Perayaan Borussia Dortmund berakhir. Para pemain kembali ke separuh lapangan masing-masing sementara siulan dari tribun tetap menggema - suporter Manchester City tidak diam hanya karena gestur pemain Dortmund. Ini wajar, yang bisa membuat lawan diam bukanlah gestur tapi gol.
Tertinggal dua gol membuat Manchester City panik. Bagaimana mungkin mereka kalah di kandang sendiri?
Setelah pertandingan dimulai kembali, gerakan pemain Manchester City di lapangan terlihat lebih agresif dan kasar.
Terutama Zhou Yi yang mendapat "perlakuan khusus" dari orang itu. Setiap kali menguasai bola, pemain City langsung menyerbu dengan gerakan mengintimidasi untuk merebut bola. Jika Zhou Yi tidak ingin cedera, lebih baik menyerahkan penguasaan bola.
Tapi Zhou Yi tidak melakukannya.
Saat kaki Yaya Touré menyapu ke arahnya, dia baru saja menggeser bola lalu melompat. Tapi terlambat setengah langkah - kaki Touré menyentuh ujung sepatunya.
Zhou Yi yang sedang melayang kehilangan keseimbangan dan terjatuh.
Peluit wasit utama berbunyi. Touré melakukan pelanggaran!
Yaya Touré tidak sepakat. Dia protes ke wasit sambil menuding Zhou Yi melakukan diving, karena menurutnya kekuatannya tidak mungkin membuat Zhou Yi terjatuh seberat itu - ada unsur akting dalam jatuhnya Zhou Yi.
"Tidak ada yang perlu diajukan banding di sini?" kata Marcel Leif. "Lihat rekaman ulang slow motion, kaki Touré benar-benar menyentuh ujung kaki Zhou Yi. Zhou Yi memang cekatan, dia sudah melompat lebih dulu untuk menghindar. Kalau tidak melompat, tendangan Touré mungkin akan mengenai tulang keringnya. Kalau sampai terjadi, Zhou Yi bisa-bisa patah tulang kakinya!"
Mark Lawrenson, komentator Inggris, juga berpendapat tendangan Touré dilandasi emosi yang tidak bijaksana: "Jangan terus berdebat dengan wasit utama, nanti malah dapat kartu lagi. Kalau aku jadi Touré, tadi pasti langsung berusaha berbaikan dengan Zhou Yi..."
Akhirnya wasit utama Clattenburg tidak memberikan kartu kepada Touré, hanya memberi peringatan lisan.
Keputusan ini memicu ketidakpuasan He Ping: "Paling tidak harus dapat kartu kuning kan? Tapi hasilnya malah tidak ada... Bahkan untuk tim Liga Premier sekalipun, kontak fisik seperti ini jelas termasuk pelanggaran berat! Jangan bilang Zhou Yi diving, kalau tidak menghindar dia bisa terluka lebih parah!"
Diving adalah tindakan yang dibenci hampir semua orang karena penipuan ini melanggar etika olahraga, merupakan taktik kotor. Media selalu mengutuk diving, pemain yang dijuluki "suka diving" akan menghadapi banyak konsekuensi negatif.
Tapi menyalahkan Zhou Yi atas tuduhan diving tampaknya kurang adil.
"Bukan diving sengaja, meski terlihat agak berlebihan. Dia cuma mencoba menghindar tapi gagal. Sesuai Hukum Kedua Newton, tubuh kecilnya yang terjatuh pasti terlihat dramatis..."
……
Pelanggaran ini tidak membuat Toure mendapat kartu kuning. Wasit utama Clattenburg masih memberi keringanan dengan hanya peringatan lisan. Tapi Yaya Toure tetap nekat, bahkan menganggap Zhou Yi sebagai pemain licik yang suka diving. Di sisa pertandingan, perlakuannya pada Zhou Yi semakin kasar.
Hanya tiga menit kemudian, dalam perebutan bola dengan Zhou Yi, dia mengangkat siku yang tepat menghantam wajah Zhou Yi.
Saat Zhou Yi memegang wajah dan terjatuh, peluit Wasit Clattenburg kembali berbunyi.
"Sekarang harusnya dikasih kartu!" teriak Marcel Leif.
"Itu jelas siku!" He Ping juga protes keras. Pertandingan babak 10 besar Timnas China vs Australia semakin dekat. Jika pemain inti Zhou Yi cedera hingga tak bisa tampil, ini akan menjadi pukulan berat bagi Tim China. Bukan hanya Pelatih Kepala Gao Hongbo yang menentang, seluruh suporter China pasti juga tak akan terima!
“Yaya Touré… dia harus berhati-hati!” Mark Lawrenson juga menyampaikan kritik secara halus. Sejak menemukan bakat pada Zhou Yi, sikapnya sudah sepenuhnya memihak – meski sebagai komentator Inggris, dalam hal yang menyangkut Zhou Yi, dia teguh berdiri di sisi sang pemain muda.
Karena terpesona oleh bakat Zhou Yi, dia meyakini seluruh dunia sepak bola harus melindungi Zhou Yi seperti dulu melindungi Messi. Jika jenius seperti Zhou Yi redup karena cedera, itu akan menjadi kerugian besar bagi sepak bola dunia.
Zhou Yi menutupi wajah dan terjatuh, memicu kemarahan para pemain Dortmund. Mereka segera mengepung Yaya Touré. Di tengah lingkaran kepungan pemain Dortmund, Yaya Touré mengangkat kedua tangan menunjukkan dirinya tak bersalah.
Dia berusaha menjelaskan kepada pemain Dortmund yang mengepungnya: “…Aku tidak sengaja, sungguh. Refleksku cuma membuka lengan, aku tidak bermaksud memukulnya…”
Suporter Manchester City di tribun mengeluarkan siulan keras. Ejekan mereka tentu bukan untuk Yaya Touré, tapi untuk Zhou Yi yang mereka anggap melakukan diving – setiap kali Zhou Yi jatuh setelah kontak fisik dengan pemain City, pasti dianggap diving.
Inilah logika sederhana suporter.
Namun wasit utama melihat kejadian dengan jelas. Dia mendatangi dan memberikan kartu kuning kepada Yaya Touré.
"Sekali kartu kuning ini dikeluarkan, siulan di langit Stadion Etihad langsung semakin kencang – suporter Manchester City menganggap keputusan wasit utama tidak adil."
"Yang merasa keputusan tidak adil bukan hanya suporter Manchester City, tapi juga pendukung setia Borussia Dortmund."
Marcel Leif berkomentar: "Sebenarnya pelanggaran Yaya Touré ini layak langsung diberikan kartu merah!"
He Ping juga kecewa: "Hanya kartu kuning? Kalau pelanggaran seperti ini masih pakai kartu kuning, apa harus sampai patahkan kaki Zhou Yi baru dikasih kartu merah?"
Di tengah perdebatan dan siulan, Götze membantu Zhou Yi berdiri sambil bertanya khawatir: "Gimana?"
"Gak apa." Zhou Yi melepas tangan yang menutupi pipinya. Terlihat bercak merah di tulang pipinya, bekas siku Yaya Touré yang 'bermesraan' dengan wajahnya.
Beberapa pemain setelah terkena siku langsung berdarah wajahnya, terlihat sangat mengerikan. Zhou Yi hanya meninggalkan bercak merah di wajah, memang bisa dibilang "tidak apa-apa". Tapi ini bukan karena Yaya Touré "berbelas kasih". Melainkan karena saat sikutnya akan menghantam, Zhou Yi secara refleks menoleh ke samping, sehingga siku Yaya Touré hanya menyentuh tulang pipinya. Jika tidak menghindar, sikut itu pasti akan mendarat tepat di pelipis atau sudut matanya - mungkin separuh wajahnya akan basah darah...
Terlihat lukanya tidak parah, tapi gerakan jatuhnya sangat dramatis. Bisakah ini disebut diving oleh Zhou Yi?
Kecuali pendukung Manchester City, mungkin tidak ada yang menganggap Zhou Yi melakukan diving.
……
Klopp di pinggir lapangan melihat pertandingan mulai tak terkendali. Pemain Manchester City seperti banteng yang kalah, menganggap pemain Borussia Dortmund berbaju kuning sebagai kain merah.
Terutama Zhou Yi, dalam enam menit terakhir sudah tiga kali dijatuhkan pemain Manchester City.
Meski berhasil membuat tiga pemain Manchester City terkena kartu kuning, nyatanya dirinya sendiri terus terancam bahaya.
Memikirkan ini, Klopp memutuskan untuk menarik Zhou Yi keluar.
Meski masih ada 15 menit tersisa sebelum pertandingan berakhir, menarik Zhou Yi keluar mungkin akan membuat lini tengah dan pertahanan Borussia Dortmund menghadapi tekanan besar. Namun Klopp lebih memilih mengambil risiko ini daripada membiarkan Zhou Yi cedera selama pertandingan.
Saat ini Dortmund bisa kehilangan siapa pun kecuali Zhou Yi.
Maka dalam waktu bola mati dua menit, dia dengan tegas mengganti Zhou Yi dengan Großkreutz.
Ketika Zhou Yi menyadari dirinya ditarik keluar, dia berjalan pincang menuju pinggir lapangan. Gerakan ini membuat banyak orang merasa khawatir - pasti dia mengalami cedera selama pertandingan sebelumnya.
Seorang pemain Manchester City mendekati Zhou Yi memintanya untuk tidak mengulur waktu. Zhou Yi justru berhenti dan menjelaskan dengan serius bahwa pergelangan kakinya sakit sehingga tidak bisa berjalan cepat, dan jika mau menggendongnya keluar lapangan, dia tidak keberatan.
Permintaan seperti itu jelas tidak akan disetujui oleh orang itu - mungkin lebih tepat jika menyeretnya keluar...
Pemain Manchester City lainnya memprotes kepada wasit utama bahwa tindakan Zhou Yi diduga mengulur waktu pertandingan.
Wasit utama Clattenburg pun datang berkomunikasi dengan Zhou Yi.
Zhou Yi yang baru saja berjalan pincang beberapa langkah, melihat wasit utama mendekat, kembali berhenti...
Siulan bergemuruh dari tribun - suporter Manchester City yakin dia sengaja mengulur waktu pertandingan.
Zhou Yi juga tidak buru-buru. Di tengah siulan penonton yang memekakkan telinga, ekspresinya tetap tenang dan santai. Bahkan ketika dia menerima kartu kuning karena mengulur waktu, itu sama sekali tidak berpengaruh baginya. Lagi pula, musim ini dia belum mendapat kartu kuning di Champions Eropa.
Wasit utama Kralovek berlari mendekat. Zhou Yi menjelaskan bahwa kakinya sakit dan dia tidak bisa berlari.
Lihat saja warna seragam Zhou Yi, plus goresan di lengan dan kakinya - jelas terlihat dia tidak berbohong.
Akhirnya Kralovek menerima penjelasannya, mengizinkannya turun dengan berjalan kaki sambil berbalik memberi tahu pemain Manchester City yang kesal bahwa Zhou Yi memang mengalami kesulitan bergerak.
Tak peduli betapa kesalnya pemain Man City atau betapa menderunya siulan suporter di tribun, Zhou Yi seperti pejalan yang kesepian namun keras kepala, pincang dan perlahan menuju pinggir lapangan. Jarak kurang dari 20 meter itu terasa selamanya baginya.
Pikiran bahwa dia membantu dua gol rekan setim dengan kondisi kaki terluka, membawa timnya ke posisi unggul dua gol, membuat siapa pun harus menghormatinya.
Tapi banyak juga yang mengerutkan alis, khawatir dengan kondisi Zhou Yi di pertandingan selanjutnya.
Di pinggir lapangan, Großkreutz yang menunggu Zhou Yi turun bertanya sambil berbisik saat mereka saling tos: "Seberapa parah lukanya?"
Tak disangka Zhou Yi tersenyum tipis dan membalas bisikannya: "Aku pura-pura."
Großkreutz yang sudah berlari keluar hampir terjatuh karena terhuyung-huyung. Saat menoleh, dia melihat Zhou Yi berjalan cepat menuju pelatih Klopp yang juga tampak cemas. Langkahnya mantap, tak ada sedikitpun kesan pincang?
Pada detik itu, entah khayalan atau tidak, Großkreutz merasa siulan di atas lapangan Etihad tiba-tiba menjadi lebih keras...
