Saat Zhou Yi membuka pintu ruang konferensi pers, dia melihat manajer tim Guo Bing berdiri di depan pintu menatapnya.
Zhou Yi tanpa rasa canggung menyapa dengan santai: "Ah, Kak Guo, baru datang?"
Guo Bing terus menatapnya dan bergumam: "Kalau saya datang lebih lambat, tidak akan mendengar pidato menarikmu tadi!"
Zhou Yi tersenyum: "Ada hal-hal yang harus diucapkan. Lebih baik saya yang bicara daripada Sun Pan si tukang omong besar."
Guo Bing membuat ekspresi kesal: "Justru kamu lah tukang omong besar nomor satu di Tim Olimpiade, Zhou Yi..."
"Maaf, Kak Guo, sudah merepotkanmu lagi. Setelah Olimpiade selesai, saya siap menerima hukuman apa pun," kata Zhou Yi.
Guo Bing tertawa getir: "Hukuman apa yang bisa kuberikan? Zhou Yi, kamu ini nenek moyangku ya..."
Zhou Yi segera melambaikan tangan: "Tolong jangan bicara seperti itu, Kak Guo. Saya jadi ketakutan!"
Guo Bing menyeringai: "Justru kamu yang membuatku ketakutan... Sudah, cepat kembali! Seperti katamu, biarkan masalah ini berakhir di sini."
Zhou Yi mengangguk: "Tentu, aku juga tidak punya energi untuk setiap hari di sini memaki idiot."
Setelah berkata demikian, dia langsung kabur.
Guo Bing yang mendengar kata-kata kasar terakhir Zhou Yi ingin menegurnya, tapi Zhou Yi sudah berlari jauh. Dia hanya bisa menghela napas pasrah.
Dia benar-benar ketakutan karena baru saja mendengar kabar bahwa ada pejabat tinggi sangat penting yang sangat mengagumi Zhou Yi... Karena itulah Zhou Yi berani melawan perintah, namun pimpinan delegasi tidak memberikan hukuman, membiarkannya terus bertingkah semaunya.
Tidak ada jalan lain, kabarnya penerus pemimpin negara kita ini adalah penggemar berat sepak bola...
Guo Bing tidak berani berbuat apa-apa terhadap Zhou Yi.
……
Pidato panjang Zhou Yi dalam konferensi pers dengan cepat disebarkan oleh media. Di era internet ini, sebelum media tradisional selesai menyusun layout, versi lengkap pidato Zhou Yi sudah beredar di dunia maya...
Apapun latar belakang dan pandangan orang, pidato Zhou Yi ini memberikan dampak yang sangat kuat.
Karena tak seorang pun menyangka Zhou Yi berani mengucapkan kata-kata telanjang tanpa tedeng aling-aling seperti ini.
Atlet selebritas biasanya akan memberikan penyamaran tertentu saat berhadapan dengan media, memilih kata-kata dengan sangat hati-hati. Sekalipun pemikiran internal mereka berbeda, ucapan harus mengikuti "aturan tak tertulis".
Misalnya harus berterima kasih kepada negara terlebih dahulu, bersikap rendah hati setelah memenangkan juara, atau mengatakan "sudah berusaha maksimal" saat mengalami kekalahan...
Semua ini adalah pola klise.
Tapi kali ini, Zhou Yi sama sekali tidak mengikuti pola yang ada.
“Dia sama sekali tidak menyembunyikan keinginannya untuk mengekspresikan isi hati, langsung mengungkapkan pendapatnya dengan kata-kata paling gamblang dan cara yang paling mudah dipahami.”
“Cara seperti ini belum pernah ada sebelumnya di kalangan atlet China. Sejujurnya, yang terkejut bukan hanya Guo Bing, tapi banyak orang...”
“Kata-kata seperti ‘idiot’ yang mungkin akan di-sensor di media tradisional, justru dipertahankan keasliannya di internet. Dari kata-kata ini saja, kita bisa merasakan betapa kuatnya emosi Zhou Yi.”
“Setelah keterkejutan awal, netizen ramai-ramai memberikan dukungan untuk Zhou Yi.”
“Sungguh jujur! Zhou Yi benar-benar tulus!”
“Pantas jadi suamiku, suamiku yang paling ganteng!”
“Makian yang tepat, benar-benar memuaskan! Menghadapi para idiot itu, atlet kita memang perlu bersuara seperti ini!”
“Aku sudah muak dengan pernyataan palsu yang dipaksakan di depan lensa. Mendengar kemarahan Zhou Yi yang begitu spontan, rasanya segar seperti minum bir dingin di hari terik!”
“Ketika kami mencaci intelektual publik, kami dicap sebagai preman dunia maya. Kini aku tak sabar melihat mereka mencap Zhou Yi sebagai ‘preman’ juga, hahaha!”
“Benar! Atlet kita berjuang merebut medali di depan, tapi beberapa idiot di dalam negeri malah menusuk dari belakang. Perilaku seperti inilah yang paling memalukan. Ini sepuluh ribu kali lebih kejam daripada orang Korea!”
……
Zhou Yi tiba-tiba menjadi "selebritas internet", viral di seluruh jagat maya. Sebenarnya sebelumnya dia sudah cukup terkenal sebagai bintang sepak bola. Namun pengaruhnya lebih terbatas di lingkaran sepak bola profesional. Kini, bahkan orang yang tidak menonton, tidak paham, atau sama sekali tidak tertarik sepak bola pun tahu ada sosok pemberani bernama Zhou Yi di kontingen Olimpiade China - seorang pesepak bola yang berani bersuara lantang.
Netizen yang antusias bahkan mengungkap berita-berita lama tentang Zhou Yi untuk menunjukkan bahwa sikap blak-blakannya bukanlah hal baru. Contohnya saat babak 20 besar Kualifikasi Piala Dunia, dia secara terbuka mengejek strategi kotor Qatar di luar lapangan.
Ucapan Zhou Yi bahkan dikompilasi menjadi "kutipan-kutipan" dan dibalas di kolom komentar akun-akun V besar dan media resmi di Weibo.
Sebagian memilih berpura-pura tuli dan mengalah, tapi ada juga yang tidak terima.
Misalnya akun resmi Caijing Network memposting tangkapan layar komentar netizen yang menggunakan kutipan Zhou Yi untuk mencaci mereka, dengan caption: "Selokan kecil pun punya mimpi menjadi sungai besar, sungguh mengharukan China."
Makna sindiran ini jelas bagi semua orang - mengejek Zhou Yi yang dianggap menganggap diri sebagai "sungai besar", padahal cuma "selokan kecil".
Hal ini memicu gelombang ejekan dan cacian dari netizen.
《Legal Evening News》Wartawan berinisial Zhang disebutkan oleh Zhou Yi dalam pidatonya—meski tidak menyebut nama lengkap, tapi semua orang tahu itu dirinya, dan dia sendiri juga sadar—kemudian dia merespons: "Membaca dua baris puisi disebut punya tingkat budaya? Pengetahuan seluas itu saja. Lalu anak tiga tahun yang hafal dua bait puisi Tang-Song juga dianggap berbudaya? Lucu sekali, kemampuan logika seperti ini berani bicara soal tingkat budaya."
Balasannya ini tentu menuai kritik dan ejekan dari netizen lainnya.
Di antara banjir komentar menghujatnya, tiba-tiba muncul nama yang familiar.
Sebuah ID "Zhou Yi Bukan Tukang Ramal" mengomentari dan membagikan tweet wartawan Zhang tersebut: "Mentari terbit, anjing di tanah menggonggong. Tapi sekeras apapun gonggongan, mentari tetap menjulang di langit."
ID "Zhou Yi Bukan Tukang Ramal" ini bukan akun sembarangan. Di belakang nama tersebut terdapat lencana "V" Kuning, menandakan verifikasi identitas asli. Di kolom informasi verifikasi tertulis: "Timnas China, Pemain Borussia Dortmund Zhou Yi"—Ya, ini adalah akun Weibo pribadi Zhou Yi.
Melihat riwayat Weibo Zhou Yi sangat minim. Dia hanya memfollow beberapa orang yang ternyata adalah rekan setimnya. Selain itu tak ada akun lain yang difollow. Sejak registrasi tahun 2011 hingga kini, dia hanya memposting 48 tweet. Terlihat jelas, dia bukan pengguna media sosial berat seperti Rio Ferdinand.
Baik itu Weibo, Twitter, maupun Facebook, jarang dia buka. Karena terlalu sibuk, kalau sempat online pasti cuma ngobrol ngalor-ngidul di grup chat dengan teman-temannya, ketimbang scroll Weibo.
Postingan Weibo terakhir Zhou Yi masih dari setengah tahun lalu.
Tim Weibo pernah menawarkan bikinkan tim manajemen khusus buat ngurus akunnya kalau dia nggak sempat update. Tapi Zhou Yi nolak. Dia tahu nilai mereknya - setuju saja bisa dapet cuan. Tapi dia nggak percaya sama tim manajemen Weibo, dan malas cek satu-satu, jadi dibiarkan nganggur, update sesuka hati.
Siapa sangka, gosip belakangan ini bikin akun Weibo-nya ramai lagi.
Gaya bahasanya masih sama kayak di konferensi pers: ngejulidin Wartawan Zhang sebagai anjing.
Netizen pada ribut nge-share: "Nonton langsung tamparan telanjang!" "Ngenes banget, wkwkwk!" "Gue suka gaya sok jago Zhou Yi!"
Wartawan Zhang langsung balas: "Ngarang-ngarang arti peribahasa 'Anjing Shu menggonggong matahari' cuma nunjukin kau bego!"
Postingannya malah makin diserbu cacian. Tapi nggak ada yang bisa ngalahin gaya nyinyir Zhou Yi.
Beginilah katanya: "Di luar paviliun panjang, tepi jalan kuno, hamparan rumput harum. Hehe."
Wartawan Zhang nyaut: "Udah deh jangan hehe-hehe! Lirik 'Perpisahan' aja nggak hapal, sok pamer!"
"Tapi kali ini Zhou Yi tidak membalasnya, malah ada yang melakukan analisis untuknya: 'Idiot, jangan sok jago! Dia sedang memarahimu karena tak tahu muka (bi lian)!'"
"Awalnya netizen lain juga bingung maksud Zhou Yi, ada yang seperti Wartawan Zhang mengira Zhou Yi salah ingat dan merasa ini memalukan... Tapi setelah ada yang menjelaskan, mereka akhirnya tersadar dan tak bisa menahan decak kagum."
"'Pernah lihat orang bodoh, tapi belum pernah lihat yang sebodoh ini! 23333!'"
"'Siapa yang sebenarnya tak berpendidikan, seketika jelas!'"
"'Kasihan banget, wartawan yang jago retorika malah dikalahkan secara intelektual oleh atlet yang mereka ejek sebagai 'berotot tapi bodoh'..."
"'Haha! Zhou Yi benar-benar penyegar di antara atlet China, marah pun tetap berkelas! Pertama kali lirik lagu 'Perpisahan' dipakai seperti ini!'"
"'Ah, ngapain sih Wartawan Zhang Jizhe macam-macam sama Zhou Yi? Mulut Zhou Yi kan bukan buat hiasan! Dia pesepakbola yang paling jago debat!'"
"Ada juga yang heran, banyak yang sinis ke Timnas Olimpiade Tiongkok, tapi kenapa Zhou Yi khusus menyasar Wartawan Zhang? Di konferensi pers hanya dia yang ditunjuk, lalu dicari khusus di Weibo untuk dimarahi."
"Mengapa?"
"Ada yang menduga ini mungkin terkait dengan kecaman Wartawan Zhang sebelumnya terhadap Sun Pan yang dianggap tak berpendidikan. Itu sebabnya perang mulut Zhou Yi dan Wartawan Zhang sekarang berfokus pada kata 'budaya'. Jelas bahwa Zhou Yi sedang membela sahabatnya... Wartawan tak tahu malu itu tak menyangka, mengutuk pemain Tim Olimpiade malah memancing kemunculan raja iblis..."
……
"Hei Zhou Yi, kamu melarang kami bicara di luar, tapi kenapa kamu sendiri jadi kecanduan mengutuk?" tanya Yang Muge pada Zhou Yi.
Semua orang di kamar juga menatapnya.
Performa spektakuler Zhou Yi di konferensi pers telah menyebar ke dalam Tim Olimpiade. Semua tahu apa yang diucapkannya - kutukan yang begitu memuaskan...
"Benar, benar! Lao Yang benar! Bukannya kamu yang bilang harus menjaga mulut? Kenapa kamu sendiri tidak patuh?" Sun Pan protes tak terima. Ini kan standar ganda?
Zhou Yi tersenyum tipis: "Hehe, hal-hasil menarik perhatian seperti ini tentu harus dilakukan oleh sang Kapten!"
"Sialan, aku sudah tahu!" raung Sun Pan.
Yang lain tertawa terbahak-bahak.
