Bab 121 Grup Kematian yang Tidak Sesuai Namanya

　　Setelah pertandingan, Zhou Yi dikerubungi wartawan. Sebagai Man of the Match, pantas mendapat perhatian ini. 　　Ketika ditanya apakah kemenangan tandang atas Real Madrid mengejutkan, Zhou Yi mengangguk: "Memang sedikit. Awalnya kami pikir hasil imbang saja sudah bagus. Tapi menurutku kemenangan terakhir ini masih wajar, toh kami punya kemampuan. Jarak kualitas kami dengan Real Madrid tidak sampai level mereka pasti menang di kandang sendiri, saling menang-kalah itu wajar. Kondisi kami belakangan memang bagus." 　　Ucapannya tidak bisa dibilang rendah hati, tapi tak ada yang menyalahkannya sebagai kesombongan. Sebagai Man of the Match, dia berhak berkata begitu. 　　Seorang wartawan meminta Zhou Yi memprediksi performa Borussia Dortmund di Champions Eropa musim ini. Zhou Yi geleng-geleng kepala: "Saya bukan cenayang, mana bisa prediksi? Kami hanya akan berusaha maksimal untuk bertahan lebih lama di kompetisi ini..." 　　"Lebih jauh dari musim lalu?" tanya wartawan itu mengejar. 　　"Kalau bisa, kenapa tidak?" Jawaban Zhou Yi sempurna tanpa celah. 　　"Sun Pan sempat makan bersamamu sebelum laga. Apa kalian bertukar informasi tentang Real Madrid? Apa dia memberimu intel tentang mereka?" Wartawan China paling penasaran dengan interaksi dua pemain China ini. 　　Zhou Yi tertawa: "Bantuan terbesarnya adalah mentraktir makan! Kemenangan ini harus kuucapkan terima kasih pada kemurahan hatinya, haha!" 　　…… 　　Meskipun Zhou Yi mengatakan kemenangan Borussia Dortmund atas Real Madrid di kandang lawan masih terhitung wajar, banyak yang menganggap hasil ini cukup mengejutkan. Mayoritas berpendapat Real Madrid di bawah Mourinho adalah tim yang sangat kuat, dan setelah proses penyesuaian selama dua musim terakhir, musim ini dianggap waktu yang tepat untuk menunjukkan performa puncak. Tim ini sebelumnya telah meraih Copa del Rey dan gelar liga, hanya tinggal mengejar gelar Champions Eropa. Banyak yang berharap Mourinho bisa mengulangi kesuksesan gemilangnya bersama Inter Milan di Real Madrid. 　　Oleh karena itu, performa Real Madrid di Champions Eropa musim ini memang dinanti-nantikan dengan harapan tinggi. 　　Faktanya Real Madrid memang sangat kuat, namun tak disangka dalam duel sengit di grup ini, mereka justru tumbang dengan mengalami kekalahan double dari Borussia Dortmund baik di kandang sendiri maupun tandang! 　　Hasil ini benar-benar di luar perkiraan banyak pihak. Pertama, tak disangka Borussia Dortmund ternyata sekuat itu. Kedua, Real Madrid di kandang sendiri tetap gagal menampilkan performa meyakinkan. 　　Tampaknya grup kematian ini agak tidak sesuai julukannya, karena kemampuan keempat tim ternyata tidak seimbang. 　　Setelah pertandingan, media Madrid memberitakan krisis kepercayaan terhadap Mourinho, menyebut Florentino Pérez sedang mempertimbangkan pergantian pelatih. Ada juga pemberitaan tentang konflik internal di tubuh Real Madrid, mengenai persaingan antar faksi pemain... 　　Singkatnya, menang membuat semua masalah hilang, kalah membuat segala sesuatu jadi masalah. 　　Meninggalkan Real Madrid dalam kekacauan, seluruh tim Borussia Dortmund kembali ke Jerman dengan kemenangan dan kegembiraan telah lolos lebih awal dari grup ini. 　　Dalam pertandingan grup lain yang berlangsung bersamaan, Manchester City bermain imbang 2-2 melawan Ajax di kandang sendiri. 　　Hasil ini membuat Borussia Dortmund yang mengumpulkan 12 poin dari empat kemenangan berturut-turut secara resmi lolos dari grup kematian. Dengan Ajax di peringkat ketiga hanya memiliki empat poin, mustahil bagi mereka untuk menyusul Dortmund meski masih tersisa dua laga. Grup yang seharusnya menjadi "grup maut" hingga putaran terakhir ini ternyata berubah menjadi "perjalanan surga" bagi Dortmund... 　　Tidak hanya lolos lebih awal, mereka juga sudah mengamankan posisi juara grup. Dengan 12 poin dari empat kemenangan, sementara Real Madrid hanya mengumpulkan enam poin dari dua kemenangan dan dua kekalahan. Bahkan jika Dortmund kalah dalam dua laga tersisa dan Madrid menang, catatan head-to-head yang sempurna (dua kemenangan atas Madrid) akan membuat Dortmund tetap unggul meski poin sama. 　　Ini berarti apapun hasil dua pertandingan terakhir, Borussia Dortmund dipastikan akan finis sebagai tim teratas di grup ini. 　　Dua pertandingan grup Liga Champions berikutnya, Klopp sepenuhnya bisa tidak terlalu menekankan prioritas, melainkan fokus pada liga domestik untuk mengejar Bayern München yang meraih sembilan kemenangan dan satu kekalahan dalam sepuluh pertandingan liga. 　　Terima kasih kepada Bayer Leverkusen, mereka memberikan satu-satunya kekalahan bagi Bayern München sejauh musim ini. 　　Hal ini sedikit mengganggu laju derap Bayern München dalam perburuan gelar juara. 　　Setelah sepuluh pertandingan liga, Bayern mengumpulkan 27 poin (9 menang 1 kalah), sementara Borussia Dortmund mengoleksi 23 poin (7 menang 2 imbang 1 kalah). 　　Selisih empat poin bukanlah jurang yang tak terjembatani. 　　Kualifikasi dini dua pertandingan tersisa sebagai juara grup Liga Champions sangat membantu Dortmund. Andai harus bertarung di grup maut dengan tiga lawan hingga pertandingan terakhir, mereka mungkin harus mengorbankan beberapa pertandingan dan mentalitas pemain akan berubah, tentu lebih memprioritaskan kualifikasi Liga Champions daripada hasil satu pertandingan liga. 　　…… 　　10 November sore hari, Borussia Dortmund bertandang ke Augsburg. 　　Klopp merotasi formasi dengan mengganti beberapa pilar utama yang bertarung habis-habisan melawan Real Madrid di pertengahan pekan, namun Zhou Yi tetap dipertahankan. 　　Ia tetap turun ke lapangan tandang dan membantu tim mengalahkan Augsburg 3-1. 　　Pada menit ke-66, Zhou Yi ditarik oleh Klopp. Dalam pertandingan ini ia berhasil memberikan satu assist. 　　Hari-hari berikutnya seharusnya menjadi ujian berat bagi Zhou Yi. 　　Karena dia harus bolak-balik menempuh perjalanan puluhan ribu kilometer dalam seminggu. 　　Setelah pertandingan melawan Augsburg, keesokan harinya dia bersama Yang Muge berangkat dari Jerman menuju China untuk mengikuti pertandingan Kualifikasi Piala Dunia zona Asia babak 10 besar antara Timnas China vs Qatar di kandang sendiri pada 14 November. 　　Usai pertandingan ini, dia harus segera kembali ke Jerman untuk menghadapi laga Bundesliga Borussia Dortmund vs Fürth di Signal Iduna Park pada 17 November. 　　Dalam seminggu, berkompetisi di tiga lokasi berbeda dengan total jarak tempuh melebihi 10.000 km, plus tiga pertandingan berintensitas tinggi - ini adalah ujian fisik yang sangat berat bagi pemain mana pun. 　　Tapi sekarang, Zhou Yi tidak perlu mengalami siksaan ini. Klopp juga tak perlu khawatir kehilangan pilar utama yang sangat vital. 　　Sebelumnya, pihak Timnas China telah menginformasikan ke klub Borussia Dortmund bahwa mereka tidak akan memanggil Zhou Yi untuk pertandingan kualifikasi Piala Dunia melawan Qatar. 　　Pemberitahuan serupa juga dikirim ke Schalke 04, Atletico Madrid, dan Cesena. 　　Intinya, semua klub diberitahu bahwa pemain China di tim mereka tidak akan dipanggil untuk laga vs Qatar. 　　Ini tentu melegakan para klub, tapi sekaligus menimbulkan tanda tanya - kenapa kali ini Timnas China begitu pengertian? 　　Sebagai pelaku sepak bola, mereka tahu betul betapa pentingnya hak lolos Piala Dunia bagi negara ini melalui interaksi sebelumnya dengan Timnas China dan Asosiasi Sepak Bola Tiongkok (AST). 　　Klub-klub sebenarnya sudah siap mental kehilangan pemain inti, tapi tetap tidak bisa menahan keluhan tentang pengaturan jadwal yang idiot ini - lagipula saat ini di seluruh dunia kecuali Asia, tidak ada pertandingan timnas yang dijadwalkan. Liga Eropa juga tidak perlu mengalah untuk pertandingan timnas, melainkan berjalan normal. Klub sama sekali tidak mempertimbangkan dampak pertandingan timnas di waktu seperti ini. 　　Tapi Asia justru menjadwalkan kualifikasi Piala Dunia di hari yang bukan termasuk periode pertandingan internasional level A. Mana ada klub Eropa yang bisa menerima ini? 　　Mereka semua adalah pilar utama tim masing-masing. Siapa yang mau merusak formasi pemain utama tanpa alasan? Lagipula ini bukan cuma masalah satu pertandingan. Perjalanan jauh beruntun dalam waktu singkat sangat mempengaruhi stamina dan kondisi pemain, apalagi harus beradaptasi dengan jet lag. 　　Sebenarnya klub-klub Eropa tidak terlalu paham mengapa Tim China memanggil pulang para pemain ini. Bahkan tidak ada waktu persiapan, apa gunanya main satu pertandingan saja? Pemain belum beradaptasi dengan jet lag sudah langsung bertanding, bagaimana performanya? Kalau tidak cedera saja sudah dianggap sukses... 　　Tapi sekarang, Tim China mengumumkan tidak akan memanggil empat pemain yang bermain di luar negeri: Zhou Yi, Sun Pan, Yang Muge, dan Guo Nu untuk kualifikasi Piala Dunia. 　　Kekhawatiran itu hilang, tapi klub-klub justru bingung kenapa Tim China tidak memanggil pemain - saat dipanggil mereka tidak paham, saat tidak dipanggil tetap tidak paham... 　　…… 　　He Ying adalah satu-satunya pemain yang dipanggil kembali untuk mengikuti pertandingan timnas. Bahkan dia sudah pulang ke China seminggu lebih awal untuk mempersiapkan pertandingan ini. 　　Di Barcelona, dia tetap tidak bisa masuk skuat utama. Kalau tidak bisa main, buat apa tetap tinggal? Akhirnya dia mengajukan diri untuk pulang lebih awal ke China mempersiapkan pertandingan timnas. Barcelona cukup pengertian, atau mungkin memang tidak terlalu memperhatikan He Ying, langsung menyetujui permohonannya. 　　Meski sekarang tidak bisa bermain di Barcelona, mentalitas He Ying justru sangat baik. Dia sudah tidak merasa cemas atau kesal akan hal ini. 　　Di Barcelona, dia fokus berlatih dan menyimpan kondisi terbaiknya untuk pertandingan timnas. 　　Bagaimana dengan masa depan? Tunggu sampai Januari tahun depan baru diputuskan.