Apapun motif Zhou Yi mengucapkan kata-kata itu, yang pasti dia telah memancing kemarahan pendukung Real Madrid. Seorang presenter stasiun TV Madrid dalam programnya menyebut ucapan Zhou Yi sebagai tindakan tak sopan. Program tersebut mengkritik habis-habisan sikap Zhou Yi.
Tapi Zhou Yi tidak bisa menonton program stasiun TV Spanyol itu. Kritik dari lawan sama sekali tidak sampai ke telinganya. Kritikan seperti ini selain memuaskan si pengkritik, sebenarnya tidak ada artinya.
Lalu apa yang bermakna?
Tentu saja mengalahkan Borussia Dortmund tempat Zhou Yi bermain di pertandingan berikutnya, membuktikan dengan aksi nyata untuk menghancurkan takhayul dan kutukan, itulah yang paling bermakna.
Saat pemain Real Madrid tiba di Dortmund, beberapa media mewawancarai mereka di bandara, meminta pendapat tentang pernyataan Zhou Yi atau sekadar pandangan tentang Zhou Yi sendiri.
Sebagian besar pemain Real Madrid menolak menjawab pertanyaan-pertanyaan ini, mereka memilih untuk menghindari topik tersebut. Namun masih bisa dirasakan emosi mereka, pasti sangat tidak nyaman.
Ramos adalah satu-satunya pemain Real Madrid yang secara langsung menjawab pertanyaan ini dalam wawancara. Dia berkata: "Setiap orang berhak menyampaikan pendapatnya, tapi kami akan menghormati setiap lawan. Real Madrid hanya punya satu target dalam setiap pertandingan, yaitu kemenangan."
Diterjemahkan secara sederhana, artinya adalah "Zhou Yi, kamu tidak cukup menghormati kami, dan kami pasti akan menggunakan kemenangan untuk mempermalukanmu!"
Bagaimana dengan Zhou Yi?
Sebelum pertandingan, dia tidak lagi menerima wawancara. Mungkin takut ucapannya lagi disalahartikan media, atau mungkin merasa tujuan memprovokasi lawan sudah tercapai.
Singkatnya, dia tetap diam sebelum pertandingan, membuat para wartawan yang ingin memanas-manasi kedua belah pihak dan mengacaukan keadaan kecewa.
Sebelum pertandingan, media Jerman selain gencar mempromosikan konsep "kutukan", juga menganggap ini sebagai pertandingan balas dendam Borussia Dortmund.
Karena dua musim lalu, tepatnya musim 2010-2011 saat Borussia Dortmund kembali ke Champions Eropa, mereka langsung masuk ke babak Delapan Besar. Namun di babak ini mereka bertemu Real Madrid pimpinan Mourinho, dan di leg pertama langsung kalah 1-4 di Bernabeu yang praktis menghancurkan harapan lolos. Musim itu, perjalanan Champions Eropa Dortmund berakhir di Delapan Besar.
Tentu saja kami harus menagih ini dari Real Madrid.
Namun ketika Borussia Dortmund diwawancarai, mereka tidak berpikir demikian, atau bisa dikatakan mereka sengaja tidak mengangkat topik balas dendam.
Klopp berkata: "Ini hanya pertandingan fase grup biasa, bukan babak penyisihan."
Maksud tersiratnya adalah meskipun Dortmund mengalahkan Real Madrid, belum tentu Real Madrid tidak bisa lolos, jadi pertandingan seperti ini tidak layak disebut balas dendam yang sah.
……
Sebenarnya jika mengabaikan "kutukan" Real Madrid saat bertandang ke Jerman, dalam pertandingan ini Real Madrid lebih unggul dari segala aspek.
Dari jumlah bintang sepak bola hingga kemampuan tim secara keseluruhan, Real Madrid lebih baik daripada Dortmund. Dengan konsep klise namun visual untuk menilai kemampuan kedua tim: nilai pasar. Total nilai pasar seluruh pemain Real Madrid jauh lebih tinggi daripada Dortmund.
Selain itu, dari pertandingan terkini, persiapan Real Madrid juga lebih matang. Kedua tim sebelumnya bermain di kandang sendiri, tapi Dortmund menghadapi Derbi Ruhr yang sulit melawan Schalke 04 yang memberikan tekanan berat. Bagaimana dengan Real Madrid? Kemenangan 2:0 atas Celta di kandang sendiri bisa dibilang diraih tanpa kesulitan. Mourinho bahkan tidak menurunkan semua pemain inti, dan selama pertandingan dia sengaja menarik keluar pemain andalan lebih awal demi mempersiapkan laga ini.
Real Madrid bermain di kandang lawan, tetapi mereka hanya memiliki satu kelemahan itu saja, sebaliknya lebih banyak keunggulan.
Setiap suporter Real Madrid sambil mengkhawatirkan kutukan yang disebut-sebut, di dalam hati juga dipenuhi harapan terhadap tim ini - mungkin hari ini adalah hari untuk mematahkan kutukan tersebut?
……
Pada tanggal 25 Oktober 2012 pukul 02:45 waktu Beijing, pertandingan grup Liga Champions antara Borussia Dortmund menjamu Real Madrid resmi dimulai.
Begitu peluit wasit utama Viktor Kassai berbunyi, Benzema menendang bola ke Cristiano Ronaldo, pemain Portugal itu berbalik dan mengoper bola kembali ke Özil.
Sorakan bergema membahana di langit Westfalenstadion.
Terhadap atmosfer stadion ini, Özil dan Khedira - dua pemain Jerman dalam skuad Real Madrid - sudah sangat familiar, karena keduanya pernah bermain di tim Bundesliga dan setidaknya sekali setiap tahun datang ke sini.
Setelah menguasai bola, Özil tidak langsung mengoper, melainkan menunggu sejenak sambil mengamati kondisi, dia harus menunggu rekan setimnya membuka formasi terlebih dahulu agar ada sudut operan dan ruang gerak.
Namun kali ini, begitu dia mengangkat kepala untuk mengamati, Markus Wagner sudah menyerbu ke arahnya dan hampir berada di depan mata!
Ini membuatnya kaget.
Markus Wagner dalam pertandingan ini menjadi pemain utama menggantikan Götze yang cedera di laga liga sebelumnya. Setelah pertandingan, Götze diperiksa membutuhkan istirahat dua minggu, posisinya secara alami digantikan oleh Markus. Melalui dua gol yang dicetaknya di pertandingan sebelumnya, Markus membuktikan bahwa kondisi dan fisiknya sudah pulih sepenuhnya.
Özil benar-benar tidak menyangka Markus melakukan pressing seagresif itu. Ia buru-buru berbalik dan mengoper bola ke Khedira yang berada tak jauh di belakangnya.
Namun situasi Khedira tak kalah sulit. Begitu bola mendarat di kaki Khedira, Robert Lewandowski langsung mendesak, hampir tak memberi ruang sedikitpun untuk mengolah bola!
Menghadapi kondisi seperti ini, Khedira tentu tak berani berlama-lama menguasai bola. Sebagai gelandang bertahan, jika kehilangan bola di area sendiri, orang itu bisa langsung menghadapi bek-bek - situasi yang sangat berbahaya!
Ia pun mengoper bola menyilang ke rekan gelandang bertahannya, Alonso.
Kontrol bola Alonso sedikit terlalu keras. Bayangan kuning menyambar seperti kilat, menyodok bola menjauh!
Pada detik itu, Alonso bahkan belum sempat melihat siapa pelakunya, bola sudah raib.
Untungnya bola yang tersodok menggelinding cukup jauh, langsung jatuh ke kaki bek Real Madrid, Ramos.
“Reus！Aduh! Sayang sekali!” Marcel Leif berteriak. Saat Reus menyodok bola dari kaki Alonso, awalnya dia mengira itu akan menjadi serangan Borussia Dortmund, tak disangka bola malah direbut Ramos...
Ramos juga tak berani menunda, langsung melakukan tendangan jauh ke area depan. Lebih baik bola tidak berlama-lama di separuh lapangan sendiri. Sekalipun kehilangan bola, lebih baik kebobolan di area lawan daripada di depan gawang sendiri.
"Baru saja pertandingan dimulai, Borussia Dortmund sudah menunjukkan semangat yang agresif. Ini kandang mereka, tentu mereka ingin menunjukkan dominasi pada 'tamu'." Komentator stasiun TV Spanyol berkata. "Pressing di area depan memang bisa menciptakan masalah bagi Real Madrid, tapi taktik ini sangat menguras stamina. Dortmund sudah mulai pressing sejak menit pertama, berapa lama stamina mereka bisa bertahan? Bagaimana nanti di babak kedua saat kelelahan? Apakah langsung runtuh?"
Komentator Spanyol jelas memihak Real Madrid. Meski area penalti Madrid tadi nyaris bobol, dia tetap bisa melihat faktor menguntungkan bagi Los Blancos.
Tapi pelatih Real Madrid Jose Mourinho di pinggir lapangan tidak sesantai komentator itu. Saat kamera TV menyapu ke arahnya, terlihat dia berdiri dengan alai berkerut di tepi lapangan sambil melambaikan tangan dan berteriak.
Jika di tengah kebisingan Westfalenstadion masih bisa mendengar teriakannya, akan terlihat bahwa dia meminta pemain Real Madrid mempercepat operan bola, memutar aliran serangan, sekaligus mengurangi penguasaan bola berlebihan di lini belakang.
Sebagai pelatih berpengalaman dan kompeten, mustahil dia tidak menyadari skema taktik Klopp dan maksud tersembunyi di baliknya.
Jelas terlihat, Borussia Dortmund ingin mengacaukan ritme permainan Real Madrid dengan pressing tinggi di kandang sendiri, menjerumuskan Los Blancos ke dalam kepanikan.
Alis Mourinho yang berkerut membuktikan efektivitas strategi Klopp. Setiap tim dan pemain pasti gentar menghadapi pressing agresif, man-to-man marking ketat, dan tackle-tackle garang.
Bahkan Zhou Yi sekalipun kerap kelabakan menghadapi tekanan Yang Muge.
Pemain Real Madrid pun merasakan ketakutan yang sama, bahkan mungkin lebih.
Klopp pasti telah menganalisis matang permainan Real Madrid sebelum merancang strategi ini. Dia tentu paham kelemahan taktik ini: tuntutan stamina yang ekstrem. Namun pilihannya yang tetap menjalankannya pasti dilandasi alasan kuat.
Mungkin dia yakin timnya bisa unggul sebelum kehabisan tenaga, atau percaya stamina pemain Dortmund sanggup bertahan selama 90 menit.
Bagaimanapun, bahkan jika variasi permainan ini akan membawa masalah bagi Borussia Dortmund, itu hanya mungkin terjadi setelah stamina pemain Dortmund menurun, yaitu di babak kedua pertandingan. Sedangkan di babak pertama saat ini, yang justru mengalami masalah adalah Real Madrid...
……
Tendangan jauh Ramos disambut dalam duel udara oleh Cristiano Ronaldo. Pemain Portugal itu melompat tinggi, menunjukkan kemampuan lompatan, daya tahan udara, dan heading yang luar biasa, sebelum mengoper bola ke rekan setimnya Benzema.
Tapi begitu Benzema menerima bola, Sven Bender dan Sebastian Kehl langsung melakukan pressing.
Di bawah tekanan ganda kedua pemain itu, Benzema dengan cepat kehilangan penguasaan bola. Kali ini bola tidak jatuh secara kebetulan ke kaki pemain Real Madrid manapun, melainkan berhasil dikuasai Kehl yang kemudian mengoper ke Zhou Yi.
Zhou Yi berbalik dan mengirim bola ke depan.
Meski kick-off dilakukan oleh Real Madrid, Borussia Dortmund hanya butuh 30 detik untuk merebut kembali penguasaan bola.
Di kandang sendiri, mereka tidak hanya menunjukkan semangat, tapi juga taktik dan eksekusi permainan yang brilian.
Sementara Real Madrid, sejak kick-off, setiap pemain yang memegang bola terlihat gugup yang akhirnya berujung pada kehilangan penguasaan bola.
Mungkin "kutukan" itu sudah mulai bekerja tanpa disadari...
