Ketika kedua tim keluar dari terowongan menuju lapangan dengan diiringi lagu tema Champions Eropa, sorak-sorai bergemuruh memenuhi tribun Stadion Camp Nou.
Di tengah sorakan ini, Zhou Yi yang berjalan dalam barisan tiba-tiba mengangkat tangannya dan melambai ke arah tribun sambil menatap ke atas dengan senyuman.
Gerakan dan ekspresinya seolah merespons sorakan para suporter...
Padahal ini bukanlah kandang Borussia Dortmund, melainkan markas Barcelona! Bisa dikatakan 95% penonton di sini adalah musuh bebuyutan Dortmund!
Tapi Zhou Yi tetap melakukan ini, membuat banyak orang bingung.
"Hah, Zhou Yi pasti sedang menantang suporter Barcelona!" kata Sun Pan sambil tertawa di grup saat menyaksikan adegan ini melalui televisi.
"Aku juga setuju, seratus persen," Guo Nu menyambut.
"Tapi provokasi seperti ini tidak menguntungkan Zhou Yi, dia hanya akan mendapat... siulan." Baru saja He Ying menyelesaikan kalimatnya, siulan keras langsung menggema dari televisi.
"Tapi He Ying, tidakkah kau merasa aksi Zhou Yi ini memutus sorakan dukungan suporter Barcelona untuk tim mereka?"
Mendengar perkataan Yang Muge, He Ying tertegun sejenak sebelum akhirnya menyadari maksudnya.
Benar juga.
Awalnya sorak-sorai di langit Camp Nou menggema sangat keras dan megah. Bayangkan, setiap pemain Barcelona yang menginjakkan kaki di lapangan dalam atmosfer seperti ini pasti dipenuhi semangat dan ambisi, merasa tak ada yang bisa menghentikan mereka meraih kemenangan beruntun.
Ini juga merupakan momen debut yang selalu diimpikan He Ying sejak bergabung dengan La Masia. Dia selalu membayangkan suatu hari bisa menginjak rumput Camp Nou diiringi gemuruh sorakan.
Namun sekarang, karena lambaian tangan tiba-tiba Zhou Yi, sorak-sorai yang seharusnya terus bergema berubah secara kasar menjadi siulan nyaring penuh ejekan.
Harus diakui, suporter Barcelona benar-benar kompak seperti pasukan terlatih. Mereka bisa langsung beralih dari bersorak ke bersiul dalam sekejap.
Namun perubahan drastis ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi pendengar. Siulan tiba-tiba tidak hanya memicu pemain Borussia Dortmund, tapi juga memengaruhi mental pemain Barcelona sendiri.
Hal ini terlihat dari gerakan-gerakan pemain Barcelona yang terkejut oleh siulan mendadak, lalu menoleh ke tribun penonton dengan pandangan bingung.
Yang terpenting, siulan terus-menerus ini membuat suporter Barcelona kesulitan mengorganisir sorakan heroik seperti sebelumnya...
“Ada yang selesai menyiuli Zhou Yi ingin terus menyoraki tim mereka, tapi sebagian masih terus menyiulinya. Mereka sangat tidak suka dengan kelakuan Zhou Yi yang memanfaatkan sorakan seperti orang tak tahu malu.”
“Ini menyebabkan sorakan di tribun masih diselingi siulan. Orang yang tidak tahu mungkin mengira suporter Barcelona sedang menyiuli pemain sendiri, terdengar sama sekali tidak epik.”
“Maka suporter Barcelona yang awalnya solid akhirnya terpecah oleh Zhou Yi...”
“Licik banget sih!” Guo Nu berkomentar.
“Kalau nggak licik, bukan dia namanya.” Sun Pan juga memuji. “Isi perutnya penuh akal licik, tapi mukanya sok baik. Ck ck...”
……
“Zhou Yi, lu ngapain sih?” Ada yang belum paham tindakannya, seperti Götze yang berjalan di belakangnya.
“Menyapa suporter kita,” jawab Zhou Yi.
“Suporter kita? Di mana?” Götze menengadah ke tribun. Seluas mata memandang, hanya ada warna merah dan biru. Mana ada warna kuning?
“Mereka ada di tribun.”
“Aku nggak lihat...”
“Mereka ada di sana. Kamu nggak lihat bukan berarti nggak ada. Mereka sudah jauh-jauh ikut tim ke kandang lawan, tentu harus kita sapa.”
Penjelasan Zhou Yi terdengar logis, tapi Götze tetap merasa ada yang aneh.
Baru saat menginjak lapangan, Götze tersadar: “Di laga tandang sebelumnya kan kamu nggak pernah menyapa mereka juga!”
Saat itu para pemain kedua tim sudah berbaris, Zhou Yi mengikuti rekan setim di depannya dan berdiri di posisinya, tersenyum tanpa bicara. Pandangannya masih tertuju ke tribun.
Götze bingung mengikuti arah pandang Zhou Yi ke tribun, tapi itu tribun utama, sama sekali tidak ada bayangan suporter Borussia Dortmund.
Mungkin... para suporter Borussia Dortmund ada di dalam hatinya?
Götze hanya bisa berpikir seperti itu.
……
Saat berjabat tangan pra-pertandingan, pemain tim tamu sudah berdiri rapi menunggu pemain tim tuan rumah yang aktif mendekat untuk berjabat tangan sebagai bentuk sambutan.
Ketika Zhou Yi dan Messi berjabat tangan, tangan mereka hanya bersentuhan sebentar lalu melepaskan. Messi terus berjalan maju mencari Götze. Ini jabat tangan yang sangat biasa, tidak istimewa tapi juga tidak buruk.
Tapi ketika Xavi dan Zhou Yi berjabat tangan, Xavi dengan jelas memperhatikan Zhou Yi lebih seksama.
Itu jelas bukan sekadar jabat tangan biasa sebelum pertandingan.
Menghadapi tatapan Xavi, Zhou Yi juga tersenyum sambil menatap balik orang itu, pandangannya natural tanpa menghindar.
Tapi mereka hanya saling bertatapan lebih lama di kerumunan, tanpa ada komunikasi lebih lanjut.
Dalam ritual lempar koin berikutnya, Borussia Dortmund kalah hak memilih lapangan. Barcelona memilih bermain di separuh lapangan bawah tribun utara pada babak pertama. Dengan demikian, Dortmund ditempatkan di separuh lapangan bawah tribun selatan.
Tribun selatan Camp Nou sama konsepnya dengan tribun selatan Westfalenstadion - keduanya adalah area berkumpulnya suporter paling fanatik, loyal, dan bersemangat.
Memaksa Borussia Dortmund bermain di babak pertama dengan membelakangi suporter paling fanatik mereka, Barcelona jelas punya maksud. Mereka berharap atmosfer panas di tribun selatan bisa memberi tekanan pada Dortmund. Perlu diketahui, di level pertandingan seperti ini, peran suporter sangat besar. Kontribusi mereka jauh lebih besar dari yang dibayangkan orang.
Teriakan tak kenal lelah, nyanyian, dan cacian/makian mereka bisa mengganggu konsentrasi pemain tim tamu.
Membiarkan Weidenfeller menjaga gawang selama 45 menit di depan mereka yang begitu dekat, sedikit saja guncangan mental mungkin membuatnya gagal menangkap bola saat melakukan penyelamatan?
Sekadar memilih sisi lapangan saja perlu pertimbangan matang. Sepak bola bukan sekadar permainan adu kekuatan, tapi juga butuh strategi. Jadi kalau ada yang bilang pemain bola itu berotak kosong, gasak balik dengan yakin – orang bodoh saja tidak bisa main bola!
……
Karena Barcelona memenangkan hak memilih sisi lapangan, Dortmund otomatis dapat hak membuka pertandingan. Setelah kick-off, mereka yang pertama menguasai bola artinya penguasaan bola di awal pertandingan ada di kaki Dortmund.
Zhou Yi tidak peduli di sisi mana bermain, tapi memiliki penguasaan bola sejak awal tentu keuntungan besar.
Saat kedua kapten tim masih menyelesaikan ritual pra-pertandingan, Zhou Yi menarik Götze dan berbisik: "Nanti begitu pertandingan dimulai, langsung serang rusuk pertahanan mereka. Terus berlari ke sana."
Götze terkejut: "Terus lari?"
"Ya, terus lari." Zhou Yi mengangguk.
"Tapi... bukankah ini Offside?" Götze bingung.
"Apa kecepatanmu bagus?"
"Aku bukan pemain tipe cepat, Zhou Yi." Götze mengingatkannya.
"Nah, itu jawabannya. Kalau lari cepat, pasti Offside. Tapi karena lamban, Offside apa? Aku malah khawatir kau terlambat." Zhou Yi menepuk bahu Götze.
Götze membalas dengan lirik ke atas, ucapannya terdengar sarkastik...
"Lalu? Apa aku harus terus lari begini?" tanyanya setelah melirik.
"Tentu tidak. Saat kau melewati garis bek-bek, bersiaplah menyambut bola." Zhou Yi menjelaskan. "Aku akan mengoper bola ke depanmu, di belakang pertahanan mereka. Saat itu pasti ada ruang kosong di area belakang pertahanan. Setelah menguasai bola, posisimu akan dekat garis kotak penalti. Kalau ada kesempatan, langsung tembak!"
"Tembak begitu ada peluang?"
"Ya! Di mana pun posisimu, tembak saat ada celah! Ini mudah bagimu, kan Mario?"
"Tentu!" Götze penuh keyakinan.
Usai mengatur Götze, Zhou Yi tidak diam di posisinya. Ia menghampiri Sven Bender dan beberapa rekan setim, mengumpulkan mereka untuk memberi instruksi: nanti ia akan melakukan operan mundur, tetapi meminta semua orang segera mengembalikan operan ke dirinya dengan cepat, tanpa penundaan.
Rekan setim tidak terlalu mengerti maksud Zhou Yi yang tiba-tiba mengajukan permintaan aneh ini. Tapi mereka semua menyetujui tanpa menanyakan alasannya.
Ini adalah hak yang pantas didapat Zhou Yi setelah tiga musim bermain di tim utama Borussia Dortmund - kapanpun pemuda ini punya ide, percayakan saja padanya.
Saat Zhou Yi menyelesaikan persiapannya, kapten kedua tim telah kembali ke sektor masing-masing. Semua pemain mulai menempati posisimu sambil menunggu bunyi peluit.
