Setelah membaca laporan tersebut, Guardiola merasa kebetulan di dunia ini sungguh luar biasa. Ia tidak pernah menyangka timnya ternyata pernah memiliki hubungan dengan Zhou Yi.
Namun peristiwa ini hanyalah episode kecil yang tidak akan berdampak pada Guardiola. Baginya, ini lebih seperti selingan dalam persiapan ketat menuju pertandingan - sekadar mendengar cerita untuk melepas penat.
Setelah membacanya, ia melupakan hal tersebut dan tidak memikirkannya lagi.
Tidak mendapatkan Zhou Yi ya sudah, bukan masalah besar. Hal ini tidak meninggalkan penyesalan bagi Guardiola.
Fokus utamanya saat ini tetap pada pertandingan Champions Eropa.
Mengingat Zhou Yi memiliki gaya bermain yang mirip dengan Xavi dalam beberapa aspek, bagi Guardiola justru ini mempermudah persiapan.
Karena dia sangat familiar dengan Xavi, maka dengan kata lain dia juga cukup mengenal Zhou Yi.
Gaya bermainnya, preferensi operannya... Semua ini bisa ditemukan jejaknya pada Xavi oleh Guardiola.
Membatasi Zhou Yi juga akan menjadi lebih mudah.
Dari pemahaman terhadap riwayat bermainnya, stamina Zhou Yi sudah jauh lebih baik dibandingkan saat awal debut, namun peningkatan kekuatan fisiknya tidak signifikan. Apapun alasannya, setidaknya ini menunjukkan Zhou Yi bukanlah pemain yang kuat secara fisik.
Maka kita bisa memanfaatkan titik lemah ini.
Beberapa tim ketika menghadapi Borussia Dortmund suka menempatkan 2-3 bek di sekitar Zhou Yi yang menjadi inti, berharap menggunakan keunggulan jumlah untuk menjepitnya.
Tapi Guardiola tidak berniat melakukan ini, di satu sisi karena Barcelona dengan formasi 433 tidak memiliki cukup personel untuk bertahan, di sisi lain Guardiola berpendapat Zhou Yi tidak perlu dihadapi dengan banyak pemain.
Bahkan dia tidak berencana menerapkan pertahanan man-to-man terhadap Zhou Yi.
Barcelona terkenal dengan serangannya, seolah menjadi simbol dan perwakilan sepak bola ofensif.
Tapi sebenarnya, banyak orang mengabaikan pertahanan Barcelona.
Gelar Champions Eropa musim lalu tidak lepas dari kontribusi lini belakang mereka.
Berbeda dengan tim yang menyerahkan urusan bertahan hanya kepada bek, bagi Barcelona pertahanan adalah tugas seluruh tim.
Klub lain biasanya mulai bertahan ketika lawan menyerang hingga mendekati Zona 30 Meter mereka, namun pertahanan Barcelona justru dimulai dari lini depan.
Menghadapi tim mana pun atau pemain mana pun, Barcelona tidak akan mengubah strategi mereka: pertahanan zona yang terkoordinasi.
Saat menyaksikan pertandingan Barcelona, jarang terlihat satu pemain Barcelona berhadapan satu lawan satu dengan pemain lawan. Sebaliknya, sering terlihat pemain yang menguasai bola dikepung oleh dua atau tiga pemain Barcelona.
Kecuali pemain penguasa bola memiliki kemampuan individu yang luar biasa ditambah keberuntungan, sangat sulit untuk menembus lingkaran kepungan seperti ini.
Ditambah sensitivitas pemain Barcelona terhadap jalur operan, mereka mudah memutus jalur passing pemain lawan yang menguasai bola, sehingga benar-benar mengisolasi pemain tersebut.
Di hampir setiap sudut lapangan, terlihat Barcelona melakukan pertahanan seperti ini. Mereka seolah selalu memiliki keunggulan jumlah pemain.
Ada yang bertanya: sistem pertahanan seperti ini membutuhkan kemampuan berlari dan stamina yang luar biasa. Bagaimana mungkin sebuah tim bisa konsisten bermain seperti ini?
Tapi Barcelona memang memiliki kemampuan tersebut. Inilah aspek yang sering diabaikan: kemampuan berlari mereka jauh melampaui tim biasa.
Sepak bola Barcelona, baik dalam serangan maupun pertahanan, dibangun di atas fondasi stamina yang luar biasa.
Dengan dukungan kemampuan berlari ini, baik saat menyerang maupun bertahan mereka selalu bisa menciptakan keunggulan jumlah. Jika menghadapi lawan yang seimbang, mereka akan mengandalkan stamina untuk mengalahkannya.
"Stamina dan lari tanpa henti, inilah rahasia sebenarnya mengapa Barcelona bisa mendominasi Eropa."
Kali ini, untuk menghadapi Borussia Dortmund yang memiliki Zhou Yi, Barcelona akan tetap menggunakan metode ini.
Dalam bertahan, memutus hubungan Zhou Yi dengan pemain Dortmund lainnya, melalui pressing beruntun di lini tengah dan depan untuk melancarkan serangan, menciptakan tekanan terus-menerus bagi Dortmund, memaksa mereka melakukan kesalahan sendiri, lalu memanfaatkan kesalahan tersebut.
……
Ketika Guardiola memimpin skuad Barcelona tiba di Dortmund, hal ini menarik perhatian tak terhitung media dan suporter.
Di bandara, para pemain Barcelona menerima wawancara dari para wartawan.
"Westfalenstadion memiliki atmosfer kandang yang sangat mengerikan, pertandingan ini akan menjadi tantangan berat bagi kami. Tapi kami tidak akan takut pada lawan, kami akan meraih kemenangan dengan cara kami sendiri." Sebagai kapten tim, Puyol berbicara dengan penuh wibawa - tentu saja ini sesuai karakter aslinya, gaya bicara seperti ini sudah menjadi ciri khasnya.
Messi sebagai bintang lapangan paling terkenal di Barcelona, relatif lebih rendah hati namun juga terkesan singkat: "Kami akan berusaha sekuat tenaga di kandang lawan."
Hanya mengucapkan satu kalimat itu saja, ia mengangguk menolak permintaan wawancara wartawan lainnya, lalu langsung naik ke bus.
Sebagai bintang sepak bola kelas dunia, sikap sedikit menjaga jarak memang diperlukan.
Perlu diketahui, sang megabintang ini menerapkan tarif 1000 euro per menit untuk wawancara - benar-benar setiap katanya setara emas.
Pemain-pemain Barcelona lainnya juga dikejar-kejar wartawan yang berharap bisa membuat mereka mengucapkan sepatah dua patah kata di depan mikrofon dan lensa.
Banyak pemain Barcelona yang memang berhenti untuk diwawancarai. Dari jawaban dan ekspresi mereka, terlihat jelas bahwa suasana hati mereka sangat santai.
Meskipun ini adalah perempat final Champions Eropa, meskipun lawan mereka adalah Borussia Dortmund, meskipun mereka harus bermain di kandang lawan, sebagai tim legendaris, Barcelona tetap memiliki keyakinan seperti ini. Inilah keyakinan yang seharusnya dimiliki oleh tim terkuat di dunia yang dua kali mencapai final dalam tiga tahun terakhir dan meraih dua gelar Champions Eropa. Meskipun terkadang kepercayaan diri mereka bisa membuat banyak orang yang tidak menyukai mereka merasa kesal, itu bukan alasan bagi mereka untuk merendahkan diri.
……
Malam harinya, stasiun televisi Jerman ARD juga menghabiskan banyak waktu untuk meliput kedatangan Barcelona ke Dortmund. Ini menunjukkan betapa besarnya perhatian khusus terhadap tim ini.
Saat mereka muncul di pintu keluar terminal bandara, lampu kilat kamera di lokasi hampir menyatu menjadi satu hamparan cahaya.
Selain para suporter Barcelona yang sudah tiba lebih awal menyambut dengan berbaris di kedua sisi jalan, jumlah wartawan media yang meliput di lokasi juga luar biasa banyaknya.
Sebagai tim paling spektakuler dalam bermain sepakbola di planet ini saat ini, Barcelona menikmati popularitas super tinggi. Ke mana pun mereka pergi, ke sanalah lampu kilat kamera berkedip dan sorak-sorai bergema.
Di hotel, Großkreutz yang sedang menonton siaran berita tidak tahan melihat penampilan Barcelona, mengejek: "Hanya tinggal menggelar karpet merah untuk mereka saja!"
Mendengar itu, Zhou Yi yang satu kamar dengannya tertawa karena komentar Großkreutz terlalu visual.
Kemudian, para komentator di program TV mulai menganalisis pertandingan ini.
"...Bagi Borussia Dortmund, semua kondisi buruk telah mereka alami. Pertama tentu saja bertemu Barcelona di perempat final, lalu dari segi pengaturan jadwal: bermain di kandang sendiri dulu baru tandang. Ini benar-benar jadwal yang tidak menguntungkan... Harapan saya untuk tim Klopp hanya satu - di leg kedua di Camp Nou kalah lebih sedikit dari Bayer Leverkusen saja..."
Sebelum kalimat selesai, bip! Großkreutz mematikan TV.
"Omong kosong!" hardiknya sambil melempar remote control. "Nanti kita akan mempermalukan mereka! Benar kan, Zhou Yi?"
"Benar!" Zhou Yi mengangguk kuat, menjawab Großkreutz dengan senyuman dan nada suara yang tegas.
Mendengar jawaban Zhou Yi, Großkreutz tertawa: "Kita punya senjata rahasia lho!"
Ia tampak sangat percaya diri.
Kali ini Zhou Yi tidak menyambutnya, karena pikirannya langsung tertuju pada "senjata rahasia" tersebut.
Setiap hari ia bisa berlatih di ruang virtual, peningkatannya cukup cepat.
Tapi bagaimana dengan rekan setimnya?
Meskipun mereka menyisihkan lima belas menit setiap hari untuk latihan, waktu latihan tetap terbatas. Dua minggu tidak cukup untuk sebuah program latihan. Zhou Yi sangat memahami hal ini karena di ruang virtual dia bisa menggunakan satu jam seperti satu hari, tapi tetap membutuhkan waktu lama untuk menguasai suatu kemampuan.
Saat ini, pendekatan tim lebih mirip seperti mengasah pedang di menit terakhir.
Meski kata pepatah "mengasah pedang di detik-detik akhir, meski tak tajam setidaknya berkilau".
Tapi untuk menghadapi tim sekelas Barcelona, itu masih kurang memadai.
Hal ini terlihat dari pertarungan berulang kali melawan Barcelona di ruang simulasi.
Bahkan setelah menjalani latihan khusus Footbonaut, kemampuan operan dan penguasaan bola pemain Barcelona meningkat dalam berbagai tingkat.
Namun Borussia Dortmund tetap lebih sering kalah daripada menang saat berhadapan dengan Barcelona.
Meskipun pertandingan di ruang virtual hanyalah simulasi, angka statistik probabilitas semacam ini tetap memiliki makna tertentu.
Ini bisa menjelaskan beberapa masalah.
Yakni dari segi kemampuan tim secara keseluruhan, Borussia Dortmund memang tidak setara dengan Barcelona.
Untuk mengalahkan lawan sekuat itu, hanya mengandalkan persiapan dadakan sebenarnya kurang cukup...
