Sun Pan berdiri tegak di depan gawang Tim China, mengenakan seragam merah Tim Olimpiade Tiongkok yang mirip timnas. Sekilas seperti pertandingan timnas.
He Ying baru saja melakukan tembakan di depan tapi gagal. Giliran Korea Selatan menyerang balik.
Setelah bertahan dari serangan awal Tim China, Korea Selatan mulai meningkatkan tekanan ofensif. Sebagai tim Olimpiade Korea yang penuh kebanggaan dan memiliki sejarah kemenangan gemilang atas sepak bola Tiongkok, mustahil mereka menerima situasi tertekan oleh Tim China - meskipun ini di kandang sendiri Tim China.
Inilah sifat arogan orang Korea, dan mereka memang punya alasan untuk itu.
Kedua tim saling serang dalam pertandingan ini, permainan terbuka dengan peluang yang muncul di kedua sisi. Semuanya tergantung siapa yang bisa memanfaatkannya.
He Ying gagal kali ini. Sun Pan mengumpat dari lini belakang: "Top skor Liga Kedua Spanyol? Bahkan gawang orang itu saja tidak bisa ditembak!"
Performa Sun Pan hari ini memang tidak seperti biasanya. Semua tahu alasannya - dia tidak sabar. Jika He Ying bisa segera mencetak gol, semangat Korea akan terpukul sehingga mengurangi tekanan pertahanannya...
Serangan Korea berikutnya mencapai depan gawang Tim China. Umpan silang dari sayap dihalau lompatan Guo Nu, namun titik jatuh kedua dikuasai Korea. Mereka langsung melepaskan tendangan jauh dari luar area penalti.
Tendangan licik ini melesat menyusur rumput, berkelok-kelok di antara kaki para pemain di area penalti. Sentuhan kaki siapapun bisa mengubah arah bola - mungkin menjauhi gawang, atau justru mengarahkannya ke dalam.
Jenis tembakan seperti ini paling dibenci kiper - mereka lebih memilih orang itu melepaskan "world wave" langsung ke sudut atas gawang.
Bola melesat di area penalti, tidak menyentuh bagian tubuh siapapun, lalu tiba-tiba muncul di depan gawang seperti rudal yang menyembul dari lautan!
Tapi sudah ada yang menunggu di sana...
Sun Pan yang menyambar ke samping mengalihkan bola dengan satu tangan, membuatnya berputar keluar garis lapangan. Rudal yang baru saja muncul itu seolah ditekan kembali ke laut oleh telapak tangan Buddha!
"Sun Pan! Penyelamatan cantik lagi! Reaksinya cepat dan penilaiannya sangat akurat!"
"Tidak masuk akal!" Komentator Korea berteriak histeris.
Tendangan pojok Korea Selatan berikutnya bahkan langsung direbut Sun Pan dari udara.
Setelah menguasai bola, Sun Pan yang biasanya suka pamer justru mencari celah di kerumunan pemain, lalu melemparkan bola sekuat tenaga setelah ancang-ancang!
Seperti atlet lempar lembing di Olimpiade, bola dilempar Sun Pan tepat ke area depan!
Di sana, He Ying sedang berlari kencang ke depan!
"Ini serangan balik Tim Olimpiade Tiongkok!" teriak Liu Hong.
Suporter Tim China di tribun juga bersorak gegap gempita.
Setelah menerima operan Sun Pan, He Ying mempercepat driblingnya lalu mencapai kecepatan puncak saat menerjang gawang Korea Selatan!
Pemain Korea terdekat masih berjarak 10 meter darinya!
Pemain yang datang menyamping itu tampak sulit menyusul He Ying sebelum masuk area penalti...
“He Ying! Dia punya kecepatan! Juga teknik!” Komentator Korea berteriak, seolah mengingatkan suporter Korea di depan televisi tentang kehebatan pemain ini.
“Kalau tidak bisa masuk lagi, kau harus tetap di Liga Kedua Spanyol!!” Sun Pan mengaum di garis kotak penalti.
Di sekitarnya, pemain-pemain Korea bagai air surut, berlari panik ke belakang.
Di depan, He Ying sudah menerobos sampai tepi area penalti besar.
Kiper Tim Olimpiade Korea meninggalkan gawang. He Ying melepaskan tembakan!
Bukan tendangan keras, melainkan chip shot ala tendangan sendok!
Bola melambung di atas kepala kiper Tim Olimpiade Korea, lalu mendarat di gawang di belakangnya!
“Gol——! Gol gol gol gol gol!!!” Liu Hong mengangkat tangan berteriak, penuh semangat.
Suporter China di tribun bagai letusan gunung berapi, melompat dari kursi mereka. Seragam merah seperti lava merah mengalir menuruni lereng tribun.
Seluruh lapangan tenggelam dalam atmosfer kegilaan yang membara.
Ini bukan hanya karena Tim China akhirnya unggul, tapi juga karena lawan yang diungguli adalah Korea Selatan!
……
Setelah mencetak gol, He Ying berlari ke bendera sudut sambil menggerakkan jari telunjuk tangan kanannya ke kiri dan kanan. Gerakan ini bukan meniru Ronaldo yang menggerakkan jari ke atas-bawah, melainkan mirip gerakan Mutombo bintang NBA. Arti gerakan ini... mungkin semua orang di dunia tahu.
Ini adalah gerakan yang mengandung unsur penghinaan, bermakna "kamu tidak bisa".
Mutombo selalu melakukan gerakan ini setelah menangkis tembakan lawan di basket, sebagai ejekan. Karena terlalu vulgar, gerakan ini pernah membuatnya dihukum...
Maksud He Ying melakukan gerakan ini setelah gol jelas terlihat, semua rekan setim ikut merayakan.
Ini hadiah untuk media Korea yang teriak Tim Korea bisa menang 3-0 di kandang China.
Bukankah kalian yang teriak 3-0?
Sekarang kami sudah cetak 1 gol, skor 3-0 pasti tidak akan terwujud!
……
He Ying merayakan gol, rekan setim berhamburan menyambutnya. Suporter China di tribun bergemuruh.
Tapi tidak semua pemain Tim Olimpiade ikut merayakan, yang posisinya terlalu jauh tetap di tempat...
Sun Pan berdiri di luar area penalti besar, bergumam melihat He Ying dimanjakan sorakan: "Ini gol kan hasil assistku! Dia malah tidak balik ke sini merayakan bersamaku!"
“Kamu... kamu masih peduli soal ini?” Guo Nu terlihat terkejut. Menurutnya, hubungan Sun Pan dan He Ying tidak terlalu dekat.
Sun Pan melirik Guo Nu dengan kesal, malas menanggapi.
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, permainan tidak banyak berubah. Kedua tim tetap bermain terbuka.
Tim Korea tentu tidak rela kalah di kandang lawan dari China. Ini bukan sekadar masalah gengsi dan harga diri. Jika kalah di pertandingan ini, mereka akan turun ke peringkat dua grup dan gagal lolos langsung ke babak final Olimpiade.
Tim China juga menganggap keunggulan 1-0 belum cukup. Mereka ingin mencetak gol sebanyak mungkin demi keamanan.
Gol He Ying ini membuat pertandingan semakin memanas.
Secara keseluruhan, kemampuan Tim Olimpiade Korea sebenarnya masih sedikit di atas China. Sistem pembinaan sepak bola remaja mereka jauh lebih maju.
Hanya berkat "Empat Naga Kecil" di tim China, selisih kemampuan dengan Korea tidak terlalu jauh. Tanpa mereka, tim Olimpiade ini akan dihancurkan Korea...
Kuncinya ada pada Empat Naga Kecil yang menempati posisi-posisi strategis.
Dari striker tengah, gelandang, bek tengah, hingga kiper - membentuk poros tengah yang solid.
Garis poros ini menjadi tulang punggung utama Tim Olimpiade China.
Berkat poros tengah inilah Tim Olimpiade China masih memiliki harapan ke London...
Mereka adalah kekuatan penting yang memungkinkan Tim China bersaing dengan Korea Selatan.
Setelah He Ying mencetak gol, baik Yang Muge maupun Guo Nu tampil gemilang, membantu Sun Pan di akhir pertandingan menghalangi banyak serangan Korea. Selain bertahan di posisi gelandang, Yang Muge juga bertugas mengatur serangan, terus memberikan operan kepada He Ying untuk mengancam gawang Korea Selatan.
Yang terakhir adalah Sun Pan.
Di depan gawang, ia menghadang bola dari berbagai arah dengan memanfaatkan kecepatan reaksi dan postur tubuhnya yang tinggi.
Meski serangan Korea semakin intens, mereka gagal menaklukkan gawang Tim Olimpiade Tiongkok.
Siaran langsung pertandingan menyorot podium, Liu Hong langsung bersemangat: "Pelatih timnas Gao Hongbo juga hadir di lokasi, jelas-jelas datang untuk mengamati pemain Tim Olimpiade. Tentang siapa yang diamati, saya yakin penonton sudah bisa menebak..."
Benar! Semua tahu pemain yang diamati Gao Hongbo. Tentu saja Empat Naga Kecil!
Tanpa Empat Naga Kecil, mungkin pertandingan ini tak akan pernah terjadi.
Jika malam ini China berhasil mengalahkan Tim Olimpiade Korea, perjalanan Kualifikasi Olimpiade mereka hanya tinggal satu pertandingan lagi.
Setelah Olimpiade musim panas ini berakhir, Tim Olimpiade akan dibubarkan. Usia mereka sudah tak memungkinkan untuk ikut pertandingan tim muda lagi. Selanjutnya, timnas senior menjadi jenjang karier alami mereka.
Tapi tidak semua pemain yang jadi pilar utama di Tim Olimpiade Tiongkok bisa bertahan di timnas. Itu timeline yang sama sekali berbeda, tidak semudah naik dari SD ke SMP di sekolah yang sama.
Kalau bicara siapa di Tim Olimpiade sekarang yang punya kemampuan buat timnas, Empat Naga Kecil pasti yang paling potensial.
Setelah misi Tim Olimpiade berakhir, misi timnas baru dimulai - awal Juni 2012, babak 10 besar akan dimulai. Itu turnamen kunci yang menentukan apakah Tim China bisa lolos ke Final Piala Dunia untuk kedua kalinya dalam sejarah.
Saat itu nanti, mungkin timnas akan butuh darah segar dari Tim Olimpiade.
……
Akhirnya, berkat gol He Ying, plus performa gemilang lini pertahanan Tim China dan Sun Pan, Tim China mengalahkan Tim Olimpiade Korea 1-0 di kandang sendiri.
Bukan kemenangan telak, tapi tetap bikin suporter senang.
Soalnya berhasil mempermalukan media dan suporter Korea.
Mereka sebelumnya ngotot bakal menang telak, eh malah kalah dari Tim China.
Tentu saja Sun Pan juga sudah memprovokasi Korea sebelum pertandingan, bilang bakal bikin Tim Korea gagal cetak gol. Bedanya, janji Korea buat menang telak gagal, tapi Sun Pan berhasil menepati ancamannya!
Padahal kemenangan 1-0 ini sebenarnya sangat ketat. Sedikit lengah, Tim China bisa kebobolan.
Tapi Sun Pan berhasil menjaga gawang dengan heroik.
Semua orang tahu, unggul satu gol dalam pertandingan adalah skor yang sangat berbahaya. Tapi Sun Pan mengubah skor berbahaya ini menjadi kemenangan...
Dengan membawa satu kemenangan, Tim Olimpiade Tiongkok melampaui Tim Olimpiade Korea setelah pertandingan, menduduki peringkat pertama grup.
Asalkan di pertandingan terakhir mereka mengalahkan Arab Saudi di kandang lawan, mereka bisa langsung memperoleh tiket Olimpiade London sebagai juara grup.
Ini adalah hasil yang bahkan tidak berani dibayangkan oleh banyak suporter China sebelum Kualifikasi Olimpiade dimulai!
Setelah pertandingan, Sun Pan dengan sombong berkata ke lensa saat wawancara di area campuran: "Perkataan pria sejati tak bisa ditarik kembali! Janji yang diucapkan pasti ditepati! Kalau tidak bisa ditepati, itu bukan pria sejati! Contohnya skor 3:0, kalian setuju kan?"
Wartawan China di tempat itu tertawa gembira, sementara di antara tawa, wajah wartawan Korea perlahan memerah - sebagai reporter yang meliput China, mereka juga mengerti Bahasa Mandarin...
