Gagal mengalahkan Barcelona di kandang sendiri membuat para pemain Borussia Dortmund sedikit kecewa.
Bagaimanapun mereka telah menjalani latihan rahasia selama hampir dua minggu.
Tapi kalau dipikir-pikir lagi, jika latihan rahasia dua minggu saja bisa mengalahkan Barcelona, itu terlalu konyol.
Bahkan Klopp pun menyadari masalah ini - Barcelona yang kuat tidak mudah dikalahkan seperti itu.
Lalu apakah Champions Eropa musim ini harus kita tinggalkan?
Tentu saja tidak.
Pada hari pertama latihan pemulihan tim, Klopp langsung memberi tahu mereka: Dalam enam hari ke depan, latihan tim hanya punya satu tujuan - pertandingan melawan Barcelona di pertengahan pekan depan.
Adapun pertandingan kandang Borussia Dortmund melawan Stuttgart yang terjepit di tengah jadwal... itu tidak penting.
Sekalipun kalah dalam pertandingan itu, tidak masalah.
Klopp tidak berniat menyerah bersaing dengan Barcelona, Zhou Yi juga tidak.
Selain menyatakan pandangan ini di internet dan saat wawancara dengan wartawan, seluruh energinya dicurahkan untuk latihan.
Siang hari berlatih di tim, malam hari saat tidur berlatih di ruang virtual. Untuk itu dia bahkan tidak memilih pertandingan melawan Stuttgart di ruang virtual. Semua pertandingan di hari-hari itu dia tinggalkan, diganti dengan latihan. Dia terus-menerus berlatih di ruang gelap, seolah ingin menjadikan operan sebagai insting tubuh.
Pertandingan akhir pekan melawan Stuttgart, Borussia Dortmund memang tidak terlalu serius. Banyak pemain inti termasuk Zhou Yi tidak dimainkan sebagai pemain utama. Bahkan pemain Dortmund yang tampil pun pikirannya tidak fokus pada pertandingan ini, pikiran mereka sudah melayang ke Barcelona...
Akhirnya, Borussia Dortmund yang tidak fokus bermain imbang 2-2 dengan Stuttgart di kandang sendiri.
Tidak kalah hanya karena keberuntungan. Jika bukan karena tiang gawang Westfalenstadion yang menyelamatkan tembakan Gentner di menit akhir...
Di mata publik, setelah imbang melawan Barcelona di kandang, Dortmund kembali ditahan imbang Stuttgart di rumah. Ini membuktikan pertandingan vs Barcelona telah mempengaruhi performa liga. Para pemain bermain tanpa fokus, performa menurun, seperti tidur sambil berjalan.
Meskipun dari susunan pemain Klopp sebelum pertandingan terlihat jelas ini hasil dari keputusan sadar Klopp untuk mengalah. Tapi banyak yang menilai keputusan Klopp ini tidak berarti.
Dortmund mustahil membalik keadaan di kandang Barcelona. Daripada memaksakan diri di Champions Eropa, lebih baik fokus saja pada liga...
Setelah 28 pertandingan liga selesai, keunggulan Borussia Dortmund dalam poin telah menyusut dari selisih maksimal 10 poin menjadi 7 poin. Dengan 6 pertandingan tersisa, bagi Bayern München segala kemungkinan masih terbuka.
……
Insiden hampir kalah dari Stuttgart di liga tidak mempengaruhi Zhou Yi. Ia justru senang akhirnya bisa menyelesaikan pertandingan melawan Stuttgart, karena kini di ruang virtual ia bisa memilih Barcelona sebagai lawan.
Ia lalu menyesuaikan jadwal latihan dan pertandingan di ruang virtual, dengan mengurangi durasi latihan dan menambah frekuensi pertandingan.
Andaikan tidak ada batasan satu pertandingan per hari di ruang virtual, ia bahkan ingin menghabiskan seluruh waktunya untuk bertanding melawan Barcelona.
Tujuannya adalah memahami tim ini secara menyeluruh. Seperti bunyi The Art of War: "Kenali dirimu dan lawanmu, maka kau takkan terkalahkan dalam seratus pertempuran."
Untuk mengalahkan Barcelona, harus ada pemahaman mendalam tentang kelemahan mereka yang bisa dimanfaatkan...
Pengetahuannya tentang Barcelona harus setara dengan pemain yang sudah bermain di tim tersebut selama sepuluh tahun.
……
Hari yang dinantikan tiba. Borussia Dortmund menyelesaikan latihan di kandang lalu terbang bersama ke Barcelona untuk menghadapi "Tim Galaksi" yang luar biasa kuat ini.
Saat tiba di bandara Barcelona, sejumlah wartawan telah menunggu untuk mewawancarai mereka.
Saat diwawancarai, Klopp mengatakan "Kami sudah siap sepenuhnya." Pernyataan ini diejek oleh presenter lokal Catalunya dalam berita malam hari sebagai persiapan untuk kalah.
Zhou Yi juga membantah anggapan umum bahwa mereka sudah tereliminasi saat diwawancarai: "Aku belum pernah melihat tim dianggap tereliminasi dini saat skor leg pertama 0-0. Bukankah sistem kandang-tandang dua leg dibuat agar ada kejutan di leg kedua?"
"Tapi ini kan kandang Barcelona. Sangat sulit bagi Dortmund untuk mengalahkan Barcelona di sini," tanya seorang wartawan. "Perlu diketahui, Barcelona belum sekalipun kalah di kandang sendiri sepanjang musim ini!"
Pernyataan wartawan itu benar. Barcelona memang belum kalah di kandang sendiri di La Liga musim ini. Hingga pekan ke-31, Barcelona telah memainkan 16 laga kandang dengan 15 menang dan 1 imbang, persentase kemenangan kandang 93.8%, mencetak 64 gol dan hanya kebobolan 9 kali. Keunggulan kandang yang luar biasa ini tidak perlu diragukan lagi.
Di Champions Eropa, empat laga kandang Barcelona musim ini juga menghasilkan 3 kemenangan dan 1 imbang tanpa kekalahan. Dalam empat pertandingan tersebut mereka mencetak 15 gol dan hanya kebobolan 3 kali, menunjukkan dominasi yang sama besarnya.
Dari sudut pandang manapun, mustahil Barcelona kalah dari Dortmund di kandang sendiri. Mereka memiliki kepercayaan diri mutlak di markas mereka sendiri.
Zhou Yi mengangguk: "Tentu, mengalahkan Barcelona di kandang mereka sangat sulit. Tapi perlu diingat, ini pertandingan sistem kandang-tandang dua leg."
Dia mengulangi kalimat itu lagi, tapi pengulangan itu justru membuat para wartawan semakin bingung.
Iya, babak knockout Champions Eropa memang menggunakan sistem kandang-tandang, ada masalah apa?
Apakah ini alasan kalian bisa membalikkan keadaan di kandang lawan melawan Barcelona?
Zhou Yi juga tidak memberikan penjelasan lebih lanjut, hanya berkata: "Yang paham pasti paham."
Subteksnya tentu "yang tidak paham ya tidak akan paham".
Para wartawan tidak menyangka wawancara harus main tebak-tebakan, lelah secara mental...
Media lokal Catalan berkomentar: "Kepercayaan diri yang ditunjukkan Zhou Yi agak tidak masuk akal, mungkin dia sendiri tidak tahu apa yang dibicarakannya. Jadi ketika ditanya berulang oleh wartawan kami, dia selalu menghindar. Ini bisa dimaklumi karena di hatinya sama sekali tidak tahu bagaimana menjelaskan..."
……
Sebelum pertandingan dimulai, Camp Nou sudah penuh sesak, tapi atmosfer lapangan tidak terlalu meriah. Semua merasa Barcelona akan mengeliminasi Dortmund di kandang sendiri tanpa hambatan. Jadi suasana tidak semeriah saat Barcelona menghadapi Inter Milan dulu.
Saat itu situasi Barcelona benar-benar kritis.
Karena pada leg pertama Barcelona kalah 1-3 di kandang lawan dari Inter Milan. Saat itu semua orang menganggap Barcelona sudah terpojok di tepi jurang. Media lokal Barcelona menyerukan para suporter untuk bersatu, datang menyaksikan pertandingan di lapangan, mendukung tim mereka, dan memberikan tekanan pada lawan Inter Milan.
Oleh karena itu, sebelum leg kedua pertandingan tersebut, tidak hanya Camp Nou yang penuh sesak, suporter juga menyusun lambang besar Barcelona dan spanduk, menciptakan atmosfer "kandang yang menakutkan".
Namun sayang, tak lama setelah pertandingan dimulai, aksi kotor Busquets yang menjatuhkan Motta mengubah arah pertandingan ke jalur yang sama sekali berbeda...
Menghadapi Inter Milan yang parkir bus sepanjang pertandingan, Barcelona baru bisa mencetak gol di menit akhir, namun tetap tersingkir dengan agregat 2-3.
Ini sebenarnya seperti lirik lagu kebangsaan Tiongkok: Jika tidak berada di ambang krisis vital, kandang Barcelona mustahil memberikan "sambutan genting seperti menghadapi musuh besar" kepada tim tamu.
Di ruang ganti, Zhou Yi sedang menjelaskan kepada para pemainnya alasan pernyataannya dalam wawancara sebelumnya.
"Tentu saja sangat sulit mengalahkan Barcelona di kandang lawan, belum ada tim yang berhasil melakukannya musim ini. Saya juga tidak akan bilang kami yang pertama melakukannya. Tapi ini pertandingan dua leg sistem kandang-tandang, jadi ada gol tandang kan? Kami tidak perlu mengalahkan Barcelona di kandang mereka, kami hanya perlu hasil imbang di sana! Skor 1-1 sudah cukup untuk mengirim mereka pulang!" Zhou Yi membuka tangannya. "Mengimbangi mereka bukan hal mustahil kan? Lagi pula sebelumnya sudah ada dua tim yang berhasil."
Zhou Yi mengacungkan dua jari, "Di liga ada Sevilla, di Champions Eropa ada AC Milan. Ngomong-ngomong AC Milan, kami yang mengeliminasi mereka di babak 16 besar, berarti kami lebih kuat dari mereka, benar? Jika AC Milan bisa imbang di kandang Barcelona, mengapa kami yang lebih kuat tidak bisa?"
Perkataan Zhou Yi ini membuat banyak rekan setimnya terlihat termenung.
Klopp yang menyaksikan dari samping menahan tawa. Meski Zhou Yi baru berusia 20 tahun, entah mengapa saat melihat punggungnya yang sedang berbicara di ruang ganti, Klopp tiba-tiba membayangkan jika suatu hari nanti Zhou Yi pensiun, dia cocok jadi pelatih. Cara bicaranya tidak keras, juga tidak menggunakan kata-kata bombastis yang indah, tapi entah mengapa setiap ucapannya membuat orang ingin mempercayai dan merasa logis.
Seperti pidato tadi misalnya.
Sebenarnya, jika dianalisis secara teliti, apa yang dikatakan Zhou Yi adalah pembenaran yang dipaksakan—pertama, fakta bahwa tim lain bisa melakukannya tidak berarti Borussia Dortmund juga pasti bisa. Kedua, sepak bola bukan persamaan matematika sederhana. Hanya karena AC Milan berhasil hasil imbang melawan Barcelona, bukan berarti kemampuan AC Milan setara dengan Barcelona. Demikian pula, kemenangan Borussia Dortmund atas AC Milan tidak membuktikan bahwa kemampuan mereka lebih unggul, dan hasil imbang AC Milan dengan Barcelona juga bukan jaminan bahwa Borussia Dortmund bisa mengulangi hal yang sama.
Menyamaratakan hal-hal seperti ini sebenarnya merupakan tindakan yang sangat amatir dan kekanak-kanakan.
Namun ketika kata-kata itu keluar dari mulut Zhou Yi, tidak ada yang langsung meragukan kebenarannya. Malah, semua terdorong untuk merenung, merasa seolah logikanya masuk akal.
Anak ini memiliki bakat alami untuk mempengaruhi orang. Untunglah dia memilih sepak bola, bukan terjun ke politik...
Meski tahu bahwa Zhou Yi sedang mengoceh omong kosong dan memutar balik fakta, Klopp tetap harus mendukungnya saat ini. Dia juga membutuhkan kesepahaman dalam tim—di kandang Barcelona, kita bisa melakukan segalanya.
Dia kemudian menepuk tangan untuk menarik perhatian semua orang, lalu berseru dengan penuh semangat: "Zhou Yi benar! Jika AC Milan bisa hasil imbang di kandang lawan melawan Barcelona, mengapa kita yang telah mengeliminasi mereka tidak bisa?!"
