Dalam pengamatan Mark Lawrenson, pertandingan memasuki menit ke-31 dengan skor sementara 1-0 menguntungkan Jepang. Menurut statistik teknis yang terpampang di layar, penguasaan bola Tim China mencapai 59%, lebih tinggi dari Jepang. Tapi tak ada yang menganggap China unggul permainan - persentase itu didapat dari operan pendek di area pertahanan. Sebaliknya, serangan Jepang justru lebih berbahaya. Saat mereka melakukan pressing seperti anjing pemburu ke pemain China yang menguasai bola di area depan, terlihat sangat mengintimidasi, seolah setiap saat bisa merebut bola dan langsung berhadapan dengan kiper Sun Pan.
Selama periode ini, banyak suporter Jepang berkali-kali yakin "kali ini pasti gol", namun sayangnya tak terwujud. Tapi hal itu tak menghalangi mereka untuk tetap yakin serangan berikutnya pasti berbuah gol.
Hingga menit ke-31, Tim Jepang masih konsisten menerapkan taktik pressing di area depan.
Mark Lawrenson berada di atas, menyaksikan pemain Tim China saling mengoper bola, yang kembali ke kaki kiper Sun Pan.
Sementara itu, Nagai Kensuke kembali menerobos area penalti, langsung menyerbu Sun Pan.
Di saat bersamaan, Zhou Yi juga berlari ke area penalti, membuat gerakan seolah ingin memberikan dukungan ke Sun Pan.
Yamaguchi Hotaru buru-buru mengikuti, tetap melakukan pengawalan ketat 24/7.
Tapi Zhou Yi seolah tidak melihat Yamaguchi Hotaru di sampingnya, memberi isyarat tangan dan suara agar Sun Pan mengoper bola padanya.
Gerakan ini sangat jelas, tidak hanya Yamaguchi Hotaru, pemain Jepang lainnya juga menyadarinya.
Zhou Yi sudah hampir mencapai garis kotak penalti. Di jarak yang begitu dekat dengan gawang, jika bisa merebut bola dari kakinya... Tidak ada yang bisa menolak godaan seperti ini.
Maka tidak hanya Yamaguchi Hotaru, pemain Jepang lainnya juga mulai mendekati Zhou Yi dengan harapan melakukan pressing dan merebut bola.
Zhou Yi tampak sama sekali tidak menyadari ini semua, bergeser ke kiri sambil terus memberi isyarat pada Sun Pan untuk mengoper.
Sun Pan patuh, menendang bola tepat ke arah Zhou Yi!
Yamaguchi Hotaru melihat ini dan melesat ke depan, bukan untuk merebut bola melainkan menubruk Zhou Yi, berusaha mengganggu penguasaan bolanya dengan tekanan fisik, cukup membuat operan pertamanya terganggu.
Dia tidak berharap bisa langsung merebut bola, tapi ingin menciptakan kesempatan emas bagi rekan setimnya.
"Bahaya!" He Ping melihat bola benar-benar dioper Sun Pan ke Zhou Yi, berteriak panik.
Menurutnya, Sun Pan seharusnya langsung menendang bola jauh ke depan, memberikan bola ke Zhou Yi terlalu berisiko!
Saat bola hampir menggelinding ke depan kaki Zhou Yi, Yamaguchi Hotaru juga menabraknya, membuat tubuh Zhou Yi terlempar ke depan.
"Bagus!" Pelatih tim Jepang di pinggir lapangan, Sekizuka Takashi, menggegam tinju dan mengayunkannya keras. Selama wasit utama tidak meniup peluit, ini dianggap sukses.
Tapi Yamaguchi Hotaru agak terkejut - dia tidak menyangka Zhou Yi begitu mudah terlempar. Sebenarnya dia tidak terlalu keras menabrak karena takut pelanggaran, tapi reaksi Zhou Yi terlihat terlalu berlebihan. Kekuatannya seharusnya tidak sampai bisa melempar Zhou Yi sejauh itu...
Rasanya lebih seperti... Zhou Yi sengaja melompat ke depan sendiri!
Memikirkan ini, sebuah pikiran tiba-tiba muncul di benak Yamaguchi Hotaru.
Bola di mana?
Dia panik mencari bola.
Dia melihat bola melesat melewati celah kedua kaki Zhou Yi!
Zhou Yi sama sekali tidak menyambut bola atau mengoper, dia membiarkan bola melewati celah kakinya, seperti kereta melewati terowongan!
……
"...Mengelakkan bola?!" Komentator Jepang terkejut.
"Cantik!! Ahaha!" Mark Lawrenson hampir berdiri dari kursinya. Inilah yang ingin dia lihat - Kalian kira dia masuk perangkap sendiri? Sebenarnya kalianlah yang terjebak dalam permainan catur yang telah dia susun!
……
Setelah mengelakkan bola, Zhou Yi tidak membuang waktu. Saat Yamaguchi Hotaru belum bereaksi, ia langsung berbalik dan berlari ke depan.
Bola yang dilewatkannya mendarat di kaki Yang Muge yang berada tepat di belakangnya - dengan bergeser ke kiri sebelum menerima bola, ia secara tak sengaja menutupi pergerakan Yang Muge dari pengawalan lawan.
Menghadap berlawanan dengan arah serangan, Yang Muge tidak berbalik setelah menerima bola. Alih-alih, ia mengoper diagonal ke belakang ke arah Zhou Yi yang sedang maju.
Kini Zhou Yi sudah menghadap ke arah serangan, tak perlu penyesuaian posisi lagi.
Berkat trik mengelakkan bola dan putaran tubuh yang tak terduga, ia sempat melepaskan diri dari Yamaguchi Hotaru yang kini sedang berbalik dan berusaha mengejar.
Zhou Yi mengontrol umpan Yang Muge, lalu langsung melepaskan umpan panjang ke depan!
Bukan umpan tinggi, melainkan umpan datar sejauh 35 meter yang menyusur rumput!
Bola menerobos garis bek Jepang yang hampir mencapai lingkaran tengah, meluncur ke area sayap di belakang pertahanan mereka!
He Ying sedang melesat cepat ke ruang kosong itu!
"Ini serangan balik Tim China!" teriak Mark Lawrenson. "'Sang Pecatur' Zhou Yi menggerakkan bidak penentu! Sekakmat!"
Dalam bayangan Mark Lawrenson, Zhou Yi seperti pemain catur yang tiba-tiba menggerakkan buahnya menghadang raja lawan.
Umpan terobosan ini adalah sekakmat!
He Ping juga berteriak dengan penuh semangat: "Umpan terobosan Zhou Yi! Cantik! Kesempatan serangan balik Tim China!"
Dia melihat umpan terobosan Zhou Yi sekaligus sprint He Ying.
Para pemain Jepang baru tersadar saat itu, buru-buru mundur bertahan, tapi sudah terlambat - mana mungkin mereka lari lebih cepat dari bola?
Bola meluncur tepat di atas rumput, terbang rendah, lalu mendarat dan melesat ke depan dengan kecepatan sedikit berkurang.
He Ying melakukan serangan di sayap, kedua pihak dengan cepat saling mendekat.
Di tepi zona 30 meter Jepang, He Ying mengulurkan kaki kiri ke depan. Bola menyentuh bagian dalam kakinya, melambat dan berbelok arah, berhenti tepat di depannya dalam jarak sempurna yang memungkinkannya tetap menjaga kecepatan.
Kaki kanannya kemudian menyusul, menggunakan punggung kaki luar untuk mendorong bola lebih ke depan, mengarahkannya ke area penalti Jepang.
Di belakangnya, sekumpulan pemain Jepang terlihat panik mundur bertahan.
"He Ying! Dia membawa bola menuju gawang Jepang, ini serangan balik melewati offside!" Suara He Ping bergetar dalam teriakannya.
Perasaannya campur antara harap dan khawatir.
……
Zhou Yi tetap berdiri di tempat setelah mengoper. Di sekitarnya, pemain-pemain Jepang terus berlalu sementara beberapa rekan setim China juga berlari maju ingin memberikan dukungan ke He Ying.
Tapi Zhou Yi tidak melakukannya. Dia tetap berdiri memandang punggung He Ying yang menjauh.
Menurutnya tak ada gunanya ikut berlari. He Ying tidak membutuhkan bantuan - dengan umpan sebaik itu, apa lagi yang dibutuhkannya?
Ini dimaksudkan untuk membuatnya berhadapan satu lawan satu dengan kiper lawan! Siapa pun yang maju tidak akan berguna, He Ying pasti tidak akan mengoper bola ke siapa pun lagi—ini adalah tanggung jawab yang harus diemban sebagai seorang penyerang!
……
Kiper Tim Jepang, Shūichi Gonda, melihat He Ying menggiring bola menuju area penalti, langsung mengambil keputusan meninggalkan gawang.
Saat He Ying menerobos masuk ke area penalti, dua orang ini bertemu di titik penalti.
Shūichi Gonda menurunkan pusat gravitasinya, hampir berlutut di tanah, dengan kedua tangan terbuka lebar untuk memperluas area pertahanannya.
Ia ingin membangun tembok di hadapan He Ying.
……
Semua orang menatap momen ini sambil menahan napas, seolah khawatir hembusan nafas mereka akan mengganggu tembakan He Ying. Padahal mereka berada di China yang berjarak ribuan mil, terpisah oleh layar televisi—teriak sekeras apa pun tidak mungkin mengganggu siapa pun... kecuali tetangga mereka.
Namun mereka tetap menutup mulut, menahan napas, membelalakkan mata, dan menatap layar televisi tanpa berkedip, takut kehilangan momen paling krusial.
Saat ini, istilah "diperhatikan oleh ribuan pasang mata" benar-benar paling tepat.
……
Di bawah sorotan ribuan pasang mata, kaki kanan He Ying yang terayun menyentuh bola!
Sesaat sebelum menyentuh bola, pergelangan kakinya berputar, bagian dalam kaki kanannya menyapu bola. Bola meluncur membentuk akurasi lengkung di udara, melewati sisi atas kiper Jepang Shūichi Gonda—tepat di area yang tidak terjangkau oleh tangannya yang terbuka...
Dalam sekejap, bola sepak langsung melesat masuk ke gawang!
"Gol——!!" He Ping mengangkat tangan berteriak, "Gol!! Di menit ke-32, Tim China menyamakan skor di final! Luar biasa! Pemuda Tim Olimpiade Tiongkok benar-benar hebat!!"
"Hidup!!" Suporter Tim China di depan televisi langsung melompat dari kursi mereka, bersorak kegirangan.
"Keren banget!"
"Ganteng banget!"
"Woooowwwww!!"
Gelombang kebahagiaan besar menerpa mereka.
Di internet China, banyak komentar Weibo yang memuji gol Tim China langsung bermunculan.
Semua orang mengekspresikan kegembiraan hati mereka melalui berbagai cara.
Begitu juga dengan pemain China di lapangan.
Setelah mencetak gol, He Ying berlari ke area bendera sudut. Di depan lensa kamera, dia menarik bagian seragamnya yang ada bendera nasional, menciumnya, lalu memperlihatkan bendera itu ke kamera.
Rekan setimnya kemudian berhamburan mendatanginya, menyelimutinya dalam kerumunan.
Mereka berteriak dan bersorak sepuasnya di depan lensa kamera.
Mark Lawrenson berkomentar: "Gol yang indah! Serangan balik bertahan ala buku teks dari Tim China! Ini gol keenam He Ying di Olimpiade ini, menyamai rekor pemain Brasil Damian sebagai pencetak gol terbanyak!"
Mulutnya memuji He Ying yang mencetak gol, tapi pikirannya justru membayangkan Zhou Yi yang sedang mengatur strategi seperti bermain catur.
Benar-benar seperti mengatur bidak catur, semua reaksi tim kami dan lawan seolah dalam kendalinya...
