Meski pusing, Heynckes bukan tidak punya siasat untuk menghadapi Zhou Yi.
Heynckes yang ingin membantu Bayern München merebut kembali gelar liga yang telah hilang selama dua musim, tentu tidak bisa melewati Borussia Dortmund sebagai lawan. Jika ingin bertarung melawan Dortmund, Zhou Yi adalah sosok kunci yang sama sekali tidak bisa diabaikan.
Maka pasti dia telah melakukan banyak penelitian khusus terhadap Zhou Yi.
Menurut Heynckes, Zhou Yi juga memiliki kelemahan. Meski stamina-nya telah meningkat pesat, peningkatan kekuatannya sangat lambat. Setelah beberapa tahun berkarier, stamina-nya sudah mampu menopangnya bermain penuh dalam pertandingan beruntun, namun perubahan postur tubuhnya tidak signifikan. Ini menunjukkan dia masih bukan tipe pemain yang ahli dalam duel fisik atau memiliki kekuatan memadai.
Mengapa demikian? Banyak faktor: mungkin Zhou Yi tidak suka menjadi monster otot, mungkin peningkatan kekuatan terlalu lambat, atau mungkin dia enggan mencurahkan energi besar untuk latihan kekuatan seperti yang dilakukannya pada latihan fisik.
Singkatnya, hingga saat ini Zhou Yi masih bukan pemain yang bisa mendominasi saat menghadapi tekanan fisik lawan.
Maka dalam pertahanan, memanfaatkan keunggulan fisik untuk menekan ruang geraknya menjadi salah satu taktik.
Dalam pertandingan ini, Heynckes juga memberikan instruksi serupa kepada Javi Martínez: setiap kali ada kontak dengan Zhou Yi, jangan ragu menggunakan pertarungan fisik. Tentu saja, intensitas pertarungan fisik ini harus dikontrol dengan baik - cukup mengganggu Zhou Yi tapi tidak sampai melakukan pelanggaran mudah. Jika terlalu sering melanggar, wasit utama akan memperhatikan dan memberinya kartu kuning. Begitu dapat kartu, gerakan bertahan akan menjadi terkekang dan efektivitas pertahanan akan jauh berkurang.
Masalah pengaturan intensitas ini tidak bisa diajarkan Heynckes kepada Javi Martínez. Ia hanya bisa membiarkan gelandang bertahan asal Spanyol itu mencerna sendiri melalui pengalaman.
Ada pula pendekatan konseptual: Jika Zhou Yi licin seperti belut yang sulit dijinakkan, mengapa fokus pada pertahanan terhadap dirinya? Mengapa tidak beralih ke target operannya? Sebagai pengatur permainan serangan, Zhou Yi pasti akan mengoper bola ke rekan setimnya. Dengan mengamankan target operannya terlebih dahulu, bukankah akan lebih mudah menetralisir Zhou Yi?
Dalam pertandingan ini, Heynckes juga menerapkan strategi semacam itu.
Dengan dua pendekatan sekaligus, Bayern München bertekad meraih kemenangan telak di kandang sendiri atas Borussia Dortmund. Dua musim terakhir, raksasa Bundesliga ini mengalami aib empat kekalahan beruntun dari Dortmund di liga - catatan memalukan bagi penguasa tradisional Bundesliga.
Meskipun selisih poin tidak terlalu besar, maksimal hanya dua gol. Namun lawan yang belum bisa dikalahkan selama dua tahun ini membuat seluruh tim Bayern München menyimpan amarah yang terpendam.
Pada final Piala Jerman musim lalu, Borussia Dortmund dan Bayern München bertemu. Hasilnya, Dortmund mengejutkan dengan mengalahkan Bayern München 5-2 di final. Kekalahan ini tidak bisa dijelaskan dengan alasan "Bayern menyimpan tenaga untuk persiapan final Liga Champions".
Baru pada Piala Super sebelum liga musim ini, Bayern München akhirnya berhasil mengalahkan Borussia Dortmund.
Kemenangan ini dianggap sebagai titik balik. Mengalahkan Dortmund sangat penting untuk pemulihan moral dan peningkatan kepercayaan diri seluruh skuad Bayern München.
Kini di liga, Bayern München tentu ingin melanjutkan momentum dari Piala Super, dan mengalahkan Dortmund lagi di kompetisi yang lebih bergengsi untuk mengakhiri situasi memalukan dimana mereka selalu gagal mengalahkan Dortmund sebelumnya.
Karena persiapan yang matang, Bayern München langsung mendominasi permainan sejak awal pertandingan. Serangan mereka lebih berbahaya, sekaligus berhasil membendung serangan Borussia Dortmund.
Meskipun Zhou Yi bisa menghindari pertahanan ketat dari Javi Martínez dengan mengandalkan larinya, pemain lain di Borussia Dortmund tidak mungkin berlari ke seluruh lapangan seperti dia, sama sekali tidak memperhatikan formasi. Mereka harus tetap berada di posisi masing-masing, menggunakan operan dan pergerakan posisi untuk bekerja sama dengan rekan setim. Ketika Bayern München mulai fokus mengawasi mereka, operan Zhou Yi pun tidak lagi efektif.
Formasi adalah dasar sepak bola modern. Semua taktik dibangun di atas formasi. Tanpa formasi, tidak akan ada taktik yang beragam dan dinamis seperti sekarang, juga tidak ada nilai hiburan dalam sepak bola. Bayangkan: seorang pemain membawa bola menekan ke depan, sama sekali tidak mau mengoper, dengan sembilan rekan setim yang hanya berlari mengikutinya. Mereka semua menyerbu ke gawang lawan, entah berakhir dengan tembakan atau kehilangan bola... Apa menariknya pertandingan sepak bola seperti itu?
Tapi pada awal perkembangan sepak bola modern, pertandingan memang dimainkan dengan cara seperti itu...
Saat itu, operan dianggap sebagai tindakan pengecut yang menghindari tanggung jawab. Mengoper tidak dianjurkan, dianggap tidak bermakna dan tidak berguna. Pertandingan sepak bola hanyalah tentang membawa bola menyerbu lalu menembaknya ke gawang lawan. Jika seorang pemain membiarkan bola lepas dari kakinya, itu berarti kekalahan. Bahkan menghadapi pertahanan terkuat sekalipun, dia harus terus maju tanpa ragu untuk menunjukkan kejantanan. Jika dia mengoper bola, oh ya ampun – pasti dia takut duel fisik, dia seorang pengecut tanpa keberanian!
Hingga kemudian, orang Skotlandia lebih unggul dalam hal ini. Dibandingkan dengan orang Inggris yang suka membawa bola dan menyerang, mereka lebih suka mengoper bola. Dan mereka mengandalkan sepak bola yang dianggap media Inggris seperti pertunjukan sirkus yang konyol ini untuk mengalahkan tim Inggris yang sangat angkuh, barulah perlahan-lahan mengubah sikap semua orang terhadap operan.
Dalam proses operan yang semakin menjadi metode penting dalam pertandingan sepak bola, konsep formasi pun muncul. Sepak bola tidak lagi hanya sepuluh orang berbaris di satu garis untuk menyerang bersama. Ada yang tetap di belakang bertanggung jawab atas pertahanan, ada yang di depan bertanggung jawab atas serangan. Keberadaan formasi memberi makna pada operan, operan ini membuat formasi mulai berkembang dan berubah.
Setelah evolusi bertahap, akhirnya terbentuklah bentuk sepak bola yang kita lihat sekarang.
Orang zaman sekarang mungkin sulit membayangkan, operan sebagai sarana teknis-taktikal terpenting dalam sepak bola, ternyata lebih dari seratus tahun lalu tidak ada yang menggunakannya...
Sepak bola masa kini dibangun di atas dasar formasi dan operan.
Formasi memastikan konsep taktis dapat dijalankan oleh pemain melalui operan dan pergerakan posisi di lapangan. Tanpa formasi, semuanya akan kacau balau, semua orang tidak tahu harus bermain bagaimana.
Bayern München dengan menyasar karakteristik Borussia Dortmund yang mengandalkan organisasi operan Zhou Yi, memperkuat pertahanan terhadap pemain lain sehingga Zhou Yi sulit menemukan target operan yang tepat, berhasil menghambat efektivitas serangan Dortmund.
……
Tentu saja pihak Borussia Dortmund juga tidak bisa langsung menyerah begitu saja.
Setelah perlahan-lahan beradaptasi dengan taktik Bayern München ini, mereka juga melakukan penyesuaian.
Penyesuaian mereka adalah memperkuat pergerakan semua pemain yang terlibat dalam serangan, membebaskan mereka dari keterikatan pada posisi saat ini dan posisi yang ditentukan saat menyerang, serta mendorong pertukaran posisi antar pemain. Bermain sepakbola dengan berdiri diam adalah cara paling rendah yang mudah dihentikan lawan. Meski lebih maju dari sekadar berdiri, bermain dengan pola klise tetap berisiko terbaca oleh orang itu.
Tapi dengan melakukan pertukaran posisi dalam serangan dan permainan pergeseran posisi ekstrem, tingkat kesulitan lawan untuk membatasi serangan akan berlipat ganda. Meski tidak bisa 100% menetralisir pertahanan lawan, cara ini bisa meningkatkan tingkat keberhasilan serangan kita.
Kelemahan terbesar metode ini adalah tuntutan stamina yang tinggi. Jika stamina seluruh tim tidak memenuhi standar dan ada yang kelelahan, taktik ini akan bermasalah dan akhirnya menyebabkan keruntuhan.
Tapi ini bukan masalah yang dikhawatirkan Borussia Dortmund, karena stamina tim Dortmund memang terkenal baik. Bahkan Zhou Yi yang dulu tidak sanggup bertanding satu laga penuh, kini menjadi "tidak bisa dihentikan" yang aktif berlari sepanjang pertandingan.
Masalah lain adalah pertukaran posisi intensif ini menuntut pemahaman taktik yang mendalam dan chemistry tim yang solid. Ini bukan sekedar lari tanpa arah. Berlari sembarangan tanpa pola untuk mengelabui lawan justru tidak akan efektif.
Tapi Borussia Dortmund sebenarnya tidak perlu khawatir, karena dalam starting lineup pertandingan ini ada tiga pemain yang sangat ahli dalam permainan rotasi posisi yang lincah.
Mereka adalah Zhou Yi, Mark, dan Götze.
Klopp tidak menurunkan Reus sebagai starter dalam pertandingan ini, melainkan menempatkannya sebagai pemain pengganti, tujuannya agar Mark bisa mendapatkan kesempatan bermain. Klopp juga sudah memperhitungkan bagaimana Bayern München akan menghadapi timnya, sehingga telah mempersiapkan strategi.
Ketiganya bermain dalam formasi sejajar di belakang Robert Lewandowski: Zhou Yi di posisi tengah, Mark di sebelah kanan, dan Götze di sisi kiri.
Tapi sebenarnya ketiganya tidak memiliki posisi tetap. Begitu serangan dimulai, mereka akan terus bertukar posisi dengan gerakan yang membingungkan lawan. Saat operan terakhir, Götze mungkin masih di sebelah kiri, tapi ketika menerima bola berikutnya dia sudah berpindah ke tengah, sementara Zhou Yi beralih ke sayap kiri.
……
Dua tim yang seimbang ini terlibat dalam pertarungan sengit. Keduanya sama-sama memiliki momen mengancam gawang lawan, tapi juga mengalami tekanan. Melihat situasi ini, sulit memprediksi pihak mana yang pasti akan memenangkan pertandingan.
Komentator Marcel Leif merasa puas dengan situasi ini: "Inilah pertarungan tertinggi sepak bola Jerman! Baik tingkat teknik yang ditunjukkan para pemain maupun taktik yang disiapkan matang oleh kedua pelatih, semuanya mencerminkan level tertinggi sepak bola Jerman! Pertandingan sengit penuh ketegangan, baik oleh orang awam maupun ahli, semua bisa menemukan hal yang mereka harapkan dalam pertandingan ini, benar-benar sempurna!"
Komentator televisi China Duan Xin juga memuji-muji performa kedua tim: "...Meski skor tetap 0-0, pertandingan seperti ini tetap penuh adegan seru dan menegangkan. Selama dua musim terakhir Dortmund mendominasi Bundesliga, Bayern München sebagai lawan mereka tidak dalam kondisi terbaik. Tapi musim ini, performa gemilang Bayern München membuat Dortmund memiliki lawan sepadan. Bisa menyaksikan persaingan dua tim kuat ini, menurut saya merupakan berkah bagi semua suporter Bundesliga!"
Di tengah pujian para komentator, babak pertama duel raksasa ini pun mendekati akhir.
Meski dalam 45 menit ini kedua tim memiliki beberapa peluang, tak ada yang berhasil memanfaatkannya, atau bisa dikatakan pertahanan mereka sama-sama solid.
Singkatnya, tanpa gol tercipta, kedua tim memasuki jeda babak pertama dengan skor 0-0.
