Buvac di pinggir lapangan terkejut melihat performa tim. Dia tidak menyangka Dortmund yang berjumlah 10 pemain bisa tampil tidak kewalahan menghadapi serangan ganas Barcelona.
Di bawah pimpinan Zhou Yi, pertahanan Dortmund sangat tangguh dan... tetap tenang dalam situasi apapun.
Melihat performa tim seperti ini, Buvac lega - setidaknya dia tidak perlu khawatir kebobolan lagi segera.
Sekarang dia bisa memikirkan dengan baik langkah selanjutnya yang harus diambil.
"Pergantian pemain ini sangat penting, karena akan menentukan filosofi tim ke depannya."
"Jika dia menarik keluar seorang pemain penyerang, itu akan berdampak negatif pada semangat serangan tim. Jika dia menarik keluar seorang bek, mungkin orang akan mengira dia ingin mengambil risiko besar..."
"Mengambil risiko besar?"
Tiba-tiba sebuah lampu menyala di otak Buvac.
"Dalam situasi seperti ini, apa yang akan dilakukan Klopp?"
Buvac menoleh melihat ke tribun dan menemukan Klopp juga sedang menatap lapangan dengan tegang.
Dia mencoba mengingat-ingat, keputusan apa yang akan diambil Klopp?
Mengenali karakter Klopp dengan baik, ini bukan hal sulit.
"Klopp bukan tipe pelatih yang konvensional, juga bukan pelatih yang defensif."
"Jika diperlukan, dia akan membuat keputusan yang mengejutkan secara ekstrem."
"Berani mengambil risiko, mau bertanggung jawab, dan karena itu sering mendapatkan hasil yang lebih melimpah daripada orang biasa."
"Terkadang, kita harus berani mengambil risiko..."
Memikirkan hal ini, Buvac membuat keputusan.
Dia mengganti Sven Bender dengan Felipe Santana.
Keputusan ini dianggap tidak masuk akal oleh banyak komentator.
"Mengganti gelandang bertahan dengan bek tengah, apakah ini memperkuat pertahanan? Apa arti pergantian seperti ini?"
"Inilah efek Klopp yang diusir ke tribun. Jika Klopp masih di pinggir lapangan memimpin tim, dia pasti tidak akan membuat penyesuaian pergantian bodoh seperti ini!"
“Dari pergantian pemain ini bisa dilihat bahwa Borussia Dortmund sudah pasti kalah…”
Komentator dari berbagai negara sedang mengomentari pergantian pemain ini.
Bahkan Marcel Leif mengkhawatirkan: “Mengganti gelandang bertahan dengan bek tengah. Borussia Dortmund masih ingin menyerang… Tapi menghadapi Barcelona, dengan berkurangnya pemain bertahan di lini tengah, berapa lama lagi mereka bisa bertahan? Begitu Barcelona mencetak gol lagi, pertandingan ini benar-benar berakhir…”
……
Saat Sven Bender ditarik keluar, Buvac menahannya dan menghibur: “Kamu bermain bagus, Sven. Tapi sekarang kita harus menyerang.”
Sven Bender mengangguk tanda memahami. Di saat seperti ini, selama tidak ingin kalah, memang harus menyerang. Tidak ada yang perlu diperdebatkan, dia selalu patuh pada arahan pelatih.
Setelah Santana masuk ke lapangan, dia menyampaikan arahan dari pelatih sementara Buvac tentang strategi tim selanjutnya.
Hanya satu kalimat sederhana.
Santana menunjuk Zhou Yi dan berteriak ke semua pemain: “Pelatih bilang, cara bermainnya dengarkan Zhou Yi!”
Tidak ada yang protes atau terkejut, tim pelatih langsung menyerahkan hampir semua kendali kepada Zhou Yi.
Zhou Yi sebelumnya berhasil memimpin tim menghadapi serangan Barcelona dengan sangat baik, semua orang mempercayainya.
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, terjadi perubahan di pihak Barcelona – melihat Dortmund menarik satu-satunya gelandang bertahan, pasti muncul niat tertentu.
Meski bermain di posisi gelandang bertahan, Zhou Yi tidak mahir dalam bertahan. İlkay Gündoğan memang serba bisa, namun dari sisi lain justru menunjukkan baik serangan maupun pertahanannya tidak benar-benar istimewa. Dibandingkan dengan Sven Bender yang khusus bertahan, kemampuan defensif Gündoğan memang lebih rendah.
Akibatnya, kekuatan pertahanan di lini tengah Dortmund merosot tajam. Sementara Barcelona memang memiliki lini tengah yang kuat. Dengan situasi saling menguatkan ini, Barcelona akan mudah mencetak gol tambahan.
Kini Barcelona hanya perlu mencetak satu gol lagi untuk membuat agregat menjadi 3-1. Ketegangan pertandingan ini akan berakhir, dan Dortmund mustahil bisa bangkit kembali.
Oleh karena itu, setelah pertandingan berlanjut, serangan Barcelona semakin ganas. Mereka fokus menyerang titik lemah Santana, seolah ingin menghancurkan pemain yang baru masuk dan belum stabil posisinya.
Banyak pemain memang cenderung melakukan kesalahan saat baru masuk lapangan dan belum menemukan ritme permainan.
Namun hal tersebut tidak terjadi pada Santana.
Dia tampil sangat solid.
Saat menguasai bola, Dortmund tidak seperti tim lain yang menghadapi Barcelona dengan langsung menendang jauh ke area depan untuk menjauhkan bola dari zona pertahanan. Di bawah arahan Zhou Yi, mereka justru mengontrol permainan dengan operan cepat dan akurat.
Barcelona menghadapi operan cepat Borussia Dortmund, tekanan ketat di area depan mereka ternyata tidak efektif. Pemain Dortmund termasuk Zhou Yi selalu bisa mengoper bola sebelum dikepung...
Akibatnya, pemain Barcelona harus beralih ke pemain Dortmund berikutnya yang menerima bola. Terlihat seperti pemain Barcelona diarahkan oleh operan Dortmund.
Meski tanpa Sven Bender, kekerasan pertahanan lini tengah Dortmund tidak berkurang signifikan...
Terkadang pressing Barcelona memaksa pemain Dortmund mengoper bola hingga ke kiper Weidenfeller, tapi ini tidak menghasilkan gol.
Jika dulu pertahanan Dortmund terasa seperti dinding tembok, kini terasa seperti jaring rapat. Serangan Barcelona bisa membuat jaring ini melengkung, tapi tidak tembus. Semua kekuatan tertahan dalam jaring.
Namun di hadapan jaring ini, pemain Barcelona punya ilusi: sedikit tambahan tenaga saja bisa merobek jaring tipis ini.
Mereka terus melakukan pressing di area depan dan lini tengah terhadap pemain Dortmund.
Menurut Zhou Yi, tanda-tanda peluang sudah muncul, tapi belum yang terbaik. Ia masih perlu mengamati dan menunggu dengan sabar.
Karena kesempatan seperti ini tidak mudah didapat, harus fokus pada satu serangan mematikan. Jika tidak bisa mencetak gol dalam sekali serangan, kemungkinan berikutnya akan lebih sulit. Dengan kemampuan mengontrol bola Barcelona, selama mereka mempertahankan penguasaan tanpa menyerang, skor 2:1 bisa dipertahankan sampai akhir pertandingan.
Tapi juga tidak boleh menunggu terlalu lama. Seiring berjalannya waktu pertandingan, Barcelona tidak bodoh. Jika mereka sadar tidak bisa menembus gawang Dortmund, mereka akan memilih pendekatan pragmatis dengan lebih fokus pada kontrol dan pertahanan.
Jadi jendela waktu bagi Dortmund untuk mencetak gol sebenarnya sangat sempit. Menunggu dengan sabar mungkin malah membuat lawan mundur bertahan, sehingga kehilangan kesempatan.
Ini benar-benar menguji kemampuan pengambilan keputusan Zhou Yi sebagai "otak" tim.
Menghadapi situasi seperti ini, Zhou Yi punya cara tersendiri.
Jika terus menunggu, mungkin sampai akhir tidak akan dapat kesempatan lebih baik. Lalu bagaimana caranya mendapatkan peluang lebih baik?
Tentu saja dengan menciptakannya secara aktif!
Zhou Yi memutuskan untuk mengambil tindakan lebih berani dan berisiko. Dia tidak akan lagi tinggal di lini belakang hanya memberikan umpan panjang, tapi akan terlibat lebih dalam dalam serangan tim.
Strategi bertahan dan serangan balik tidak hanya mengandalkan umpan panjang!
Ketika bola kembali datang ke kaki Zhou Yi, Keita segera menyambarnya.
Menghadapi tekanan ganas Keita, Zhou Yi justru tidak mengoper bola. Bagi orang lain, Keita terlihat sangat agresif dan mengancam. Tapi bagi Zhou Yi, gerakannya justru penuh celah.
Mungkin karena tidak menganggapnya serius, atau merasa bahwa dirinya hanya bisa dipaksa untuk mengoper bola oleh lawan.
Tapi kali ini, Zhou Yi akan membuat pilihan yang berbeda.
Menghadapi Keita yang menyerang, Zhou Yi menarik bola perlahan ke kiri dengan kaki kanannya.
Keita pun mengayun kosong.
Gerakan sederhana yang tak mungkin lebih sederhana itu ternyata berhasil mengelabui Keita, membuat semua yang hadir terkejut.
Termasuk Keita sendiri.
Tapi Zhou Yi tidak, dia tak punya waktu untuk berpuas diri.
Setelah menarik bola ke kiri dengan kaki kanan, kaki kirinya menggeser bola lebih jauh ke kiri-depan sambil melompat menghindari Keita yang tak bisa mengerem.
Setelah mendarat, Zhou Yi berakselerasi, mengejar bola, dan mulai melakukan dribel penetrasi ke depan!
Pemain Barcelona berduyun-duyun dari segala penjuru untuk mengepung Zhou Yi.
Kali ini Zhou Yi tidak terus menggiring bola, melainkan cepat mengoper ke İlkay Gündoğan yang tak jauh di samping. Usai mengoper, dia terus berlari maju.
Gündoğan mengoper ke Piszczek di sayap, sementara Zhou Yi sudah berlari diagonal ke depan Piszczek.
Piszczek segera mengembalikan operan ke Zhou Yi.
Semua operan dilakukan dengan satu sentuhan. Tak ada yang mengontrol bola untuk penyesuaian, sebab lingkaran kepungan Barcelona akan segera terbentuk. Hanya operan satu sentuhan yang bisa menghindari intersepsi.
Zhou Yi pun melakukan hal sama saat menerima bola - langsung mengoper satu sentuhan ke Shinji Kagawa tanpa mengontrol bola terlebih dahulu.
"Kemudian ia melewati Shinji Kagawa dari belakang dan berlari ke depan.
Saat melewati Shinji Kagawa, Kagawa mengoper bola dengan tumitnya ke arahnya. Menghadapi bola operan tumit Kagawa, Zhou Yi langsung menyepak bola ke area tengah. Robert Lewandowski yang menarik diri untuk membantu berhasil menguasai bola.
Pada saat ini, Borussia Dortmund sudah menyerbu hingga zona 30 meter Barcelona!
Hanya dengan beberapa operan singkat dalam 6 detik, Borussia Dortmund berubah dari bertahan menjadi menyerang, bahkan mengancam gawang Barcelona!
"Ini serangan balik Dortmund!" teriak Marcel Leif dengan penuh semangat.
"Serangan balik cepat Dortmund sudah menembus jantung pertahanan Barcelona!" He Ping juga bersemangat.
Di atas Camp Nou, siulan keras menggema. Siulan ini untuk memberi tekanan pada pemain Dortmund, tapi juga bisa diartikan sebagai... jerit keputusasaan!
