Tak ada yang suka merasa diarahkan hidungnya, termasuk Schalke 04. Maka Yang Muge mengubah strategi pertahanan terhadap Zhou Yi. Kini ia mulai mengawal Zhou Yi 24/7, ke mana pun Zhou Yi pergi, ia akan berada dalam jarak kurang dari satu meter, bagai bayangan Zhou Yi.
"Lao Yang dan Zhou Yi, tebak zodiak apa!" Di grup, Sun Pan yang sedang menonton siaran pertandingan tiba-tiba berkata.
"Hah?" Guo Nu tertegun.
"Apa ya?" He Ying juga tak langsung menebak.
"Gemini!" Sun Pan mengumumkan jawabannya.
Semua melihat layar kaca. Di samping Zhou Yi selalu ada Yang Muge. Dua orang ini berdiri sejajar, berlari berdampingan, persis seperti simbol Gemini...
"Pffft!"
“233333”
Memang lucu, tapi bagi yang berada di lapangan pasti tak merasa demikian.
Ketika Yang Muge menjaga secara ketat Zhou Yi, Zhou Yi juga merasakan tekanan.
Dia pernah menghadapi banyak gelandang bertahan kelas atas. Dibandingkan dengan mereka, kemampuan tim Yang Muge secara keseluruhan memang lebih rendah, tapi ada satu hal yang luar biasa: Ketangguhannya.
Lao Yang adalah pemain yang sangat tangguh. Dalam kesehariannya rendah hati tanpa kesan menonjol, di lapangan pun bukan tipe bintang sepak bola yang mencolok. Tapi jika meremehkannya, konsekuensinya berat. Sikapnya yang pendiam dan tidak neko-neko justru membuatnya menjadi lawan yang sulit dikalahkan. Dia akan membayangimu, meski dalam satu pertandingan tak ada kesempatan bersinar sekalipun, asal bisa mengunci pergerakanmu.
Tentang hal ini, Zhou Yi sudah paham sejak menjadi rekan setim Lao Yang. Dalam permainan virtual beberapa hari terakhir, dia menyadari kemampuan Lao Yang kini lebih meningkat.
Ketangguhannya kini seperti permen karet yang begitu menempel, sulit dilepaskan.
Bagaimanapun Zhou Yi berlari, Yang Muge selalu berada di sampingnya.
Bahkan saat melakukan pergerakan tanpa bola pun tetap demikian.
Kedekatan fisik mereka justru memudahkan obrolan.
"Lao Yang, sebenarnya kamu tak perlu terus membayangiku. Lihat, sudah satu menit aku tak menyentuh bola," kata Zhou Yi ke Yang Muge di sebelahnya.
"Tentu saja, satu menit ini kami yang menguasai operan," jawab Yang Muge.
"Lari terus begini tidak capek?" tanya Zhou Yi.
"Staminaku lebih baik darimu, Zhou Yi," senyum Yang Muge.
“Apa menurutmu dengan mengikuti aku bisa menghentikan serangan Borussia Dortmund? Borussia Dortmund bukan cuma aku sendiri!”
“Setidaknya bisa menghambat lebih dari 50% serangan Borussia Dortmund?”
“……” Menghadapi ketangguhan Yang Muge, Zhou Yi pun kehabisan kata.
“Kamu yakin mau terus-terusan mengikuti aku seperti ini?” Akhirnya dia bertanya dengan pasrah.
Di tengah percakapan, Schalke 04 melancarkan serangan kilat. Dengan cepat mereka bergerak dari lini belakang menuju depan gawang Dortmund, lalu Farfan menendang bola masuk ke gawang Dortmund!
Seluruh Veltins-Arena seketika meledak. Suporter Schalke 04 melonjak dari kursi sambil meneriakkan sorak kemenangan.
Dalam sorak gemuruh, Yang Muge menoleh ke Zhou Yi: “Sekarang aku tidak akan mengikutimu lagi!”
Usai berkata, dia berlari ke area depan untuk merayakan gol bersama rekan setimnya.
Zhou Yi melirik ke atas ke arah punggungnya.
……
“FARFAN!! Schalke 04 unggul! Baru 10 menit pertandingan, mereka sudah memimpin!” teriak Marcel Leif bersemangat. Sebagai komentator netral, dia bukan pendukung Schalke 04 maupun Borussia Dortmund. Pertandingan yang lebih seru dan keras tentu lebih dia harapkan. Semakin cepat gol tercipta, semakin baik.
Farfan yang bersemangat usai mencetak gol bahkan melepas seragamnya untuk merayakan.
Aksi ini membuatnya diganjar kartu kuning usai perayaan.
"Tapi tidak apa, dia sama sekali tidak mempedulikan hal itu. Bisa mencetak gol dalam Derby sudah cukup membuatnya bersemangat."
Draxler bergegas merayakan gol bersamanya, gol Farfan berasal dari assist-nya.
"Sebelum pertandingan, Draxler berkata dia tidak akan membiarkan Borussia Dortmund merayakan gelar juara di Veltins-Arena. Dalam pertandingan ini dia benar-benar bermain mati-matian!"
Pemain Schalke 04 selesai merayakan dan kembali ke separuh lapangan mereka, sementara pemain Dortmund sudah menunggu di separuh lapangan mereka untuk memulai kick-off.
Akhirnya tidak ada Yang Muge di samping Zhou Yi.
Komentator CCTV Duan Xin berkomentar: "Zhou Yi sempat aktif beberapa menit di awal pertandingan, tapi kemudian dibayangi oleh Yang Muge. Tampaknya keputusan Schalke 04 menugaskan Yang Muge untuk mengawal Zhou Yi tepat, karena Yang Mugelah yang paling memahami Zhou Yi... Pengawalan 24/7-nya membuat Zhou Yi kesulitan berkarya dalam beberapa menit terakhir, dan setelah Zhou Yi terkekang, efektivitas serangan Dortmund langsung menurun. Ini memberi celah bagi Schalke 04 untuk mencetak gol..."
Sebenarnya kontribusi Yang Muge tidak seekstrim yang digambarkan Duan Xin, meski memang ada. Jika bukan karena Duan Xin sebagai komentator China, mungkin tidak ada yang menyadari atau menyebutkan hal ini. Mayoritas orang takkan memperhatikan dedikasi diam-diam Yang Muge.
Ini tidak adil bagi Yang Muge, tapi Yang Muge tidak peduli apakah ini adil atau tidak. Dia hanya perlu melakukan tugas dasarnya dengan baik, penilaian orang lain tidak penting baginya.
Setelah pertandingan dimulai kembali, Yang Muge segera menemukan Zhou Yi di antara kerumunan dan mendekatinya.
Zhou Yi kali ini tidak mengobrol dengan Yang Muge. Dia sedang serius berpikir. Jika tidak ada kejutan, sepanjang pertandingan ini dia akan menghadapi situasi seperti ini - Lao Yang pasti akan 100% terus mengikutinya, kecuali dia ditarik keluar. Tapi pelatih Schalke 04 Stevens seharusnya tidak begitu idiot untuk menarik Lao Yang keluar.
Jadi, bagaimana caranya mengatur serangan ketika ada satu orang yang terus-menerus membayanginya?
Jika benar-benar tidak ada cara untuk mengatur serangan dengan baik, maka jangan diatur.
Ini adalah strategi Zhou Yi.
Seperti yang dia katakan pada Lao Yang, Borussia Dortmund bukan hanya dirinya. Shinji Kagawa juga punya kemampuan operan, dia juga bisa mengatur serangan. Pada dasarnya dirinya adalah gelandang bertahan yang tugas utamanya mengendalikan ritme permainan.
Selain itu, setelah Schalke 04 baru saja mencetak gol, yang dibutuhkan Dortmund bukan lebih banyak umpan terobosan, tapi menstabilkan ritme permainan untuk meredam semangat Schalke 04. Mereka yang baru saja mencetak gol pasti ingin memanfaatkan momentum untuk menambah gol.
Jika Dortmund bermain saling serang saat seperti ini, kemungkinan besar akan kalah karena moral tim tidak setinggi lawan.
Jadi dalam situasi seperti ini, harus menggunakan "kelembutan" untuk menetralkan "kekerasan" Schalke 04, seperti prinsip Tai Chi. Menggunakan kelembutan mengalahkan kekerasan, mengurai kekuatan dahsyat Schalke 04 menjadi tak berwujud!
Zhou Yi lebih banyak melakukan operan mundur dan menyamping, Yang Muge pun tak bisa berbuat banyak. Masak iya dia mau memotong dengan tackling depan? Kalau begitu, 80-90% Zhou Yi akan langsung mengoper ke depan. Dari pemahaman Yang Muge terhadap Zhou Yi, dia yakin Zhou Yi pasti melakukan itu.
Jadi dia hanya bisa menghalangi Zhou Yi dari belakang, mencegahnya maju. Untuk operan mundur dan menyamping Zhou Yi, Yang Muge hanya bisa mengganggu-ganggu, berharap operannya melenceng. Tapi dengan kemampuan Zhou Yi, sulit membuat operannya meleset.
Di bawah rangkaian operan mundur dan menyamping Zhou Yi, ritme pertandingan semakin melambat. Moral membara Schalke 04 pasca gol pun meredup dalam permainan tempo lambat ini. Tapi mereka masih enggan melepas kesempatan emas.
Penurunan moral dan kekecewaan dalam hati membuat mereka terbelah. Pemain Schalke 04 mulai menunjukkan tanda-tanda ketergesa-gesaan.
Bagi Zhou Yi, ini justru peluang bagus.
Setiap ketidaksinkronan pemikiran lawan akan menjadi bahan bakar untuk serangan baliknya.
Masalah satu-satunya sekarang adalah bagaimana mengantarkan bola ke area paling vital, memastikan serangan mematikan sekaligus tanpa membangunkan ular tidur.
Yang Muge masih mengawalnya 24/7. Jika Zhou Yi maju lebih jauh, yang bertahan bukan hanya Yang Muge sendiri. Dia akan menghadapi lingkungan pertahanan lebih ketat dengan ruang gerak yang hampir nol.
Ini Derbi Ruhr. Zhou Yi bukan sedang membesar-besarkan, tapi benar-benar akan menghadapi situasi seperti ini.
Lalu bagaimana cara menginisiasi serangan?
Zhou Yi terus melihat ke sekeliling selama pertandingan, mengamati situasi sambil berusaha menghafal setiap sudut lapangan.
Dari pengamatannya, lini pertahanan Schalke 04 ternyata tidak sepenuhnya rapat. Karena ingin mencetak lebih banyak gol, garis serang Schalke 04 terdorong terlalu maju. Agar tidak terputus, garis bek mereka juga sedikit maju. Baru ketika Dortmund membawa bola ke area depan mereka, lini pertahanan akan cepat bertahan dan mundur ke area penalti. Sebelumnya posisi mereka masih di luar area penalti.
Meski jarak dari lini pertahanan ke gawang tidak terlalu jauh dan ruangnya tidak terlalu luas, Zhou Yi merasa pola pertahanan Schalke 04 ini bisa dimanfaatkan dengan baik.
Tentu saja, setiap serangan tidak mungkin hanya mengandalkan Zhou Yi sendiri. Diperlukan kombinasi dengan rekan setim. Tapi Zhou Yi tidak khawatir karena punya tim solid yang memahami gaya bermainnya dan tahu cara melakukan pergerakan posisi untuk mendukungnya.
Jadi dia hanya perlu mengoper bola saja.
Setelah itu, dia berlari beberapa langkah ke depan mendekati garis tengah.
"Kemudian dia tidak berhenti membelakangi arah serangan, melainkan bergerak menyusuri garis tengah dari sayap menuju lingkaran tengah dengan kecepatan biasa, seperti jogging rutinnya, tanpa tanda-tanda khusus."
Subotic mengoper bola dari belakang ke Sven Bender, lalu Sven Bender meneruskannya ke Zhou Yi.
Biasanya dalam kondisi seperti ini, Zhou Yi akan melanjutkan operan menyamping atau mundur untuk mengendalikan ritme permainan seperti sebelumnya.
Tanpa peduli cara operan Zhou Yi, Yang Muge tetap menerapkan strategi pressing-nya untuk mencegah operan ke depan atau penetrasi.
Namun yang mengejutkan, Zhou Yi langsung menendang bola dari Sven Bender dengan kaki kanan ke samping. Bola melesat melewati hadapannya menuju... lini belakang Schalke 04!
"Zhou Yi... Umpan terobosan atas!!"
