Komentator Liu Hong memuji keputusan wasit Hassan memberikan kartu, meyakini ini membantu pengendalian situasi dan menunjukkan siapa tuan rumah sebenarnya.
Namun kenyataan di lapangan berbeda dengan perkiraannya.
Meskipun mendapat kartu kuning, taktik Tim Australia tidak berubah.
Zhou Yi adalah target utama pengawalan ketat mereka, kunci kemenangan di kandang lawan. Mungkinkah mereka gentar hanya karena satu kartu kuning?
Beberapa pemain Australia memanfaatkan kondisi fisik superior untuk menekan Zhou Yi. Dengan kontrol intensitas gerakan yang tepat, meski tidak melanggar, efeknya hampir sama seperti pelanggaran - intinya Zhou Yi tidak bisa leluasa menguasai bola.
Mereka menerapkan taktik ganda: mengisolasi Zhou Yi sambil melakukan pressing ketat, berusaha melumpuhkan aliran permainan Tim China.
Bisa dikatakan strategi ini cukup sukses dan terarah.
Mengurung Zhou Yi tidak hanya memutus jalur operannya ke luar, tapi juga memblokir umpan masuk untuknya. Ditambah "bodyguard" yang menempel, rekan setim Zhou Yi pun kesulitan mengoper bola padanya, apalagi menerima operan darinya.
Di awal pertandingan, taktik Australia ini membuat Tim China kerepotan. Beberapa kali Zhou Yi meminta bola gagal. Sebaliknya, Australia aktif menyerang, memanfaatkan keunggulan fisik dalam duel fisik. Terkadang mereka merebut bola dengan kekuatan badan tanpa dianggap melanggar.
Dengan dasar ini, mereka terus menggempur gawang Tim China.
Pada momen kritis ini, Sun Pan menjadi pemeran utama. Penyelamatan spektakulernya di depan gawang berulang kali menyelamatkan Tim China.
Tentu saja, Guo Nu dan Yang Muge juga sangat penting dalam pertahanan. Tanpa penyaringan berlapis mereka, serangan Australia ke depan gawang Tim China mungkin akan lebih ganas.
Namun meski bisa bertahan tanpa kebobolan, ini bukan hasil yang diinginkan Gao Hongbo, apalagi media dan suporter China. Karena bermain di kandang sendiri, tentu mereka berharap bisa meraih tiga poin. Dengan ini, saat menghadapi Australia di kandang lawan nanti, Tim China akan lebih tenang.
Jadi hanya bertahan tidak cukup, harus menyerang. Lagipula jika serangan tidak bisa mengancam gawang Australia, tekanan di pertahanan hanya akan bertambah.
Tapi bagaimana cara memperbaiki serangan?
Yang Muge bisa maju untuk memberikan dukungan ke Zhou Yi, tapi dia tidak berani. Jika dia maju sementara pemain Australia menggunakan keunggulan fisik merebut bola dari Zhou Yi, mereka bisa langsung menembus garis bek-bek karena penghalang gelandangnya tidak pada posisi. Sebagai gelandang bertahan, dia tidak bisa sembarangan maju. Posisi pertahanan lebih penting dari apapun. Dia bisa menerima kenyataan serangan tim yang lemah, tapi tidak boleh nekat maju membantu serangan hingga mengorbankan posisi bertahan.
Jadi dia hanya bisa tetap di belakang. Saat Zhou Yi dalam kesulitan, Zhou Yi bisa mengoper bola mundur padanya untuk dialihkan, atau bahkan dia yang mengatur serangan.
Sayangnya kemampuan organisasi serangannya jauh di bawah Zhou Yi...
Tapi keberadaannya memang menambah satu titik operan tambahan. Jadi setelah Zhou Yi ditempel orang itu, jika tidak memungkinkan, dia akan langsung mengoper bola mundur ke Yang Muge.
Tapi operan mundur seperti ini tidak banyak membantu serangan.
Tidak mungkin selama pertandingan hanya terus melakukan operan mundur atau operan menyamping, kan?
Kuncinya tetap harus melakukan operan ke depan.
Tapi Australia benar-benar ketat menjaga operan ke depan Zhou Yi, sampai-sampai bertahan dengan rapat.
Pertahanan ketat seperti ini menghambat serangan Tim China.
……
Saat Zhou Yi terperangkap dalam lingkaran kepungan pemain Australia dan hanya bisa mengoper mundur, He Ying teringat perkataan Zhou Yi pagi ini.
Waktu itu mereka baru saja bangun tidur. Setelah selesai mandi, Zhou Yi tiba-tiba berkata pada He Ying: "He Ying, nanti malam kalau aku dijaga ketat, kamu harus mundur untuk memberikan dukungan."
He Ying sempat terkejut, tidak mengerti kenapa Zhou Yi tiba-tiba mengatakan hal itu.
Lalu Zhou Yi menjelaskan bahwa Australia pasti akan fokus menjaga dirinya, mereka pasti akan menghalangi operan ke depannya. Saat itulah He Ying perlu mundur untuk memberikan dukungan. Ketika Zhou Yi terjebak kepungan, He Ying harus menjadi bala bantuan.
"...Dan satu hal penting lagi, He Ying. Penampilanmu melawan Jepang pasti diperhatikan pelatih Australia. Mereka pasti sudah mempelajari kondisimu di klub. Menurutmu kesimpulan apa yang akan mereka buat?"
"Aku... sedang tidak dalam kondisi bagus." Jawab He Ying.
“Benar.” Zhou Yi berkata. “Apakah mereka akan terlalu memperhatikanmu yang sedang tidak dalam kondisi baik? Menurutku itu tidak mungkin. Jadi sebenarnya kamu memiliki kebebasan yang cukup besar di lapangan, kamu bisa melakukan sesuatu tanpa diperhatikan Australia. Gerakanmu yang tiba-tiba mundur atau berbalik ke depan akan benar-benar mengejutkan mereka.”
“Tapi kondisiku...”
“Jangan terlalu dipikirkan, kondisi akan membaik.”
He Ying akhirnya menyetujui permintaan Zhou Yi. Dia sangat mengagumi pemahaman taktik yang ditunjukkan Zhou Yi, tapi dia tidak tahu bahwa ini telah diverifikasi Zhou Yi di ruang virtual.
Dalam permainan virtual yang pernah dimainkannya, Australia hampir selalu menggunakan strategi pengepungan terhadapnya. Di dunia virtual, probabilitas setinggi ini berarti taktik ini sangat mungkin digunakan Australia di dunia nyata. Untuk mengatasi taktik ini, awalnya Zhou Yi mencoba berbagai cara, kemudian dia menemukan kuncinya adalah membuat He Ying aktif bermain.
Jika He Ying kurang percaya diri atau karena alasan lain sehingga tidak terlibat, pertandingan ini akan sangat sulit.
……
He Ying teringat perkataan Zhou Yi sebelum pertandingan. Dia masih belum mengerti mengapa Zhou Yi begitu memahami Australia, tapi sekarang dia tahu ini bukan saatnya mencari tahu. Bagaimanapun, dia sudah sering menyaksikan "mukjizat" yang ditunjukkan Zhou Yi. Yang perlu dilakukannya hanyalah bekerja sama dengan Zhou Yi.
Dia melihat ke kiri dan kanan, persis seperti yang "diramalkan" Zhou Yi, pemain Australia tidak terlalu ketat dalam pertahanan terhadapnya. Saat Zhou Yi menguasai bola, semua pandangan secara alami tertuju padanya, sama sekali tidak memperhatikan kehadiran He Ying di samping mereka yang masih bergerak.
Benar-benar diremehkan orang.
Jika dulu, He Ying pasti akan murka. Meski tidak terlihat dari ekspresinya, tapi sebenarnya dia sangat marah, ada api yang membara di hatinya. Pada dasarnya, dia adalah orang yang sombong. Berbeda dengan teman-temannya seperti Zhou Yi, Sun Pan, Yang Muge, dan Guo Nu yang dulunya seperti karakter kere: Zhou Yi adalah siswa dan pemain amatir; Sun Pan adalah preman yang diusir dari tim basket karena berkelahi lalu dimasukkan ke tim sepak bola; Yang Muge dan Guo Nu sama-sama figur pinggiran yang tidak diperhatikan di klub muda masing-masing.
Hanya He Ying yang sejak era pemain remaja sudah menjadi pusat perhatian tim. Dari Tim Junior Nasional (U-17) hingga Tim Nasional Junior (U-21), selama tidak cedera, dia tidak pernah absen. Dalam acara realitas itu dulu, dialah selebritas yang pantas disebut bintang tanpa diragukan.
Memiliki masa lalu begitu bergengsi dan bakat luar biasa, wajar jika dia sedikit angkuh.
Namun sekarang, hati He Ying jauh lebih tenang. Sejak kebangkitan kuat Zhou Yi, kilau selebritasnya banyak tersaingi. Segala yang dialaminya di Barcelona juga membuat hatinya semakin damai, ini membantu memecahkan pertanyaan yang sebelumnya tidak bisa dia pahami, seperti "Aku punya bakat hebat, mengapa sekarang malah tidak sesukses Sun Pan?"
Karena dia terlalu ambisius, menganggap bakatnya luar biasa sehingga harus mengikuti jalan seorang genius. Bergabung dengan La Masia, dan akhirnya memilih bertahan di Barcelona, semua didasari mental seperti ini. Dia selalu merasa hanya Barcelona yang layak untuk bakatnya.
Dalam hal ini, pilihan Sun Pan jauh lebih rasional. Memilih akademi Chelsea karena klub inilah yang paling berminat dan paling tulus, awalnya melakukan pengamatan intensif di banyak pertandingannya khusus untuk dia, tidak tertarik pada pemain lain.
Di Chelsea, setelah bermain untuk tim muda, karena tim utama punya kiper legendaris seperti Čech yang menjaga gawang, bahkan jika naik ke tim utama pun sulit dapat main. Lebih baik dipinjamkan. Demi bisa bermain, dia bahkan mau ke tim liga tingkat tiga Jerman. Kalau He Ying, tanpa bujukan Zhou Yi, bahkan merasa malu bermain di Segunda División.
Namun, Sun Pan justru menorehkan prestasi gemilang di Liga 3 Jerman. Performa briliannya berhasil menarik perhatian Atletico Madrid. Meski merasa sulit menggeser posisi Petr Čech di tim utama Chelsea, ia memilih terus dipinjamkan ke Atletico Madrid yang telah lama mengawasi dan mengincarnya.
Dengan demikian, keikutsertaannya dalam starting lineup Atletico Madrid menjadi hal yang wajar.
Di Atletico Madrid, kesempatan bertanding yang melimpah memungkinkan bakatnya berkembang maksimal. Secara alami, posisinya pun ikut meningkat.
Singkatnya, tanpa kesempatan unjuk gigi, sehebat apapun bakat hanya akan menjadi "konsep abstrak" belaka.
Kini sebuah peluang besar terbentang di depan He Ying. Di klub, bakatnya tak mendapat saluran. Tapi di timnas, kepercayaan pelatih kepala yang terus menetapkannya sebagai starter di tengah tekanan opini publik, menjadi jalan pembuktian diri.
Tekanan berat sekaligus peluang emas.
Seperti kata Zhou Yi - saat peluang menghampiri, raihlah dengan erat sebelum berbicara tentang masa depan.
Melihat Zhou Yi yang terjebak dalam kepungan ketat, mundur ke belakang memang menghilangkan kesempatan He Ying untuk menyerang. Tapi justru memberi peluang transformasi karier.
Ia berlari mundur.
