Karena Sun Pan, kemenangan Tim Olimpiade Tiongkok atas Tim Olimpiade Korea di kandang sendiri mencapai puncaknya justru setelah pertandingan berakhir.
Media dan suporter China mengejek tanpa ampun kesombongan media dan wartawan Korea.
Sun Pan menjadi "Pahlawan Anti-Korea" baru sepak bola Tiongkok, menyedot semua perhatian bahkan melampaui penyerang He Ying yang mencetak gol di pertandingan ini... Tentu saja, ini juga hasil yang diharapkannya.
Berkat performa gemilangnya dalam pertandingan ini, ditambah fakta bahwa pelatih kepala timnas Gao Hongbo terlihat di tribun pertandingan Tim Olimpiade Tiongkok, jelas bahwa beliau datang untuk mengamati pemain muda Tim Olimpiade.
Lalu, apakah Sun Pan berkesempatan naik ke timnas berkat penampilan briliannya dalam laga ini?
Selain Sun Pan, berapa banyak pemain Tim Olimpiade lain yang tampil luar biasa dalam pertandingan bisa masuk timnas?
Gao Hongbo juga dihadang wartawan untuk menjawab pertanyaan ini usai pertandingan.
"Setiap pemain yang tampil gemilang berhak masuk timnas. Gawang timnas terbuka lebar untuk pemain berbakat." Jawaban Gao Hongbo terkesan ambigu.
Meski tak tegas menyatakan, pernyataan ini telah memicu harapan bahwa pemain muda Tim Olimpiade yang berbakat bisa masuk timnas...
Pertandingan terakhir Kualifikasi Olimpiade Tim Olimpiade akan digelar pada 14 Maret. Jika Tim China menang di kandang Arab Saudi, mereka akan lolos ke Olimpiade London.
Pertandingan terakhir fase grup juga sangat krusial.
Namun untuk saat ini, mereka harus kembali ke klub masing-masing untuk menjalani liga.
……
Pada pekan ke-22 liga, Borussia Dortmund bertandang ke Hertha Berlin.
Dortmund yang baru saja menyelesaikan pertandingan Champions Eropa melakukan rotasi pemain. Mayoritas pemain starter di laga Champions bahkan tidak masuk starting line-up, beberapa sama sekali tak tercantum dalam daftar pemain...
Seperti Zhou Yi.
Zhou Yi memang tidak masuk dalam daftar pemain.
Namun terkait keputusan ini, Klopp membantah tuduhan bahwa ini dilakukan untuk menghindari konflik kepentingan.
"Rotasi Zhou Yi bukan untuk menghindari ketergantungan padanya. Sepak bola adalah olahraga tim. Kemenangan kami bukan semata-mata hasil kerja satu pemain, jadi kekalahan pun tentu bukan kesalahan satu orang saja. Borussia Dortmund tidak bergantung pada individu. Alasan Zhou Yi tidak masuk daftar pemain, saya yakin wartawan China di sini pasti paham..."
Beberapa wartawan Jerman menoleh ke arah segelintir wartawan China.
Wartawan China yang jumlahnya sedikit itu mengangguk setuju.
Tentu saja mereka tahu alasannya, dan itu juga alasan mengapa jumlah wartawan China yang meliput pertandingan ini sangat sedikit.
Karena Zhou Yi tidak akan tampil, tidak perlu mengerahkan banyak wartawan China.
Lalu mengapa Zhou Yi tidak akan berpartisipasi dalam pertandingan ini?
Di satu sisi karena baru saja bermain di Champions Eropa, di sisi lain karena ada pertandingan timnas yang akan datang.
Kualifikasi Piala Dunia Zona Asia, babak terakhir fase grup 20 besar, Tim China akan menjamu Yordania di kandang sendiri.
Meski Tim China sudah mengamankan tiket ke babak 10 besar lebih awal.
Namun jika Tim China kalah dari Yordania di pertandingan terakhir, mereka akan turun ke peringkat kedua grup.
Tim China tentu tidak mungkin menerima hasil seperti ini.
Jadi pertandingan ini sama sekali tidak boleh kalah.
Untuk itu, Zhou Yi juga harus pulang ke negaranya untuk membantu.
Agar Zhou Yi bisa beristirahat lebih baik, Klopp tidak memainkannya.
Dengan cara ini beban Zhou Yi berkurang, meski sudah bermain untuk timnas, saat kembali ke Dortmund kondisinya tidak akan terlalu lelah.
……
Borussia Dortmund tanpa Zhou Yi akhirnya mengalahkan Hertha Berlin 1:0 di kandang lawan.
Meski memenangkan pertandingan, beberapa media tetap menemukan celah kritik karena Dortmund hanya menang dengan selisih satu gol dan proses pertandingan tidak terlalu mulus...
Bersamaan dengan berlangsungnya pertandingan, Zhou Yi sudah terbang kembali ke China untuk mempersiapkan pertandingan terakhir babak 20 besar melawan Yordania.
Target minimal Tim China adalah bermain imbang dengan Yordania, namun Irak justru berharap China menang.
Karena jika Yordania kalah dari China di kandang lawan, sementara Irak mengalahkan Singapura di kandang sendiri, maka poin kedua tim akan sama-sama 10.
Menurut aturan FIFA, dalam kondisi seperti ini, prioritas pertama adalah membandingkan selisih gol kedua tim di semua pertandingan fase grup.
Saat ini Yordania di peringkat kedua memiliki selisih gol +5, sedangkan Irak masih 0.
Jadi selain berharap China mengalahkan Yordania, mereka sendiri harus mencetak lebih banyak gol saat menghadapi Singapura di kandang sendiri untuk memiliki kesempatan lolos ke babak 10 besar.
Kekhawatiran terbesar mereka sebenarnya adalah kemungkinan China dan Yordania bermain "chemistry" di pertandingan terakhir - jika kedua tim bermain imbang, maka berapa pun gol yang dicetak Irak atas Singapura tidak akan mengubah nasib tersingkir mereka.
Pada akhirnya, China dan Yordania akan bersama-sama lolos.
Sebenarnya kekhawatiran Irak ini cukup beralasan, karena di dalam negeri China sendiri sudah ada media yang meneriakkan slogan "Gembira bersama-sama lolos ke babak berikutnya".
“Dari hasil aktual, kedua tim memang tidak perlu bertarung mati-matian untuk Irak. Mereka hanya perlu bermain imbang, maka keduanya bisa lolos. Lalu apa motivasi untuk bertarung?”
“Mungkin hanya tekanan opini tentang ‘etika olahraga’...”
Setelah Zhou Yi bergabung dengan timnas, dia mendampingi pelatih Gao Hongbo dalam sebuah konferensi pers. Di sana, seorang wartawan berjanggut dari Al Jazeera Qatar mengajukan pertanyaan provokatif.
“Dengan situasi saat ini, cukup bermain imbang di kandang melawan Yordania, maka China dan Yordania sama-sama lolos ke babak 10 besar. Apakah kalian akan bermain sepak bola chemistry dengan Yordania?”
Pertanyaan ini memicu kemarahan wartawan China di lokasi. Seorang jurnalis China berteriak dalam Bahasa Inggris: “Kau pikir kami sama seperti kalian di Asia Barat?!”
Sepak bola Asia Barat memang terkenal dengan sepak bola palsu – ini fakta umum.
Namun di tengah kecaman itu, wartawan Qatar itu tetap tenang. Matanya terus menatap Zhou Yi, mengabaikan tatapan sinis dari wartawan China.
Dengan keras kepala, dia mendesak Zhou Yi menjawab.
Mengapa tidak bertanya ke Gao Hongbo, tapi ke Zhou Yi?
Karena Zhou Yi jauh lebih muda dari Gao Hongbo. Anak muda terkadang impulsif, mudah terjebak permainan kata.
Singkatnya, mereka menganggap Zhou Yi target empuk.
Petugas humas timnas Zhu Qiang berbisik ke Gao Hongbo, sepertinya ingin menolak menjawab.
Tapi Zhou Yi langsung berbicara: "Lalu, apa definisi Bapak tentang 'permainan kesepakatan'?"
Zhou Yi membalik situasi dengan pertanyaan balik yang membuat ruangan hening. Semua mata tertuju pada wartawan Al Jazeera Qatar itu.
Bola sepak kini telah dioper Zhou Yi kepadanya. Bagaimana dia akan menanggapi?
Wartawan Qatar ini ternyata bermental besar. Dengan wajah datar dia menjawab: "Yaitu hasil imbang."
Riuh siulan pecah dari para wartawan China di tempat kejadian.
Setelah siulan mereda, Zhou Yi membuka tangan: "Saya jadi bingung, Pak. Hasil pertandingan sepak bola hanya ada tiga: menang, kalah, atau imbang. Dengan satu kalimat, Bapak menghapus hasil imbang karena dianggap permainan kesepakatan yang tidak normal... Apakah definisi Bapak ini sudah dikonsultasikan ke FIFA?"
Gelak tawa wartawan China memenuhi ruangan.
Gao Hongbo yang duduk di samping Zhou Yi menyipitkan mata sambil tersenyum, lalu memberi isyarat pada Zhu Qiang. Zhu Qiang pun berhenti berbisik dan kembali ke posisinya dengan postur tegas menatap wartawan Qatar yang provokatif.
Wartawan Qatar itu jelas tidak menyangka jawaban Zhou Yi. Ia ingin bermain kata-kata, tapi rupanya Zhou Yi lebih ahli! Ini jelas distorsi makna yang disengaja lalu diperbesar, sebenarnya curang.
Tapi ia tak bisa menuduh Zhou Yi curang, karena kalau begitu Zhou Yi bisa balik menuduhnya...
Maka dia menggelengkan kepala: “Aku hanya mengatakan dalam situasi saat ini, jika Tim China bermain imbang dengan Irak, itu adalah chemistry.”
Kali ini tidak ada wartawan China yang menyiulinya, bukan karena mereka setuju dengan pernyataannya, tapi semua ingin melihat bagaimana Zhou Yi menghadapinya. Di momen seperti ini, siulan penonton tidak boleh mengganggu fokus.
“Tentu kami akan mengejar kemenangan di setiap pertandingan, Tuan. Ini kan kandang kami, target kami tentu menang. Tapi pertandingan sepak bola penuh ketidakpastian, banyak kemungkinan dan kejutan. Hasil akhir tidak selalu sesuai keinginan kami.” Zhou Yi tidak marah atas sikap kasar orang itu, malah menjelaskan dengan sabar. “Tapi tolong pahami, kami sudah lolos ke babak 10 besar lebih dulu. Dalam kondisi seperti ini, tidak ada alasan untuk mempertaruhkan cedera hanya demi menentukan nasib Irak – aku tahu Qatar kaya, jadi jika aku cedera parah saat lawan Yordania sampai harus pensiun, bisakah kalian menghidupiku seumur hidup?”
Dia tersenyum manis, sementara wartawan China tertawa terkekeh dengan kompak.
Wartawan Qatar itu tidak menjawab pertanyaan Zhou Yi. Tentu Zhou Yi juga tidak mengharapkan jawaban – jika dijawab justru akan konyol – pertanyaannya hanya untuk mengejek sang wartawan.
"Saya rasa meskipun kami melakukan penahanan dalam pertandingan, itu adalah tindakan normal. Jangan berpikir macam-macam. Bahkan jika akhirnya benar-benar imbang, itu hanyalah hasil normal yang disebabkan oleh banyak faktor normal. Tidak ada hubungannya dengan chemistry tim. Selain itu, saya juga ingin meminta Tuan untuk mempercayai etika olahraga kami. Saya bisa jamin, bagaimanapun juga, kami sama sekali tidak mungkin melakukan hal tidak beretika seperti menutup seluruh hotel dengan alasan renovasi. Silakan tenang saja. Melalui kejadian ini, Tuan seharusnya bisa melihat betapa beretika olahraga kami kan?"
Begitu sampai di bagian ini, seluruh ruang konferensi pers pecah dalam gelak tawa. Semua orang tahu maksud kalimat terakhir Zhou Yi, tamparan yang sangat memuaskan ini benar-benar tepat sasaran!
Benar saja, wartawan Qatar yang sebelumnya masih bisa menjaga ekspresi dingin dan melototi wartawan China itu, sekarang menjadi merah padam wajahnya. Janggut tebalnya seolah bergetar karena emosi.
Gao Hongbo dan Zhu Qiang juga tidak bisa menyembunyikan senyum di wajah mereka. Mungkin dari awal mereka memang tidak berniat untuk menyembunyikannya...
"Kalau begitu Tuan, apakah masih ada keraguan lain?" tanya Zhou Yi dengan senyum tipis yang bagi banyak orang terlihat jelas bernada ejekan...
Wartawan Qatar itu sangat tidak rela mengakui kekalahan. Ia ingin membela diri, tapi mulutnya terbuka tanpa suara. Terjebak dalam kebingungan, ia tetap diam dengan mulut menganga lama sekali.
Sementara juru bicara Zhu Qiang yang melihat situasi ini juga mengambil kesempatan untuk berkata: "Karena tidak ada masalah lagi, maka konferensi pers ini kita akhiri di sini. Terima kasih atas partisipasi dan dukungan kalian terhadap kerja Tim Nasional!"
Sebuah konferensi pers yang tegang akhirnya berakhir dalam tawa dan canda.
Dipercaya bahwa performa Zhou Yi dalam konferensi pers ini pasti akan disebarkan media, kemudian menjadi bahan perbincangan yang menarik dalam waktu lama, menjadi anekdot dalam perjalanan kariernya...
