Saat bola jatuh ke gawang Tim Olimpiade Meksiko membentuk parabola, bagi komentator He Ping, ini adalah garis lengkung terindah di dunia, bagai pelangi yang melintasi cakrawala.
“Tim China mencetak gol pertama! Kita unggul!”
Suara penuh semangatnya tersiar ke jutaan rumah di Tiongkok melalui transmisi satelit. Pertandingan ini dimulai pukul 21:30 waktu Beijing, tepat di prime time penayangan televisi, sehingga ditonton oleh banyak suporter. Bahkan banyak penonton yang bukan penggemar sepak bola. Karena ini Olimpiade, setiap cabang olahraga selalu menarik penonton yang bukan penggemar tetap – semua pertandingan ini terkait dengan satu kata: kehormatan negara.
Meski Olimpiade mengusung semangat Citius, Altius, Fortius, namun pada praktiknya Olimpiade adalah medan perang tanpa asap mesiu. Negara-negara saling beradu prestasi, yang menang tentu berseri-seri, yang kalah meski bilang "partisipasi yang utama" tetap akan merasa kecewa.
Olahraga dan politik di Olimpiade menyatu bagai suami-istri sah, tak terpisahkan.
Sepak bola Tiongkok selalu menjadi simbol kelemahan dan ketidakmampuan, membuat banyak orang China merasa malu setiap kali menyebut olahraga ini.
Olimpiade sebelumnya diselenggarakan di Beijing. Tim Olimpiade Tiongkok tidak perlu melalui kualifikasi dan langsung masuk babak utama. Namun performa Tim Olimpiade di Olimpiade justru membuat banyak suporter China berpikir lebih baik jika tuan rumah juga harus ikut kualifikasi untuk masuk babak utama. Karena dengan begitu, Tim Olimpiade tidak perlu mempermalukan diri di ajang Olimpiade...
Jika bukan karena masuknya Lima Naga Kecil, Tim Olimpiade edisi ini pasti tidak akan bisa tampil di London. Sebelum pertandingan pertama Tim Olimpiade, perasaan suporter China terhadap tim ini sangat kompleks. Di satu sisi, mereka menaruh harapan besar pada Lima Naga Kecil, berharap kelima pemain ini bisa memimpin tim menunjukkan performa gemilang di Olimpiade. Di sisi lain, mereka khawatir penyakit kronis sepak bola Tiongkok akan membuat Lima Naga Kecil pun tak berdaya. Jika bahkan Lima Naga Kecil tidak bisa membantu sepak bola Tiongkok meraih hasil baik, lalu siapa lagi yang bisa diharapkan?
Melihat gol ini, banyak kekhawatiran di hati orang-orang langsung berkurang.
……
Setelah mencetak gol, Zhou Yi berbalik berlari ke Wu Lei yang memberinya operan, sambil memanggil He Ying dan rekan setim lainnya untuk bersama-sama merayakan.
Dia sengaja melakukan ini untuk menyatukan tim, mencegah munculnya perpecahan antara Lima Naga Kecil dengan anggota tim lainnya. Karena yang paling mencuri perhatian di tim ini tentu lima pemain yang bermain di liga luar negeri. Tapi jika mereka terlalu menonjol, apa yang akan dipikirkan pemain lain?
Meski hubungan mereka terlihat cukup harmonis sekarang, perbedaan kelas seperti ini selama masih ada, akan tetap meninggalkan bibit masalah dalam tim.
Meski Zhou Yi bukan kapten tim ini, dari sudut pandang kepentingan tim, dia ingin menjaga solidaritas tim. Sebuah tim yang tidak solid, sekalipun memiliki daya tempur luar biasa, mustahil menjadi juara.
Seluruh pemain Tim Olimpiade Tiongkok di lapangan berhamburan merayakan gol ini, tak terkecuali kiper Sun Pan.
Ini adalah gol pertama tim di Olimpiade, memiliki makna peringatan yang sangat khusus.
"Zhou Yi baru saja mencetak gol pertama untuk Tim Olimpiade Tiongkok di Olimpiade kali ini. Ini adalah penampilan perdana kontingen Olimpiade China di Olimpiade London, benar-benar awal yang sempurna!" seru He Ping di lokasi dengan antusias. "Sebuah serangan balik yang textbook, begitu cepat sampai bek-bek Meksiko sama sekali tak sempat bereaksi! Saat Zhou Yi menyelesaikan gol, sebagian besar pemain Tim Olimpiade Meksiko baru saja kembali ke separuh lapangan mereka..."
Sebelum pertandingan, media China sudah tahu taktik Tim China adalah bertahan dan melakukan serangan balik. Tak ada yang memprotes, selama bisa menang, taktik apapun tidak penting.
Namun sebelum gol terjadi, menyaksikan Tim China terus dihujani serangan di separuh lapangan sendiri, siapa pun pasti merasa cemas.
Taktik bertahan-balik bertumpu pada ketahanan tidak kebobolan. Sekali kemasukan gol, semuanya akan berantakan.
Untungnya kali ini Tim China menunjukkan performa meyakinkan: Pertahanan kokoh menghadapi gempuran, efisiensi serangan balik yang tinggi.
……
Setelah kebobolan, Tim Olimpiade Meksiko tentu tak mau menerima hasil ini. Mereka melancarkan serangan gila-gilaan ke gawang Tim China.
Dan inilah yang diharapkan oleh Tim China yang bermain bertahan dan melakukan serangan balik.
Maka Meksiko menyerang habis-habisan, sedangkan Tim China melakukan serangan balik.
Setelah beberapa kali bolak-balik, Meksiko pun menyadari situasi canggung yang mereka hadapi sekarang—jika terus menyerang seperti ini, kemungkinan skor akan semakin melebar oleh Tim China sebelum mereka berhasil menyamakan skor.
Jika tertinggal dua gol di babak pertama, pertandingan ini akan sulit dimainkan.
Jadi menjelang akhir babak pertama, Tim Olimpiade Meksiko terpaksa memperlambat ritme permainan. Begitu mereka melambat, Tim China juga mengikuti dengan tetap menguasai bola di lini tengah-belakang, mengoper bolak-balik tanpa terburu-buru menyerang, sehingga waktu terus terkikis.
Saat babak pertama berakhir, banyak penonton bahkan terkejut—kok babak pertama sudah selesai?
Saat turun ke ruang ganti, Zhou Yi dan Yang Muge berjalan sambil bercanda dengan wajah riang, diikuti ekspresi santai dari pemain Tim China lainnya.
He Ping berkomentar melihat situasi ini: "Pemain Tim Olimpiade tampak sangat santai, ini bagus. Meskipun ini pertandingan Olimpiade, pada dasarnya hanyalah pertandingan sepak bola biasa selama 90 menit. Jangan terlalu terbebani, bermain dengan ringan justru bisa memberikan hasil baik. Pertahankan!"
Menurut He Ping, jika Tim China bisa mengalahkan lawan terkuat di grup ini yaitu Tim Olimpiade Meksiko, target minimal lolos grup sudah tercapai.
"Tentu saja dia berharap tim negaranya bisa melangkah sejauh mungkin dalam turnamen besar dunia. Sebagai seorang komentator sepak bola, ini berarti dia bisa menyiarkan lebih banyak pertandingan Tim Olimpiade Tiongkok. Bahkan jika bukan sebagai komentator, tapi sebagai suporter China murni, harapan ini tetap sama."
……
"Di ruang ganti, Brozović tidak memuji performa Tim China di babak pertama. Dengan wajah masih serius dia menasihati pemain: '...Pertandingan masih tersisa 45 menit, segala sesuatu mungkin terjadi. Jangan berpikir kita sudah pasti menang hanya karena unggul 1-0. Di babak berikutnya, kalian harus fokus dan tidak boleh melakukan kesalahan.'"
"Ingat, dalam pertandingan sepak bola ada banyak kejadian tak terduga, tapi setiap hal yang tampak kebetulan sebenarnya punya dasar yang pasti. Jika kalian menjadi terlalu euforia karena keunggulan satu gol, itu pasti akan mendatangkan balasan."
"Di sisi lain, pelatih Meksiko Miguel Herrera sedang melakukan penyesuaian pemain. Saat jeda babak pertama dia sudah menggunakan satu kuota pengganti, menarik keluar penyerang Oribe Peralta dan memasukkan Giovani dos Santos."
"Sebenarnya di Tim Olimpiade Meksiko, bintang sepak bola terbesar bukanlah Javier Aquino yang masuk daftar 10 bintang baru, melainkan Giovani dos Santos."
"Nama lengkap Giovani dos Santos adalah Giovani dos Santos Ramírez. Dia menjadi terkenal sejak usia sangat muda."
Pada tahun 2002, bersama adik laki-lakinya Jonathan dos Santos, ia memasuki Akademi Barcelona untuk latihan. Pada 2006, ia pertama kali dipanggil ke tim utama Barcelona.
Setahun kemudian, pelatih Rijkaard kembali memasukkannya dalam daftar pemain latihan pra-musim tim utama Barcelona. Setelah sesi pelatihan ini, ia akhirnya bertahan di tim utama dan resmi menjadi anggota skuad inti.
Gaya permainan teknis dan kuncir khasnya yang mirip dengan bintang lapangan Barcelona saat itu Ronaldinho, membuat media menjulukinya "Ronaldinho Kedua". Suporter berharap besar ia bisa meneruskan warisan Ronaldinho di Barcelona, dengan prospek masa depan yang cerah.
Namun siapa sangka, karier "Ronaldinho Kedua" ini justru tidak berkembang mulus.
Ia hanya bertahan satu musim di tim utama Barcelona sebelum dijual ke Tottenham Hotspur. Di klub Inggris pun ia gagal menjadi pilar utama, hanya menjadi pemain pinjaman dengan performa di bawah ekspektasi.
Kini ketika Tim Olimpiade Meksiko menghadapi kesulitan dalam pertandingan, pelatih Tena akhirnya teringat pada sosok mantan yang duduk di bangku cadangan ini.
Meski kini dos Santos sudah tidak lagi dianggap sebagai "Ronaldinho kedua", namun untuk level kompetisi Olimpiade, dia tetap merupakan pemain dengan kemampuan luar biasa.
Bagi dos Santos sendiri, jika bisa tampil gemilang di Olimpiade, mungkin ini akan menjadi momentum kebangkitannya kembali - sebuah kesempatan emas untuk keluar dari keterpurukan.
