Saat bola menerjang gawang, yang terdiam bukan hanya kiper Tim Olimpiade Brasil Gabriel, tapi hampir semua orang di lokasi.
Suporter di tribun, penonton di depan televisi, pemain dan pelatih Tim Olimpiade Brasil...
Mereka tak percaya tendangan ini benar-benar menghasilkan gol!
Beberapa menggosok mata kuat-kuat, mencubit paha sendiri, berusaha meyakinkan diri ini bukan kenyataan.
Hanya para pemain Tim China di lapangan yang paling cepat bereaksi.
Setelah mencetak gol, He Ying berbalik dan berlari ke area bendera sudut. Ia meraih bendera nasional di dadanya dan memperlihatkannya ke suporter China di tribun——Sebelum pertandingan, dalam pengundian koin, Zhou Yi memenangkan hak memilih lapangan. Alih-alih memilih agar tim bermain di separuh lapangan yang berdekatan dengan tribun suporter China di babak pertama, ia memilih sisi sebaliknya. Meski mungkin membuat Tim China menghadapi siulan suporter Brasil saat bertahan, namun mereka bisa mendapat sorakan suporter China saat menyerang.
Sekarang terlihat, pilihannya tepat.
Di bawah tribun yang dipadati suporter China, He Ying dengan bangga dan bersemangat memamerkan bendera merah lima bintang di seragamnya.
Di belakangnya, pemain-pemain Tim China lainnya berduyun-duyun menyambutnya.
Zhou Yi yang pertama sampai, memeluk He Ying dan berseru penuh semangat: "Tembakan yang cantik!"
Kemudian pemain lain juga berdatangan, mengerumuni keduanya sambil mengacungkan tinju ke arah tribun suporter China dan bersorak gembira.
Pemain Tim Olimpiade Tiongkok sedang merayakan gol dengan penuh semangat.
Di benak setiap mereka terngiang kata yang diucapkan Zhou Yi sebelum pertandingan——"kucing kertas". Ini adalah evaluasinya terhadap Tim Olimpiade Brasil.
Kini terlihat, Tim Olimpiade Brasil ini memang mirip kucing kertas seperti yang dikatakan Zhou Yi!
……
Sementara pemain China merayakan gol, kursi komentator berada dalam kekacauan.
Gol ini muncul terlalu mendadak, banyak komentator bahkan masih membaca daftar pemain sesuai konvensi sebelum gol terjadi. Melihat gol, mereka panik mengubah nada bicara, ada yang sampai terbatuk karena tergesa-gesa mengubah intonasi sampai air liur sendiri masuk ke tenggorokan. Meski batuk, mereka tetap harus melanjutkan siaran, akhirnya berteriak sambil terkekeh: "Gol!"
Terdengar sangat menyayat hati.
"Benar-benar tak terduga!" serang Mark Lawrenson dari stasiun TV BBC, "Gol ini datang secepat kilat! Rafael melakukan kesalahan fatal!"
Sebagai legenda Liverpool, terhadap performa buruk pemain Manchester United, tentu tidak punya simpati. Malah justru menghakimi lebih dalam.
“Gol! Gol! He Ying gol!!!” Di ujung lain kursi komentator, He Ping nyaris histeris setelah bola terbang masuk ke gawang. Ia berteriak hingga parau, suaranya hilang namun tak berhenti. Urusan Tim Olimpiade Tiongkok bisa mengalahkan Tim Olimpiade Brasil ini, sesekali terpikir tapi tak berani diungkapkan, takut mantra itu tak jadi kenyataan. Namun persiapan mental tetap ada, bahkan dalam hati ia diam-diam mempersiapkan skenario jika Tim China mengalahkan Brasil dan lolos ke final, bagaimana cara terbaik menyampaikannya.
Tapi untuk fakta bahwa Tim Olimpiade Tiongkok berhasil menaklukkan gawang Brasil hanya dalam 25 detik setelah pertandingan dimulai... persiapan mentalnya benar-benar kosong. Kejutan kecil ini menghantamnya bak badai tanpa peringatan.
"Setelah mengulangi ‘Gol!’ beberapa kali, barulah dia sadar apa yang harus dikatakan. Dengan penuh semangat dia berseru: ‘Para penonton! Kalian sedang menyaksikan pertandingan sepak bola putra Olimpiade antara Tim China melawan Brasil. Ya, tidak salah lihat, ini pertandingan sepak bola putra! Baru saja, Tim China berhasil menaklukkan gawang Brasil, mereka unggul 1-0 di lapangan! Benar, tidak salah dengar, Tim China yang unggul 1-0 atas Brasil! Ini adalah tembakan pertama dan serangan pertama Tim China sejak kick-off! Hanya dalam 25 detik, para pemain Tim Olimpiade Tiongkok telah menciptakan ‘rekor Olimpiade’ – gol tercepat dalam sejarah sepak bola putra Olimpiade!’"
"Sebelum pertandingan ini dimulai, banyak pendapat berbeda tentang hasilnya. Ada yang pesimis, ada juga yang optimis. Tapi saya yakin bahkan yang paling optimis pun tidak menyangka Tim China bisa mencetak gol dalam waktu kurang dari setengah menit setelah kick-off? Gol ini benar-benar kejutan yang menyenangkan!"
He Ping sebenarnya masih salah. Bagi Tim China, ini bukanlah kejutan yang tak terduga, melainkan imbalan pantas atas performa mereka sendiri.
Di pinggir lapangan, pelatih kepala Brozović bertepuk tangan gembira sambil berkata kepada penerjemahnya Jiang Xiaojun: "Ini bagus! Ini bagus!"
Taktik yang dia tetapkan untuk tim adalah langsung menekan sejak awal, tidak boleh kalah secara mental dari lawan. Kemudian berusaha mencetak gol secepat mungkin, semakin cepat semakin baik.
Jadi, gol yang tercipta secepat ini bukanlah keberuntungan semata, melainkan hasil kerja keras seluruh tim China.
……
Saat Tim China merayakan gol, para pemain Tim Brasil hanya terdiam seperti patung. Mereka sama sekali tidak menyangka tim mereka kebobolan begitu cepat di awal pertandingan, bahkan itu terjadi tepat setelah mereka melakukan kick-off.
Para bintang akademi Tim Brasil sama sekali tidak bisa menerima kenyataan ini.
Pelatih kepala Mano Menezes di pinggir lapangan langsung melompat dari kursinya dan berlari ke tepi lapangan sambil berteriak, "Bangun semangat! Fokus!"
Bagi seluruh anggota Tim Brasil, gol kemasukan ini sungguh di luar perkiraan. Pelatih Menezes menyalahkan hal ini pada kondisi tim yang belum siap dan kelalaian defensif.
Untungnya pertandingan masih sangat awal. Tim Brasil masih punya banyak waktu untuk menyerang. Dengan kemampuan kontrol bola dan serangan mereka yang kuat, diprediksi skor akan segera terimbangi.
……
Gol awal Tim China menggemparkan banyak pihak, terutama suporter China. Dalam sekejap, linimasa Weibo dibanjiri postingan tentang gol tersebut. Berbagai ekspresi euforia bermunculan.
Di tengah kegembiraan, banyak yang khawatir: meski unggul, Tim China telah membuat Tim Brasil murka. Bisakah mereka bertahan menghadapi amukan Tim Brasil selama 89 menit tersisa?
Andai bisa memilih, banyak suporter China mungkin lebih ingin gol ini terjadi di detik-detik terakhir pertandingan, bukan sekadar gol biasa melainkan gol penutup yang menentukan!
Dengan begitu Tim Brasil tak punya kesempatan lagi untuk membalas gol.
Di benak sebagian besar suporter China, kesan bahwa Brasil sebagai kerajaan sepak bola yang sangat kuat sudah mengakar. Tim China bisa memanfaatkan kesempatan di awal pertandingan saat lawan belum masuk kondisi dan meremehkan kita untuk mencetak gol. Tapi begitu Brasil masuk ritme permainan dan tidak lagi meremehkan lawan, bagaimana Tim China bisa menahan amukan serangan Brasil?
Banyak yang tidak yakin.
……
Di lapangan, pemain Tim China selesai merayakan dan berlari bersama ke separuh lapangan mereka. Zhou Yi dikerumuni rekan setim di tengah, memanfaatkan momen ini untuk menenangkan tim: "Kita sudah cetak gol, benar-benar mengacaukan ritme Brasil. Selanjutnya selama kita terus bermain seperti ini, tinggal tunggu mereka melakukan kesalahan! Mereka juga manusia, tidak jauh lebih hebat dari kita. Brasil sekarang sudah bukan tim lima kali juara Piala Dunia dulu! Kita bisa kalahkan mereka!"
Tanpa gol ini, perkataannya terdengar seperti omong kosong tanpa dasar. Tapi karena sekarang Tim China yang unggul, tidak ada keraguan dalam hati setiap orang. Sebaliknya justru muncul semangat juang - Benar! Kita bisa kalahkan mereka! Gol ini jadi buktinya!
Setelah pertandingan dimulai, Brasil yang tertinggal melancarkan serangan gencar ke gawang Tim China.
Sungguh sangat dahsyat.
Ini terlihat dari statistik teknis. Dengan teknik mumpuni, mereka menguasai bola dan persentase penguasaan bola terus naik. Sebaliknya Tim China terjepit.
Tapi sensasi ini menipu.
Karena meski penguasaan bola mereka tinggi, belum ada satu pun tembakan ke gawang.
Pertandingan telah berjalan 10 menit di bawah serangan gencar Tim Brasil, namun mereka bahkan belum sekali pun melakukan tembakan.
Ini sangat kontradiktif dengan tingkat penguasaan bola yang sangat tinggi.
Hanya ada satu penjelasan: penguasaan bola Tim Brasil pada dasarnya tidak efektif, mereka tidak memiliki kemampuan untuk langsung mengancam gawang Tim China.
Fakta sebenarnya juga demikian, serangan gencar Tim Brasil terutama terwujud dalam permainan individu para pemainnya.
Pemain Brasil yang memang sudah kesal setelah kebobolan semakin tersulut amarahnya, tetapi kemurkaan tidak selalu membawa hasil baik, terutama di lapangan sepak bola.
Ketika pemain kehilangan kendali diri, mereka cenderung memilih metode penanganan yang lebih kasar dan sederhana - seperti dalam serangan, mengoper ke rekan setim dianggap terlalu merepotkan, lebih baik melakukan dribel penetrasi sendiri yang dianggap lebih efisien.
Dalam implementasi pertandingan, terlihat jelas dalam 10 menit terakhir ini pemain Brasil lebih banyak melakukan dribel dan penguasaan bola individu, sementara kombinasi operan pendek yang menjadi ciri khas mereka di pertandingan sebelumnya menghilang.
Penetrasi ini bagaikan gelombang pasang yang datang menggelegar dari permukaan laut, terlihat mengesankan saat mendekat, namun begitu menghantam sistem pertahanan Tim China, ibarat menghadapi tanggul raksasa - memercikkan ribuan buih ombak, tapi tak mampu menghancurkan bendungan tersebut.
Strategi pressing Tim China yang diimplementasikan secara konsisten dari lini depan, gelandang, hingga belakang telah memecah-belah formasi Brasil. Tanpa kemampuan operan yang memadai, mereka hanya mengandalkan kemampuan individu sehingga kesempatan untuk mengancam gawang China memang sangat terbatas...
Beberapa orang khawatir gol terlalu dini yang dicetak Tim China justru memicu kemurkaan Tim Brasil dan merugikan.
Namun sebenarnya, para pemain Tim China sangat paham, tujuan mereka adalah memancing emosi lawan, membuat Brasil kehilangan kendali. Justru kondisi seperti ini yang paling mudah dihadapi!
Di menit ke-10 pertandingan, statistik ditayangkan di layar televisi: penguasaan bola Brasil mencapai 69%, dominasi mutlak. Tapi jumlah tembakan mereka... nol!
Beberapa suporter China yang menonton di depan televisi menyadari hal ini. Mereka memposting kejutan di Weibo.
"Inikah Brasil yang kita kenal?" seseorang mengutarakan keraguan.
