Setelah Hulk masuk, serangan Brasil memang semakin membaik. Setelah gagal mencetak gol pada serangan ini, di menit ke-41 Brasil kembali melancarkan serangan. Oscar memberikan operan lurus di sisi kiri, Damião menerima bola di area penalti kiri, menguasai posisi melawan Guo Nu, lalu mengoper bola. Bek kiri Marcelo yang berlari dari belakang langsung melepaskan tembakan keras.
Sun Pan berusaha melakukan penyelamatan, tapi tidak bisa menyentuh bola karena bola melenceng dari tiang gawang dan keluar melewati garis lapangan...
"Marcelo! Sayang sekali! Tapi saya rasa Brasil akhirnya menemukan arah serangan yang benar, ancaman mereka semakin meningkat!" kata komentator BBC Mark Lawrenson. "Keputusan substitusi Menezes mengganti Hulk sangat krusial, membuat Brasil lebih percaya diri saat menyerang ke zona 30 meter China!"
Komentator Brasil bahkan dengan bersemangat menyatakan timnya semakin mendekati gol.
Suporter Brasil di depan televisi juga sangat antusias dan optimis.
Meski baru saja kebobolan di awal pertandingan, Tim Brasil akhirnya tersadar oleh gol tersebut. Bisa dibilang "mendapat berkah dari musibah"?
Suporter dalam negeri China mulai khawatir dengan tim mereka. Setelah unggul cepat, situasi yang paling ditakuti semua orang kini terjadi - berapa lama keunggulan 1-0 Tim China bisa bertahan di bawah serangan balik habis-habisan Brasil?
Unggul sejak dini seperti memimpin maraton dari start. Sepanjang sisa pertandingan yang panjang, tekanan untuk mempertahankan posisi itu sangat besar. Tekanan ini akan terus membayangi pelari terdepan hingga akhirnya kehabisan stamina dan tersalip. Begitu tersalip, mustahil baginya untuk bangkit kembali. Ia hanya bisa pasrah melihat lawan-lawannya berlalu meninggalkannya.
Pelari maraton berpengalaman yang cerdik tak akan pernah memimpin dari awal. Mereka akan tetap berada di kelompok kedua, mengikuti dari belakang sambil memberi tekanan psikologis terus-menerus.
Hubungan China dan Brasil saat ini mirip pelopor dan pengejar dalam balapan.
Ironisnya, mentalitas adalah titik terlemah sepak bola China. Di momen-momen krusial, mereka selalu gagal di saat genting.
Apakah mental mereka cukup kuat untuk menghadapi serangan gencar Brasil sekarang?
……
Berbeda dengan suporter China yang cemas di depan televisi, kiper Tim China, Sun Pan, justru sangat bersemangat. Di depan gawang, ia terus meneriakkan instruksi dengan gerakan tangan dramatis, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda "tekanan berat".
Semangatnya muncul karena serangan Tim Brasil akhirnya bisa mengancam gawang yang dijaganya, memberinya kesempatan untuk menunjukkan kemampuan dan mencari perhatian.
Menit ke-44, Brasil kembali melancarkan serangan. Marcelo melakukan sliding pass dari sayap kiri, Neymar masuk ke rusuk kiri area penalti dan menguasai bola. Guo Nu langsung melakukan pressing, memaksa Neymar mengirim umpan silang yang mengenai tubuh Guo Nu dan berubah arah, namun malah mendarat sempurna di zona Hulk yang langsung melompat untuk duel udara!
"Hulk!!" teriak Mark Lawrenson.
"Hati-hati heading!" seru He Ping dengan panik.
Hulk menyundul bola dari garis area penalti kecil ke arah gawang. Jarak yang sangat dekat, ditambah perubahan arah bola saat umpan silang, membuat situasi ini benar-benar tak terduga.
Tapi bola tetap tak bisa melewati jari-jari Sun Pan.
Dengan lompatan tinggi, kedua tangannya mencengkeram bola di udara dan langsung memeluknya erat di dada, mematikan peluang rebound lawan.
Usai mendarat, Sun Pan menyeringai ke arah Hulk sambil masih memeluk bola - sama sekali bukan senyum ramah.
Kemudian ia melempar bola ke luar. Zhou Yi mundur dan menghentikan bola dengan dada. Saat hendak berbalik untuk mengoper, Marcelo yang sedang mundur bertahan tiba-tiba menyergap dari samping dengan sliding tackle. Bola terlepas, peluit pun berbunyi.
"Aduh!" He Ping menarik napas keras, seolah-olah sliding tackle itu mengenai kakinya sendiri. Sebenarnya ia benar-benar berharap bisa menggantikan Zhou Yi menerima cedera, karena khawatir tackle Marcelo akan melukai kaki Zhou Yi. "Gerakan Marcelo ini wajib dapat kartu! Ini sliding tackle dari belakang! Menurut prinsip penalti FIFA, sliding tackle dari belakang harus dikenai kartu, baik berhasil merebut bola maupun tidak!"
Benar saja, wasit utama menunjukkan kartu kuning kepada Marcelo.
Zhou Yi duduk di tanah sambil memegangi betisnya, sampai rekannya Yang Muge datang menariknya: "Gimana, nggak apa-apa?"
Zhou Yi menggeleng: "Untung aku menghindar cepat. Kalau tidak, yang kena bukan betis tapi pergelangan kaki."
"Hati-hati, pemain Amerika Selatan mainnya kotor," He Ying yang di samping mengingatkan. "Taktik penguasaan bola yang kau pakai lawan Korea Selatan mungkin tidak efektif lawan Brasil. Mereka benar-benar berani menendang pergelangan kaki dan lututmu."
"Tenang, Lao He. Aku kan hampir diterima La Masia. Sedikit bakat akting masih ada!"
"Goblok!" He Ying menghela napas. Di saat seperti ini pun Zhou Yi masih bisa bercanda menjelekkan Barcelona.
"Yang Muge tersenyum. Zhou Yi masih bisa bercanda, itu artinya kondisinya baik-baik saja."
……
Setelah Zhou Yi bangkit dari tanah, waktu normal babak pertama berakhir. Saat itu, ofisial keempat mengangkat papan yang menunjukkan injury time tiga menit untuk babak pertama.
Begitu papan itu ditunjukkan, riuh siulan langsung menggema dari tribun – tentu saja berasal dari suporter China.
Jarang melihat injury time tiga menit di babak pertama, kecuali memang ada banyak gangguan. Tapi babak pertama ini cukup lancar, hanya perayaan gol Tim China yang jadi gangguan terlama.
Ingat, kartu kuning pertama babak pertama baru diberikan saat Marcoselo menjatuhkan Zhou Yi. Ini membuktikan betapa lancarnya babak pertama.
Injury time tiga menit di babak pertama yang begitu lancar memang sangat mengejutkan.
"Waktu injury time ini... Benarkah babak pertama perlu tiga menit?" He Ping juga menyampaikan keraguannya secara halus.
……
Para pemain di lapangan juga menyadari durasi injury time babak pertama.
"Goblok!" Zhang Jiadong meludah. "Emang perlu tiga menit injury time buat babak pertama?"
"Pasti mau ngasih Brasil lebih banyak waktu," kata Wu Lei.
Zhou Yi juga memperhatikan injury time tiga menit itu. Ia menoleh ke rekan-rekannya: "Santai, usahakan kontrol bola di area kita. Kalau tidak bisa, tendang sejauh mungkin ke separuh lapangan mereka."
Awalnya Zhou Yi berniat mengoper bola ke depan, mengandalkan He Ying untuk melakukan serangan sendirian. Entah berhasil atau tidak, setidaknya bisa mengganggu lini pertahanan Brasil.
Tapi sekarang dia berubah pikiran.
Peluang mencetak gol melalui serangan balik sangat kecil, penguasaan bola akan segera jatuh ke kaki Tim Brasil. Lihat injury time tiga menit, waktu yang cukup bagi Brasil untuk melancarkan dua serangan.
Jadi sekarang lebih baik mempertahankan penguasaan bola dan menghabiskan waktu injury time tiga menit.
Dia memerintahkan He Ying tetap di area depan sebagai ujung tombak, sementara pemain lain kembali ke lini tengah. Yang Muge diperintahkan tetap di sampingnya untuk memudahkan operan.
Saat He Ying berlari ke area depan dan mengangkat tangan minta bola, gerakannya menarik perhatian Thiago Silva yang langsung menjaga secara ketat.
Pemain Brasil juga mengira Tim China pasti akan mengoper ke He Ying untuk menyerang pertahanan sendirian, sehingga fokus defensif mereka sedikit teralihkan.
Tapi saat Mark Clattenburg membunyikan peluit, Zhou Yi malah mengoper mundur ke gelandang bertahan Yang Muge.
Yang Muge tidak langsung melakukan tendangan jauh ke area depan, melainkan melanjutkan operan mundur sementara Zhou Yi juga turun ke belakang untuk memberikan dukungan.
Demikianlah Tim China mulai mengoper bola bolak-balik di lini tengah-belakang.
Kini giliran Brasil yang melakukan pressing...
Setelah beberapa operan, sepak bola ditendang jauh ke area depan oleh Zhang Jiadong, dicegat kiper Brasil Gabriel yang keluar dari area penalti, lalu memulai serangan.
Namun saat ini, tiga menit injury time telah terlewati setengahnya, hanya tersisa satu setengah menit.
Neymar melakukan umpan silang dari sayap kiri, Romero menyundul dari jarak 10 meter depan gawang, bola diselamatkan Sun Pan yang melompat mundur hingga melewati mistar gawang, Brasil mendapat tendangan pojok.
Setelah tendangan pojok, bola ditanduk keluar oleh Guo Nu ke luar area penalti, Brasil merebut penguasaan bola, pertandingan masih berlanjut di babak pertama. Siulan suporter China di tribun semakin keras, tapi segera tertutupi sorakan suporter Brasil.
Neymar kembali menerima bola, kali ini menghadapi pertahanan Tim China dan memilih untuk menembus sendiri.
Setelah masuk area penalti, menghadapi intercept frontal dari Guo Nu dengan bantuan Cao Yun di samping, Neymar tidak melanjutkan dribel melainkan langsung melepaskan tembakan.
Sun Pan menyambar ke samping, namun saat hampir menyentuh bola tiba-tiba mengangkat tangan membiarkan bola melewati hingga keluar garis lapangan - Ia yakin tembakan ini pasti tidak mengarah ke dalam bingkai gawang, tidak ingin memberikan kesempatan tendangan pojok lagi kepada Brasil yang mungkin membuat babak pertama tak kunjung berakhir.
Keputusannya tepat, setelah bola keluar garis lapangan, wasit utama Mark Clattenburg akhirnya meniup peluit tanda berakhirnya babak pertama.
“Tim China mengakhiri babak pertama dengan unggul 1-0, hasil ini benar-benar mengejutkan. Siapa sangka setelah 45 menit, yang unggul justru Tim China!”
……
“Di ruang ganti, Brozović memuji performa para pemain. Sekarang dia tampak tidak khawatir memuji tim saat jeda babak pertama akan membuat mereka jumawa. Lagi pula lawan mereka adalah Brasil, sama sekali tidak perlu khawatir Tim China akan menjadi sombong.”
“Kemudian Brozović meminta tim melanjutkan permainan seperti ini di babak kedua, dengan memperkuat pertahanan sambil mencari kesempatan serangan balik. Dia secara khusus menekankan 'kesabaran'.”
“‘Harus sabar menunggu kesempatan! Seiring berjalannya pertandingan, jika skor belum berubah, tekanan mereka akan semakin besar dan performa akan semakin panik. Saat itulah kesempatan kita! Sebelum itu, kalian harus tetap tenang dan sabar!’”
“Di ruang ganti Tim Brasil, pelatih kepala Menezes juga sedang memompa semangat pemain: ‘Percayalah pada diri kalian! Bendera di dada seragam kalian adalah Brasil! Orang China tak terkalahkan di tenis meja, tapi di sepak bola, kitalah yang tak terkalahkan! Jangan takut dengan keunggulan mereka, tunjukkan level terbaik kalian, pasti bisa mengubah skor!’”
“Selain kata-kata motivasi, dia tidak melakukan penyesuaian taktik. Memang tidak ada yang perlu diubah – masak Brasil harus main bertahan balik? Satu-satunya yang perlu diubah adalah mentalitas pemain. Taktik dan kemampuan tim tidak masalah, tapi jika mental bermasalah, performa tidak akan maksimal.”
Dan untuk menyesuaikan mental para pemain, tentu dia harus memberikan dorongan. Menurutnya, pemain-pemain jenius Brasil ini memiliki masalah psikologis yang bervariasi. Saat permainan berjalan lancar, mereka semua seperti "Pele generasi kedua", namun begitu menghadapi kesulitan dan kegagalan, mental mereka mudah goyah dan kurang ketangguhan.
Sebelum pertandingan ini, Mano Menezes telah memprediksi bahwa Tim China akan menggunakan taktik bertahan dan serangan balik, karena itulah strategi utama mereka di Olimpiade kali ini. Jadi bisa dibayangkan taktik apa yang akan mereka terapkan melawan Brasil yang kuat.
Namun Menezes berpikir meskipun China menggunakan pertahanan dan serangan balik, selama Tim Brasil bisa mengendalikan permainan dengan ketat, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tapi dia benar-benar tidak menyangka Tim China justru mencetak gol di detik ke-25 pertama... Gol kebobolan ini benar-benar mengacaukan ritme permainan Brasil. Sebelum memasukkan Hulk, serangan Brasil seperti lalat tanpa kepala - tidak terarah dan asal tendang. Dia tidak tahan melihatnya lalu memasukkan Hulk, dan serangan Brasil langsung menemukan arah, kemudian berulang kali mengancam gawang China.
Kini Tim Brasil akhirnya kembali ke jalur yang benar. Yang mereka butuhkan adalah motivasi, meyakinkan mereka bahwa di babak kedua mereka bisa melakukan segalanya.
……
Saat babak kedua akan segera dimulai, Zhou Yi juga memberi semangat kepada rekan setimnya di ruang ganti: "Semangat, masih ada 45 menit. Di babak kedua Tim Brasil pasti akan melakukan serangan balik mati-matian. Asalkan kita bisa bertahan menghadapi serangan mereka, kita akan mendapat banyak kesempatan serangan balik. Ingat, Tim Brasil itu..."
"Kucing Kertas!"
Rekan setimnya serentak menjawabnya, kemudian tertawa bersama.
Di antara tawa, mereka membuka pintu ruang ganti dan menuju panggung Theatre of Dreams.
