Setelah dua hari latihan di Jepang, pertarungan China-Jepang akhirnya tiba.
Pertandingan ini dijadwalkan pada 11 September pukul 18:30 waktu Beijing, atau pukul 19:30 waktu setempat.
Di Jepang, langit sudah gelap saat itu, lampu-lampu Tokyo National Stadium menyala terang menerangi lapangan.
Di dalam negeri China, jutaan suporter sudah menunggu di depan televisi sejak dini hari. Stasiun TV juga tidak diam, mereka memulai program siaran langsung sejak pukul 16:00 sore dengan diskusi panel di studio, laporan langsung koresponden lapangan, dan liputan multi-aspek tentang pertandingan ini.
Selain sebagai partisipasi pertama Tim China dalam Kualifikasi 12 Besar selama 11 tahun terakhir, persaingan segala aspek antara China-Jepang juga menjadi alasan utama perhatian terhadap pertandingan ini.
Jika lawannya adalah Oman sekalipun bermain di kandang sendiri, susunan siarannya tidak akan sebesar ini.
Pada pukul 16:30 waktu Beijing, seluruh tim China muncul di lobi hotel bersiap naik bus menuju lapangan.
Para suporter yang menunggu di luar hotel melihat para pemain Tim China dan bersorak riang, sementara para wartawan terus-menerus memotret dari balik kaca.
Dari rekaman kamera terlihat para pemain Tim China sedang mengobrol dalam kelompok kecil sambil menunggu bus di lobi hotel, ekspresi mereka terlihat cukup santai.
Entah benar-benar santai atau hanya berpura-pura tenang di depan kamera.
Zhou Yi menjadi fokus perhatian utama. Ia turun dari lift bersama rekan setimnya di Tim Olimpiade Tiongkok, lalu menyapa setiap orang yang ditemui seperti biasa.
Karena turun agak terlambat, semua sofa di lobi hotel sudah terisi penuh. Ia pun langsung berdiri mengobrol dengan Yang Muge, Guo Nu, He Ying, dan lainnya di area yang tidak menghalangi jalan.
Tidak ada yang bisa mendengar percakapan mereka. Untuk mencegah wartawan membaca gerak bibir, mereka menutup mulut dengan tangan saat berbicara - kebiasaan yang terbentuk dari pengalaman di lapangan.
Dalam pertandingan, banyak kamera mengarah ke pemain. Setiap tindakan di lapangan sulit lolos dari "mata tajam" kamera, seperti kejadian Lehmann yang buang air kecil di balik papan iklan saat pertandingan dan terekam kamera...
Terkadang, pemain mungkin mengucapkan kata-kata kurang pantas saat emosional dalam pertandingan. Di luar lapangan sepak bola, mereka mungkin tidak mengingatnya dan hal itu tidak akan berdampak. Namun jika tertangkap kamera dan diinterpretasi setelah pertandingan, ini bisa menjadi masalah. Awalnya para pemain mengira tanpa mikrofon, ucapan mereka tak terdengar luar, sehingga berbicara sembarangan. Tapi kemudian media mengundang ahli membaca gerak bibir untuk menganalisis gerakan mulut pemain. Untuk menghindari masalah, pemain mulai menutup mulut saat berbicara.
Wartawan tidak tahu apa yang dibicarakan Zhou Yi dengan rekan setimnya, tetapi melihat mereka sering tertawa terbahak-bahak, tampaknya suasana hati mereka benar-benar santai.
Setelah beberapa saat mengobrol, bus tiba di pintu hotel. Tim pelatih muncul, asisten pelatih Fu Bo mulai memanggil para pemain untuk naik.
Para pemain akhirnya berjalan menuju bus sambil terus mengobrol dengan tangan menutupi mulut.
Saat para pemain keluar dari lobi, suporter China yang menunggu di samping mulai melambaikan bendera nasional sambil bersorak: "Tim China, semangat! Tim China, semangat!"
Beberapa pemain yang melambaikan tangan mendapat sorakan meriah dari kerumunan.
Dalam sorakan suporter dan bunyi rana kamera wartawan, bus yang membawa seluruh anggota Tim China menutup pintunya, lalu perlahan mulai bergerak menuju lapangan pertandingan.
Di sisi lain, para pemain timnas Jepang juga naik bus menuju lapangan. Di depan hotel tempat mereka menginap, banyak suporter Jepang datang memberikan dukungan.
Tim Jepang telah menyelesaikan tiga pertandingan di babak 10 besar dengan dua kemenangan dan satu imbang. Perform ini sebenarnya cukup baik, terutama hasil imbang 1-1 di markas Australia. Tanpa kehadiran China, hasil ini bisa dibilang memuaskan mengingat mereka bermain imbang di kandang lawan.
Namun dengan hadirnya China, dominasi Jepang mulai terancam - Jika gagal mengalahkan China di kandang sendiri, sulit diprediksi apa yang akan terjadi saat bermain di kandang China.
Oleh karena itu pihak Jepang berusaha sekuat tenaga mempersiapkan pertandingan melawan China, termasuk memanggil seluruh pemain di liga luar negeri yang bisa direkrut kembali.
……
Saat bus menuju lapangan, starting line-up kedua tim akhirnya diumumkan.
Di sisi Jepang tidak ada kejutan, pelatih Zaccheroni menurunkan formasi terkuat yang mereka miliki.
Sedangkan formasi China-lah yang paling dinantikan - baik oleh wartawan Jepang maupun wartawan China.
Starting line-up ini akan menjawab berbagai pertanyaan yang muncul selama seminggu terakhir.
Ketika starting line-up diumumkan, semua baru menyadari meskipun Gao Hongbo memanggil banyak pemain Tim Olimpiade ke timnas, hanya He Ying yang benar-benar tampil di formasi pemain utama. Zhou Yi memang sudah pemain timnas, jadi tidak dianggap sebagai pemain Olimpiade yang dipromosikan. Meski Zhang Linpeng sebelumnya membagi waktu antara Tim Olimpiade dan timnas, secara umum lebih banyak bermain untuk timnas karena jumlah pertandingan timnas lebih banyak...
Hal ini mengejutkan banyak pihak. Wartawan Jepang sebelumnya berspekulasi Gao Hongbo akan memainkan pemain baru Tim Olimpiade, mengingat mereka baru saja menghadapi Tim Olimpiade Jepang dengan pengalaman langsung terbaru dan keunggulan mental setelah mengalahkan Jepang.
Ternyata Gao Hongbo hanya memasukkan satu pemain Olimpiade ke starting line-up. Yang Muge, Guo Nu, Cao Yun, dan Wu Lei sama-sama tidak masuk dalam daftar pemain utama.
Media Jepang kebingungan. Dalam prediksi sebelumnya, Guo Nu dan Yang Muge dianggap pasti akan starter. Performa mereka di final Olimpiade melawan Jepang meninggalkan kesan mendalam bagi wartawan dan suporter Jepang.
Saat Sugimoto baru masuk, Guo Nu semula kewalahan karena kurang mengenal karakter lawan dan faktor objektif seperti silau matahari. Namun dengan cepat dia memanfaatkan keunggulan kekuatan dan lompatan untuk merebut kembali inisiatif, membuat Sugimoto tidak lagi bisa menciptakan ancaman.
Bagaimana dengan Yang Muge? Awalnya juga tidak menonjol di lapangan, tapi ketika Jepang tertinggal dua gol dan ingin "bertarung habis-habisan" melawan Tim China, Yang Muge justru tampil. Dengan kemampuan menghadang posisi yang brilian dan pertahanan yang tangguh, dia berhasil menetralisir serangan balik ganas Jepang.
Keduanya mungkin tidak se-mencuri perhatian Zhou Yi, Sun Pan, atau He Ying, tapi bagi tim mereka adalah pilar penting.
Banyak wartawan Jepang bahkan menganalisis bahwa Gao Hongbo lebih memilih tidak memainkan He Ying daripada harus mengorbankan Yang Muge dan Guo Nu. Bagaimanapun, prioritas utama dalam pertandingan tandang adalah tidak kebobolan. Menghadapi serangan menggebu-gebu tim tuan rumah, pertahanan yang kokoh adalah yang terpenting.
Tapi hasilnya Gao Hongbo justru memainkan He Ying alih-alih Yang Muge dan Guo Nu, seolah ingin memperkuat serangan. Rencananya adalah berhadapan langsung dengan lawan di kandang Jepang.
Wartawan Jepang bingung apakah harus menyebut Gao Hongbo berani atau tidak rasional...
Di mata wartawan China, ini justru memiliki makna berbeda - Gao Hongbo akhirnya menunjukkan kedewasaan... Dia tidak melakukan pembersihan besar dalam tim dengan mengganti separuh pemain. Ini keputusan yang tepat.
Wartawan China lega. Sebagai orang China, mereka paling memahami sepak bola Tiongkok dan pemain China. Selama ini mereka khawatir taktik radikal Gao Hongbo akan memicu konflik internal yang melemahkan daya tempur tim.
Dalam masyarakat China yang sangat menjunjung hubungan interpersonal, segala sesuatu pada akhirnya bermuara pada bagaimana cara membina hubungan antarmanusia. Gao Hongbo yang meraih gelar liga bersama Changchun Yatai akhirnya dipecat, banyak yang beranggapan ini karena kegagalannya dalam membina hubungan interpersonal.
Jika dia terus bersikeras dengan pendapatnya di timnas, meski pernah membawa tim meraih juara dua Piala Asia, posisinya tetap tidak akan aman.
Tindakan Gao Hongbo saat ini menunjukkan dia tidak akan mengambil langkah radikal. Dia memilih menghormati pemain timnas yang ada. Dengan merekrut banyak pemain Tim Olimpiade Tiongkok, mungkin dia ingin merangsang semangat kompetisi melalui latihan, bukan benar-benar menggantikan mereka.
Ini adalah hasil yang paling dinantikan para wartawan China.
Menjaga stabilitas internal tim berarti menjaga daya tempur mereka.
Saat bertanding di kandang lawan melawan Jepang, kita butuh stabilitas dan daya tempur.
Dengan kehadiran Zhou Yi, Tim China saat ini belum tentu kalah bersaing dengan Jepang.
Benar, bagi wartawan China, Zhou Yi bagai dewa turun ke bumi yang bisa menyelesaikan segala masalah. Rekan setimnya di timnas pun merasakan hal sama - Zhou Yi selalu menjadi orang yang bisa dipercaya dalam situasi apapun.
Di pertandingan pertama babak 10 besar melawan Qatar yang bermain di kandang sendiri dengan semangat menggebu, Zhou Yi memberikan dua assist yang membantu tim sukses mengalahkan Qatar di kandang lawan.
Pertandingan kedua kembali ke kandang sendiri, menghadapi tim terlemah di grup Oman, Tim China justru tampil buruk. Akhirnya dengan susah payah meraih kemenangan lewat sundulan Zhang Linpeng. Gol tersebut meski dicetak Zhang Linpeng, tapi tendangan pojok yang menciptakan gol itu sebenarnya berasal dari tendangan jauh Zhou Yi.
Zhou Yi telah membuktikan melalui performa nyatanya di Piala Asia, babak 10 besar, dan Olimpiade, membuat semua orang merasa dia hampir serba bisa.
Dalam pertandingan tandang melawan Jepang kali ini, Zhou Yi juga dianggap media dan suporter China sebagai andalan utama untuk menghadapi Jepang di kandang lawan.
Soal pemain lain... Asal mereka bisa berkoordinasi baik dengan Zhou Yi, timnas ini di Piala Asia memiliki chemistry bagus dengan Zhou Yi, tampil apik dan meraih juara dua, jadi dasar timnas sebenarnya tak bermasalah. Tak perlu mengganti terlalu banyak pemain sekaligus...
Melihat starting line-up ini, banyak wartawan China dipenuhi harapan akan pertandingan ini. Di mata mereka, ini adalah timnas berpengalaman, berchemistry solid, yang di Piala Asia tanpa Zhou Yi masih bisa melawan Jepang cukup lama. Sekarang ditambah Zhou Yi, bukankah semakin kuat?
