Bab 66 "Upacara Penyambutan Zhou Yi"

　　Di bawah tatapan penuh tanda tanya semua orang, Zhou Yi berjalan keluar dari lorong pemain bersama rekan setimnya di Borussia Dortmund, menginjak rumput Westfalenstadion. 　　Setelah istirahat selama satu musim panas, akhirnya ia kembali ke lapangan ini. Kegilaan Olimpiade London seolah masih terjadi kemarin, namun sekarang ia harus beralih mode dari timnas ke klub. 　　Dua tim memiliki gaya bermain taktis yang berbeda, kualitas rekan setim yang berbeda, bahkan tugas yang diembannya pun tak sama - di Tim Olimpiade ia sebagai kapten harus memimpin tim secara teknis-taktikal sekaligus menjalankan tugas kapten, sedangkan di Borussia Dortmund perannya lebih sederhana sebagai komandan tim di lapangan tanpa status kapten, setidaknya urusan lempar koin tak perlu ia lakukan. 　　Sebelum pemain masuk, DJ lapangan Nobby memperkenalkan pemain dalam daftar starting line-up. Saat ia meneriakkan nama Zhou Yi, sorakan suporter kandang bergemuruh paling keras, menunjukkan posisi istimewa Zhou Yi di hati suporter Borussia Dortmund. 　　Setelah kepergian Shinji Kagawa, rumor transfer Zhou Yi juga bertebaran, namun Zhou Yi secara proaktif menyatakan akan bertahan - ini membuatnya mendapatkan reputasi tinggi di kalangan suporter Borussia Dortmund. 　　“Zhou Yi! Penampilannya sebagai starter dalam pertandingan ini agak mengejutkan. Mari kita lihat performanya!” ujar komentator Jerman Marcel Leif ketika close-up shot Zhou Yi muncul di layar TV. 　　Para wartawan di area media juga memfokuskan perhatian padanya, ingin melihat penampilannya dalam pertandingan. 　　Lawan Borussia Dortmund kali ini adalah Werder Bremen. Musim lalu Bremen finis di posisi 9 liga. Musim panas ini, pilar utama penyerang mereka Pizarro pindah ke Bayern München, Rosenberg ke West Bromwich, Marin ke Chelsea, Naldo ke Wolfsburg, sementara kiper Wiese ke Hoffenheim. Transfer-out ini sangat mempengaruhi Bremen. 　　Contohnya Pizarro, sebagai pilar utama penyerang musim lalu, dia dan Rosenberg bersama mencetak 25 gol. Kini kedua penyerang utama itu telah pergi. Di lini depan Bremen, hanya Petersen yang dipinjam dari Bayern München yang layak jadi starter. 　　Gelandang Marin yang performanya kurang bagus musim lalu (sebenarnya diharapkan bisa bangkit musim ini) malah direkrut Chelsea. Kiper utama Wiese yang performanya patut diacungi jempol juga pindah gratis ke Hoffenheim. Jadi formasi mereka sekarang justru lebih buruk dari musim lalu. Musim lalu saja Bremen sudah gagal, apalagi musim ini. 　　Sebelum musim dimulai, media Jerman berpendapat bahwa target utama Werder Bremen musim ini bukanlah memperebutkan kualifikasi Champions Eropa maupun Liga Europa, melainkan lolos dari degradasi... 　　…… 　　Sejak awal pertandingan, Borussia Dortmund langsung mengambil inisiatif dengan memanfaatkan keuntungan kandang sendiri. Hal ini tidak mengejutkan siapapun. Bagaimanapun, bahkan tanpa Zhou Yi, jurang kualitas antara Dortmund dan Werder Bremen sangat besar. Werder Bremen hampir mustahil menantang Dortmund di kandang lawan. 　　Semua mata tertuju pada Zhou Yi. 　　Dari posisi di lapangan, Zhou Yi masih bermain sebagai gelandang bertahan. Posisinya sejajar dengan İlkay Gündoğan. 　　Namun dalam pertandingan ini Dortmund tidak memainkan formasi double pivot, melainkan tiga gelandang bertahan - Zhou Yi, Gündoğan, serta mantan kapten Sebastian Kehl yang menggantikan Sven Bender yang cedera di starting lineup. 　　Di kedua sayap ditempati oleh Mario Götze dan Marco Reus. 　　Robert Lewandowski bertindak sebagai target man tunggal di lini depan. 　　Jumlah pemain lini tengah masih sama seperti musim lalu, yaitu lima orang. Namun kali ini tidak ada gelandang serang murni. 　　Apakah Dortmund sengaja menghilangkan peran playmaker? 　　Menghilangkan posisi gelandang serang sebenarnya masih memungkinkan. Saat ini semakin sedikit playmaker klasik yang bertugas mengatur serangan. Peran mereka lebih mirip penyerang bayangan yang fokus mencetak gol, sementara tugas membangun serangan diserahkan ke gelandang bertahan atau gelandang serang yang posisinya lebih mundur. 　　Tak lama kemudian pola pergerakan Zhou Yi mulai terlihat. 　　Dalam situasi tanpa kehadiran Shinji Kagawa, area di depannya sebenarnya relatif kosong, tidak ada yang menghalanginya. Jadi saat Borussia Dortmund menyerang, dia akan maju ke depan, menggeser posisinya ke depan, hampir mirip dengan posisi gelandang serang. 　　Sebelum kedatangan Shinji Kagawa ke Borussia Dortmund, di musim kejayaan Zhou Yi yang membuatnya terkenal, dia bermain di posisi yang kurang lebih sama. 　　Hanya saja perbedaan kecil dengan saat itu adalah posisi Zhou Yi tidak tetap di depan atau belakang. Dia akan mengubah posisinya secara dinamis sesuai kondisi di lapangan. Dibandingkan dengan musim debutnya di Dortmund, permainannya lebih lincah, namun prinsip dasarnya tetap sama. Bagi Zhou Yi, cara bermain seperti ini bukanlah hal yang asing. 　　“…Begitu rupanya. Saat Shinji Kagawa datang, dia memang mengambil posisi Zhou Yi. Setelah kepergiannya, posisi yang semula milik Zhou Yi kembali ke tangan sang maestro. Jadi waktu adaptasinya pasti lebih singkat dari yang dibayangkan kebanyakan orang…” analisis Marcel Leif. 　　Ini adalah hal yang tidak terpikir oleh banyak orang sebelumnya. Mereka hanya fokus pada kepergian pemain dan kedatangan wajah baru, perubahan formasi yang membutuhkan adaptasi. Tak menyangka Klopp justru kembali ke pola lama… 　　Sebenarnya, ini bukan sepenuhnya ide Klopp. Dia melakukan ini setelah berdiskusi dengan Zhou Yi. 　　Ketika Zhou Yi memastikan tidak bisa mengikuti pelatihan konsentrasi karena Olimpiade, Klopp meneleponnya di London. Mereka berbincang sekitar 40 menit melalui telepon, dan akhirnya menyepakati skema taktis ini. 　　Zhou Yi meminta Klopp tidak perlu khawatir tentang masalah ketidakmampuannya beradaptasi dengan tim karena absen dalam latihan pra-musim. Tentu saja dia tidak bisa mengungkapkan bahwa ini karena memiliki Sistem Virtual untuk berlatih dengan pemain Borussia Dortmund dalam simulasi. Dia hanya menjelaskan pendekatan bahwa baik sebagai gelandang bertahan maupun Gelandang Serang, peran utamanya tetap sama: menghubungkan lini, mengatur serangan. 　　Tim Borussia Dortmund sendiri sebenarnya sudah sangat terbiasa dengan gaya permainannya, sehingga tidak perlu banyak penyesuaian. Baik tim maupun Zhou Yi bisa beradaptasi dengan cepat. 　　Setelah mempertimbangkan matang-matang, Klopp memutuskan untuk menerapkan taktik ini. 　　Saat Zhou Yi kembali ke tim setelah Olimpiade, Klopp mengatur pertandingan uji coba internal antara tim utama dengan tim muda. Hasilnya tentu membuatnya terkejut sekaligus senang. 　　Yang mengejutkan adalah Zhou Yi benar-benar tidak membutuhkan masa adaptasi. Performanya terlihat mulus, kecuali kondisi fisiknya yang masih belum pulih sepenuhnya akibat kelelahan. Sulit percaya dia melewatkan latihan pra-musim... 　　Performa Zhou Yi memperkuat keyakinan Klopp. Pelatih kemudian menginstruksikan Zhou Yi untuk fokus pada pemulihan fisik dan penguatan stamina selama 20 hari ke depan, mempersiapkan dasar yang kokoh untuk Musim baru. 　　Berkat alokasi waktu latihan fisik yang memadai, stamina Zhou Yi sebenarnya tidak separah yang diduga publik. 　　Ini terlihat di lapangan dimana kesan terhadap performa individual Zhou Yi sama sekali tidak berubah dari sebelumnya... 　　Bola terus dioper ke kaki Zhou Yi dari berbagai arah. Setelah diproses oleh Zhou Yi, bola dikirim ke arah yang berbeda. Dia terus berlari di lapangan, dari satu titik ke titik lainnya, terlibat penuh dalam serangan tim. 　　Selalu muncul di tempat yang membutuhkannya. 　　Setelah diatur olehnya, serangan Borussia Dortmund berjalan sangat lancar. 　　Di menit ke-11, dia menginisiasi serangan dari lini tengah. Setelah tiga kali operan, dia mengoper bola ke Reus yang kemudian menembak dari area penalti besar. Bola melesat masuk ke gawang Werder Bremen. 　　Borussia Dortmund unggul 1-0! 　　Reus juga menyelesaikan gol liga pertamanya sejak kembali ke Dortmund. 　　Setelah mencetak gol, Reus yang bersemangat berlari ke tribun selatan dan mengacungkan tinju ke suporter di sana. 　　Sementara suporter tribun selatan membalasnya dengan sorakan paling bergelora. 　　"Reus! Cantik!" teriak Marcel Leif penuh semangat. "Baru 11 menit, dia sudah mencetak gol! Itu gol liga pertamanya untuk Dortmund! Tidak ada awal yang lebih baik dari ini!" 　　Zhou Yi yang memberikan assist bersama rekan setim berlari merayakan gol bersamanya. Götze kemudian menarik Zhou Yi ke depan Reus sambil tertawa: "Hei Marco, inilah 'upacara penyambutan Zhou Yi' yang pernah kubicarakan!" 　　"Terima kasih, Zhou Yi!" Reus memeluknya sambil berseru. 　　"Hei, kalian ngomong apa di belakangku?" Zhou Yi heran. 　　“Tidak, tidak, sedang memujimu.” Götze menggelengkan tangan berkali-kali. 　　Saat latihan pra-musim baru dimulai, Reus merasa gugup kembali ke Borussia Dortmund. Bagaimanapun dia telah meninggalkan tim ini di usia sangat muda. Ketika kembali, Dortmund sudah menjadi juara Bundesliga selama dua musim berturut-turut. Sebagai anak rantau yang lama meninggalkan kampung halaman, kecemasan saat kembali memang wajar. Dia tidak tahu apakah bisa memuaskan suporter Borussia Dortmund di tribun selatan. 　　Sebagai sahabat dekatnya, Götze menghiburnya. Untuk meyakinkannya, dia menyebutkan istilah asing bagi Reus bernama "ritual penyambutan Zhou Yi". 　　Maksudnya, pemain yang baru bergabung atau pulih dari cedera dan perlu membangun kepercayaan diri, akan mendapat perhatian khusus dari Zhou Yi dalam pertandingan. Perhatian ini biasanya terwujud melalui assist seperti pengasuh yang sangat detail dari Zhou Yi. 　　Shinji Kagawa setelah pulih dari cedera, langsung mendapat assist gol dari Zhou Yi di pertandingan pertamanya. 　　Yang lebih ajaib, bahkan saat Zhou Yi tidak bisa turun lapangan, dia bisa menggunakan ilmu gaib Timur yang misterius untuk membantu rekan setim mencetak gol. 　　Contohnya ketika Barrios transfer ke Borussia Dortmund dan mengalami puasa gol selama beberapa laga hingga mendapat kritikan dan tekanan, ramalan Zhou Yi-lah yang membuat Barrios memecah kebuntuan. Setelah itu performanya terus meroket... Di musim itu akhirnya Barrios menjadi top skor Bundesliga, dengan kontribusi yang sangat besar dari Zhou Yi... 　　Reus merasa sangat heran, julukan "Penyihir" Zhou Yi pernah dia dengar, dan kurang lebih tahu maksudnya. Tapi dia mengira itu semua cuma gimmick yang dibuat wartawan untuk menarik perhatian. Namun melihat Götze yang berbicara serius, apakah ini benar? 　　Götze yang melihat keraguan Reus menyuruhnya menunggu verifikasi nanti. 　　Benar saja, di pertandingan liga pertama ini, Reus langsung mendapat gol dari assist Zhou Yi... 　　Saat itu umpan Zhou Yi benar-benar sempurna. Reus hampir tak perlu melakukan penyesuaian berlebihan. Bola tepat datang ke kaki kanannya yang paling mahir digunakan. Dia bisa langsung menembak tanpa harus memindahkan posisi. Detail yang tidak terpikir saat menembak, tapi setelah gol tercetak dan mengingat perkataan Götze, Reus mulai percaya ini benar-benar "upacara penyambutan dari Zhou Yi"... 　　Seolah-olah saat mengoper, dia sudah mempertimbangkan segala kebutuhan rekan setim yang akan menerima bola. Meminimalisir gerakan lanjutan setelah menerima operan, memberi lebih banyak waktu dan ruang bagi penerima. 　　Sebelumnya Reus belum pernah bermain bersama Zhou Yi, hanya beberapa kali bertemu sebagai lawan. Tapi menjadi lawan dan rekan setim memberi pengalaman yang sangat berbeda. Sebagai lawan, mustahil merasakan misteri tersembunyi di balik operan Zhou Yi yang terlihat biasa... 　　Saat berterima kasih pada Zhou Yi, pandangannya dipenuhi kekaguman layak pada sesuatu yang mistis... 　　Pantas dijuluki "Penyihir"! 　　"Reus yang polos tidak pernah menyangka bahwa Zhou Yi sebenarnya telah berlatih bersamanya berkali-kali di ruang virtual. Pemahamannya terhadap karakteristik Reus sangat mendalam, seolah mereka sudah bermain bersama sejak kecil. Memberikan operan seperti itu sama sekali bukan hal yang aneh..."