Meskipun Zhou Yi berpikir demikian, akhirnya dia tidak benar-benar melakukannya. Bagaimanapun itu mustahil terwujud.
Dia hanya bisa berharap besok tim pelatih akan mengatur sesi latihan 10 menit lagi.
Dia benar-benar menyukai fasilitas latihan baru ini.
Ini memberinya sensasi seperti bermain game sepak bola, akan lebih baik lagi jika ada layar yang menampilkan skor real-time.
Seperti tantangan menyelesaikan level.
Metode latihan yang sama sekali tidak konvensional ini membuat Zhou Yi bersemangat dan bergairah.
Ketika dia tertidur dengan perasaan seperti ini, tiba-tiba dia mendapati dirinya berdiri di depan gedung putih tanpa jendela itu...
"Mimpi apa ini..." gumam Zhou Yi setelah menyadari. Benar kata pepatah, siang hari dipikirkan, malam hari termimpi...
Tapi dia segera ingat, sejak ada ruang virtual di otaknya, dia sudah tidak bermimpi lagi. Jadi ini pasti bukan mimpi!
Jika bukan mimpi, lalu apa?
Zhou Yi sudah bisa menebak sebagian jawabannya.
Di saat itu, Chu Ling muncul di hadapannya.
"Ini karya kamu?" tanya Zhou Yi sambil menunjuk gedung putih kepada Chu Ling.
"Sebenarnya ini milikmu," jawab Chu Ling.
"Milikku?" Zhou Yi terheran-heran.
“Benar. Keinginan subjektifmu yang kuat menciptakan bangunan identik ini dalam imajinasimu.” Chu Ling berkata.
“Lalu mengapa sebelumnya aku tidak tahu memiliki kemampuan seperti ini?”
“Ini membuktikan daya tariknya cukup besar bagimu.” Chu Ling menjelaskan.
“Bagus...” Zhou Yi tidak terlalu memikirkan mengapa dia bisa menciptakan sesuatu baru di ruang virtual, yang penting sekarang sudah ada.
“Fungsinya juga sama persis?”
“Dari beberapa aspek... memang sama.”
“Dari beberapa aspek?” Zhou Yi menangkap pemilihan kata Chu Ling.
“Karena ini ciptaanmu sendiri, kau bisa menambahkan fungsi-fungsi baru yang tidak ada di template aslinya.” Kata Chu Ling.
“Misalnya?”
“Masuklah dan lihat sendiri.” Chu Ling mengingatkan.
Zhou Yi masuk dan melihat kandang besi identik di depannya, tapi... tunggu!
Dia terkejut menemukan layar monitor di area latihan!
Ini benar-benar tidak ada di dunia nyata!
Menoleh ke Chu Ling yang tersenyum: “Ini duniamu, kau bisa melakukan apapun.”
“Termasuk padamu?” Zhou Yi tiba-tiba bertanya.
Chu Ling: “Hehe.”
Dari suara "hehe" itu, Zhou Yi jelas merasakan cemoohan...
Tapi dia paham maksud Chu Ling sebelumnya - sebagai pencipta, dia bisa memodifikasi fasilitas ini sesuka hati.
Menambahkan layar monitor hanyalah salah satunya.
Dia memikirkan setiap detail latihan yang dilakukan di dalam "sangkar" ini pada siang hari. Menurutnya ada satu bagian yang sebenarnya bisa diperbaiki, atau dibuat lebih menantang.
Dalam latihan Footbonaut di dunia nyata, setiap kali menerima bola, pemain harus mencari target operan yang lampunya menyala. Ada jeda sekitar satu detik di sini yang menurut Zhou Yi kurang menantang.
Dia berpikir, bagaimana jika target operan langsung menyala bersamaan dengan bola yang dilontarkan mesin pelontar? Dengan begitu begitu menerima bola, dia bisa langsung mengoper tanpa perlu mengamati lagi setelah menerima bola. Tentu tingkat kesulitannya meningkat, tapi lebih sesuai dengan kondisi pertandingan nyata Zhou Yi.
Pasalnya dalam pertandingan, Zhou Yi jarang menerima bola lalu menengok mencari target operan. Biasanya sebelum menerima bola, dia sudah mengamati posisi rekan. Begitu bola tiba, dia bisa langsung mengoper dengan cepat untuk mempercepat serangan Borussia Dortmund dan mengejutkan lawan.
Karena terbiasa dengan gaya bermain seperti ini, Zhou Yi sempat kurang nyaman dengan jeda setelah menerima bola saat pertama kali berlatih di Footbonaut.
"Bagaimana jika mesin ini bisa mempercepat tempo operan?" pikirnya.
Di dunia nyata, dia tak bisa mengatur setelan mesin tersebut. Tapi dalam kesadarannya sendiri, mesin ciptaannya ini jelas bisa disesuaikan sesuai keinginannya.
"Bagaimana cara menyesuaikannya?" tanyanya pada Chu Ling.
"Kamu cukup membayangkannya saja. Fitur apa yang diinginkan, langsung visualisasikan," jawab Chu Ling.
Zhou Yi pertama kali berpikir untuk menambahkan dua mesin pelontar bola yang tersusun vertikal di sudut kiri.
Begitu ide itu terlintas, dua lubang mesin pelontar putih segera muncul di sudut tersebut sesuai imajinasinya.
Dengan girang, Zhou Yi menjentikkan jari lalu menambahkan enam mesin serupa di tiga sudut lainnya.
Meski mengurangi delapan target operan, ini justru menambah delapan arah datangnya bola.
Setelah latihan siang hari, Zhou Yi merasa kombinasi delapan mesin Footbonaut di empat arah terlalu sederhana - mana mungkin arah operan dalam pertandingan sesederhana depan-belakang-kiri-kanan?
Layaknya mengatur kontrol stik game sesuai preferensi sebelum bermain, Zhou Yi pun melakukan kustomisasi pada "mainan" barunya ini.
Usai semua pengaturan, dia berdiri di lingkaran putih dan memulai latihan.
Enam belas titik peluncur dari delapan arah ditambah target operan acak 1/64 yang menyala bersamaan, membuatnya seperti menghadapi level lima bintang - gemetaran dan terus melakukan kesalahan.
Mesin bawah melontarkan grounder dan bola rendah, sementara mesin atas menendang semi-voli dan bola tinggi, menyimulasikan berbagai kondisi realistis.
Untuk bola rendah, Zhou Yi masih bisa menangani dengan baik. Tapi untuk bola tinggi, dia agak kerepotan karena harus menghentikan bola dengan dada, melakukan penyesuaian, lalu mengoper. Proses ini membutuhkan waktu. Jika di Footbonaut dunia nyata, lampu target operan menyala satu detik setelah menerima bola, Zhou Yi masih punya waktu untuk menyesuaikan.
Kini tanpa jeda satu detik itu, Zhou Yi jadi gemetaran saat menangani bola tinggi. Hampir setiap kali dia baru mengoper bola saat lampu hijau berubah kuning lalu merah. Akurasi operannya juga turun drastis.
Tapi Zhou Yi tidak menurunkan tingkat kesulitan. Dengan semangat, dia terus bergumul dengan kegemetarannya...
Baginya, apa arti latihan khusus jika tingkat kesulitannya tidak tinggi?
……
Di latihan tim keesokan harinya, Footbonaut tetap menjadi agenda setiap pemain. Durasi latihan kali ini ditingkatkan dari 10 menit menjadi 15 menit.
Setelah berlatih semalaman di ruang virtual, Zhou Yi merasa latihan di dunia nyata jadi jauh lebih mudah. Seperti pemain yang terbiasa melawan komputer bintang lima tiba-tiba beralih ke level tiga - menang dengan mudah tanpa tantangan berarti.
Saat beberapa rekan setimnya masih kerepotan dengan Footbonaut, Zhou Yi sudah bisa menguasainya dengan lancar. Bahkan untuk grounder, dia bisa langsung mengoper ke grid target tanpa perlu mengontrol bola terlebih dahulu.
Tapi performa Zhou Yi ini tidak mengejutkan Klopp.
Karena dia awalnya merasa latihan ini seharusnya memiliki tingkat kesulitan terendah bagi Zhou Yi.
Apa yang ditingkatkan oleh latihan ini?
Kemampuan pemain dalam operan bola, persepsi ruang, dan penglihatan lapangan.
Zhou Yi sudah sangat unggul di aspek-aspek ini. Tanpa tiga kemampuan ini, dia takkan bisa menjadi inti Borussia Dortmund.
Klopp membuat perangkat ini bukan untuk meningkatkan kemampuan Zhou Yi, tapi untuk meningkatkan kemampuan pemain lain di tim.
Menurutnya, Zhou Yi sebagai otak dan pemain inti tim sangat kompeten. Bahkan Klopp berpikir kemampuan dan bakat Zhou Yi sebagai gelandang bisa masuk 10 besar di sepakbola dunia.
Evaluasi Klopp terhadap pemain yang ditemukannya sendiri dan dibawa ke Borussia Dortmund ini sangat tinggi.
Namun kekalahan telak dari Real Madrid di Champions Eropa musim lalu membuat Klopp menyadari masalah Dortmund.
Sebagai pengatur lini tengah, Klopp menilai Zhou Yi hampir setara dengan gelandang kelas dunia.
Tapi Dortmund memiliki mesin 12 silinder, namun tidak memiliki transmisi dan komponen lain yang selaras dengan mesin tersebut.
Dengan kata lain, tim Dortmund secara keseluruhan belum cukup kuat.
Sejak tersingkir oleh Real Madrid, Klopp terus memikirkan cara menyelaraskan ritme permainan tim dengan Zhou Yi.
Footbonaut ini sekarang menjadi solusi pamungkas untuk masalah tersebut.
Seperti diketahui, kemampuan Zhou Yi dalam menyambut dan mengoper bola sangat luar biasa, terutama dalam hal passing. Dia seolah bisa memutuskan akan mengoper ke siapa bahkan sebelum menerima bola, sehingga ritme operannya setelah menerima bola biasanya sangat cepat. Namun kecepatan ini tidak bisa diikuti semua orang. Klopp berharap seluruh pemainnya bisa mengikuti ritme permainan Zhou Yi.
Footbonaut ini tepat untuk melatih kemampuan pemain dalam aspek tersebut.
Melalui perhitungan dan analisis ilmiah, 15 menit latihan di Footbonaut setara dengan latihan operan selama seminggu.
Lawan Borussia Dortmund di perempat final Champions Eropa adalah Barcelona, tim legendaris dengan penguasaan bola melalui operan yang jauh melampaui klub lain.
Untuk mengejar ketertinggalan kemampuan penguasaan bola dari Barcelona, Dortmund harus menerapkan metode latihan seperti ini.
Keunggulan alami Dortmund - stamina luar biasa, ditambah peningkatan cepat kemampuan operan.
Klopp yakin bisa menghadapi Barcelona.
