Bab 87 Mata di Belakang Kepala

　　Zhou Yi tiba-tiba mengoper bola ke sudut yang sama sekali tidak terlihat olehnya, benar-benar di luar perkiraan Xavi Garcia yang sedang menempelinya. 　　Ia sama sekali tidak menyangka Zhou Yi akan melakukan operan seperti itu. 　　Saat menoleh ke arah bola, barulah ia melihat ada ruang kosong yang sangat lebar di sana! 　　Reus menerima bola di ruang kosong tersebut. 　　Dalam kondisi sama sekali tidak dijaga, ia mengontrol bola operan Zhou Yi dengan dada, lalu langsung berhadapan dengan gawang Manchester City! 　　Gerakan tipuan Zhou Yi sebelumnya membuat seluruh lini pertahanan Manchester City mengira serangan utama Borussia Dortmund akan datang dari sisi kiri, hingga di sisi sebaliknya mereka sama sekali tidak memiliki pertahanan. 　　"Reus! Gol! Ini kesempatan emas!" 　　Marcel Leif berseru kencang. 　　Di tengah teriakannya, Reus mengontrol bola lalu menggiring masuk ke area penalti. 　　Pemain Manchester City berbalik mencoba menghalau, namun sudah terlambat. 　　Ruang kosong ini terlalu besar, mustahil bagi mereka untuk menutupinya sekarang... 　　Setelah masuk area penalti, Reus langsung menendang. Bola meluncur menyusur rumput menuju sudut jauh gawang. 　　Kiper Joe Hart yang baru saja kembali dari sudut jauh itu kesal. Dalam upayanya untuk menyambar kembali, ia harus melakukan pemberhentian mendadak dan mengubah pusat gravitasi, mustahil baginya untuk meraih bola. 　　Dalam proses ini kakinya terpeleset, sama sekali kehilangan kemungkinan melakukan penyelamatan. Dia hanya bisa terbaring di tanah, melihat bola melesat melewati tangannya, lalu... menabrak jaring gawang! 　　"TOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOR!!!" Marcel Leif mengangkat tangan bersorak. "Borussia Dortmund mencetak gol di kandang lawan! 1-0!" 　　"Reus! Tembakan cantik! Gol!" Meski bukan Zhou Yi yang mencetak gol, He Ping tetap bersuka ria karena operan Zhou Yi yang sangat brilian. Jika Reus gagal memanfaatkan umpan indah Zhou Yi ini, bukankah itu akan menjadi pemborosan? 　　Operan Zhou Yi kali ini layak menjadi kandidat assist terbaik Champions Eropa musim ini... 　　Reus yang baru saja mencetak gol berlari menghampiri Zhou Yi untuk berpelukan merayakan gol ini. 　　Tentu saja orang yang paling patut dia syukuri atas gol ini adalah Zhou Yi. Saat berlari ke ruang kosong itu, dia hanya mengikuti insting pemain penyerang untuk memanfaatkan celah pertahanan. Tapi apakah celah itu benar-benar bisa dimanfaatkan tergantung ada tidaknya umpan akurat. 　　Saat itu Zhou Yi membelakangi posisinya. Reus pun tak terlalu berharap, mengira mustahil dapat umpan dari pemain yang tak melihat posisinya. 　　Siapa sangka bola tiba-tiba meluncur ke arahnya! Untung dia sudah siap, kalau tidak mungkin gagal mengontrol bola... 　　Meski baru kembali ke Borussia Dortmund musim panas ini dan waktu bermain bersama Zhou Yi masih singkat, Marco Reus sudah merasakan betapa hebatnya Zhou Yi. Kehebatan ini bahkan tidak begitu terasa ketika dia menjadi lawannya... 　　…… 　　Saat bola masuk ke gawang, Mark Lawrenson berkata: "Wah, Manchester City kebobolan! Tapi sepertinya ini bukan kesalahan City. Siapa yang menyangka Zhou Yi bisa mengirim bola ke area yang sama sekali tidak terlihat olehnya?" 　　Setelah itu, dia bersandar di kursi sambil tersenyum. 　　Dialah yang tahu. 　　Pertandingan ini dan laga Tim China di Olimpiade London yang pernah dia komentari sebelumnya semakin menguatkan spekulasinya. 　　Yaitu bocah Zhou Yi ini pasti punya kemampuan luar biasa yang bisa melihat hal-hal tak terlihat oleh orang biasa. 　　Secara umum, sudut pandang mata manusia adalah 124 derajat. Saat fokus, sudut ini menyempit drastis menjadi 25 derajat - inilah mengapa orang yang tegang mudah melewatkan banyak hal. 　　Tapi menurut Mark Lawrenson, sudut pandang Zhou Yi mungkin 360 derajat. 　　Ini tidak masuk akal, bagaimana mungkin mata manusia melihat pemandangan di belakang kepala? 　　Tapi fakta berulang kali membuktikan: Zhou Yi memang bisa melihat banyak hal yang tidak terlihat atau tidak diperhatikan orang lain. 　　Mark Lawrenson merasa ini mungkin terkait dengan kebiasaan Zhou Yi yang sering memutar kepalanya saat bermain. Kepalanya seperti radar yang terus melakukan scanning terhadap situasi sekitar, merekam semua kondisi di sekeliling tubuhnya. 　　Jadi ruang kosong itu pasti tidak dilihat Zhou Yi dengan bagian belakang kepala, melainkan hasil scanning sebelumnya yang tersimpan dalam memorinya. Saat dibutuhkan, ia akan mengingat ruang kosong itu dan mengoper bolanya ke sana. 　　Sebenarnya situasi di lapangan bisa berubah secara instan. Jadi meskipun ada ruang kosong yang muncul, tidak ada jaminan akan tetap ada beberapa saat kemudian. 　　Tapi Zhou Yi tetap bisa menemukan ruang-ruang kosong itu dengan akurat. 　　Inilah yang membuat Mark Lawrenson sangat terpesona. 　　Menonton Zhou Yi bermain seperti menyaksikan Tuhan sedang bermain catur - ia menguasai setiap kejadian di sudut mana pun "papan catur" lapangan ini. 　　Jika ini adalah bakat Zhou Yi, maka ini adalah bakat yang luar biasa, bahkan bisa disebut "Bakat yang melampaui kodrat". 　　Sebagai bek tengah utama Liverpool yang dulu tak terkalahkan di Eropa dan Inggris, serta komentator senior yang telah menyiarkan ribuan pertandingan setelah pensiun, Mark Lawrenson tentu memahami nilai kemampuan Zhou Yi ini. 　　…… 　　Assist Zhou Yi membantu Reus mencetak gol, yang kemudian membawa Borussia Dortmund unggul di kandang lawan. 　　Menjelang akhir babak pertama, tim tuan rumah Manchester City kebobolan dan tertinggal skor. 　　Situasi ini sangat membuat frustrasi skuat The Citizens. 　　Pada babak pertama, jelas penguasaan bola mereka lebih tinggi, jumlah tembakan mereka lebih banyak, bahkan jumlah tembakan yang masuk dalam bingkai gawang pun lebih banyak. 　　Namun yang akhirnya mencetak gol justru Borussia Dortmund. 　　Kalah di kandang lawan dari Real Madrid mungkin masih bisa dimaklumi, tapi jika di kandang sendiri pun tak bisa mengalahkan Borussia Dortmund, maka akan sulit bagi mereka untuk lolos dari grup ini... 　　Maka setelah pertandingan dimulai kembali, Manchester City tidak mengkerut bertahan, melainkan gencar melakukan serangan balik berusaha menyamakan skor sebelum babak pertama berakhir. 　　Tapi mungkinkah itu? 　　Pertahanan Borussia Dortmund bukanlah kertas tipis. Jika baru saja mencetak gol lalu langsung disamakan skor oleh lawan, itu akan menjadi aib besar bagi para bek Dortmund. 　　Hingga babak pertama berakhir, skor tetap tak berubah. Borussia Dortmund unggul 1-0 di kandang lawan saat jeda babak pertama. 　　Saat jeda babak pertama, para komentator dan tamu undangan membahas gol Borussia Dortmund tersebut. Rekaman ulang babak pertama berulang kali menayangkan gol itu, terutama umpan indah Zhou Yi ke Reus. 　　Banyak orang takjub bagaimana Zhou Yi bisa melihat ruang kosong di belakangnya. Perlu diketahui, setelah mengalihkan bola ke kiri, dia sama sekali tidak menoleh ke arah lain. Seluruh perhatiannya tertuju pada operan bola dan duel fisik dengan Xavi Garcia. 　　…… 　　Di ruang ganti, pelatih kepala Borussia Dortmund Klopp sedang menyusun strategi permainan untuk babak kedua bersama para pemainnya. 　　Dia sangat puas dengan performa tim di babak pertama, di mana pertahanan berhasil bertahan menghadapi serangan gencar Manchester City, sementara di sisi serangan berhasil mencetak satu gol. 　　Di babak kedua, tujuan utama adalah memperluas keunggulan karena hanya unggul 1-0 akan membuat Manchester City terus merasa memiliki harapan dan kesempatan, sehingga mereka akan terus-menerus memberikan tekanan pada lini pertahanan Borussia Dortmund - situasi yang sangat berbahaya. 　　Jika Borussia Dortmund bisa langsung mencetak gol di awal babak kedua sehingga skor menjadi 2-0, tekanan pada lini pertahanan akan berkurang drastis. 　　Namun saat mendengar arahan Klopp, Zhou Yi justru memiliki pandangan berbeda. 　　Bagi kebanyakan orang, keunggulan satu gol sangat tidak aman. Zhou Yi setuju dengan pandangan ini, tetapi ketidakamanan tidak selalu buruk - ketidakstabilan justru menciptakan berbagai variabel yang mungkin menyimpan peluang. 　　Dengan perspektif terbalik, ketidakamanan ini sebenarnya merupakan kesempatan. 　　Saat Manchester City tidak rela kalah di kandang sendiri, mereka pasti akan menyerang habis-habisan. Serangan total ini akan meninggalkan banyak ruang kosong di belakang yang bisa dimanfaatkan. Di mata Zhou Yi, setiap ruang kosong ini bisa diubah menjadi gol. 　　Menjelang babak kedua dimulai, Zhou Yi mengumpulkan rekan setimnya di lapangan dan menyampaikan pemikirannya. 　　Strateginya adalah: di awal babak kedua, jangan terburu-buru menyerang - fokus dulu pada pertahanan. 　　"Tapi ini tidak sesuai dengan yang dikatakan pelatih..." Sven Bender tampak khawatir. 　　"Santai saja, dengarkan saya." Zhou Yi tidak banyak menjelaskan. Menjelaskan satu masalah hanya akan memunculkan lebih banyak pertanyaan. Bukan berarti dia tidak mau menjelaskan, tapi waktu tidak mengizinkan karena babak kedua segera dimulai. Mustahil baginya mengumpulkan rekan setim untuk rapat panjang. 　　Dia memilih bersikap tegas: cukup ikuti perintahnya. Sikap otoriter ini tidak dianggap aneh oleh rekan setim. Mereka sudah terbiasa mengikuti instruksinya selama pertandingan, apalagi hasilnya selalu bagus. Tak ada yang mempertanyakan. 　　Jika Zhou Yi bilang harus dengar dia, ya dengar saja. Babak 88: Semua Jadi Ragu-Ragu 　　Faktanya, saat jeda babak pertama, ketika Klopp memerintahkan timnya untuk langsung menyerang di babak kedua, Mancini justru meminta anak asuhnya menahan keinginan untuk menyerang habis-habisan di menit-menit awal. Pertahanan harus solid, lalu lakukan serangan balik ke Borussia Dortmund. 　　Logikanya sama dengan Klopp - keunggulan 1-0 belum aman. Klopp pasti akan memerintahkan timnya mencetak gol cepat di babak kedua, mengubah 1-0 menjadi 2-0. Saat itulah peluang Manchester City datang. Tingkat keberhasilan serangan balik pasti lebih tinggi daripada bertarung di situasi bertahan lawan. 　　Maka sejak babak kedua dimulai, seluruh jajaran Manchester City termasuk Mancini menunggu Borussia Dortmund menyerang. 　　Tapi ketika babak kedua benar-benar dimulai, situasinya tidak sesuai dengan harapan mereka. 　　Pertandingan babak kedua dimulai dengan tendangan pembukaan Borussia Dortmund. Mancini yakin Dortmund pasti akan memanfaatkan kesempatan ini untuk melancarkan serangan gencar ke gawang Manchester City, yang justru menjadi kesempatan emas bagi City untuk melakukan serangan balik. 　　Namun serangan Dortmund kali ini berakhir terburu-buru, menyerahkan penguasaan bola ke Manchester City. Lalu bagaimana dengan mereka sendiri? 　　Mundur kembali! 　　…… 　　Di pinggir lapangan, asisten pelatih Dortmund Zeljko Buvac terkejut melihat timnya tidak memanfaatkan kesempatan pembukaan untuk menekan gawang Manchester City: "Kenapa serangan diakhiri begitu cepat? Terlalu gegabah! Ini tidak sesuai dengan rencana kita..." 　　Klopp di sebelahnya mengusap dagu tanpa bicara. 　　Tentu saja ini tidak sesuai rencana karena SAMA SEKALI bukan arahan tim pelatih. Dia menyadari ini lagi-lagi "inisiatif sendiri" dari Zhou Yi. 　　Secara teori, pemain yang bertindak semaunya di lapangan tanpa mengindahkan instruksi pelatih adalah hal yang sangat menjengkelkan bagi pelatih, karena dianggap menantang otoritasnya. 　　Tapi mengenai Zhou Yi, Klopp tidak berpikir demikian. 　　Bukan pertama kalinya Zhou Yi menyesuaikan pengaturan taktiknya selama pertandingan, namun setiap penyesuaian justru memberi hasil lebih baik dari perkiraannya. 　　Kalau begitu, alasan apa lagi yang membuatnya harus memarahi pemain itu? 　　Ada pepatah terkenal di dunia sepak bola: "Kemenangan bisa menutupi segala kesalahan." 　　Jika bisa memenangkan pertandingan, tak perlu mengubah apa pun. Kemenangan adalah segalanya. 　　Jadi jika penyesuaian spontan Zhou Yi di lapangan bisa membawa kemenangan bagi tim, Klopp akan dengan senang hati membiarkannya. 　　Lagipula Zhou Yi adalah seorang pemain. Dibandingkan Klopp yang berposisi sebagai pelatih, dia lebih dekat dengan garis depan. Di lapangan, dia akan menerima semua informasi secara real-time, memiliki data pertama, dan membuat penilaian paling intuitif. Wajar jika keputusan yang dibuatnya seringkali lebih cepat dan akurat daripada pelatih. 　　Tentu, tidak semua keputusan pemain di garis depan pasti benar. Dalam pertandingan yang tegang dan keras, para pemain sebenarnya tidak punya banyak waktu untuk berpikir menggunakan otak atau menganalisis situasi. Mereka seringkali hanya bisa bertindak berdasarkan insting tubuh... 　　Tapi Zhou Yi adalah pengecualian. Klopp percaya pada keputusan yang dibuatnya, sehingga memberinya wewenang penuh. 　　Jenderal di medan perang boleh mengabaikan perintah kaisar. 　　…… 　　Karena Manchester City ingin Borussia Dortmund menyerang, formasi mereka cenderung ke belakang. 　　Sementara Borussia Dortmund sendiri tidak juga menyerang, formasi mereka pun tetap berada di posisi belakang. 　　Ini menciptakan situasi aneh di lapangan - kedua tim bertahan di separuh lapangan masing-masing, enggan maju. 　　Setelah Borussia Dortmund menyelesaikan serangan ini dan penguasaan bola kembali ke Manchester City, pemilik bola justru tak berani mengerahkan banyak pasukan. Mereka khawatir jika maju, akan memberi celah serangan balik ke Dortmund. 　　Jadi Manchester City hanya mengerahkan sedikit pemain untuk menyerang dan tidak serius mengorganisir serangan. Saat masuk ke area depan, bola jatuh ke kaki Aguero. Striker Argentina itu, melihat tidak ada rekan yang memberikan dukungan, memilih untuk mencoba sendiri. 　　Dia langsung membawa bola menerjang Gawang Borussia Dortmund. Aksi heroik solonya ini tidak menghasilkan gol bagi Manchester City, malah kehilangan bola dengan mudah di bawah tekanan pemain Dortmund. 　　Tapi Manchester City tidak perlu khawatir karena sebagian besar pemain mereka sama sekali tidak maju, sehingga ruang kosong di belakang tidak bisa dimanfaatkan Dortmund setelah kehilangan bola. 　　Dortmund yang menguasai bola segera melancarkan serangan ke separuh lapangan Manchester City. Menghadapi pertahanan City, mereka tampak kesulitan menemukan celah. Setelah beberapa operan sederhana, Robert Lewandowski mengakhiri serangan ini dengan Tendangan Jauh dari luar area penalti. 　　Performa Dortmund membuat Manchester City bersyukur tidak melakukan tekanan besar-besaran. Sejak awal mereka sudah mengantisipasi serangan gencar Dortmund. Persiapan matang ini membuat serangan Dortmund kembali dengan tangan hampa. 　　Andai saja mereka menekan habis-habisan tadi, mungkin sekarang Gawang mereka sudah ditaklukkan... 　　Tapi bagi para suporter, periode awal babak kedua ini benar-benar... bisa disebut "buruk" untuk menggambarkan pertandingan. 　　Kedua tim tidak bermain dengan kualitas tinggi dalam serangan, menunjukkan kurang kesabaran. Seringkali tidak ada kombinasi taktik yang menarik, melainkan memilih menyelesaikan serangan dengan tendangan jauh kasar atau umpan silang dari sayap. 　　Pertandingan seperti ini siapa yang mau nonton? 　　Tapi anehnya kedua tim justru bermain seperti ini. 　　Komentator juga menyadarinya. He Ping mengatakan kedua tim secara mengejutkan bermain terlalu hati-hati dan defensif sejak babak kedua dimulai. Pertandingan beberapa menit terakhir ini kurang menarik, sangat tidak adil bagi suporter China yang begadang menonton... 　　Marcel Leif berpendapat performa Manchester City di kandang sendiri tidak normal. Mengingat mereka yang tertinggal, mengapa tidak menurunkan lebih banyak pemain dalam serangan? 　　Mark Lawrenson juga menganggap pilihan Mancini kurang "berani". Pengaturan taktik memang penting, tapi sebagai tim tuan rumah, bukankah seharusnya mempertimbangkan semangat yang pantas dimiliki tim kandang? 　　Sebenarnya pertandingan seperti ini tidak hanya tidak disukai penonton, para pemain sendiri juga merasa tidak nyaman bermain seperti ini. 　　Terutama pemain Manchester City sebagai tuan rumah. Dengan jumlah suporter yang lebih banyak di stadion mereka, pantaskah permainan mengkerut seperti ini bagi suporter setia yang datang menyaksikan? 　　Di tribun beberapa suporter City sudah mulai menyiulkan ketidakpuasan terhadap gaya permainan tim - Ini kandang kita sendiri, sebenarnya apa yang kalian takutkan?! 　　Siaran TV menampilkan close-up shot Mancini yang berdiri di pinggir lapangan dengan alai berkerut. 　　Pada awal babak kedua, Mancini masih merasa penyesuaian yang dilakukannya tepat dan efektif, karena Borussia Dortmund saat melakukan serangan balik, menghadapi pertahanan rapat Manchester City, jelas tidak memiliki cara yang efektif dan hanya memilih metode serangan dengan tingkat teknik yang sangat rendah. 　　Namun sekarang dia menyadari kondisinya tidak seperti yang dia bayangkan — Borussia Dortmund mungkin bukan tidak punya cara menghadapi pertahanan Manchester City, tapi sama sekali tidak berniat menyerang... 　　Borussia Dortmund jauh lebih kurang ajar dari perkiraannya, mereka benar-benar ingin mempertahankan keunggulan 1-0! 　　Secara logika, dalam kondisi seperti ini, seharusnya Manchester City yang aktif menekan, menciptakan ancaman untuk membuat Borussia Dortmund sadar bahwa bertahan rapat tidak akan bertahan lama. 　　Tapi Mancini tidak ingin melakukan itu. 　　Karena dia tahu di saat seperti ini, yang diperebutkan sebenarnya adalah kesabaran. 　　Dia yakin dirinya pasti lebih sabar daripada lawan. 　　Namun setelah 6 menit berlalu, Mancini menghela napas panjang — dia yakin jika tidak memberikan tekanan pada Borussia Dortmund, orang itu benar-benar akan terus mengkerut di separuh lapangan sendiri sampai pertandingan selesai. Mereka tidak peduli apakah pertandingan ini menarik atau tidak, yang penting mereka unggul. Mereka juga tidak akan peduli dengan siulan dari tribun penonton, karena mereka tim tamu, tidak ada tekanan dari tribun seperti yang dihadapi tim tuan rumah. 　　Apakah Borussia Dortmund akan merasa bersalah karena memainkan sepak bola yang tidak menarik? 　　Tentu tidak! 　　Ini bukan tim yang menjadikan "sepak bola indah" sebagai filosofi, hasil akhir adalah segalanya. 　　Jadi jika bisa mengalahkan Manchester City seperti ini, mengapa mereka tidak melakukannya? 　　Tapi Manchester City tidak bisa menerima hasil ini, jadi pada akhirnya Manchester City harus mengubah dinamika pertandingan. 　　Maka dengan gerakan tangan, Manchester City mulai menyerang. 　　Sebenarnya pemain Manchester City juga ingin menyerang, permainan mereka sebelumnya terasa terhambat dan sudah lama dipendam. 　　Setelah melihat penyesuaian dari wasit utama, satu per satu pemain seperti harimau keluar dari gunung menyerang gawang Borussia Dortmund. 　　Melihat Manchester City jelas-jelas meningkatkan intensitas serangan dengan lebih banyak pemain menyerang dan semangat yang membara, suporter Manchester City di tribun bersorak gembira kembali memberi dukungan keras untuk tim mereka. 　　Untuk sementara waktu, di bawah sorakan suporter kandang, serangan Manchester City begitu ganas, semangat seluruh tim membara. Dari situasinya, sepertinya kapan saja mereka bisa menaklukkan gawang Dortmund, menyamakan skor lalu membalikkan keadaan untuk meraih kemenangan indah di depan mata!