Setelah pertandingan dimulai kembali, Tim China masih melakukan hal yang sama seperti sebelumnya, terus mengoper bola bolak-balik tanpa terburu-buru menyerang, sementara Korea Selatan semakin nekat maju.
Waktu yang tersisa bagi mereka terus berkurang, selisih satu gol ini seperti wortel yang diikat pada tongkat, terus memacu mereka untuk maju dan maju lagi.
Seolah-olah begitu mulut terbuka, mereka bisa menggigit wortel lezat itu.
Dalam pandangan suporter Korea yang fanatik, serangan Tim Korea bagai gelombang yang setiap saat bisa menenggelamkan gawang China.
Selama periode ini, orang paling aktif di lapangan adalah Sun Pan. Dengan tangkas ia menghalau berbagai tembakan Korea Selatan.
Sebenarnya tidak masalah jika hanya melakukan penyelamatan, tapi yang membuat jengkel adalah setiap kali sukses menghalau bola, dia selalu menggunakan berbagai cara untuk memprovokasi pemain Korea.
Meski ucapan Sun Pan mungkin tidak dimengerti pemain Korea, bahasa tubuh dan ekspresinya jelas terlihat.
Contohnya saat tembakan jarak dekat Koo Ja-cheol di area penalti melambung tinggi melewati mistar gawang, menerjang tribun penonton di belakang.
Sun Pan berdiri di depan gawang, menoleh melihat bola melayang jauh sambil bersiul.
Arti siulan ini, bagaimana mungkin Gu Ja-cheol tidak mengerti?
Kehilangan peluang sudah membuatnya frustasi, kini penghinaan dari kiper China itu membuat amarahnya meledak. Andai bukan karena sisa kewarasan di otaknya, mungkin dia sudah menghampiri Sun Pan...
Tindakan Sun Pan mungkin tampak kekanak-kanakan bagi sebagian orang, tapi tak bisa dipungkiri trik seperti ini cukup efektif di lapangan hijau. Ini bagian dari permainan psikologis.
Gerakan dan ekspresi berlebihan Sun Pan memprovokasi pemain Korea, menghilangkan kewarasan mereka. Padahal di lapangan, semakin genting situasi, semakin dibutuhkan ketenangan.
Karena emosi adalah iblis - kesembronoan akan membuat mereka melakukan kesalahan fatal!
Menit ke-77, pemain Korea Nam Tae-hee terburu-buru saat menguasai bola di Gelandang, memaksakan dribel namun berhasil direbut oleh Yang Muge.
Usai merebut bola, Yang Muge berpura-pura akan mengoper ke Zhou Yi, tapi hanya tipuan sebelum mengirim bola mundur ke Wu Lei yang datang membantu.
Wu Lei berbalik membawa bola maju, menarik perhatian bek Korea.
Sebelum dikepung, akhirnya dia mengoper ke Zhou Yi.
Zhou Yi tidak mengontrol bola, langsung mengirim umpan cepat ke He Ying.
He Ying langsung bertindak tanpa ragu setelah menyambut bola. Menghadapi bek Korea Kim Young-gwon yang maju bertahan, ia memilih Penerobosan Paksa. Setelah gerakan tipuan mengayuh sepeda, dilanjutkan dengan akselerasi lurus yang sederhana secara teknis namun sangat efektif - hanya dengan satu gerakan, ia berhasil menembus pertahanan Kim Young-gwon.
Namun sebagai tombak utama Tim China, He Ying tentu menjadi sasaran utama pertahanan Korea Selatan. Saat berhasil menembus Kim Young-gwon, hampir seluruh perhatian bek-bek Korea tertarik pada gerakannya.
Setelah berbalik, Kim Young-gwon juga berniat mengejar He Ying. Tapi begitu ia berbalik, tiba-tiba terlihat siluet baju putih melintas di sampingnya. Setelah ia fokuskan pandangan - itu Zhou Yi!
Persis di momen ini, di kepalanya terlintas pikiran yang kurang baik. Pikiran ini membuatnya mengubah rencana mengejar He Ying, dan beralih ke Zhou Yi.
Benar saja, saat Kim Young-gwon mulai mengejar Zhou Yi, He Ying yang tadinya berada di paling depan membawa bola menerjang gawang Korea Selatan seolah hendak menerobos Sarang Naga, tiba-tiba menghentakkan bola ke belakang. Bola pun berguling begitu saja ke arah Zhou Yi!
Kim Young-gwon berakselerasi menuju Zhou Yi, ia yakin Zhou Yi tidak mungkin tahu keberadaan "burung gereja" ini. Selama ia bisa mendekati dari belakang tanpa suara, ia bisa memotong bolanya. Karena Zhou Yi terlihat tidak bermaksud menyambut bola, ini menunjukkan performa yang sama sekali tidak sadar ada lawan mendekat dari belakang.
……
Zhou Yi tidak tahu, tapi seseorang tahu. He Ping di kursi komentator berteriak kaget: "Hati-hati!"
Sebenarnya teriakannya sama sekali tidak bisa memperingatkan Zhou Yi, tapi ia tetap tidak tahan berteriak.
Di tribun, suporter China juga mulai memberikan peringatan, namun baru saja dimulai, suara mereka sudah tenggelam oleh siulan dan teriakan suporter Korea.
Pada detik ini, Stadion Millennium Cardiff hampir tidak terdengar apa-apa kecuali siulan penonton.
Suporter China di depan televisi menatap tegang ke layar televisi, khawatir Zhou Yi akan di-tackle Kim Young-gwon. Dalam hati mereka, hasil terbaik mungkin adalah Kim Young-gwon menjatuhkan Zhou Yi saat tackle, sehingga Tim China mendapatkan tendangan bebas yang hanya berjarak beberapa meter dari garis kotak penalti Korea...
Tepat ketika Kim Young-gwon melesat melewati Zhou Yi dan mengarahkan kakinya ke bola di depan, kaki kanan Zhou Yi sudah lebih dulu menarik bola ke belakang. Bola kembali dari belakang kaki tumpuannya, sementara Kim Young-gwon meluncur ke sisi lain.
Keduanya pun berpapasan bagai dua benda yang melintas bersamaan.
Kim Young-gwon tidak bisa mengerem dan terus melaju, namun ia menoleh ke Zhou Yi dengan ekspresi terkejut.
Zhou Yi yang berhasil menghindari Kim Young-gwon dengan gerakan anggun segera menyesuaikan posisi bola, lalu menggiring ke area penalti Korea Selatan dari sisi lain. Hanya dua langkah, ia sudah masuk ke area penalti!
"Zhou Yi! Cantik!!!" He Ping berteriak histeris.
Pada saat yang sama, ribuan suporter China di depan televisi juga meneriakkan yel-yel serupa.
"Cantiknya!!!"
"Keren banget! Zhou Yi keren!!"
Dibandingkan dengan Kim Young-gwon yang garang, Zhou Yi terlihat seperti sedang berjalan-jalan santai, dengan elegan melewatinya bagai melintasi taman.
……
"Zhou Yi yang sudah masuk ke area penalti tidak ragu-ragu, langsung melepaskan tembakan!"
He Ying yang juga sudah menerobos ke area penalti melihat gerakan Zhou Yi, langsung terjungkur ke depan.
Begitu tubuhnya menyentuh tanah, bola melesat tepat di atas punggungnya!
Jika terlambat setengah detik, bola itu mungkin akan menghantam tengkuknya.
Kiper Korea Selatan Jung Sung-ryong yang terhalang pandangannya tidak melihat momen tembakan Zhou Yi. Dia hanya melihat He Ying tiba-tiba terjatuh, lalu bola muncul dari belakangnya.
Pemandangan ini membuatnya kaget. Dengan refleks dia melakukan penyelamatan, tapi sama sekali tidak menyentuh bola yang langsung menerjang gawangnya!
"Zhou Yi! Gooooool!" He Ping berdiri dari kursi sambil mengangkat tangan bersorak.
Tapi di tribun, sorakan penonton China mengalahkan suaranya - gemuruh sorakan seperti gelombang laut membanjiri Stadion Millennium Cardiff.
"Hidup Tim China!! Hidup Tim China!! Hidup Tim China!!!" Akhirnya sorakan penonton menyatu menjadi satu teriakan yang menggema jelas di langit Cardiff.
Banyak suporter China di lokasi adalah pelajar di Inggris atau staf perusahaan China. Atlet dan ofisial delegasi Olimpiade China yang tidak bertanding... Meski sebagian mungkin bukan penggemar sepak bola sehari-hari, saat ini merekalah penopang terkuat Tim Olimpiade China di negeri orang.
Dalam sorakan kompak mereka, para pemuda Tim Olimpiade Tiongkok berpelukan. Kali ini bahkan kiper Sun Pan berlari puluhan meter dan menerjang dengan gaya seperti gunung Tai menghancurkan puncak.
Mereka merayakan kemenangan di depan gawang Tim Olimpiade Korea dengan penuh semangat, tanpa tedeng aling-aling, sama sekali tidak mempedulikan perasaan pemain Korea di sekitarnya.
He Ping juga bersemangat: "Para penonton di depan televisi, bisakah kalian mendengar? Sorakan dari tribun! Semua suporter China meneriakkan 'Hidup Tim China!' Bagi sepak bola Tiongkok, momen ini sungguh tak terbayangkan namun benar-benar terjadi! Tim Olimpiade Tiongkok pernah mengalami perlakuan tidak adil saat menghadapi rival lama Korea Selatan, dihukum dua penalti dalam lima menit! Tapi sekarang, Tim China unggul 3-1 atas Korea Selatan! Ini lebih penting dari kemenangan! Karena kita melihat semangat pantang menyerah dalam diri mereka! Saat ini, izinkan saya juga berseru: 'Hidup Tim China!'"
Di platform Weibo dalam negeri, layar langsung dipenuhi postingan hingga server Weibo hampir down, menyebabkan kelambatan yang parah.
Selama pertandingan ini, seluruh netizen China yang mengikuti Olimpiade London terus membanjiri:
"HIDUP TIM CHINA!!!"
Sebagai suporter China, betapa bahagianya saat-saat seperti ini...
……
Pemain Korea yang terkenal dengan mental baja, pernah membalikkan keadaan saat tertinggal tiga gol dari timnas Jerman dengan mencetak dua gol di babak kedua, membuat orang Jerman terpojok.
Mereka bisa mengandalkan lari tak kenal lelah untuk mengalahkan lawan.
Tapi kali ini, ketika pemain Tim China berpose gagah merayakan di depan gawang mereka, para pemain Korea hanya terdiam seperti patung.
Dengan sisa waktu kurang dari 15 menit, tertinggal dua gol, dan kekurangan satu pemain, untuk pertama kalinya pemain Korea yang terengah-engah merasa mungkin mereka tak bisa memenangkan pertandingan ini...
Wasit utama menyela perayaan Tim China, mendesak mereka kembali ke separuh lapangan dan memulai kembali pertandingan.
Ini membantu Tim Korea mengulur waktu, tapi kali ini para pemain Korea hanya diam di tempat, tak terburu-buru melakukan kick-off.
Bagaimana mereka yang kekurangan satu pemain bisa menghadapi Tim China yang menguasai penuh situasi?
Banyak yang tak tahu jawabannya.
Tentang Zhou Yi, mereka sudah tahu prestasinya sebelum pertandingan, tapi tak menganggap diri lebih rendah. Mereka percaya kekuatan tim dan semangat "Anjing Gila" yang tak kenal lelah pasti bisa mengalahkannya.
Tapi setelah benar-benar berhadapan, banyak pemain Korea baru menyadari betapa mengerikannya kekuatan Zhou Yi, jauh melebihi bayangan mereka!
