Dalam daftar starting line-up Tim China kali ini, selain He Ying, ada juga Yang Muge yang tampil sebagai pemain cadangan namun menunjukkan performa gemilang saat melawan Jepang, serta Guo Nu yang bahkan tidak mendapat kesempatan bermain di babak 10 besar sebelumnya. Sedangkan veteran Li Fengwei yang melakukan kesalahan fatal menyebabkan kebobolan di pertandingan sebelumnya, sama sekali tidak masuk dalam daftar pelatihan konsentrasi kali ini.
Jelas dia sudah tidak memenuhi kriteria Tim China.
Namun jika langsung mencadangkannya sebelum pertandingan sebelumnya, pasti akan menimbulkan protes dan kritikan untuk Gao Hongbo. Setelah pertandingan itu, resistensi terhadap keputusan mencadangkan Li Fengwei jauh berkurang.
Gao Hongbo memanfaatkan momentum ini untuk secara diam-diam melakukan pembaruan generasi.
"Cara yang tidak lagi keras dan langsung, tetapi efeknya justru lebih baik. Mungkin ini adalah pelajaran yang dia dapat saat mengalami kekalahan di Changchun dulu."
Keputusan memainkan Yang Muge dan Guo Nu sebagai starter juga tidak kontroversial. Keduanya tampil sangat bagus di liga yang baru saja berakhir, kondisi mereka sedang puncak. Jika masih ragu dengan alasan konyol seperti 'apakah terlalu banyak pemain baru sekaligus akan mengganggu stabilitas tim', itu benar-benar bodoh.
Sun Pan juga akan menjadi starter dalam pertandingan ini.
Meskipun ini adalah pertandingan pertamanya di timnas, tak ada yang meragukan kesanggupannya sebagai starter. Ini adalah bukti dominasi dan keunggulan mutlak kemampuan.
Sama seperti saat Zhou Yi melakukan debut di timnas dan langsung menjadi starter.
……
Setelah rapat terakhir sebelum pertandingan usai, semua pemain kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap tidur.
Berbaring di tempat tidur kamarnya, He Ying terus berguling-guling tak bisa tidur.
Zhou Yi yang mendengar suara itu bertanya: "Kau sampai gugup tidak bisa tidur?"
"Aku khawatir performa besok tidak layak mendapat kesempatan starter..." He Ying menoleh memandang Zhou Yi.
Zhou Yi tersenyum: "He Ying, menurutmu kenapa kau dipilih sebagai starter?"
"Aku... tidak tahu."
"Tentu saja karena performa latihan dan pertandingan internalmu selama masa pelatihan konsentrasi sangat bagus! Kalau tidak, menurutmu kenapa Pelatih Gao tetap mempertahankanmu sebagai starter? Kamu bukan anak kandungnya, kenapa dia harus memihakmu? Tentu karena performamu bagus! Jadi tidak perlu khawatir, status startermu membuktikan kualifikasi dan kemampuanmu. Tampilkan yang terbaik di lapangan. Selain itu, kalau tidak bersinar di timnas mungkin justru memberi kesempatan lebih di Barcelona?"
Setelah menguap lebar, Zhou Yi berpesan terakhir pada He Ying untuk jangan overthinking lalu tidur. Dia masih harus berlatih melawan Australia lebih dulu di sistem virtual.
……
Hari pertandingan akhirnya tiba. Sejak pagi hari, seluruh suporter China baik yang sedang bekerja maupun bersekolah, semuanya sulit berkonsentrasi.
Australia bukan tim terkuat di grup ini, gelar itu milik Jepang. Pertandingan ini juga bukan penentu kualifikasi Piala Dunia, namun tetap menyedot perhatian banyak orang.
Karena meski tanpa dua faktor di atas, sifat penting pertandingan ini tetap tidak berubah.
Jika Tim China bisa mengalahkan Australia di kandang sendiri, maka setelah empat matchday babak 10 besar, mereka akan mengoleksi 10 poin dari tiga kemenangan dan satu imbang, melampaui Jepang yang sedang libur di matchday ini, untuk menjadi juara grup.
Ini momen bersejarah - sejak babak 10 besar tahun 2001, Tim China kembali mencapai posisi ini. Banyak yang menganggap ini pertanda baik.
Namun jika Tim China kalah dari Australia di kandang sendiri, meskipun jumlah pertandingan sama dengan Jepang, mereka akan tetap tertinggal satu poin dari Jepang.
Bermain imbang hanya akan menyamakan poin dengan Jepang.
Meskipun dua tim teratas grup bisa lolos langsung ke Final Piala Dunia, bukankah lebih aman jika bisa meraih posisi pertama?
Sebelum pertandingan, banyak yang masih berspekulasi apakah He Ying akan dikeluarkan dari starting line-up dan duduk di bangku cadangan.
Penggemar He Ying di Weibo ramai bertengkar dengan berbagai pihak, suasana menjadi sangat panas.
Wartawan media berusaha mencari informasi dari berbagai sumber, berharap bisa membocorkan starting line-up sebelum pengumuman resmi untuk merebut headline.
Namun setelah berusaha keras, mereka tetap tidak mendapatkan informasi apa pun dan harus menunggu pengumuman resmi dua jam sebelum pertandingan.
Saat Tim China baru tiba di Stadion Zhuque Xi'an, akhirnya starting line-up resmi dirilis ke publik.
Semua orang langsung mencari nama "He Ying" di daftar tersebut.
Mereka cepat menemukannya.
He Ying tetap tercantum dalam starting line-up!
Hasil ini langsung menimbulkan gelombang besar di internet. Banyak netizen mengkritik Gao Hongbo yang keras kepala, beberapa suporter mengejek He Ying pasti anak angkat Gao Hongbo, kalau tidak kenapa masih diberi kesempatan? Ada juga yang bersumpah jika Tim China akhirnya gagal ke Brasil, favoritisme Gao Hongbo terhadap He Ying pasti jadi penyebab utama. Ada yang menyerukan suporter di Xi'an untuk teriak "Ganti He Ying" memberi tekanan pada Gao Hongbo agar tidak terus dalam kesalahan.
"...Bahkan saya saja bisa lihat kondisi He Ying tidak bagus, masa Gao Hongbo tidak tahu? Permainan pergaulan, hehe, inilah kelemahan pelatih lokal kita dibanding pelatih asing, sehebat apapun keahliannya tetap terjebak lingkaran pergaulan..."
"Sebenarnya Gao Hongbo memang orang yang keras kepala, jadi ini sesuai karakternya. Tapi menurut saya keberhasilan dan kegagalan sama-sama berasal dari kekerasan kepala ini, sifat keras kepala bukan karakter yang baik..."
……
Di Weibo banyak jago keyboard level pelatih kepala Timnas China ramai-ramai mengkritik susunan pemain Gao Hongbo.
Satu per satu mereka mengatur strategi negara, menulis kritikan tajam, dalam hati sudah menjatuhkan hukuman mati pada He Ying.
Tiang aib sudah berdiri, mereka memegang paku besar dan palu, hanya menunggu pertandingan berakhir untuk memaku He Ying di sana.
……
Pada pukul 19:30 waktu Beijing tanggal 16 Oktober, di Stadion Zhuque Xi'an, wasit asal Asia Barat Hassan meniup peluit tanda dimulainya pertandingan. Keriuhan pra-pertandingan langsung mereda seketika - meski hanya sementara. Pasti para pengkritik sedang mengintip layar televisi dengan kaca pembesar, takkan melewatkan setiap gerakan He Ying.
Setelah pertandingan dimulai, semua langsung menyadari Australia yang bermain di kandang lawan tidak bertahan pasif. Mereka tidak mundur ke zona 30 meter sendiri menunggu serangan Tim China, melainkan langsung bentrok di lini tengah - ini cukup mengejutkan.
Banyak yang mengira Australia akan memakai strategi bertahan dan melakukan serangan balik, mengingat ini adalah pertandingan tandang mereka.
Zhou Yi menjadi target kawalan ketat Australia.
Segera terlihat bahwa di manapun posisi Zhou Yi di lini tengah, setiap kali menguasai bola, empat pemain Australia dengan seragam kuning langsung mengelilinginya. Mereka berada dalam jarak tiga hingga lima meter dari Zhou Yi, membentuk formasi yang mengisolasi pemain China ini dari rekan setimnya.
Formasi empat pemain ini terlihat jelas bagai rasi Orion di langit malam - langsung terlihat jelas saat kondisi cuaca cerah.
Bukan hanya memecah formasi di sekitar Zhou Yi, pelatih Australia Osieck jelas telah mempelajari taktik Borussia Dortmund saat bertandang ke Manchester City di Champions Eropa.
Pemain Australia melakukan banyak aksi kasar terhadap Zhou Yi. Pemain Australia memang sudah terkenal kuat secara fisik. Ketika mereka sengaja memanfaatkan keunggulan fisik, situasi menjadi semakin sulit.
Selain itu, bukan rahasia lagi bahwa Zhou Yi mengalami cedera dalam pertandingan melawan Manchester City. Jadi aksi keras pemain Australia bertujuan membuat Zhou Yi mundur secara psikologis, memilih menghindar sehingga kehilangan penguasaan bola.
Dengan membungkam Zhou Yi, berarti mereka telah membatasi seluruh Tim China.
Jika Zhou Yi bisa dibatasi, mimpi Australia meraih tiga poin di kandang China bukan lagi hal mustahil.
Dalam kenyataannya, berbagai taktik Australia membuat permainan Zhou Yi tidak lancar.
Baru tujuh menit pertandingan, dia sudah dua kali dijatuhkan. Kali kedua oleh penyerang Australia Siroskow.
Wasit utama Hassan menunjukkan kartu kuning kepada Siroskow.
Seluruh Stadion Zhuque bergema bukan dengan siulan, melainkan teriakan kompak: "Maling bangsat!!"
Masyarakat Xi'an menyambut tamu Australia dengan kejujuran dan semangat khas mereka.
