Malam itu di grup "Mengisolasi Lao Guo", Sun Pan mengumumkan: “Hari ini aku mentraktir Zhou Yi makan enak, barbekyu terbaik di Madrid! Aku yakin setelah makananku, Zhou Yi pasti penuh energi, 100% bisa bantu Dortmund hancurkan Bernabeu!”
Lalu dia @ Zhou Yi dan menambahkan: “Jangan lupa ucapkan terima kasih padaku saat wawancara setelah menang!”
Zhou Yi langsung merespons @-annya, tapi mengirim emoji kaget: “Apa? Kamu menaruh obat di makananku?!”
Sun Pan tak menyangka respons ini. Dia mengetik serangkaian elipsis “…”, mengekspresikan kekesalannya.
Guo Nu yang sedang menyaksikan langsung tertawa terbahak: “233333333, ini versi nyata ‘tai beracun’ ya?”
Yang Muge dan He Ying juga muncul sambil tertawa ngakak.
“Zhou Yi brengsek!” Sun Pan menggerutu penuh kegeraman.
“Orang tua gue sangat aktif merespons seruan kebijakan negara, jadi gue anak tunggal.” Zhou Yi menjawab.
Sun Pan kembali mengetik serangkaian titik-titik elipsis.
“Gue tidur dulu, besok masih ada latihan, kalian lanjutkan aja.” Zhou Yi juga tidak melanjutkan ulahnya, dengan cepat berpamitan pada semua orang.
“Sampai jumpa, semangat untuk lusa!”
Semua memberi semangat padanya, hanya Sun Pan yang gayanya beda: “Cepetan pergi lo! Dasar, niat baik malah dibalas fitnah, udah traktir makan masih tega ngejahatin gue!”
“Pasti lu ga ajak dia minum-minum, makanya dia kesel.” Guo Nu mengolok-olok.
“Mana perlu gue yang traktir, kayaknya dia lebih berpengalaman dari gue! Pas naik mobil gue tadi…” Sun Pan sepertinya menemukan cara balas dendam, dengan semangat bercerita tentang "sejarah kelam" Zhou Yi di grup.
……
Foto Sun Pan mentraktir Zhou Yi makan diunggah ke internet oleh suporter Atletico Madrid. Tujuan utamanya pamer ketemu kiper utama timnya, tapi Zhou Yi yang ikut tertangkap kamera justru diabaikan.
Tapi para wartawan takkan melewatkan ini.
Setelah foto ini viral, awalnya cuma dianggap foto candid kehidupan sehari-hari Sun Pan. Tapi saat ada yang jeli melihat ada pemain inti Borussia Dortmund, Zhou Yi, dalam foto, minat publik langsung melonjak.
Suporter Eropa mungkin tidak terlalu memahami kisah di balik pemain China. Mereka hanya merasa Zhou Yi dan Sun Pan sama-sama pemain China, jadi wajar jika berkumpul. Mengenai hubungan pribadi mereka, tidak terlalu jelas.
Namun wartawan yang memiliki indra penciuman tajam melihat gosip dari foto ini.
Sun Pan tampil gemilang di Atletico Madrid, tapi dia sebenarnya dipinjam dari Chelsea. Sekarang masa pinjaman dua tahun akan berakhir di akhir musim, ke mana nasib Sun Pan selanjutnya?
Kembali ke Chelsea untuk bersaing dengan Cech merebut posisi utama, atau pindah klub?
Zhou Yi makan bersama Sun Pan - mungkinkah Zhou Yi sedang membujuk Sun Pan untuk bergabung ke Borussia Dortmund?
Imajinasi para wartawan cukup liar. Entah mungkin atau tidak, mereka lebih dulu membuat skenario sebelum mencari petunjuk.
Jika dikatakan Borussia Dortmund mungkin tertarik pada Sun Pan, itu bukan omong kosong. Dulu saat Dortmund tersingkir dari Piala Jerman oleh tim liga tingkat ketiga, itu menjadi kejutan terbesar tahun itu. Dalangnya adalah Sun Pan yang saat itu masih bermain di tim liga ketiga. Performa gemilangnya berhasil membawa pertandingan ke adu penalti, dimana dia seperti dirasuki Tuhan menyambar tendangan penalti pemain Dortmund hingga mengeliminasi lawan.
Borussia Dortmund tentu tidak mungkin tidak memiliki kesan terhadap peristiwa ini, dan tentu juga memiliki ingatan yang mendalam terhadap kiper Sun Pan yang pernah memberikan kenangan pahit bagi mereka.
Roman Weidenfeller yang lahir tahun 1980 kini sudah berusia 32 tahun. Dalam satu atau dua tahun ke depan, sulit diprediksi berapa lama lagi kondisi fisiknya bisa bertahan seiring bertambahnya usia. Bukankah lebih baik jika melalui hubungan Zhou Yi, mereka bisa merekrut Sun Pan?
Maka beberapa wartawan pun mendatangi kedua pemain tersebut setelah konferensi pers untuk mencari tahu tujuan pertemuan mereka.
"Aku dan Sun Pan adalah teman baik. Biasanya aku di Dortmund sedangkan dia di Madrid, jadi jarang bisa bertemu. Kalau ada kesempatan bertemu, tentu kami harus makan bersama," ujar Zhou Yi di depan lensa kamera dan mikrofon wartawan. "Ini hal yang wajar, tidak serumit yang kalian bayangkan."
"Apakah kamu ingin dia bergabung dengan Borussia Dortmund?" tanya wartawan mengejar.
Sebenarnya ada jawaban standar yang biasa digunakan: "Masa depan tidak ada yang tahu", intinya tidak memberikan pernyataan definitif.
Tapi Zhou Yi langsung memberikan jawaban tegas: "Tidak ingin."
"Eh?" Sekelompok wartawan saling pandang dengan keheranan. Baru saja menyebut sebagai teman baik, tapi penolakan sekeras ini pantaskah?!
"Kenapa?"
"Karena kita sudah memiliki kiper sekelas Roman Weidenfeller. Meskipun Pan-Pan juga bagus, memiliki dua kiper hebat di satu klub itu pemborosan. Lebih baik Pan-Pan mencari tim lain."
"Jawaban Zhou Yi ini sangat masuk akal, membuat para wartawan yang mendengarnya takjub dengan kecerdasan emosionalnya. Meski terlihat seperti menyinggung sahabatnya, namun hubungan baik mereka memungkinkan candaan saling menyindir ini tidak dianggap serius. Di sisi lain, ia memuji kiper utama Borussia Dortmund, Weidenfeller, secara terselubung. Pujian ini pasti membuat Weidenfeller senyum manis seolah makan madu saat mendengarnya."
"Bahkan saat menjawab pertanyaan tentang Sun Pan, Zhou Yi tetap bisa memuji rekan setimnya dengan cara kreatif. Masih adakah yang meragukan popularitasnya di dalam tim? Siapa yang tidak menyukai sosok seperti dia!"
……
Sun Pan juga menertawakan imajinasi liar para wartawan: "Tidak ada apa-apa, lupakan saja, mustahil." Duduk di Porsche 911 barunya yang masih mengkilap, mengenakan kacamata hitam, ia mengibaskan tangan dengan geram pada wartawan yang membungkuk untuk mewawancarainya.
"Aku tidak akan ke Dortmund. Klub yang akan menentukan setelah masa pinjamannya berakhir. Saat ini aku masih mengenakan seragam Atletico Madrid dan akan berjuang untuk tim ini."
Usai berkata demikian, ia menekan klakson. Para wartawan minggir. Porsche merah menyala itu meraung dengan suara mesin bass yang memesona, disertai letupan kecil dari knalpot, sebelum melesat meninggalkan debu.
Makan bersama teman saja bisa ditebak-tebak oleh para wartawan, Sun Pan merasa media terlalu membesar-besarkan hal sepele. Dia tidak keberatan difoto oleh suporter dan diunggah ke internet, tapi kesal dengan wartawan yang mengganggunya untuk urusan remeh seperti ini.
Jika besok Borussia Dortmund mengalahkan Real Madrid, lalu wartawan mewawancarainya apakah kemenangan Dortmund karena dia memberi saran intelijen ke Zhou Yi, justru dia akan senang...
……
Zhou Yi dan Sun Pan sama-sama menyangkal hal ini. Ada wartawan bandel yang mewawancarai pihak resmi Dortmund. Klub Borussia Dortmund juga bingung, terus-menerus menyangkal.
Mereka tidak paham bagaimana hal ini bisa terjadi dan tersebar. Saat ini fokus klub ada di pertandingan melawan Real Madrid, apa hubungannya dengan Atletico Madrid?
Awalnya sebelum pertandingan ini, Real Madrid dan Borussia Dortmundlah yang jadi pemeran utama. Tapi gara-gara sekali makan bersama, tiba-tiba Atletico Madrid muncul merebut sorotan dari Real Madrid.
Pendukung Real Madrid pasti punya perasaan: Bukannya kita ini lawan, kenapa Dortmund malah main mata dengan Atletico Madrid? Bilang, pilih aku atau dia?!
Media pro-Real Madrid terus mengobarkan narasi pertandingan balas dendam, berharap menciptakan atmosfer perlawanan bersama sebelum laga.
Tapi tak disangka direcoki oleh rival bebuyutan sekota Atletico Madrid...
Meski begitu, atmosfer di Stadion Bernabeu pada hari pertandingan tetap sangat meriah.
Karena kalah di kandang lawan Borussia Dortmund, kini Real Madrid turun ke posisi runner-up grup. Bagi suporter Real Madrid yang bangga, lolos sebagai peringkat kedua grup sama dengan aib yang tak bisa diterima.
Jadi mereka harus menang di kandang sendiri untuk merebut kembali gelar juara grup.
Saat para pemain melakukan pemanasan, bahkan muncul TIFO dari suporter Real Madrid di tribun selatan Stadion Bernabeu.
Zhou Yi tidak gentar dengan atmosfer kandang yang diciptakan suporter Real Madrid. Ia bercanda pada Mark di sebelahnya: "Bisa melihat TIFO di pertandingan fase grup, jarang terjadi ya, Ha!"
Mark juga tertawa: "Sepertinya mereka sedang terdesak."
……
Mark benar. Begitu pertandingan dimulai, Real Madrid menggelora bagai tsunami akibat gempa bumi di dasar laut, menghujani gawang Borussia Dortmund tanpa ampun.
Kembali ke kandang sendiri, pengaruh "kutukan" sudah hilang. Justru mentalitas "Ini wilayahku, aku yang berkuasa di sini" memengaruhi para pemain Real Madrid - kali ini efeknya positif...
Dengan mentalitas pemain Real Madrid yang membaik, performa mereka pun meningkat drastis, jauh berbeda dari penampilan kerepotan saat tandang digebrak Dortmund.
Tentu saja, Borussia Dortmund juga telah mempersiapkan diri menghadapi serangan semacam ini dari Real Madrid. Jika Klopp tidak bisa memprediksi hal ini, mustahil baginya membawa Dortmund meraih prestasi seperti sekarang.
Menghadapi gempuran ganas Real Madrid, Dortmund memilih bertahan solid dengan menarik semua pemain ke belakang alih-alih menekan dan menyerang balik sejak awal pertandingan.
Lagipula di kandang sendiri mereka sudah mengalahkan Real Madrid. Secara mental, Dortmund tidak perlu terburu-buru. Asal tidak kalah dari Real Madrid dalam pertandingan ini, mereka akan unggul dalam catatan head-to-head.
Oleh karena itu, taktik yang dirancang Klopp untuk Dortmund kali ini bukan pressing tinggi seperti pertandingan sebelumnya, melainkan bertahan dan melakukan serangan balik.
Tidak ada taktik yang bisa berlaku universal dalam segala kondisi. Pressing tinggi masih bisa digunakan saat Real Madrid bermain di kandang lawan dengan mentalitas ragu-ragu. Tapi di kandang sendiri, mentalitas mereka lebih baik dan teknik pemain lebih maksimal. Pressing tinggi justru akan membuka celah untuk serangan balik lawan.
Bertahan dan serangan balik adalah taktik paling cocok untuk situasi saat ini.
Tidak perlu terburu-buru, biarkan Real Madrid menyerang, temukan celah di lini pertahanan mereka, lalu lakukan serangan balik.
