"Aku sudah pernah menolak Barcelona sekali, jadi kurasa aku bisa menolak Barcelona sekali lagi."
Saat Zhou Yi mengucapkan kata-kata ini dengan senyuman, wartawan Catalunya dihadapannya tertegun. Dia tidak menyangka meski tersenyum, ucapan Zhou Yi begitu tegas dan keras, bisa disebut 'tanpa ampun'.
Orang biasa menghadapi rumor ketertarikan Barcelona, entah benar atau tidak biasanya akan mengucapkan: 'Merupakan kehormatan mendapat perhatian Barcelona, tak ada yang bisa menolak panggilan klub besar seperti ini...'"
Tapi Zhou Yi sama sekali tidak menyebutkan jawaban standar ini.
Tentang penolakannya terhadap Barcelona, wartawan Catalunya ini memang pernah mendengar kabar samar. Saat Dortmund bertemu Arsenal di fase grup, media Inggris sempat menjadikannya bahan sensasi. Tapi wartawan ini hanya tahu sekilas, tidak mengerti detail kondisinya.
“Dia selalu merasa tidak masuk akal, bagaimana mungkin Barcelona ditolak oleh Zhou Yi yang saat itu masih remaja 17 tahun?”
“Pasti ada yang tidak beres dalam cerita ini, atau mungkin informasi yang salah karena kabar burung...”
“Kali ini karena Zhou Yi sendiri yang membahas masalah ini, dia harus kembali mengecek fakta sebenarnya.”
……
“Penolakan Zhou Yi terhadap wartawan Catalonia tentu tidak luput dari perhatian. Nyatanya, wartawan lain di sekitarnya langsung menyebarkan kabar ini ke mana-mana.”
“Sikap tegas langka dari Zhou Yi justru membuat banyak orang penasaran.”
“Setelah media menambahi bumbu, berbagai spekulasi pun bermunculan.”
“Ada yang bilang Zhou Yi menghina wartawan Catalonia langsung di depan wajah, ada juga yang menyebutnya meremehkan tawaran Barcelona...”
“Tapi Zhou Yi malas menjelaskan masalah ini. Saat ini dia benar-benar tidak punya energi dan alasan untuk berdebat dengan media.”
“Pendapat orang lain adalah urusan mereka. Pujian mereka tidak bisa membawa kemenangan, kritikan mereka juga tidak membuat kalah. Jadi untuk apa Zhou Yi memusingkan penilaian orang?”
“Sejak kecil dia memang tidak pernah peduli dengan pandangan orang, kalau tidak mungkin dia tidak akan dijuluki 'sinting' oleh sebagian orang.”
“Tapi ketika teman-temannya di grup menanyakan hal ini, dia tidak bisa mengabaikannya.”
“Iya, aku memang mengatakan itu.” Zhou Yi mengakui.
“Aduh, Zhou Yi kamu keren banget!” Sun Pan mengirimkan emoji jempol ke Zhou Yi. Sebagai pemain yang saat ini masih terikat kontrak dengan klub Chelsea, Sun Pan tidak punya kesan baik terhadap Barcelona.
Zhou Yi merendah: “Aku cuma ingin membela He Ying. Biar mereka menyesal sudah melepas top skor Liga Kedua Spanyol secara cuma-cuma!”
He Ying mengirim emoji lirik ke atas.
“Tapi He Ying sekarang tampil gemilang di Valladolid. Setelah musim berakhir, Barcelona pasti akan mempromosikannya ke tim utama kan?” tanya Yang Muge.
“Pasti!” kata Guo Nu dengan nada iri. Sebagai fans berat Barcelona, ia berharap bisa kembali membela klub itu suatu hari nanti. Tapi untuk sekarang, jarak antara bermain di Cesena dengan impian itu masih terlalu jauh...
Namun tak disangka He Ying berkata: “Tidak, aku tidak ingin kembali ke Barcelona.”
Jawaban ini mengejutkan semua orang. Sun Pan, Yang Muge dan Guo Nu membanjiri grup dengan emoji kaget. Hanya Zhou Yi yang diam, karena ia memahami alasan di balik keputusan He Ying itu.
Menghadapi keheranan semua orang, He Ying menjelaskan: "Persaingan di tim utama Barcelona terlalu keras. Meski dipromosikan ke tim utama, aku hanya akan jadi pengganti dari pengganti. Pemain seperti Tello dan Pedro saja sekarang hanya jadi cadangan. Kalau aku pergi, entah di urutan berapa. Mungkin hanya bisa dapat sedikit waktu bermain di Copa del Rey. Duduk di bangku cadangan Barcelona bukanlah yang kuinginkan."
"Tapi belum tentu kalau kembali hanya akan jadi cadangan. Mungkin awalnya iya, tapi selama ada kesempatan, jika kau manfaatkan, bisa meyakinkan Guardiola," kata Guo Nu. Dia masih berharap He Ying bisa bermain di Barcelona. "Seperti Lao Yang, awalnya di tim utama Schalke 04 dia juga hanya cadangan cadangan, bahkan tak dapat kesempatan bermain. Tapi sekarang? Dia sudah jadi pilar utama."
"Situasiku berbeda dengan Lao Yang," jelas He Ying. "Aku tipe pemain yang butuh penguasaan bola, melakukan dribel penetrasi dan tembakan saat menguasai bola. Ancamanku lebih besar di area tengah daripada di sayap. Di Valladolid aku bermain di tengah dengan banyak penguasaan bola, jadi bisa mencetak gol. Tapi di tim utama Barcelona, penguasaan bola dalam serangan ada di tangan Messi dan Iniesta. Jika aku bermain, lebih banyak menarik perhatian lawan, jadi tembok untuk Messi... Aku tidak suka gaya bermain seperti itu. Bukan itu yang kumau."
“Daripada duduk di bangku cadangan tim utama Barcelona selama beberapa tahun baru mencari jalan keluar, lebih baik dari awal tidak mengambil jalan memutar itu. Aku sangat menyukai Barcelona, tapi khayalanku tentang mereka sudah lama hilang.” He Ying mengakhiri pembicaraannya.
Ucapannya terdengar berat. Dulu, betapa ia ingin bermain di Barcelona, semua teman tahu. Ia sering membawa buku pelajaran Bahasa Katalan untuk belajar bahasa, bahkan persiapan itu dimulai lebih awal dari masa itu.
Dulu ia begitu gembira bisa masuk debut latihan di La Masia, menghiasi halaman media dalam negeri China, dijuluki "Orang China pertama yang menaklukkan La Masia", gemilang tak terkira, jauh lebih mentereng daripada Zhou Yi yang masih mengembangkan diri di Akademi Borussia Dortmund kala itu.
Tapi akhirnya, ia justru mengungkapkan ketiadaan khayalan terhadap Barcelona. Realita yang kejam membuat orang tak tahu harus berkata apa.
Saat grup mulai terasa canggung, Zhou Yi muncul: "Pertahankan harga diri. Menurutku He Ying benar. Tak ada aturan bahwa lulusan La Masia wajib bermain di Barcelona, atau hanya bermain di Barcelona yang dianggap sukses. Banyak jalan menuju kesuksesan."
Semua setuju dengan Zhou Yi. Mereka pun tidak bermain di klub besar, tapi tetap berjuang mengejar mimpi masing-masing. Bukannya harus di klub besar baru bisa mewujudkan mimpi.
"Terima kasih, Zhou Yi." He Ying mengucapkan terima kasih atas pengertian Zhou Yi. "Tapi Barcelona sulit dihadapi, mereka sangat kuat, kamu harus hati-hati..."
"Aku tahu." Zhou Yi berkata. "Barcelona memang kuat. Kalau mereka tidak kuat, justru tidak wajar."
"Ini masalah serius. Keberuntunganmu buruk harus berhadapan dengan Barcelona. Seharusnya tim kalian bisa melaju lebih jauh..." Yang Muge merasa menyesal. Meski sebagai pemain rival bebuyutan Schalke 04, saat ini dia berbicara sebagai teman Zhou Yi.
Di luar dugaan, reaksi Zhou Yi membuatnya - termasuk yang lain - terkejut.
"Kenapa tidak bisa melaju lebih jauh?" dia balik bertanya.
"Lawanmu Barcelona!" Guo Nu berteriak. Sebagai penggemar fanatik Barcelona, sifatnya langsung ketahuan.
"Iya, terus kenapa?" Zhou Yi terus membalas.
"Kenapa? Tim 'Galaksi'! Takut tidak?" kata Guo Nu.
"Takut setan!" Zhou Yi membalas. "Kalau Barcelona tim galaksi, aku tim ledakan!"
"Ini meme apa?" Sun Pan tidak paham. Barcelona disebut tim galaksi, lalu arti tim ledakan?
Yang Muge menjelaskan: "Big Bang."
"Apa itu?" Sun Pan masih bingung.
"Intinya, artinya meledakkan galaksi!" kata Zhou Yi.
"Oh, paham." Sun Pan mengangguk.
"Omongan bisa bagus, tapi bagaimana cara menang? Sudah ada strategi?" He Ying bertanya.
“Tidak ada.” Jawaban Zhou Yi juga singkat.
“Goblok!” Sun Pan yang tadinya mengira Zhou Yi punya strategi setelah melihat keyakinannya, ternyata hanya omong kosong...“Nggak ada terus ngomong besar buat apa?! Mau pamer terus sampe mati ya!”
“Keyakinan itu perlu.” Zhou Yi membuat gerakan mengangkat tangan. “Lagipula bola itu bundar, siapa tau kita bisa menang?”
“……” Sun Pan kehilangan kata-kata.
……
Pertandingan leg pertama perempat final antara Borussia Dortmund melawan Barcelona akan digelar pada malam 28 Maret. Dengan jadwal main di kandang sendiri dulu baru tandang, ini benar-benar pengaturan jadwal yang merugikan Dortmund.
Sekarang masih ada waktu dua minggu sebelum pertandingan tersebut, Dortmund bisa mempersiapkan diri dengan baik.
Tapi di mata banyak orang, apapun persiapan Dortmund hanyalah perjuangan sia-sia.
Barcelona terlalu kuat...
Ini adalah pikiran pertama yang muncul di benak banyak orang ketika mendengar nama Barcelona.
Wajar saja.
Atau lebih tepatnya, wajar bagi orang biasa.
Bahkan mungkin suporter dan pemain Dortmund sendiri merasa sial karena diundi melawan Barcelona.
Tentu, tidak semua orang berpikir seperti itu.
Saat Zhou Yi dan rekan setimnya berdiri di depan bangunan putih berbentuk kotak tanpa hiasan apa pun, mereka semua bingung.
Tentang bangunan aneh ini, sebenarnya sudah dibangun sejak lama di basis pelatihan sepak bola Borussia Dortmund, tapi selalu tertutup rapat oleh jaring berwarna gelap. Di luar lokasi konstruksi juga tidak ada papan penjelas. Para pemain hanya tahu bahwa fasilitas baru sedang dibangun di basis pelatihan, tapi tidak tahu fasilitas apa dan untuk tujuan apa.
Di antara para pemain sendiri pernah beredar beberapa spekulasi tentang bangunan misterius ini. Ada yang menduga ini gym baru, ada yang menyangka semacam laboratorium seperti Milan Lab, bahkan ada yang mengira ini restoran baru - yang terakhir ini pasti orang yang doyan makan...
Saat latihan dimulai hari ini, Klopp tidak menyuruh para pemain berlatih seperti biasa di lapangan, melainkan mengajak seluruh tim ke depan bangunan misterius ini.
"Ini apa sih?" seseorang bertanya sambil menatap bangunan itu tak tahan.
Klopp menunjuk ke belakang dengan ibu jarinya ke arah bangunan misterius itu, lalu berkata kepada semua orang: "Ini adalah senjata rahasia kita untuk mengalahkan Tim Jagal Semesta!"
