Sebenarnya sejak Zhou Yi memarahi wartawan bernama Zhang dari "Legal Evening News" (nama tiga karakter), dia tidak pernah muncul lagi di Weibo. Kabar tentangnya hanya seputar latihan intensif untuk persiapan pertandingan.
Sepertinya masalah ini akan berakhir di sini.
Siapa sangka setelah Tim China mengeliminasi Brasil, Zhou Yi malah membuka kembali masalah lama. Kali ini dia mencaci lawan yang sebelumnya tak pernah dihiraukannya—sebelumnya dia terus-menerus menyerang wartawan bermarga Zhang, sampai-sampai netizen yang menyaksikan merasa sangat terhibur dan berteriak puas.
Tapi sebenarnya ada situs Caijing yang merespons pernyataan Zhou Yi di konferensi pers waktu itu, namun dia sama sekali tidak menanggapi, seolah lupa atau mungkin bingung harus membalas bagaimana.
Tepat saat semua orang hampir melupakan hal ini, dia malah membongkar masalah lama itu lagi, mengeluarkan sindiran pedasnya dengan menyebut situs Caijing sebagai "ikan asin".
Meski di dalam negeri waktu itu hampir subuh, Weibo Zhou Yi langsung viral dengan ribuan retweet dan komentar seketika setelah diposting.
Banyak netizen yang mengucapkan selamat atas lolosnya Zhou Yi ke final, sekaligus memuji kecamannya yang tepat sasaran.
Setelah memposting Weibo ini, Zhou Yi menghilang begitu saja. Netizen menduga dia sudah istirahat, tapi gelombang diskusi di internet justru semakin panas.
Semua ingin melihat bagaimana situs Caijing akan merespons Zhou Yi.
Namun situs Caijing sama sekali tidak memberikan tanggapan langsung.
50 menit kemudian, situs Caijing memposting Weibo seperti biasa berisi rangkuman berita—sebagian besar terkait Olimpiade. Di matchday yang baru berakhir, beberapa peristiwa terjadi dan sebagai media mereka wajib melaporkannya. Baru setelah 9 postingan, akhirnya muncul satu konten tentang Tim Olimpiade Tiongkok.
Sebenarnya, dengan sejarah yang diciptakan Tim Olimpiade Tiongkok dini hari tadi, berita ini mutlak layak menempati posisi pertama. Karena di hari ini, pertandingan paling menarik dari kontingen Tiongkok di Olimpiade adalah semifinal Timnas Olimpiade Tiongkok melawan Brasil. Mampu mengalahkan Brasil dan lolos ke final Olimpiade yang memastikan satu medali Olimpiade, prestasi ini benar-benar pantas mendapatkan perhatian khusus.
Banyak akun resmi media lainnya juga menempatkan berita ini di posisi terpenting di Weibo mereka, mengirimkannya sebagai postingan pertama. Beberapa media bahkan melakukan siaran langsung selama pertandingan berlangsung, dan dengan penuh semangat mengumumkan hasilnya segera setelah pertandingan berakhir.
Lalu bagaimana dengan Caijing Wang? Selama pertandingan berlangsung, tidak ada update sama sekali, seolah-olah staf editorialnya pulang kerja dan tidur. Padahal ini jelas bukan gaya khas Caijing Wang yang biasanya selalu melakukan siaran langsung via Weibo untuk berbagai pertandingan.
Penampilan Caijing Wang kali ini seolah-olah mereka sama sekali tidak tahu ada pertandingan Tim Olimpiade Tiongkok.
Tapi ini bisa dimaklumi, karena sebelumnya mereka pernah menyindir pemain Tim Olimpiade. Jelas mereka tidak menyukai tim ini, bahkan dari beberapa berita tentang sepak bola Tiongkok yang pernah mereka retweet, terlihat sikap mereka yang lebih sering merendahkan daripada memuji sepak bola Tiongkok.
Setelah memposting sembilan Weibo berturut-turut, akhirnya di postingan kesepuluh muncul berita terkait Tim Olimpiade. Tapi kontennya tetap terasa aneh bagaimanapun dilihat.
“Selamat kepada Tim Olimpiade Tiongkok yang berhasil lolos ke final sepak bola putra Olimpiade London, mengamankan medali Olimpiade lebih awal. Sungguh patut dirayakan, apakah redaksi mau mempertimbangkan mengadakan undian di antara teman-teman yang merepost Weibo ini? Hadiahnya... belum terpikir juga!”
Lalu di bawahnya dilampirkan foto ikan asin kering.
Kembali ke gaya khas situs Caijing yang penuh sarkasme, sindiran terselubung, dan nada sinis. Secara permukaan mereka terlihat membicarakan hal biasa dengan ucapan normal, tapi sebenarnya siapa pun yang sedikit paham gaya Caijing tahu mereka suka menyelipkan agenda tersembunyi, menggunakan retorika yang tampak wajar sebagai kedok untuk menyamarkan atau menonjolkan pesan sesungguhnya.
Begitu Weibo ini muncul, banyak netizen mengkritik Caijing karena tidak berani berdebat langsung. "Bukan jantan! Zhou Yi saja mengumpat terang-terangan, berani bertindak berani bertanggung jawab. Balasan Caijing bagaimana? Ditutup-tutupi, mau mengumpat tapi dibungkus rapi, sangat munafik!"
Zhou Yi tidak menanggapi Weibo Caijing ini. Caijing juga tidak melanjutkan pembahasan. Terhadap riuh-rendah cacian netizen di kolom komentar, mereka pura-pura tuli – untuk pertama kalinya tidak "menggantung" netizen yang menghina secara acak untuk dipertontonkan.
Mungkin ini menunjukkan bahwa mereka juga merasa Zhou Yi bukan orang yang mudah dihadapi, tidak sesuai dengan citra atlet "berotot besar tapi otak kosong" dalam persepsi mereka sebelumnya. Umumnya atlet ada dua jenis: yang sama sekali tidak bertengkar dengan media dan sangat menjaga citra di depan publik, atau yang ketika marah tidak logis, hanya bisa mengumpat tanpa taktik lain sehingga penuh kelemahan.
Tapi anehnya, Zhou Yi ini seperti monster. Citranya di media sebelum Olimpiade ini selalu bagus, bahkan sampai sekarang pun masih baik. Dari penampilannya, dia jelas orang yang peduli dengan citra publik. Namun ketika benar-benar bertengkar, dia bisa melakukannya dengan argumentasi logis, sopan namun tegas, tidak sekadar mengumpat. Ini terlihat dari perdebatan sengitnya beberapa hari lalu dengan seorang wartawan bermarga Zhang - tanpa kata-kata kotor seperti "CNM", tapi cercanya sama menyakitkannya. Inilah yang disebut kelas.
Situs Caijing yang sering bertengkar sengit dengan netizen dan media lain di internet sebenarnya punya daya tempur yang lumayan. Tapi kali ini jelas mereka menghadapi lawan yang sulit. Jika menghadapi orang yang menyerangnya dengan kata-kata vulgar seputar alat kelamin, mereka bisa mengekspos dan menyerang balik soal rendahnya kualitas si penyerang. Tapi menghadapi lawan seperti Zhou Yi, mereka benar-benar tidak menemukan cara efektif untuk membalas.
Berdebat secara logis dengan Zhou Yi? Sejak awal Situs Caijing sudah tidak punya dasar hukum. Selama masih menggunakan logika, mereka pasti kalah.
Berdebat dengan Zhou Yi? Maka dia akan kalah lebih parah, karena dia tidak bisa mengalahkan Zhou Yi dalam berdebat. Bayangkan seseorang yang bisa menggunakan Hukum Kedua Newton untuk mengejek lawan, bagaimana mungkin editor Situs Caijing dengan pengetahuan sains yang terbatas bisa menang?
Jadi selain memberikan ejekan sinis, dia tidak bisa melakukan apa-apa.
Singkatnya, masalah ini untuk sementara sudah mereda.
Tapi di antara para pengamat yang menyaksikan, mereka merasa pertemuan singkat kedua belah pihak ini sudah menunjukkan pemenangnya.
Pemenangnya sudah pasti Zhou Yi, karena Zhou Yi secara terbuka menyerang Situs Caijing untuk membela netizen yang di-bully oleh situs tersebut. Sementara Situs Caijing? Bahkan tidak berani merespons secara langsung, hanya berani mengirim gambar ikan asin untuk menyindir Zhou Yi. Siapa yang menang dan kalah, selama matanya tidak buta dan IQ-nya normal, pasti bisa melihat.
Lagipula Zhou Yi yang memulai konflik secara langsung, sementara Situs Caijing sebagai pihak yang dipaksa merespons, bahkan tidak bisa membalas secara langsung. Pasti merasa tertekan... Jika menghina sampai lawan tidak berani membalas, jelas pihak yang menghina yang menang.
Meski Situs Caijing tidak merespons lagi, insiden Zhou Yi mengecam Situs Caijing ini menimbulkan perhatian besar di internet. Popularitasnya bahkan hampir menyamai Tim China yang lolos ke final Olimpiade.
Saat meliput keberhasilan historis Tim Olimpiade Tiongkok masuk final Olimpiade, semua media juga tidak lupa menyertakan informasi tentang apa yang Zhou Yi unggah di internet setelah tim menciptakan sejarah... Dengan demikian, situs Caijing.com terus menerus "tergantung di dinding". Ditambah lagi karena Zhou Yi membela netizen yang dikritik, ditunjang prestasinya yang gemilang, argumennya logis dan penuh emosi, benar-benar tidak ada celah untuk mengkritiknya.
Mungkin hanya bisa dikatakan sedikit kurang sopan... Tapi setelah Zhou Yi menggunakan konferensi pers untuk menghajar habis-habisan para "agen ganda", kekurangan ini sama sekali tidak mempengaruhi reputasinya...
……
Mengesampingkan pertemuan singkat antara Zhou Yi dan Caijing.com, masuknya Tim China ke final Olimpiade jelas menjadi berita terbesar di dalam negeri pada 8 Agustus - tanpa embel-embel kategori apapun. Bukan "berita olahraga terbesar" atau "berita sepak bola terbesar", melainkan benar-benar berita terbesar.
Ketika masih ada perdebatan di internet tentang mana yang lebih berpengaruh antara Olimpiade dan Piala Dunia, Tim Olimpiade Tiongkok membuktikan bahwa setidaknya di China, sepak bola - olahraga yang paling banyak dikritik - justru yang paling berpengaruh.
Kapan terakhir kali sepak bola Tiongkok masuk Buletin Berita?
Tahun lalu awal tahun ketika Zhou Yi membantu Tim China lolos ke final Piala Asia, lalu kalah dari Jepang di final. Buletin Berita malam itu menyiarkan berita ini selama 20 detik.
Dalam program Siaran Berita Xinwen Lianbo pukul 7 malam tanggal 8 Agustus kali ini, berita Tim Olimpiade China lolos ke final Olimpiade menjadi sorotan selama 30 detik, 10 detik lebih panjang dari sebelumnya. Rekaman wawancara Zhou Yi setelah pertandingan juga muncul di layar kaca, meski tanpa dialognya, tetap membuatnya tercatat sebagai lelaki yang pernah tampil di siaran berita nasional.
Tampil di Siaran Berita Xinwen Lianbo merupakan penanda penting, menunjukkan peristiwa ini mendapat perhatian khusus dari semua pihak.
Pada tanggal 8 Agustus, topik mengenai sepak bola Tiongkok menjadi trending topic seharian di Weibo. Kemenangan ini menjadi bahan subur bagi para komentator lucu yang saling unjuk kreativitas dengan berbagai meme dan guyonan untuk mendapat retweet dan komentar netizen.
Di tengah sorakan kemenangan sepak bola Tiongkok, mulai bermunculan imajinasi tentang generasi emas masa depan. Bahkan penggemar fujoshi mulai membuat pairing di antara Lima Naga Kecil. Performa Zhou Yi, Sun Pan dkk di Olimpiade tidak hanya menunjukkan skill sepak bola, tapi juga mengungkap karakter pribadi dan keunikan di luar lapangan hijau.
Hari ini mungkin menjadi hari paling membahagiakan bagi suporter China sejak 7 Oktober 2001. Bukan hanya karena prestasi, tapi juga perubahan narasi media yang membuat mereka merasa bangga menjadi pendukung Timnas Tiongkok.
