Pertengkaran antara Rafael dan Juan yang bertikai segera dipisahkan oleh wasit utama Clattenberg yang tiba di tempat kejadian, disusul oleh rekan setim lainnya. Kapten Thiago Silva juga tidak segan menegur mereka: "Kalian sedang apa! Masih dalam pertandingan, kita masih tertinggal! Kalian berani bertengkar di depan umum!"
Namun teguran Thiago Silva tidak membuahkan hasil. Meski sudah dipisahkan rekan setim, Juan dan Rafael masih saling melototi dengan penuh amarah, sama sekali tidak berniat mengakhiri perselisihan ini.
Tertinggal dua gol oleh Tim China, realita ini membuat banyak orang kehilangan kewarasan. Mereka sudah tidak bisa berpikir layaknya orang normal.
Akhirnya setelah pertandingan dilanjutkan kembali, Rafael langsung digantikan oleh pelatih kepala Mano Menezes.
Yang masuk sebagai pengganti adalah pemain penyerang Lucas Moura.
Di menit-menit akhir pertandingan, Menezes juga melakukan langkah terakhir untuk mengubah keadaan.
Neymar pun nekat menerjang lini pertahanan Tim China. Tapi baik Neymar, Lucas, maupun pemain Brasil lainnya, setelah menguasai bola lebih memilih bermain sendiri ketimbang membangun kombinasi.
Dengan keahlian teknis individu yang mumpuni, mereka memang bisa menciptakan ancaman ke gawang Tim China. Namun lebih sering, peluang serangan Brasil justru terbuang percuma.
Dalam 90 menit waktu normal, Tim Brasil tetap gagal mencetak gol.
Ofisial keempat mengangkat papan injury time di pinggir lapangan. Waktu tambahan yang diberikan mencapai lima menit.
“Suara siulan dari suporter China di tribun menggema, semua karena injury time yang terasa begitu panjang ini.”
He Ping sudah tak ingin membahas masalah injury time lagi, dia hanya terus meneriakkan semangat untuk tim: "Ayo bertahan! Masih lima menit lagi, pertahankan posisi, pemuda-pemuda Tim Olimpiade Tiongkok! Sejarah baru hanya berjarak lima menit dari kalian!"
Sejak injury time dimulai, serangan balik Brasil bagai gelombang raksasa. Seluruh pemain China berkonsentrasi bertahan di depan gawang sendiri, membentuk tembok pertahanan dari daging dan darah, menggunakan tubuh mereka untuk menghalau perjuangan sia-sia Brasil.
Tapi baru saja injury time dimulai, mereka kebobolan lagi, gagal mempertahankan gawang tetap bersih dari lawan.
Menit ke-91, Marcelo dari lini belakang langsung melakukan umpan panjang ke Damiao yang melompat mengoper bola ke Hulk yang menyambar dari sisi kanan. Hulk menerobos area penalti, lalu melepaskan tendangan keras dari jarak 8 meter di sebelah kanan gawang.
Kali ini, meski jari Sun Pan menyentuh bola, "Sang Hulk" memiliki Kekuatan Tendangan yang luar biasa. Bola menerobos blokade tangannya dan masih melesat ke sudut atas gawang...
“HULK——!!” Komentator Brasil menjerit panjang dengan suara serak, “GOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOL！！”
Suasana hening di Stadion Old Trafford pecah oleh gelombang suporter Brasil yang bagai gunung berapi yang meletus, meluapkan semua emosi yang tertahan selama 90 menit pertandingan.
Setelah mencetak gol, Hulk tidak merayakan gol tersebut, malah berlari masuk ke dalam gawang Tim China di tengah sorakan penonton, mengambil bola sebelum pemain lain menyadarinya, lalu berbalik dan berlari menuju lingkaran tengah.
Rekan setimnya bergegas memeluknya, kemudian ikut berlari bersama menuju lingkaran tengah.
"1:2! Tim Brasil berhasil mengurangi ketertinggalan! Masih tersisa empat menit, jika mereka bisa mencetak satu gol lagi, pertandingan akan masuk ke perpanjangan waktu! Ini akan menjadi pukulan telak bagi moral Tim China!" teriak Mark Lawrenson dengan semangat, seolah sudah membayangkan babak tambahan.
He Ping menyahut dengan nada cemas: "Sungguh tidak beruntung! Lini pertahanan Tim China kehilangan fokus saat itu, bek kiri kita Zhou Yun gagal menjaga Hulk! Kini keunggulan hanya satu gol dengan sisa waktu empat menit, kondisinya sangat genting!"
Hati suporter China yang menonton melalui televisi dan komputer serasa tercekat di tenggorokan. Tak ada yang masih bisa duduk tenang menyaksikan siaran langsung ini. Semua berdiri tegak dengan pandangan terpaku pada layar kaca dan monitor komputer.
Siaran televisi menampilkan banyak close-up pemain kedua tim.
Pemain Brasil terlihat girang, sementara di sisi Tim China, Zhou Yun tampak sangat kecewa dan menderita. Dialah yang bertanggung jawab atas kebobolan ini, karena area pertahanannya yang ditembus Hulk. Saat itu perhatiannya teralihkan ke Damiao sehingga sama sekali melalaikan Hulk.
Gambar siaran TV kembali berganti, kali ini ke Kapten Tim China Zhou Yi yang sedang bertepuk tangan keras sambil berteriak sesuatu. Namun suasana di lokasi sangat bising, dan posisinya tidak memiliki mikrofon perekam, sehingga penonton siaran langsung tidak bisa mendengar teriakan Zhou Yi.
Zhou Yi sedang memotivasi rekan-rekannya: "Ini cuma semburan terakhir mereka, tidak perlu takut! Main saja sesuai ritme kita!"
Sun Pan yang kebobolan menggigit gigi: "Aku bersumpah ini akan menjadi gol terakhir mereka!"
……
Suasana pertandingan semakin menegang setelah gol Hulk. Suporter Brasil di tribun terus meneriakkan sorakan untuk mendukung tim mereka. Suporter China yang jumlahnya lebih sedikit berada dalam posisi sulit, namun para suporter China di tribun Old Trafford tidak gentar. Mereka tetap berseru: "Semangat Tim China! Semangat Tim China!"
Di tengah sorakan suporter kedua tim, serangan Brasil semakin gila-gilaan. Namun di saat yang sama, celah di lini pertahanan mereka juga semakin banyak.
Di menit ketiga injury time, Zhou Yi membersihkan bola di lini belakang. Ia langsung menendang bola jauh ke area depan. He Ying mengejarnya sambil menggigit gigi, meski mungkin tidak akan bisa menguasai bola. Ia tidak ingin pemain Brasil mudah merebut bola untuk serangan balik. Meski kehadirannya di depan mungkin mengurangi jumlah pemain bertahan China, ia sangat paham: Kontribusinya di lini depan jauh lebih penting. Jika berhasil mengejar bola, ia bisa mengancam gawang Brasil dan mengulur waktu.
"He Ying! Dia masih mengejar!" He Ping berteriak sampai suaranya serak. Dia juga tahu, jika He Ying bisa mengejar bola, itu berarti Tim China bisa memperoleh sedikit tambahan waktu.
Akhirnya, He Ying berani mengulurkan kakinya sebelum Juan, menghentikan bola, lalu dengan cepat mengubah arah dan melakukan akselerasi menerobos masuk ke area penalti!
Saat itu, sorakan suporter China di tribun tiba-tiba menggelegar, mengalahkan suara suporter Brasil.
He Ying yang telah masuk area penalti langsung melepaskan tembakan! Bola menyusur tiang gawang dekat dan meleset, tidak masuk!
"Aduh! Sayang sekali! Kalau tidak, He Ying pasti bisa mengunci kemenangan!" He Ping berteriak penuh penyesalan.
Setelah menembak, He Ying terjatuh di area penalti dan tidak segera bangun untuk mundur bertahan - dia mengalami kram yang jarang terjadi...
Namun Tim Brasil tidak menghentikan permainan. Gabriel langsung berbalik mencari ball boy di garis lapangan hampir bersamaan dengan bola yang keluar.
Entah ball boy itu pendukung Brasil atau tidak, yang jelas dia langsung melemparkan bola dengan patuh. Bahkan tanpa mengatur posisi, Gabriel langsung menghajar bola sejauh mungkin!
Sementara He Ying masih terbaring di lapangan, serangan Brasil sudah berkembang ke separuh lapangan China.
Suporter China di tribun bersiul protes terhadap tindakan tidak beretika olahraga Tim Brasil. He Ping juga mengutuk keras pemain Brasil.
Tapi sejujurnya, siapa yang masih peduli mematuhi semangat olahraga di saat seperti ini? Jika posisi China dan Brasil ditukar, mungkin pemain Tim China juga tidak akan menghiraukan Neymar yang terbaring di area penalti mereka sendiri – siapa tahu orang Brasil itu hanya pura-pura cedera untuk mengulur waktu?
Wu Lei mengangkat tangan dan berteriak kepada wasit utama, menandakan ada pemain Tim China yang cedera dan terjatuh, berharap dia menghentikan pertandingan.
Tapi wasit tidak menghiraukannya. Saat Zhou Yi berlari ke arah pemain Brasil, dia tak lupa berteriak ke Wu Lei: "Apa yang kamu lakukan?! Fokus bertahan!"
Tim Brasil sudah membawa serangan ke tepi area penalti China. Hulk melakukan umpan silang dari sisi kanan, Neymar melompat di titik belakang untuk duel udara!
Neymar bukan pemain yang ahli dalam menyundul, tapi kali ini sundulannya berkualitas tinggi. Dia tidak hanya menekan Zhou Yun di udara, tapi juga menyundul bola dengan solid.
Bola yang disundulnya meluncur ke titik depan gawang!
"Ini sundulan yang sangat berkualitas tinggi!" seru Mark Lawrenson.
Tapi sebelum kata-katanya habis, Sun Pan yang melayang di udara sudah menepis bola dengan satu telapak tangan.
"Sun Pan! Hebat! Penyelamatan yang spektakuler!" Kali ini sorakan datang dari He Ping. "Ini mungkin penyelamatan yang menentukan kemenangan atau kekalahan!"
Melihat sundulannya ditepis Sun Pan, Neymar yang baru mendarat menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangan, matanya membelalak, tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.
“Pemain China di sekitarnya mengangkat kedua tangan mereka sambil bersorak gembira untuk penyelamatan Sun Pan kali ini.”
Sun Pan bangkit dari tanah dan berteriak, “Sudah kubilang kalian tidak akan bisa mencetak gol lagi!”
Dia membentak Neymar, tetapi Neymar tidak memberikan respons karena pikirannya sudah dipenuhi bayangan kekalahan yang menggelayuti atas kepalanya.
Ini adalah peluang terbaik dan mungkin terakhirnya di pertandingan ini. Sundulan yang hampir menyamai legenda Pele ke gawang Inggris itu, harus berhadapan dengan penyelamatan kelas dunia ala kiper Inggris Gordon Banks...
Penyergapan Sun Pan memadamkan harapan Brasil untuk menyamakan skor. Sundulan Neymar menjadi serangan terakhir Tim Samba di pertandingan ini.
Tendangan pojok berikutnya langsung direbut Sun Pan di udara. China tidak memberikan celah sedikitpun kepada Brasil.
Di menit kelima tiga puluh satu detik injury time, wasit utama Mark Clattenburg membunyikan peluit penutup pertandingan!
“Pertaaaaaandiiiiingaaaaaan... BEREEEEES!!!” He Ping menggema dengan suara menggelegar. “Selamat untuk Tim Olimpiade Tiongkok! Mereka melangkah ke final! Ini akan menjadi medali Olimpiade pertama dalam sejarah sepak bola pria China!”
