kaiserslautern.
Akhirnya Borussia Dortmund mengalahkan Kaiserslautern dengan skor 2:1 di kandang sendiri.
Bayern München juga jelas memahami makna juara musim dingin. Saat mereka turun ke lapangan, mereka juga mengalahkan Stuttgart dengan skor yang sama.
Kedua tim masih hanya terpaut satu poin.
……
Seminggu kemudian, pertandingan terakhir sebelum masa istirahat musim dingin: Borussia Dortmund bertandang ke SC Freiburg. Bayern München menjamu Köln di Allianz Arena, sedangkan Schalke 04 juga bermain di kandang sendiri melawan Werder Bremen.
Kali ini, pertandingan pembuka jornada liga ini adalah Bayern München yang menjamu Köln.
Bayern München akhirnya menang telak 3-0 atas Köln tanpa kesulitan berarti.
Sehari kemudian, giliran Borussia Dortmund dan Schalke 04 yang turun ke lapangan.
Borussia Dortmund terlebih dahulu mengalahkan SC Freiburg 4:1 di tandang.
Dengan demikian Borussia Dortmund menjadi juara musim dingin Bundesliga dengan keunggulan satu poin, membangun keuntungan psikologis untuk merebut gelar liga.
Selanjutnya Schalke 04 menghancurkan Werder Bremen 5:0 di Veltins-Arena. Yang Muge menjadi starter untuk ketiga kalinya secara beruntun dan bermain penuh 90 menit.
Kemampuan bertahan sebagai starter selama tiga pertandingan tanpa pernah ditarik keluar, serta selalu menyelesaikan pertandingan penuh, telah membuktikan posisi Yang Muge yang kokoh di Schalke 04.
Kali ini, performa Yang Muge lebih menonjol. Berkat kontribusinya yang luar biasa, Schalke 04 berhasil menjaga gawang tetap bersih melawan Werder Bremen sepanjang pertandingan.
……
Usai menyelesaikan seluruh pertandingan paruh musim pertama, seluruh skuat Borussia Dortmund dibubarkan. Mereka akan menikmati liburan selama lebih dari dua minggu sebelum berkumpul kembali di Tahun Baru untuk mempersiapkan paruh musim kedua.
Ini merupakan liburan masa istirahat musim dingin pertama yang benar-benar dinikmati Zhou Yi sejak mulai bermain di liga profesional.
Di musim pertamanya, ia memanfaatkan masa istirahat musim dingin untuk berlatih intensif guna meningkatkan stamina dan menutupi kelemahan fisiknya.
Di musim kedua, usai paruh musim pertama, ia langsung pulang ke tanah air untuk bergabung dengan timnas dalam persiapan Piala Asia bulan Januari.
Zhou Yi dan Yang Muge sepakat untuk pulang ke China bersama-sama.
Tidak hanya mereka berdua, mereka juga mengajak Sun Pan, He Ying, dan Guo Nu untuk berkumpul di Beijing sebelum masing-masing pulang ke kampung halaman.
Kesempatan berkumpul ini dimungkinkan karena adanya masa istirahat musim dingin di La Liga dan Serie A. Seandainya ada yang bermain di Liga Premier Inggris, pasti akan absen karena tidak ada konsep winter break - justru jadwal pertandingan semakin padat mendekati akhir tahun.
Ketika Yang Muge dan Zhou Yi tiba di Beijing, Guo Nu sudah menunggu di sana.
Keesokan harinya, Sun Pan dan He Ying yang bermain di Spanyol juga tiba di tanah air. Akhirnya kelima sahabat ini berkumpul lengkap di Beijing.
Ini merupakan reuni pertama mereka sejak syuting Reality Show selesai.
Beijing adalah kandang sendiri He Ying, sehingga semua agenda pertemuan dan aktivitas hiburan sepenuhnya diatur olehnya.
He Ying mengaturkan sebuah tempat bagi mereka untuk berkumpul dengan nyaman tanpa gangguan wartawan atau paparazi.
Acara wajib saat lima sahabat berkumpul tentu saja… mengolok-olok Guo Nu.
Di tengah tawa dan canda, Guo Nu menjadi bahan olokan yang tak terbantahkan.
Namun Guo Nu sendiri juga tertawa lepas.
Dulu, ia adalah sosok yang tak bisa menerima cercaan sekecil apapun. Rasa rendah diri membuatnya menjadi sangat sensitif dan rapuh.
Kini dirinya telah berubah. Mendengar candaan teman-temannya, ia malah tertawa terbahak-bahak, bahkan ikut meledek diri sendiri.
Gagapnya masih sesekali muncul, tapi itu tak lagi jadi masalah. Ia bahkan aktif bercerita pada teman-teman tentang penyebab kegagapannya.
Adegan seperti ini mustahil terjadi pada dirinya di masa lalu.
Pengalaman bermain sepak bola di Eropa telah membangun kepercayaan dirinya dan mengubah aura keseluruhan pribadinya.
Di penghujung acara, Zhou Yi mengusulkan foto bersama. Ini menjadi potret pertama mereka berlima tanpa orang lain.
Menggunakan tripod dan penundaan rana, terciptalah foto bersejarah ini.
Bertahun-tahun kemudian, ketika orang membahas chemistry Timnas Tiongkok Generasi Emas di lapangan dan persahabatan di luar, foto ini akan menjadi saksi berharga.
Saat itu tak ada yang menyadari signifikansi historisnya, karena fokus semua orang bukan pada hal-hal muluk seperti itu...
Zhou Yi memeriksa foto di layar kamera digital. Teman-teman berkerumun di belakangnya menengok hasil jepretan.
"Eh, Lao Guo kamu gagap!" seru Zhou Yi tiba-tiba.
“Pergi... Pergi, pergi! Foto ini ada... ada yang gagap-gagap?” Guo Nu gagap.
Semua orang tertawa.
“Ah, aku salah bicara, yang berkedip itu kamu.” Zhou Yi membetulkan dengan wajah datar.
Setelah diperbesar, Guo Nu memang terlihat sedang berkedip.
Untungnya di foto berikutnya, ekspresi semua orang terlihat normal.
“Sempurna, ambil yang ini saja.” Zhou Yi menghapus foto-foto lain, hanya menyisakan satu foto bersama di memory card.
Memandangi foto bersama itu, tiba-tiba Zhou Yi berkata: “Lho, aku merasa foto ini terlihat sangat familiar...”
“Familiar apanya? Ini kan foto pertama kita bersama.” Sun Pan menyela di sampingnya.
“Iya, familiar yang mana?”
Zhou Yi menoleh bertanya: “Apa kalian tidak merasa familiar?”
Semua menggeleng: “Tidak sama sekali.”
Zhou Yi menjauhkan kamera sedikit, gambar di layar LCD belakang kamera mengecil sampai ekspresi wajah mereka tak jelas lagi. Dia menunjuk layar: “Lihat, 'Dilihat dari samping seperti bukit, dilihat dari depan seperti puncak, jauh dekat tinggi rendah berbeda rupa'.”
“Wah puitis sekali. Tapi bukannya ini wajar? Tinggi badan kita kan beda-beda.” Sun Pan menyindir.
“Bukan soal siapa yang lebih berbudaya, Panpan - meskipun itu fakta. Maksudku, tidakkah foto ini mirip sebuah gunung?”
“Gunung? Gunung apa?” Tak hanya Sun Pan, yang lain juga bingung.
“Gunung Wuzhi dari 'Perjalanan ke Barat'!”
Begitu Zhou Yi berkata, semua orang terkejut. Mereka benar-benar tidak memikirkan hal itu sebelumnya, tapi setelah mendengar penjelasan Zhou Yi dan melihat foto ini lagi, sepertinya... memang ada benarnya juga!
Zhou Yi terus menjelaskan sambil mengulurkan satu tangan membentuk gestur "lima", membandingkannya di samping layar kamera: "Lihat, aku dan Lao Guo masing-masing di sisi, seperti ibu jari dan kelingking..." Dia menggoyangkan kelingking dan ibu jari, lalu melipat kedua jari itu.
Sekarang "lima" berubah menjadi "tiga".
"Yang ini Lao Yang, Lao Yang yang tingginya 1,86 meter seperti jari manis." Zhou Yi kembali melipat jari manisnya.
"Tiga" berubah menjadi "dua".
"Selanjutnya He Ying, kau kan 1,83 meter ya?"
He Ying mengangguk.
"Jadi He Ying adalah jari telunjuk."
Semua melihat posisi He Ying di samping Sun Pan dalam foto, hubungan posisinya persis seperti jari telunjuk...
Sun Pan menatap foto itu sambil menyipitkan mata, tiba-tiba dia punya firasat buruk.
Di saat yang sama, Zhou Yi sudah melipat jari telunjuknya dan berkata: "Dan sisanya Panpan, kamu adalah... ini!"
Sambil mengatakan itu, dia mengacungkan jari tengah di samping Sun Pan dalam foto, kontras yang sangat mencolok!
"Goblok!!" Sun Pan akhirnya mengerti firasat buruk tadi... "Jangan mengacungkan jari tengah ke aing!"
Yang lain tertegun sejenak sebelum akhirnya tertawa terbahak-bahak.
Di antara gelak tawa riang, Zhou Yi berkata: "Ini bukan menghinamu Panpan, kamu memang jari tengah itu sendiri!"
"Pergi lo!"
"Wahahahaha!"
Lihat, inilah kebenaran sejarah yang sama sekali tidak indah, malah agak... vulgar.
Sedangkan mengenai foto bersama yang disebut memiliki signifikansi historis, itu hanyalah imajinasi orang-orang yang tidak memahami situasi sebenarnya...
……
Setelah pertemuan kecil Lima Naga Kecil di Beijing berakhir, mereka pun berpencar masing-masing kembali ke rumah.
Adapun perjalanan yang akan mereka alami setelah pulang dan terekspos media, semuanya berbeda-beda.
Zhou Yi adalah pemimpin tak terbantahkan di antara Lima Naga Kecil, pemain paling terkenal, namun sekaligus yang paling sedikit rasa barunya - dia sudah terkenal sejak dulu, semua yang perlu diketahui publik sudah terekspos.
Jadi sebenarnya media justru tidak mengejarnya.
Yang menjadi incaran adalah Yang Muge yang baru muncul.
Tampil sebagai starter selama tiga pertandingan Bundesliga berturut-turut dan bermain penuh 90 menit, Yang Muge dengan cepat masuk dalam sorotan publik.
Oleh karena itu, liburan kali ini mungkin akan membuat Yang Muge menjadi yang tersibuk di antara Lima Naga Kecil...
Dengan perhatian media yang tertuju pada Yang Muge, liburan Zhou Yi justru berjalan santai.
Dia hanya menghadiri satu aktivitas komersial di Beijing sebelum pulang kampung.
Orang tuanya telah membeli rumah baru yang tidak terlalu jauh dari rumah lama, masih dalam wilayah distrik yang sama. Kedekatan dengan rumah sebelumnya mungkin menjadi alasan utama Li Cuiyun memilih tempat ini.
Zhou Yi juga tidak keberatan, karena bisa dekat dengan lingkungan tempatnya tumbuh besar memang sesuai harapannya.
Dari jendela rumah baru, asal visibilitas cukup baik, kita masih bisa melihat kompleks perumahan tua tempat Zhou Yi dulu tinggal - kawasan yang jelas lebih rendah dan kumuh dibandingkan gedung-gedung properti sekitarnya.
Jika berbicara tentang pemandangan setelah membuka jendela, tentu ini tidak indah. Bagaimanapun semua orang menyukai rumah yang menghadap laut dengan bunga-bunga bermekaran di musim semi.
Penjual properti selalu membanggakan rumah mereka sebagai "pemandangan sungai", "pemandangan danau", atau "pemandangan laut". Pernahkah melihat perusahaan real estate yang mengklaim rumah mereka sebagai "pemandangan permukiman kumuh"?
Tapi Zhou Yi justru menyukai pemandangan setelah membuka jendela ini.
Karena dengan membuka jendela, dia bisa melihat tempat kelahiran dan tumbuh kembangnya. Setiap kali mengingatkannya bahwa Zhou Yi berasal dari tempat yang tak tampak indah itu, dia tak boleh melupakan akarnya. Dia harus tahu dari mana asalnya, agar bisa menentukan ke mana akan pergi.
