Setelah pertandingan Tim China melawan Australia, He Ying yang mencetak dua gol dalam pertandingan menjadi pusat perhatian para wartawan. Usai pertandingan, ia langsung ditarik ke area wawancara untuk memberikan keterangan.
"Pertama-tama selamat He Ying, selamat atas dua golmu hari ini. Setelah mengalami puasa gol sebelumnya, apa perasaanmu sekarang?" tanya wartawan cantik dengan penuh semangat.
He Ying tampak canggung, ia menggaruk kepala: "Ini... senang sekali..."
Sebenarnya ia ingin bertanya: "Hanya satu pertandingan timnas yang tidak mencetak gol, mana ada puasa gol?"
Namun mengingat karakter pribadinya, ia menahan diri untuk tidak mengutarakan hal tersebut agar tidak memberikan tamparan telanjang. Andai Zhou Yi atau Sun Pan yang di posisinya, mungkin sudah langsung blak-blakan.
Wartawan cantik yang antusias ini rupanya tidak menyadari ekspresi canggung He Ying yang muncul sekejap. Ia melanjutkan: "Dari performa buruk melawan Jepang sampai dua gol di pertandingan ini, apakah ada proses khusus yang kamu jalani?"
Menghadapi pertanyaan ini, He Ying justru tampil lebih natural. Ia mengakui performa buruknya di pertandingan sebelumnya: "Terima kasih atas kritik dan dukungan selama ini, terima kasih kepada Pelatih Gao yang tetap mempercayai saya sebagai starter. Tapi yang paling ingin saya syukuri adalah teman baik saya Zhou Yi, dialah yang membantu saya menemukan kondisi terbaik."
Pernyataan ini tidak mengejutkan mengingat Zhou Yi memberikan dua assist untuk He Ying dalam pertandingan tersebut.
Namun ketika Zhou Yi diwawancarai, pandangannya justru berbeda dengan He Ying.
“Ini semua manifestasi kemampuan timnya sendiri (He Ying). Hanya dengan kemampuan seperti itu, dia bisa mencetak gol seperti itu. Adapun saya... hanya melakukan pekerjaan kecil saja.”
Dia berdiri di depan lensa dengan sikap rendah hati.
Seorang wartawan bertanya: "Menurutmu, apakah dua gol ini bisa memberi He Ying kesempatan di Barcelona?"
Zhou Yi menggelengkan kepala: "Bagaimana saya tahu? Kalian harus tanya ke Vilanova."
……
Setelah pertandingan melawan Australia, babak 10 besar berikutnya baru akan digelar pada 14 November. Tim China akan menjamu Qatar di kandang sendiri.
Meski kalah dari China dalam pertandingan ini, Australia justru lega setelah melihat hasil pertandingan lain - Qatar juga kalah di kandang lawan dari Oman yang merupakan tim terlemah di grup!
Dengan demikian, Qatar tetap di 3 poin setelah empat pertandingan (1 menang 3 kalah), sementara Australia mengumpulkan 2 poin. Jarak antara kedua tim tidak melebar.
Justru Oman diam-diam menjadi peringkat ketiga grup. Dengan 1 menang, 1 imbang, dan 2 kalah dalam empat pertandingan, mereka mengumpulkan 4 poin.
Saat ini Tim China memuncaki klasemen dengan 10 poin, disusul Jepang di posisi kedua dengan 8 poin.
Dengan tersisa empat pertandingan di fase grup, China dan Jepang menjadi kandidat terkuat untuk lolos langsung ke Final Piala Dunia dari grup ini. Situasi ini benar-benar di luar perkiraan banyak suporter China sebelum babak 10 besar dimulai.
Mereka pernah membayangkan bahwa dengan kehadiran Zhou Yi, Tim China mungkin memiliki harapan untuk menembus Final Piala Dunia, namun tidak menyangka akan semulus ini. Mereka mengira pasti banyak kesulitan: Jepang dan Australia seharusnya mengambil dua posisi teratas grup tanpa hambatan, sementara China berada di peringkat ketiga grup. Kemudian harus mengalahkan tim peringkat ketiga Grup A terlebih dahulu, lalu mewakili Asia bertarung melawan peringkat kelima Amerika Selatan untuk memperebutkan tiket ke Final Piala Dunia.
Namun perkembangan kenyataan benar-benar di luar dugaan semua orang.
Kelemahan Australia tentu menjadi faktor utama, tetapi kemampuan Tim China yang ditunjukkan dalam pertandingan juga membuat orang terkesan.
Dengan masuknya darah segar dari Tim Olimpiade Tiongkok, kemampuan timnas ini meningkat. Hasil imbang di markas lawan melawan Jepang, dan kemenangan di kandang sendiri atas Australia yang sedang membutuhkan kemenangan, semuanya membuktikan kualitas mereka.
Timnas seperti ini akhirnya membuat suporter China dapat berharap lebih.
Dalam pertandingan bulan depan, jika China bisa mengalahkan Qatar di kandang sendiri, maka setelah lima pertandingan mereka akan mengumpulkan 13 poin. Jepang yang akan bertandang ke Oman, meskipun bermain di kandang lawan, dengan kemampuan mereka seharusnya tidak kesulitan mengalahkan Oman. Maka poin Jepang setelah lima laga akan menjadi 11, sementara Oman tetap 4 poin, Qatar 3 poin, dan Australia 2 poin. Dengan tersisa tiga pertandingan, China unggul 9 poin dari Oman di peringkat ketiga, dan 11 poin lebih banyak dari Australia yang masih memiliki satu pertandingan cadangan. Ini praktis telah memastikan China lolos ke Piala Dunia lebih cepat.
Ini adalah hal yang belum pernah terjadi dalam sejarah sepak bola Tiongkok!
Bahkan di babak 10 besar tahun 2001, Timnas Tiongkok hanya lolos satu babak lebih awal.
Kali ini, mereka akan lolos tiga babak lebih awal!
Saat itu tiba, seluruh negeri Tiongkok mungkin akan menjadi lautan warna merah...
Beberapa suporter China yang bersemangat sudah mulai menghitung hari menanti kedatangan 14 November.
Membayangkan bagaimana perayaan akan dilakukan, dan bagaimana pemandangan di seluruh negeri nantinya.
Apapun pemandangannya nanti, bagi para pemain, makanan harus dimakan sesuap demi sesuap, jalan harus dilangkahi setapak demi setapak. Sebelum pertandingan babak 10 besar itu, mereka harus kembali ke klub masing-masing untuk mengikuti pertandingan klub.
Media China saat ini paling memperhatikan apakah He Ying yang mencetak dua gol dalam pertandingan timnas bisa mendapatkan kesempatan bermain di Barcelona. Mereka tidak tahu apakah pelatih kepala Barcelona Vilanova sudah melihat performa He Ying.
Setelah babak 10 besar, di La Liga, Barcelona akan bertandang ke Deportivo La Coruña yang bukan lawan yang mudah dihadapi.
Media China berharap Vilanova bisa melihat performa He Ying dan memberinya kesempatan, bahkan sekadar sebagai pemain pengganti. Mereka yakin dengan kondisi He Ying saat ini, cukup beri kesempatan maka pasti bisa berkontribusi untuk tim.
Di babak kedelapan Bundesliga, Borussia Dortmund juga akan menghadapi pertandingan besar dengan menjamu Schalke 04 di Signal Iduna Park, ini adalah Derbi Ruhr pertama musim ini.
"Zhou Yi dan Yang Muge yang selama ini menjadi rekan setim di timnas, sebentar lagi akan berhadapan sebagai musuh di lapangan hijau."
Setelah kembali ke Jerman, keduanya langsung dihujani pertanyaan oleh para wartawan China di bandara mengenai hal ini.
Mereka saling tersenyum, lalu Zhou Yi menjawab: "Aku pasti tidak akan mengalah. Kita sudah berjanji siapa yang menang harus mentraktir. Mana mungkin orang dermawan sepertiku sengaja melemahkan permainan hanya demi gratisan makan?"
Yang Muge menambahkan sambil tertawa: "Aku juga malu terus-terusan ditraktir Zhou Yi. Jadi pasti akan kukejar kemenangan mati-matian dalam pertandingan ini."
……
Begitu membuka pintu apartemen Dortmund-nya, Zhou Yi langsung merasakan suasana yang berbeda dari biasanya. Tapi apa tepatnya yang berubah?
Saat mengintip ke dalam, matanya langsung bertemu dengan Kottane yang baru keluar dari kamarnya.
"Ngintip-ngintip kayak maling gitu," sindir Kottane melihat sikap Zhou Yi yang mencurigakan.
"Nggak, cuma takut salah kamar," jawab Zhou Yi sambil melangkah masuk.
"Baru pergi seminggu udah lupa alamat sendiri?" Kottane menyeringai mengejek.
"Bukan... Cuma suasana di sini kok rasanya beda ya..."
"Soalnya sekarang lebih bersih dan rapi," kata Kottane sambil mengangkat bahu. Ia berjalan ke dapur, membuka lemari pendingin, mengambil karton susu lalu menyobek segelnya dan langsung menenggak isinya.
"Zhou Yi memperhatikan cara Kottane meminum susu sambil menegakkan kepala dan dada, pandangannya secara alami tertuju pada dua pusat perhatian itu. Baju rumah longgar pun tak bisa menyembunyikan bentuk tubuhnya yang indah, gerakan menegakkan dada membuat tonjolan di sana semakin jelas."
"Melihat pemandangan ini, Zhou Yi tiba-tiba juga ingin minum susu..."
"Kottane yang sudah selesai minum susu melihat Zhou Yi termenung, bertanya: 'Lelah?'"
"Zhou Yi menggelengkan kepala: 'Masih baik, aku tidur di pesawat. Kamu benar-benar pindah kembali ya.'"
"'Kenapa tidak? Tempat ini sangat dekat dengan lokasi kerja.' Kottane melempar kotak susu kosong ke tempat sampah. 'Tapi kamu, bintang sepak bola besar yang menghasilkan uang sebanyak itu setiap tahun, kenapa masih sekamar dengan rakyat biasa seperti aku? Mungkin kamu satu-satunya di tim yang masih berbagi kamar dengan orang lain?'"
"'Untuk apa aku tinggal sendirian di rumah besar?' Zhou Yi memasukkan bagasinya ke kamar. 'Lagipula tempat ini sangat dekat dengan tim, jadi mudah bagiku untuk latihan.'"
"'Oh iya, aku lupa kamu bahkan belum punya SIM.' Kottane melambaikan tangan pada Zhou Yi, 'Aku kembali ke kamar.'"
"'Selamat malam.' Zhou Yi membalas, kemudian menyaksikan Kottane berjalan kembali ke kamarnya sambil menutup pintu dengan bunyi 'klik'."
"Zhou Yi sendiri masuk ke kamarnya dan mulai membereskan bagasi, mengeluarkan pakaian dan barang-barang lainnya."
Rumah ini adalah bangunan tua, sebenarnya tidak terlalu baik dalam hal kedap suara, sehingga Zhou Yi bisa mendengar dengan jelas suara derit lantai kayu saat Kottane menginjaknya, dan berbagai suara yang berasal dari kamarnya.
Zhou Yi memutuskan untuk meletakkan barang di tangannya, duduk di tempat tidur sambil mendengarkan suara dari balik dinding dengan tenang.
Dia menarik kursi, mematikan komputer, bangkit dari kursi, berjalan ke tempat tidur lalu berbaring, berguling dan mematikan lampu.
Dia tertidur.
Zhou Yi tetap duduk beberapa saat lagi, tidak mendengar suara apapun, barulah ia mulai membereskan barang bawaannya kembali dengan gerakan yang jauh lebih pelan dari sebelumnya.
