Pertandingan antara Manchester City dan Borussia Dortmund mengingatkan banyak suporter senior pada pertandingan "chemistry" Swedia vs Denmark di Euro Portugal 2004.
Sebelum babak terakhir fase grup, Swedia 4 poin (selisih gol +5), Denmark 4 poin (selisih gol +2), Italia 2 poin (selisih gol 0), dan Bulgaria 0 poin.
Menurut aturan, Denmark dan Swedia hanya perlu bermain imbang 2-2 atau 3-3 untuk lolos bersama, tapi skor 1-1 tidak cukup.
Hasilnya pertandingan itu benar-benar berakhir 2:2, sehingga apapun hasil di Italia, mereka akan tereliminasi. Setelah skor 2:2, pemain dari Swedia dan Denmark bermain sangat defensif. Di menit-menit akhir, tidak ada yang mau menyerang melewati separuh lapangan, hanya melakukan operan pendek di area pertahanan sendiri sementara pemain lawan juga tidak menekan.
Mereka khawatir terjadi kejadian tak terduga.
Situasi ini agak mirip dengan babak kedua antara Manchester City dan Borussia Dortmund.
Tapi sekarang lebih baik. Jika pertandingan terus berlangsung seperti itu, pasti akan ada siulan penonton.
Kini Manchester City telah melakukan penyesuaian taktis, serangan mereka menjadi lebih mengancam.
Suporter City di tribun juga merasa tim mereka akhirnya kembali ke jalur yang benar, mereka bisa berharap tim kandang memenangkan pertandingan.
Tapi realitas disebut "kejam" justru karena tidak berkembang sesuai keinginan subjektif orang.
Pada menit ke-69 saat City menekan serangan, Dortmund mendapatkan kesempatan menyerang.
Tembakan Džeko ditangkap kiper Weidenfeller. Alih-alih menendang jauh, Weidenfeller melempar bola ke Sven Bender di luar area penalti.
Sven Bender menyundul bola perlahan ke Zhou Yi, yang langsung mengoper ke sayap lapangan.
Di sayap ada bek sayap Schmelzer yang menyerang. Meski menerima bola di sisi lapangan, Schmelzer tidak melanjutkan dribel. Menghadapi blok pemain Manchester City, dia mengirim umpan silang ke area tengah.
Yang menyambut bola adalah striker tengah Robert Lewandowski di posisi sentral.
Saat menerima bola, Lewandowski menghadap arah berlawanan dari serangan. Tapi dia tak perlu repot memikirkan cara berbalik, cukup langsung mengoper bola ke belakang.
Bola kembali mendarat di kaki Zhou Yi.
Zhou Yi tidak mengontrol bola, melainkan langsung menendang umpan Lewandowski ke sayap kiri tempat Götze sudah mulai melakukan serangan cepat.
Dan di sana terdapat ruang kosong di pertahanan Manchester City!
Dalam gempuran gencar mereka ke gawang Dortmund, Manchester City lupa bahwa lini pertahanan mereka sudah tak utuh. Kini celah itu dimanfaatkan Zhou Yi.
Rangkaian operan cepat Dortmund tak hanya membuat suporter di depan televisi dan tribun kewalahan, tapi juga membuat pemain Manchester City di lapangan terlambat bereaksi. Serangan Dortmund awalnya terkonsentrasi di area tengah, tapi cepat beralih ke sayap kiri.
Saat fokus pertahanan Manchester City pindah ke sisi itu, bola kembali dioper ke tengah.
"Jadi pemain Manchester City mengalihkan perhatian ke area tengah, siapa sangka Zhou Yi justru mengoper bola kembali ke sayap kiri - sementara sebelumnya untuk mencegah Schmelzer membawa bola maju, pertahanan Manchester City di sisi ini memang lebih maju. Dibandingkan bek kiri mereka, bek kanan Manchester City Zabaleta sudah melewati garis tengah. Awalnya dia ingin menghalangi Schmelzer, tapi Schmelzer tidak membawa bola maju malah mengoper ke tengah, perhatiannya pun ikut teralih ke tengah, sesaat melupakan celah kosong di belakangnya."
"Tapi Zhou Yi tidak melewatkannya, dengan transfer cepat dan akurat, dia mengoper bola ke belakang Zabaleta."
"Saat Götze menguasai bola, karena bek-bek Manchester City lainnya masih tertinggal, meskipun berada di belakang Zabaleta, dia tidak offside!"
"Gol! Götze!"
"Dalam seruan Marcel Leif, Götze membawa bola menerjang area penalti Manchester City."
"Pemain Dortmund yang terlibat serangan masih tidak banyak, Lewandowski dan Reus yang paling terdepan, Zhou Yi juga berlari maju tapi dengan kecepatan biasa, sepertinya tidak berniat mencetak gol."
"Gerakannya yang seperti ini tentu tidak menarik perhatian pemain Manchester City, sehingga pemain-pemain bertahan yang mundur terus berlari melewatinya dengan akselerasi, tak satu pun yang menoleh. Pandangan mereka terkunci pada Götze yang sedang melakukan dribel penetrasi..."
"Zhou Yi yang berlari lambat dan pemain Manchester City yang cepat semakin menjauh, hampir dalam posisi tidak dijaga."
Saat Götze menerobos ke Zona 30 Meter Manchester City dan tidak menemukan target operan ke depan yang baik, dia dengan alami memilih operan balik ke Zhou Yi.
Saat itulah semua orang baru menyadari Zhou Yi tidak dijaga!
Pemain Manchester City yang awalnya menjaga Lewandowski dan Reus di area penalti pun berbalik menyambar Zhou Yi.
Menghadapi Javi Garcia yang pertama menyerang, Zhou Yi melakukan gerakan tipuan tendangan jauh, membuatnya melompat dan memutar badan untuk menghalau dengan punggung.
Tapi Zhou Yi justru mengelabui ke kiri, melesat melewati Javi Garcia, dan membawa bola menuju area penalti Manchester City!
"Zhou Yi! Gerakan tipuan cantik, dia membawa bola maju!" He Ping bersemangat.
Setelah melewati Javi Garcia, Zhou Yi memiliki ruang singkat untuk menembak, tapi memilih terus menekan ke depan.
Dengan cepat dia berhadapan dengan lini pertahanan Manchester City.
Saat berlari, dengan gerakan tersembunyi - ujung kaki mengangkat - bola melambung melewati bek-bek Manchester City. Lewandowski muncul di belakang mereka, menyundul lembut bola dengan dada!
"Meski ada pemain Manchester City yang mengangkat tangan, memberi isyarat wasit bahwa Robert Lewandowski yang menerima bola dalam posisi offside, namun wasit utama dan asisten wasit sama sekali tidak memberikan respons."
"Terutama asisten wasit, dia melihat jelas bahwa pada saat Zhou Yi melakukan operan, sebenarnya lini pertahanan Manchester City tidak menjaga formasi dengan rapi. Clichy sedikit terlambat, berada di posisi terbelakang, sehingga membuat Robert Lewandowski tepat berada di posisi tidak offside!"
"Tidak offside! Gol! Robert Lewandowski--!" Marcel Leif berteriak dengan suara yang dipanjangkan.
"Dalam teriakannya, penyerang Polandia itu mengontrol bola dengan dada lalu langsung mengayunkan kaki menyambut bola, melakukan tendangan voli semi-udara!"
"Bola melesat keras menuju gawang."
"Karena jarak yang dekat ditambah kekuatan tendangan yang besar, bahkan Joe Hart pun tak bisa sepenuhnya menghalangi. Ia melompat ke udara dengan tangan terbentang, menyentuh bola, namun bola tetap nekad masuk ke gawang!"
"Gol!"
2:0！
"Borussia Dortmund unggul dua gol!"
"Lewy! Tendangan voli di udara yang cantik! Dari kontrol bola hingga tembakan, semuanya mengalir sempurna!" He Ping juga bersorak gembira. Karena adanya Zhou Yi, tentu dia mendukung Dortmund.
……
"Usai mencetak gol, Robert Lewandowski sambil memanggil Zhou Yi untuk merayakan bersamanya, berlari menuju tribun tempat suporter Manchester City berkumpul, lalu membuat gestur 'diam' dengan tangan."
"Ini adalah gerakan celebrasi yang penuh provokasi."
Tapi sebenarnya Robert Lewandowski tidak ada konflik dengan suporter Manchester City. Saat menguasai bola dalam pertandingan, dia juga tidak mendengar siulan dari suporter Manchester City.
Lalu mengapa dia melakukan ini?
Sangat sederhana - dia sedang membela Zhou Yi yang merasa tidak adil!
Saat dia menguasai bola tidak ada siulan, tapi ketika Zhou Yi menguasai bola selalu ada siulan membahana. Ini adalah respons suporter Manchester City terhadap tendangan Zhou Yi sebelum pertandingan.
Sebagai rekan setim, wajar jika Lewandowski membela Zhou Yi. Zhou Yi adalah orang yang sangat disukai semua orang di tim. Ketika dia diperlakukan tidak adil, rekan-rekannya pasti akan membelanya.
Maka tidak hanya Lewandowski, pemain Borussia Dortmund lainnya yang datang merayakan gol juga serempak melakukan gerakan tutup mulut.
"Gerakan celebrasi ini mungkin menunjukkan betapa baiknya pergaulan Zhou Yi di tim Dortmund, Ha!" He Ping tertawa.
Meskipun Manchester City pernah memiliki pemain China Sun Hai yang bermain di sana, dan memiliki basis penggemar di dalam negeri China, popularitas mereka masih jauh kalah dibandingkan Dortmund yang memiliki pemain China aktif. Jadi olokan He Ping ini tidak akan memicu banyak protes.
Tentu saja Zhou Yi punya pergaulan yang baik. Meskipun tidak melihat faktor karakternya, reputasi baiknya diraih melalui assist tanpa pamrih yang terus-menerus dia berikan.
Siapa yang tidak akan menyukai seseorang yang selalu memberikan assist seperti pengasuh, dan memenuhi kebutuhan rekan setimnya untuk mencetak gol saat mereka paling membutuhkannya?
Beberapa suporter China selalu menganggap Zhou Yi terlalu sering memberi assist ke orang lain dan jarang mencetak gol sendiri, mengira dia terlalu "suci". Tapi tidak semua pengorbanan bisa disebut "sifat suci".
