Begitu Zhou Yi akhirnya turun, Klopp sudah tak sabar. Sambil menggenggam tangan Zhou Yi, dia buru-buru bertanya: "Gimana? Kakimu?"
Zhou Yi menggeleng sambil tersenyum: "Nggak apa-apa, Pelatih."
"Beneran nggak apa-apa? Bukan kamu yang menentukan, Zhou Yi. Saya juga bukan. Harus 'Dokter' yang bilang." Klopp berkata dengan wajah serius.
Dia memanggil ketua tim medis Dr. Markus Braun untuk memeriksa Zhou Yi.
……
Markus Wagner yang tidak masuk daftar pemain dan hanya bisa menonton lewat televisi di rumah, tak bisa menahan tawa saat melihat Zhou Yi berjalan cepat menuju Klopp.
"Aku tahu dia suka akting! Pasti sengaja begini buat ngusik suporter Manchester City, ha!"
Tapi kakaknya, Kottane di sampingnya hanya mengerutkan alis tanpa berkomentar.
Memang benar dia suka berakting, tapi bagian mana yang dipura-purakan? Pendapatnya dengan adik laki-lakinya ini berbeda...
Tak lama kemudian, siaran TV menampilkan Zhou Yi dalam sebuah lensa.
Pemain yang sudah ditarik keluar itu duduk di bangku, kaki kirinya terentang ke depan bertumpu pada sebuah kotak, dengan pergelangan kaki yang jelas-jelas dibalut sekantong es.
"Zhou Yi sedang melakukan kompres es di pergelangan kakinya, sepertinya memang cedera..." ujar Marcel Leif.
He Ping terdengar lebih bersemangat: "Sekarang jelas terlihat bahwa dua langkahnya setelah turun lapangan tadi mungkin hanya pura-pura agar pelatih tenang, tapi mana mungkin tenang? Di sini ada data statistik: Zhou Yi adalah pemain yang paling sering dilanggar di lapangan dari kedua tim, mencapai 13 kali! Dengan seringnya dilanggar seperti ini, wajar saja kakinya cedera! Sekarang kita hanya bisa berdoa agar cederanya tidak parah, karena Zhou Yi yang sehat sangat vital bagi Borussia Dortmund dan Tim China..."
Di depan televisi, Mark terlihat heran: "Hah?"
"Heran apa? Wajar saja dia cedera. Ajaib kalau tidak cedera," desah kakaknya Kottane di sampingnya.
Mark bukan idiot, tentu paham maksud kakaknya. Sebagai pesepakbola yang menonton pertandingan ini, ia juga merasa mustahil Zhou Yi meninggalkan Manchester tanpa "oleh-oleh" setelah menjadi sasaran empuk pemain Manchester City...
Maka diamlah ia.
Namun tiba-tiba ia menoleh ke arah kakaknya.
“Jangan lihat aku, aku cuma fisioterapis biasa.” Kottane tahu kenapa adiknya menatapnya. “Aku bukan dokter ajaib.”
“Aku yakin kemampuan Kakak pasti yang terbaik!” Mark tertawa.
“Kamu sendiri saja belum bisa main di pertandingan, urusin apa orang lain?” Kottane juga geleng-geleng kepala.
“Dia beda. Cedera aku gak masalah, tapi dia tidak boleh cedera.” Tak disangka adiknya malah menjelaskan dengan serius. “Dia bukan sekadar pemain inti kita, Kak.”
“Terus apalagi?” Kottane balik bertanya.
“Adalah…” Mark membuka mulut tapi tak bersuara, sambil mengais-ngais kosakata untuk mendeskripsikan Zhou Yi. Tapi dia sadar sulit menemukan kata tepat.
“Pokoknya dia tidak boleh cedera, dia sangat penting!”
Akhirnya Mark hanya bisa berkata demikian.
Kottane melirik ke atas, tahu betul adiknya sangat peduli Zhou Yi: “Santai saja, ini bukan masalah serius. Dia lebih pandai akting dari yang kamu bayangkan...”
Untunglah dia bisa akting, kalau tidak mungkin sudah diusir dari lapangan sebelum ditarik keluar... Kadang kecerdikannya memang menyebalkan, tapi tepat untuk menghadapi lawan yang ototnya lebih besar dari otak.
……
Setelah Zhou Yi keluar, Manchester City mengerahkan semua kekuatan untuk menyerang gawang Borussia Dortmund. Mereka masih berharap bisa menyamakan skor di sisa waktu.
Sekarang tampaknya kemenangan sangat kecil kemungkinannya, tetapi jika memungkinkan, hasil imbang dengan Borussia Dortmund juga bagus, mendapatkan satu poin lebih baik daripada tidak sama sekali.
Pada menit ke-90, Manchester City akhirnya mendapatkan kesempatan emas saat Piszczek melakukan pelanggaran di area penalti, sehingga mendapatkan hadiah penalti.
Akhirnya Balotelli mengeksekusi penalti tersebut ke gawang yang dijaga Weidenfeller, membawa Manchester City mengurangi ketertinggalan.
Kini pertandingan tersisa lima menit dengan ketertinggalan satu gol, Manchester City tiba-tiba melihat harapan.
Di injury time berikutnya, Borussia Dortmund bertahan total menghadapi gempuran gencar Manchester City. Bahkan penyerang Reus harus melakukan pelanggaran dalam bertahan, membuatnya mendapat kartu kuning.
Namun kabar baiknya Borussia Dortmund tetap meraih kemenangan di kandang lawan.
Setelah dua pertandingan fase grup, mereka dan Real Madrid sama-sama meraih dua kemenangan, namun berada di peringkat kedua sementara karena jumlah gol lebih sedikit dari Real Madrid.
Manchester City dan Ajax menempati posisi ketiga dan keempat.
Setelah pertandingan, Zhou Yi dihadang wartawan di area campuran dan menjawab beberapa pertanyaan sensitif.
Saat ditanya apakah dia berpura-pura cedera saat ditarik keluar, Zhou Yi tidak menjawab, hanya mengangkat kaki kirinya yang masih dibalut kantong es dan hanya bisa memakai sandal ke arah wartawan.
"Ada wartawan yang bertanya bagaimana pendapatnya mengenai siulan suporter Manchester City yang ditujukan padanya. Dia menjawab: 'Kurasa pasti ada kesalahpahaman di sini. Ini pertama kalinya aku bermain di Etihad Stadium, sebelumnya aku belum pernah bertarung melawan Manchester City. Jadi seharusnya tidak ada persaingan antara kami. Kalau soal mengapa mereka menyiuliku? Kalian harus tanya pada mereka, bukan padaku yang sama-sama bingung!'"
Dia mengangkat kedua tangannya.
"Mereka pasti menganggap gerakanmu sebelum pertandingan itu provokatif," tambah seorang wartawan untuk melengkapi ucapan Zhou Yi.
Zhou Yi menggelengkan kepala: "Kalau benar-benar mau provokasi, aku akan menggambar jari tengah di bola, bukan senyuman. Aku yakin tak ada orang di planet ini yang menganggap senyuman sebagai provokasi."
"Tapi tindakanmu ini sangat tidak biasa..."
“Apa yang tidak biasa tentang ini? Mengenai alasan mengapa aku melakukan ini, aku sudah menjelaskannya sebelumnya. Menurutku tidak perlu mengulanginya lagi. Terus-terusan memikirkan tindakanku ini tidak ada artinya, juga tidak bisa membuat Manchester City memenangkan pertandingan ini.” Zhou Yi menggelengkan kepala.
Sebagian wartawan China lebih memperhatikan cedera Zhou Yi. Menanggapi hal ini, Zhou Yi tersenyum: “Tidak ada masalah besar. Kompres es adalah langkah antisipasi untuk menghindari kondisi memburuk. Tapi kurasa aku seharusnya tidak akan absen dalam pertandingan melawan Australia.”
Ia tahu alasan wartawan China memperhatikan cederanya, jadi langsung memberikan jawaban standar.
Wartawan Jerman menanyakan pertandingan klub, mereka bertanya kepada Zhou Yi: "Borussia Dortmund sudah meraih dua kemenangan beruntun di grup kematian, sama seperti Real Madrid dengan total enam poin. Apakah ini berarti grup kematian sebenarnya tidak seberbahayanya, dan akhirnya Dortmund akan lolos bersama Real Madrid?"
Zhou Yi tidak setuju: "Menurutku fase grup masih ada enam pertandingan total, baru sepertiga yang dimainkan. Masih dua pertiga pertandingan tersisa, segalanya mungkin. Meski Ajax sekarang di peringkat bawah, jika meremehkan mereka, kita akan kena batunya..."
Kemudian dia mengakhiri wawancara dan berjalan pincang kembali ke ruang ganti.
Saat itu tak ada yang menyangka ucapannya akan menjadi kenyataan di matchday berikutnya.
……
Dalam konferensi pers setelah pertandingan, Klopp mengkritik aksi kasar pemain Manchester City terhadap Zhou Yi, juga secara halus menyindir wasit utama yang tidak melindungi pemainnya. Dia membahas cedera Zhou Yi: "...Saya tidak tahu apakah dia akan absen di pertandingan berikutnya. Keputusan ini ada di tim medis, bukan saya. Jika tim medis melarang, saya tidak akan memainkannya. Jika mereka menyatakan fit, dia akan tampil. Sesederhana itu."
Saat giliran Mancini, dia menyatakan penyesalan atas kekalahan timnya di kandang sendiri melawan Dortmund, namun sama sekali tidak menyentuh masalah cedera Zhou Yi atau aksi kasar pemainnya.
Sebenarnya tidak perlu dibahas juga. Mengakui kesalahan pemain sendiri sama saja dengan mempermalukan diri.
Seorang wartawan bertanya kepada Mancini, apakah kegelisahan yang ditunjukkan Manchester City dalam pertandingan ini disebabkan oleh penilaian yang salah terhadap situasi dan lawan.
Menanggapi hal ini, Mancini membantah tegas: "Kami sangat menghormati lawan kami. Borussia Dortmund adalah tim yang kuat, mustahil bagi kami untuk meremehkan lawan."
Namun keesokan harinya setelah pertandingan, media lokal Manchester mempublikasikan artikel yang membantah pernyataan Mancini. Mereka berpendapat bahwa sejak persiapan sebelum pertandingan, mentalitas para pemain Manchester City sudah tidak tepat, sehingga mudah diprovokasi oleh Zhou Yi.
“……Mungkin kekalahan tipis 2:3 di kandang lawan melawan Real Madrid pada pertandingan pertama fase grup memberi ilusi lebih bagi skuat Manchester City, membuat mereka berpikir kemampuan tim mereka cukup untuk lolos dari grup kematian. Namun realitanya kejam. Saya akui, meski kalah 2:3 dari Real Madrid di away game, permainan City saat itu cukup bagus, hampir saja meraih tiga poin penuh di Bernabeu. Tapi performa di pertandingan itu tidak terkait sama sekali dengan penampilan di laga ini. Tidak bisa hanya karena bermain baik di match pertama grup, lantas menganggap pasti akan sama baiknya di pertandingan kedua. Meski Mancini menyangkal, jelas terlihat City agak meremehkan Borussia Dortmund. Mungkin mereka mengira Real Madrid lebih kuat dari Dortmund, mereka saja bisa membuat Madrid kerepotan di away game, apalagi di kandang sendiri mengalahkan Dortmund pasti mudah? Sayangnya, tim besutan Klopp memberikan pelajaran berharga bagi Mancini: Champions Eropa sangat berbeda dengan Liga Premier. Jangan karena musim lalu meraih gelar liga, lantas menganggap diri sebagai tim kuat di Eropa. Faktanya, jalan City di Champions Eropa masih panjang...”
Media Manchester mengkritik Mancini dan City tanpa ampun, tapi hal ini wajar mengingat media tersebut biasanya lebih cenderung mendukung Manchester United...
Di tiga menit terakhir musim lalu kehilangan gelar liga membuat Manchester United sangat kesal, sekarang mereka akhirnya menemukan kesempatan untuk melampiaskan amarah - meskipun kami kalah dari mereka di liga, Champions Eropa akan mengajari kalian!
