Usai mengirim umpan akurat dengan tumit ke depan Shinji Kagawa, Zhou Yi tak berhenti. Dia malah semakin menggila larinya ke depan.
“Ini serangan balik Borussia Dortmund!” Marcel Leif berteriak penuh semangat. Sepanjang pertandingan ini, ia cenderung diam, dan ini mungkin momen paling bersemangat darinya hari ini.
Shinji Kagawa berlari ke depan, mengejar bola umpan Zhou Yi.
Namun AC Milan masih memiliki pemain di belakang. Sekarang di depannya muncul bek tengah AC Milan, Thiago Silva.
Ini adalah bek tengah Brasil yang sangat berbakat. Meski tinggi badannya tidak terlalu mencolok, kemampuan bertahannya luar biasa.
Kagawa Shinji menghadapi lawan yang sulit dihadapi. Hampir mustahil untuk melewatinya satu lawan satu.
Kagawa Shinji berpura-pura akan menembus ke kiri, namun menggeser bola ke kanan. Thiago Silva tidak terkecoh, mendekat dan mencoba tackle.
Kagawa Shinji buru-buru menarik bola dengan kaki kanannya, menghindari perampasan Thiago Silva.
Ia kembali berpura-pura akan mengoper, namun Thiago Silva tidak terjebak tipuan ini.
Kagawa Shinji terpaksa memperlambat kecepatannya. Ia dihentikan oleh Thiago Silva, membuat serangan balik cepat Dortmund terhambat.
Saat Kagawa Shinji bingung harus berbuat apa, suara Zhou Yi terdengar dari sisi kirinya.
“Kagawa!”
Gelandang Jepang itu tersentak, menoleh dan melihat Zhou Yi.
Namun juga melihat Van Bommel di belakang Zhou Yi.
Tapi dia tetap mengoper bola ke arah Zhou Yi.
Thiago Silva melihat Van Bommel di belakang Zhou Yi, sehingga tidak ikut mengepung. Dia yakin Van Bommel bisa menghentikan Zhou Yi.
Benar saja, melihat bola dioper Shinji Kagawa ke Zhou Yi, Van Bommel langsung berakselerasi mencoba memotong dari depan untuk tackle.
Sekalipun gagal tackle, setidaknya bisa membayangi dan menghalangi pergerakan Zhou Yi ke depan.
Zhou Yi mengangkat kaki kiri menyambut bola, seolah hendak mencolek bola ke kanan. Van Bommel menarik bahu kirinya sambil menyalip dari kiri, berusaha memotong bola yang dikira akan diarahkan ke kanan.
Tapi itu hanya tipuan! Kaki kiri Zhou Yi mengayun melewati bola...
Bola menggelinding ke kiri, melintas di bawahnya.
Van Bommel melambung kosong!
Saat Van Bommel menerjang ke kanan, Zhou Yi justru berputar ke kiri!
Keduanya bersimpangan seperti dua garis paralel!
"Zhou Yi! Melepaskan diri dengan cantik!" teriak He Ping penuh semangat.
Setelah melepaskan diri dari Van Bommel, Zhou Yi menggiring bola menuju area penalti.
Bek tengah lainnya, Mexes, maju menghadang.
Van Bommel yang berputar haluan pun kembali menyambar.
Thiago Silva tidak ikut ke depan, dia masih mengawasi Shinji Kagawa. Pemain Jepang itu sudah menerobos masuk dan mengangkat tangan, jelas meminta operan dari Zhou Yi.
Jika Silva juga ikut menjaga Zhou Yi, Shinji Kagawa akan terbuka lepas. Zhou Yi hanya perlu mengoper, dan Kagawa langsung mendapat peluang emas.
Thiago Silva bukan orang bodoh.
……
Menghadapi hambatan frontal Mexès dan Van Bommel yang siap menyergap dari samping, Zhou Yi di area penalti tidak ragu-ragu. Keputusannya sudah matang.
Kepalanya tertunduk seolah fokus total mengontrol bola.
Seolah tak menyadari segala keributan di sekitarnya.
Tapi tiba-tiba kaki kanannya menyodok bola dengan gerakan cepat!
Bola melesat di atas rumput menerobos celah kaki Mexès. Kejutan ini membuat bek tinggi itu kaget, baru menutup kakinya seperti koneksi internet lag...
Gerakan refleks itu membuat tubuhnya yang 190 cm oleng, lalu jatuh tertelentang dengan keras!
Saat rebahan, sudut matanya menangkap kiper Abbiati yang sudah terjatuh, dan bola yang lolos dari sela tangan sang kiper...
"TOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOR！！!" Marcel Leif mengangkat kedua tangannya bersorak. "Zhou Yi!! Zhou Yi!! Ia menyimpan harapan untuk Borussia Dortmund!"
Bola melesat melewati tangan Abbiati, menyentuh tiang gawang sebelum masuk ke jaring! Zhou Yi tidak memilih untuk menyundul ke sudut jauh dengan bagian dalam kaki, melainkan secara mengejutkan menendang dengan cepat ke sudut dekat!
Karena gerakan tendangan cepat ini sangat tersembunyi, ditambah jarak ke sudut dekat yang pendek, selama bola memiliki kecepatan cukup, kiper akan sulit bereaksi.
Dia kembali membuat pilihan yang tepat.
Karena Zhou Yi memilih menembak sudut dekat, Van Bommel yang berusaha menghalangi pun tak berguna. Ia hanya bisa menoleh menyaksikan bola masuk ke jaring, menjadi saksi mata gol ini...
"Gol! Gol! Cantik! Gol!!!" He Ping berseru penuh semangat. "Gol ini sangat krusial bagi Dortmund! Dalam kondisi tertinggal 0-3, Zhou Yi mencetak gol tandang sekaligus mengubah agregat menjadi 1-3! Kini Dortmund hanya tertinggal dua gol! Ini bukan jurang yang tak bisa diseberangi!"
……
Usai mencetak gol, Zhou Yi hendak mencari Shinji Kagawa yang memberinya assist. Tapi Kagawa sudah lebih dulu mendatanginya. Begitu Zhou Yi berbalik, ia langsung ditubruk Kagawa yang melompat dari udara - pemain Jepang itu sudah berlari ke arahnya begitu bola melewati garis gawang.
"Luar biasa, Zhou-san!!" Shinji Kagawa mengaum di telinganya.
"Wahahaha!" Zhou Yi tertawa riang.
Selanjutnya, semakin banyak pemain Borussia Dortmund yang berlari kencang dari lini belakang dan bergabung dalam perayaan gila-gilaan.
Klopp di pinggir lapangan menggeram sambil berlari sepanjang garis tepi lebih dari dua puluh meter, lalu melompat tinggi sambil mengayunkan lengan dengan penuh semangat, melepaskan emosi di Stadion San Siro.
Meski Borussia Dortmund masih tertinggal dua gol, semua yang memahami sepakbola tahu betapa pentingnya gol Zhou Yi ini.
Sungguh gol tandang yang bernilai ribuan keping emas!
Pemain AC Milan hanya bisa tertegun melihat Borussia Dortmund merayakan gol dengan begitu antusias.
Satu menit sebelumnya, mereka masih berpikir untuk mencetak satu dua gol lagi agar pertandingan leg kedua kehilangan ketegangan.
Tapi sekarang bukannya ketegangan hilang, malah semakin menegangkan!
Sial!
……
Pemain Borussia Dortmund terus merayakan sampai wasit utama mengingatkan mereka untuk kembali ke separuh lapangan mereka.
Barulah para pemain Dortmund berbalik kembali ke separuh lapangan mereka.
Zhou Yi dan rekan setimnya sambil jogging kembali, melambaikan tangan ke suporter Borussia Dortmund yang datang ke tribun tandang. Suporter Dortmund di tribun langsung membalas dengan sorakan paling gegap gempita.
Setelah pertandingan dilanjutkan, Borussia Dortmund tetap mempertahankan formasi pertahanan mengerut.
Namun kali ini, AC Milan tidak berani menekan secara besar-besaran - mereka menyaksikan kualitas serangan balik Borussia Dortmund melalui gol kebobolan ini. Jika Dortmund kembali mencetak gol, bukan tidak mungkin AC Milan yang akhirnya tersingkir...
Jadi meskipun AC Milan masih mengepung area penalti Dortmund, intensitas serangan mereka jelas jauh berkurang.
Dalam kondisi seperti ini, mereka tidak lagi berhasil menaklukkan gawang yang dijaga Weidenfeller.
Tentu saja, Dortmund juga tidak mungkin lagi melakukan serangan mendadak yang sukses.
Maka ketika wasit utama membunyikan peluit penutup pertandingan, skor akhir bertahan di angka 3-1.
AC Milan mengalahkan Borussia Dortmund di kandang sendiri, tapi ini belum bisa disebut balas dendam yang sukses.
Karena mereka belum berhasil mengeliminasi Borussia Dortmund.
Usai pertandingan, suporter AC Milan bernyanyi dan menari di tribun merayakan kemenangan, para pemain AC Milan juga berjoged meski sempat kebobolan satu gol, tapi masih unggul dua gol.
Sementara pemain Borussia Dortmund langsung meninggalkan lapangan dengan cepat.
Jika bukan karena gol Zhou Yi itu, pertandingan ini akan menjadi kekalahan total bagi mereka.
Mereka harus mengevaluasi pelajaran dari pertandingan ini, lalu bertarung habis-habisan melawan AC Milan di kandang sendiri.
Gol tandang Zhou Yi menjadi alasan mengapa mereka masih bisa melakukan ini.
Meski Zhou Yi berhasil mencetak gol krusial dalam pertandingan,
bukan berarti semua orang menganggap penampilannya sudah sempurna.
Banyak media, terutama media Italia berpendapat bahwa kekalahan Borussia Dortmund di akhir pertandingan juga sangat terkait dengan performa Zhou Yi. Jika performa Zhou Yi di babak pertama lebih baik, mungkin Dortmund tidak akan runtuh di babak pertama.
Ada juga wartawan yang beranggapan bahwa Klopp terlalu bergantung pada Zhou Yi, sehingga ketika Zhou Yi dibekukan, operasional tim menjadi tidak lancar. Masalah ini terlihat jelas dalam pertandingan ini. Mungkin ada yang berkata tidak masalah bergantung pada orang yang layak diandalkan, tapi siapa yang bisa menjamin kondisi Zhou Yi selalu stabil sepanjang kariernya tanpa pernah gagal? Berapapun persentase kemungkinannya, selama ada risiko, selalu menjadi kekhawatiran.
Singkatnya, selain media China dan media Jerman, media dari negara lain lebih banyak mengkritik daripada memuji performa Zhou Yi dalam pertandingan ini.
Meskipun Zhou Yi mencetak satu gol, media menganggap itu hanya upaya menebus kesalahan, dan itu pun belum lunas - tiga gol kebobolan, dia hanya mencetak satu... masih kurang dua gol.
……
"Wartawan media cuma ngawur, mereka nggak ngerti apa-apa!" Di dalam grup, Sun Pan sedang marah karena masalah yang menimpa Zhou Yi.
Karena dia membaca laporan media Spanyol.
Pertandingan Champions Eropa antara tim Jerman dan tim Italia, media Spanyol malah ikut-ikutan berkomentar seenaknya, membuat Sun Pan kesal. Lagipula yang mereka kritik adalah sahabat baiknya.
Meski biasanya di grup mereka saling ejek, saat bertemu juga suka berdebat, tapi ini simbol kedekatan hubungan mereka. Bukan berarti mereka bisa menerima orang luar menuduh atau mengkritik teman.
"Kebobolan bukan salah Zhou Yi, Zhou Yi sudah cukup hebat bisa cetak gol tandang. Menurutku kalau orang lain yang main, mungkin bahkan nggak bisa..." Guo Nu juga merasa tuntutan wartawan terlalu kejam.
"Jadi menurutku semua kritik ini nggak masuk akal, agak aneh... Kalau bicara performa buruk, di pertandingan ini pasti ada pemain Borussia Dortmund yang bermain buruk, tapi kenapa malah Zhou Yi yang dikritik?" Yang Muge heran.
"Menurutku karena reputasi Zhou Yi semakin besar, risiko diserang juga meningkat. Seperti peribahasa 'Pohon besar digoyang angin'." He Ying menjelaskan. "Tapi tenang saja, mental Zhou Yi jauh lebih baik dari kita!"
