Sebenarnya bukan hanya media Brasil yang mengira Timnas Olimpiade Tiongkok akan terpengaruh opini publik dalam negeri mereka, orang China sendiri juga berpikir demikian. Maka di internet segera bermunculan seruan untuk tetap tenang - berdebat saat ini mungkin memuaskan emosi sesaat, tapi yang terpenting bagi Tim China adalah persiapan semifinal melawan Brasil.
Semua pihak harus menciptakan atmosfer harmonis agar tim bisa fokus mempersiapkan semifinal.
Lagi pula waktu yang tersisa sangat singkat.
Olimpiade London 2012 berlangsung dari 27 Juli hingga 12 Agustus, total hanya 17 hari.
Jika sebuah tim sepak bola bisa bertahan hingga final, mereka akan bermain enam pertandingan dalam 17 hari ini, rata-rata satu pertandingan setiap lebih dari dua hari. Jadwal kompetisi yang padat ini bahkan lebih menakutkan daripada jadwal Liga Premier selama Natal.
Interval antara dua pertandingan sangat singkat. Waktu pemulihan stamina para pemain dan persiapan latihan menghadapi lawan berikutnya sudah sangat minim, apalagi ditambah masalah ribut tadi yang semakin menyita waktu persiapan Tim Olimpiade Tiongkok.
Makanya semua khawatir dengan semifinal. Seandainya Tim China menghadapi Meksiko yang pernah dikalahkan, mungkin tidak masalah. Tapi yang dihadapi justru Brasil yang paling kuat.
Ada yang berkomentar di Weibo: Jika Tim China akhirnya kalah dari Tim Olimpiade Brasil, para intelektual publik pasti harus bertanggung jawab. Jika bukan karena ulah mereka yang berulah, semua orang seharusnya senang dengan lolosnya Tim China ke semifinal, dan tidak akan ada begitu banyak masalah. Tapi tentu saja kemungkinan mereka mau bertanggung jawab sangat kecil, 90% mereka akan pura-pura tidak tahu...
Pertandingan melawan Korea Selatan pada malam 4 Agustus, sedangkan pertandingan melawan Tim Olimpiade Brasil pada malam 7 Agustus. Hanya berselang dua hari - tanggal 5 dan 6.
Sehari habis untuk berdebat dengan media, tanggal 5 pun berlalu dalam keributan. Pertandingan pada malam tanggal 7, jadi waktu persiapan sebenarnya untuk Tim China hanya tanggal 6.
Apakah waktu satu hari ini cukup untuk fokus mempersiapkan pertandingan? Masih adakah waktu dan konsentrasi untuk mempelajari lawan?
Banyak orang yang khawatir tentang hal ini.
Masih ada yang mengkhawatirkan stamina tim.
Bertanding terus-menerus sampai tahap ini, cadangan stamina tim yang disiapkan sebelumnya juga sudah hampir habis. Zhou Yi sendiri sebenarnya bukan pemain yang stamina-nya bagus, bertahan sampai sekarang dia masih harus menghadapi lawan tangguh Brasil. Mampukah stamina-nya mendukungnya untuk terus tampil di level tinggi?
……
Sementara publik punya berbagai kekhawatiran tentang Tim China, di dalam Timnas Olimpiade Tiongkok sendiri, Zhou Yi sebagai kapten tim sedang "menghilangkan prasangka" kepada rekan-rekan setimnya.
Waktu menunjukkan pukul 20.30 malam. Usai latihan seharian, seluruh 16 anggota tim berbondong-bondong masuk ke kamar Zhou Yi dan He Ying. Kamar standar untuk dua orang ini menjadi sangat sesak. Karena kursi tidak cukup, banyak yang langsung duduk di tempat tidur. Masih juga tidak cukup, sisanya bersandar di dinding sambil mendengarkan ucapan Zhou Yi.
Rapat ini diusulkan oleh Zhou Yi, dan tidak ada rekan setim yang menentang.
"Jangan dengarkan media luar yang asal gebuk, bilang Timnas Olimpiade Brasil nilainya dua miliar," kata Zhou Yi sambil melambaikan tangan. Dia sedang menjelaskan tentang lawan semifinal mereka selanjutnya.
Tapi cara bicaranya tidak seperti pelatih yang serius, nada berat, atau penuh semangat. Karena tempat duduk terbatas, dia malah duduk di atas meja tulis dengan kedua kaki menggantung tidak sampai ke lantai. Sambil mengayunkan kaki santai, nada bicaranya ringan seperti sedang mengobrol atau bercanda.
“Apa itu Hulk 72 juta? Neymar 50 juta? Damiao 47 juta?......Kedengarannya mengerikan, tapi 72 juta Hulk itu klausul pelepasan. Klausul pelepasan tidak sama dengan nilai pasar. Damiao lebih ngaco lagi, itu harga 47 juta yang dicapain klub Internacional Brasil. Itu bisa dipercaya? Nggak usah jauh-jauh, gw yakin Chelsea sekarang mau kasih Panpan harga 50 juta euro. Tapi kalau ada yang benar-benar bayar 50 juta buat Panpan, orang itu idiot!”
“Dasar, Zhou Yi! Kalau kasih contoh pakai Lao Guo aja, jangan pakai gw!” protes Sun Pan di tengah kerumunan.
“Sia-sia urusan gua!” Guo Nu membalas kesal.
Yang lain tertawa terbahak-bahak.
Zhou Yi mengabaikan protes mereka dan melanjutkan: “Jadi soal nilai pasar Tim Brasil, itu cuma gimmick media doang. Jangan dipikirin, pertandingan sepak bola kan bukan ditentukan nilai pasar. Memang, Tim Olimpiade Brasil kali ini kelihatan kuat, penuh bintang. Tapi sepak bola bukan soal ngumpulin bintang. Apalagi tim Brasil ngumpulin bintangnya nggak ada seninya - sebagian besar bintang mereka cuma penyerang. Nilai 200 juta itu cuma empat orang: Hulk, Neymar, Damiao sama Pato. Empat orang ini udah 190 juta. Tapi terus? Masalah terbesar tim ini sebenarnya pertahanan mereka buruk.”
"Tapi di lini pertahanan mereka juga ada bintang seperti Thiago Silva dan Marcelo." Zhang Linpeng mengangkat tangan berkata.
"Mereka berdua kan bukan superman, lagipula Marcelo itu bek yang lebih kuat di serangan daripada bertahan. Serangan Brasil di Olimpiade ini cukup ganas, setiap pertandingan selalu mencetak tiga gol ke gawang lawan, tidak lebih tidak kurang persis tiga gol. Setiap pertandingan seperti itu." Zhou Yi mengacungkan tiga jarinya. "Untuk formasi penyerang bernilai dua miliar, performa ini masih bisa diterima kan? Tapi bagaimana dengan pertahanan mereka? Sampai sekarang, mereka sudah main empat pertandingan, hanya satu pertandingan yang tidak kebobolan, yaitu saat menang 3:0 melawan Selandia Baru. Selain itu, di pertandingan pertama melawan Mesir langsung kebobolan dua gol, hampir saja keadaan terbalik. Di pertandingan terakhir fase grup melawan Belarus juga kemasukan satu gol. Di perempat final, saat menghadapi Honduras mereka kebobolan dua gol lagi. Performa pertahanan seperti ini benar-benar tidak pantas dengan predikat 'favorit juara'."
Pengetahuan Zhou Yi tentang Brasil memang sangat mendalam. Pemain Tim Olimpiade biasa sekalipun yang memperhatikan lawan, tidak mungkin mengingat data-data sedetail itu.
"Thiago Silva memang sangat hebat. Tapi saya ingin mengingatkan, pertahanan yang baik tidak bergantung pada kemampuan individu, melainkan kesatuan tim. Sekalipun seseorang adalah bek tengah terbaik dunia, jika ditempatkan dalam sistem yang kacau balau, performanya tidak akan optimal. Dulu AC Milan punya pertahanan kuat bukan karena punya Paolo Maldini atau Alessandro Nesta, tapi karena mereka memiliki sistem pertahanan yang solid dan terintegrasi. Dalam hal ini, Tim Olimpiade Brasil tidak memilikinya." Zhou Yi terus memaparkan analisisnya. "Inilah alasan mengapa Tim Olimpiade Brasil sering kebobolan, bahkan dengan jumlah gol yang cukup banyak. Thiago Silva memang bek tengah luar biasa di AC Milan, tapi tidak demikian saat membela Tim Olimpiade Brasil. Jangan terkecoh reputasinya."
Sun Pan menimpali: "Betul! Zhou Yi kita ini sudah pernah menghadapi lawan macam apa saja? Dia bahkan bisa bercengkerama santai dengan Thiago Silva!"
Analisis Zhou Yi tentang lawan Tim China ini diterima dengan baik oleh rekan-rekannya. Alasannya jelas - banyak pemain di Tim Olimpiade yang hanya bisa memandang tinggi bintang-bintang sepakbola itu, sementara Zhou Yi sudah benar-benar berhadapan dengan mereka di Eropa. Pengalaman langsung melawan para pemain top itu membuat ucapannya layak dipercaya.
Bukan hanya Zhou Yi, Sun Pan, Guo Nu, dan Yang Muge juga pernah berduel dengan para bintang tersebut di Eropa. Kecuali He Ying yang sedang berada di Segunda División...
“Jadi jangan lihat media yang menggembar-gemborkan Brasil hebat, seolah macan galak, tapi sebenarnya mereka cuma 'kucing kertas', bahkan bukan macan kertas!” kata Zhou Yi. “Sedangkan keunggulan kita apa? Menurutku pertama adalah solidaritas kita lebih baik, kedua pertahanan kita lebih kuat. Dari fase grup sampai sini, kita cuma kebobolan dua gol. Meski bukan tim dengan kebobolan tersedikit, tapi sudah cukup bagus. Kiper kita Panpan ibarat pintu anti maling, walau dua gol kebobolan, jumlahnya masih lebih banyak dari tim Jepang...”
Awalnya Sun Pan senang dipuji Zhou Yi, tapi kalimat tambahan di akhir bikin ia menggerutu: “Jangan bandingkan aku dengan Jepang! Mereka aja belum lawan tim kuat! Lagipula dari dua gol kebobolanku, satu itu penalti yang seharusnya tidak perlu diberi!”
Sun Pan masih terus terbebani masalah ini, makanya setelah pertandingan melawan Korea Selatan dia emosi dan memicu kontroversi.
“Soal bek tengah, aku juga rasa Lao Guo tidak kalah dari Thiago Silva. Kecuali tinggi badan sedikit lebih pendek... Tapi lompatan Lao Guo bagus, bisa menutupi kekurangan tinggi. Menurutku Inter Milan pasti akan menyesal mengirim Lao Guo ke Siena, untungnya mereka masih pegang separuh kepemilikan.”
Guo Nu mendengar pujian Zhou Yi, dadanya membusung penuh kebanggaan.
“Lao Yang, sebagai gelandang bertahan, adalah penjaga besi lini tengah kita, sangat bisa diandalkan. Lalu Zhang Linpeng, bisa maju maupun mundur, tidak kalah dibanding Marcelo...”
Zhou Yi memuji satu per satu rekan setimnya, semuanya pemain di lini pertahanan.
Setiap pemain Tim Olimpiade Tiongkok yang disebut namanya merasa tersanjung, postur tubuh mereka tanpa sadar semakin tegap.
Seperti yang dikatakan Zhou Yi sebelumnya, pertahanan tidak pernah bergantung pada satu pemain bintang, tapi pada kesatuan tim. Karena pertahanan harus membangun tembok di depan gawang, dan tembok tentu tersusun dari batu bata – bisakah satu batu bata membangun tembok?
Siapa pun yang sedikit mengerti sepakbola pasti paham logika ini. Hanya saja banyak orang terlalu melebih-lebihkan peran individu dalam keseharian.
Ucapan Zhou Yi membuat para pemain bertahan di tim merasa dihargai. Terutama pemain-pemain dalam negeri yang kurang terkenal. Di bawah kilauan Lima Naga Kecil, mereka sering terlupakan. Tapi Zhou Yi ingat kebaikan mereka, Zhou Yi paham nilai mereka – inilah yang menyentuh hati.
"Dibandingkan Brasil, pertahanan kita lebih solid sebagai satu kesatuan. Kami lebih disiplin dan terorganisir, punya ketangguhan. Dari segi mana pun, lebih unggul dari Brasil. Ini terlihat dari jumlah kebobolan antara kita dan mereka, tak perlu diperdebatkan. Meski pertahananku biasa saja, aku yakin kita pasti bisa menghentikan serangan bernilai 200 juta yuan Brasil... Eh, kalau kubilang gini, kalian merasa keren nggak? Kita akan hadapi serangan 200 juta yuan di pertandingan! Keren banget kalo diceritain! Lebih keren lagi kita menang! Nanti bisa pamer ke mana-mana—200 juta yuan kubuang seperti sampah!"
Ruangan kembali riuh oleh gelak tawa. Sambil tertawa, mereka membayangkan adegan absurd—di lapangan, lawan mereka bukan pemain Brasil, melainkan 'manusia' yang terbentuk dari tumpukan uang kertas.
"Sebagai tim Amerika Selatan, Brasil bermain bebas saat lancar, tapi juga sembarangan saat tidak mood. Hanya saja efek kedua 'kebebasan' itu berbeda jauh. Jika kita beri tekanan lebih selama pertandingan, buat mereka tidak nyaman, kerja sama tim mereka akan hancur. Lebih banyak aksi individu, dan itu tidak menakutkan. Neymar sekalipun tak mungkin sukses menggiring terus-menerus sepanjang pertandingan."
Analisis Zhou Yi membuat semua orang menyadari Brasil tidak semenakutkan bayangan mereka, bahkan...
"Kok menurutku penjelasanmu membuat Brasil seperti tim biasa saja, cuma tampang doang..." sahut seseorang.
“Tidak bisa dikatakan begitu. Sebenarnya bukan Brasil yang tidak cukup hebat, tapi kita yang menjadi lebih kuat.” Zhou Yi berkata. “Jadi lupakan masa lalu, besok hadapi Brasil dengan baik! Aku beri tahu kalian, kesempatan untuk mengalahkan Tim Brasil tidak banyak, hargailah!”
