Memasuki 10 menit terakhir, serangan Bayern München mulai melambat.
Heynckes memang ingin timnya menang telak atas Dortmund di kandang sendiri, tapi dia juga bukan idiot. Jika memang tidak bisa mencetak gol lagi, menjaga kemenangan 1-0 jelas lebih penting.
Jika sampai kehilangan tiga poin yang sudah di tangan demi mengejar gol tambahan, itu akan sangat bodoh.
Jadi dia memerintahkan tim untuk memperlambat Ritme permainan, melakukan penarikan pertahanan, dan berusaha mempertahankan hasil akhir ini.
Dan siapa tahu dengan berusaha mempertahankan hasil ini, malah bisa mencetak lebih banyak gol?
Dia yakin Klopp pasti tidak bisa menerima hasil ini, karena dalam persaingan merebut gelar liga melawan Bayern München, hasil setiap pertemuan antara kedua tim sangat krusial. Klopp adalah pelatih yang lebih berapi-api, tentu dia akan mengambil langkah putus asa di menit-menit akhir pertandingan. Kalah 0-1 atau 0-2 sama saja, tapi dengan usaha ekstra, mungkin saja mereka bisa menyamakan skor?
Jadi Borussia Dortmund pasti akan menekan habis-habisan di akhir pertandingan, dan Bayern München tinggal menunggu untuk melancarkan serangan balik.
Bayern München sedikit menarik pertahanan, dan seperti yang diperkirakan Heynckes, Borussia Dortmund langsung menekan. Perkembangan pertandingan sepenuhnya berada dalam kendali pelatih senior ini.
……
Menit ke-83, Borussia Dortmund mendapatkan kesempatan serangan. Zhou Yi, setelah melakukan kombinasi umpan dengan Mark, mengoper bola ke kaki Reus di area penalti. Reus mengontrol bola lalu langsung melepaskan tembakan.
Neuer merentangkan tubuhnya dan berhasil menghalau bola keluar garis lapangan.
“Penyelamatan yang cantik! Neuer adalah pertahanan terakhir Bayern München. Sebagai garis pertahanan ini, dia selalu menjadi sosok yang dapat diandalkan! Di saat waktu pertandingan hampir habis, setiap penyelamatan suksesnya menjadi pukulan berat bagi pemain Borussia Dortmund!” Marcel Leif sama sekali tidak pelit memberikan pujian kepada Neuer, sang genius muda ini.
Suporter Bayern München di tribun juga tak segan memberikan tepuk tangan meriah untuk penyelamatan brilian Neuer kali ini.
Kemudian siaran stadion secara tepat waktu mengumumkan jumlah penonton pertandingan ini, dan dengan antusias menyatakan ini adalah kandang ke-200 berturut-turut Bayern München yang terjual habis!
Kabar ini tentu membuat suporter Bayern München di tribun bersorak gembira, gelombang udara dari sorakan yang menggema seolah bisa menerbangkan rambut dan ujung baju.
Di Bundesliga, yang paling terkenal adalah suporter Borussia Dortmund dengan kegilaan dan loyalitas mereka. Tapi sebenarnya suporter Bayern München tak kalah hebat. Kali ini dalam pertandingan melawan Dortmund, mereka berhasil mencatat rekor luar biasa ini, bahkan masih unggul dalam skor atas Dortmund. Suasana hati suporter Bayern München benar-benar sangat bangga, hanya bisa digambarkan sebagai "sangat memuaskan".
Di tengah sorakan gemuruh, Marco Reus berlari untuk mengambil tendangan pojok. Di area bendera sudut, tribun penonton dipenuhi suporter Bayern München yang mengenakan seragam merah. Dia seperti berlari sendirian menuju tembok raksasa berwarna merah. Di hadapan "tembok" ini, sosok Reus dengan seragam kuning dan celana pendek hitam terlihat begitu kecil, tak berarti, seolah akan ditelan oleh "mulut raksasa berdarah merah" kapan saja, sama sekali tidak cukup untuk mengganjal gigi lawan.
Saat Reus berlari untuk mempersiapkan tendangan pojok, para bek tinggi Borussia Dortmund berdesakan memasuki area penalti.
Mats Hummels dengan tinggi 192 cm, Neven Subotic 193 cm, dan Lukasz Piszczek 184 cm. Ketiganya berdiri di area penalti bagai menara pengepungan yang bergerak.
Ditambah Robert Lewandowski dengan tinggi 184 cm.
Borussia Dortmund memberi perhatian khusus pada tendangan pojok ini.
Ketika serangan konvensional gagal membongkar pertahanan lawan, harapan terakhir berada pada set-piece. Di menit-menit akhir pertandingan, setiap situasi bola mati harus dimanfaatkan dengan maksimal. Siapa tahu bisa menciptakan keajaiban?
Bayern München tentu paham strategi ini. Mereka siaga penuh. Setiap pemain Dortmund yang berpotensi mengancam gawang dijaga ketat oleh pemain Bayern. Jika para pemain Dortmund berusaha melepaskan diri, bek Bayern tak segan menarik seragam lawan.
Untuk itu, wasit utama Gagelmann terpaksa meniup peluit menghentikan pertandingan, lalu memanggil pemain kedua tim untuk menjelaskan bahwa mereka tidak boleh melakukan kontak fisik atau gerakan berlebihan. Jika tidak, dia tidak akan segan memberikan penalti jika diperlukan, atau menyatakan pelanggaran terhadap tim penyerang.
Setelah memperingatkan kedua tim, dia mundur dari area penalti. Pemain Bayern München dan Borussia Dortmund kembali bergulat di dalam area. Masih ada penggunaan tangan, tapi lebih terkendali dibanding sebelumnya. Gagelmann sengaja menutup sebelah mata. Jika terlalu ketat, tendangan pojok mungkin tidak bisa dieksekusi dalam 10 menit. Asalkan aksi pemain tidak keterlaluan.
Di depan gawang Bayern München, para pemain bergumul seperti satu kesatuan - saling terkait tak terpisahkan.
Tapi semua ini tidak ada hubungannya dengan Zhou Yi.
Dia berdiri jauh di luar area penalti, tampaknya tidak berniat ikut dalam serangan tendangan pojok. Malah seperti membantu pertahanan tim untuk mencegah serangan balik lawan.
Tindakannya wajar saja. Mengingat postur tubuhnya: baik tinggi badan maupun berat badan tidak berguna di hutan otot area penalti ini. Masuk untuk duel udara dengan Dante, Boateng dkk? Itu seperti mengisi celah gigi mereka.
Dalam banyak tendangan pojok, dia tidak masuk area penalti. Entah mengambil alih eksekusi tendangan, atau tetap mengambang di luar seperti pulau terpencil.
Melihat kondisi di area penalti sudah stabil, Gagelmann meniup peluitnya.
Peluit berbunyi, Reus melakukan lari ancang-ancang, kemudian menendang bola ke arah gawang.
Dia menendang ke area depan gawang!
Di sana ada Mats Hummels.
Tapi sebagai pemain andalan sundulan di tim Borussia Dortmund, mana mungkin Hummels tidak dijaga ketat oleh pemain Bayern München?
Boateng membayanginya dengan erat, sementara Mandžukić yang mundur bertahan ke depan gawang menyambar kesempatan untuk melompat lebih tinggi di depan Hummels!
Dia menyundul bola menjauh dari Hummels!
"Mandžukić membersihkan bola dengan sundulan!"
Bola yang disundul Mandžukić meluncur lurus ke luar area penalti.
Melihat ini, Zhou Yi langsung meninggalkan posisi pertahanan dan berlari ke area penalti.
Sementara itu, bola yang disundul Mandžukić diterima oleh Götze yang telah keluar dari area penalti.
Pertahanan Bayern München bergerak cepat dan kompak. Seluruh tim mereka bergerak maju mengikuti arah bola, langsung membuat Lewandowski dan Hummels yang lambat bereaksi tertinggal di belakang garis pertahanan, terjebak offside.
Sekarang bahkan jika Götze ingin mengoper bola ke mereka, sudah tidak mungkin. Dia harus mencari cara lain sendirian.
Bek Bayern München yang sukses menjebak offside kini dengan leluasa mengepung Götze, berusaha merebut bola untuk melancarkan serangan balik.
Saat ini Dortmund hanya menyisakan Schmelzer dan Zhou Yi di belakang - kesempatan emas untuk serangan balik!
Pada saat ini, Götze mengoper bola.
Tapi dia tidak mengoper ke siapa pun di area penalti, melainkan menggeser bola ke samping.
Dia mengoper bola ke Zhou Yi yang tiba-tiba muncul di sekitar busur kotak penalti!
Karena dia tidak tahu cara menyelesaikan masalah ini, maka serahkan bola kepada orang yang memiliki kemampuan untuk memecahkan masalah.
"Zhou Yi!" Seruan Duan Xin terdengar bersamaan dengan Zhou Yi menerima umpan.
……
Zhou Yi berlari dari sebelah kiri untuk menyambut umpan Götze, Götze pun mengoper bola kepadanya. Dengan kaki kiri, Zhou Yi mengontrol umpan Götze. Tapi bola tidak berhenti sempurna di kakinya, melainkan memantul dari bagian dalam kaki kiri dan bergulir ke sisi luar kaki kanan.
Sekilas, ini terlihat seperti kesalahan dalam mengontrol bola.
Tapi kemudian, Zhou Yi memanfaatkan "kesalahan" ini dengan sempurna. Dia melangkah cepat dan mengayunkan kaki kanan untuk menendang bola!
Bagian dalam kaki kanannya menyapu sisi luar bola. Bola berputar kencang dan meluncur ke arah gawang!
Tapi jalan menuju gawang tidaklah mudah. Di jalur tembak, empat pemain Bayern München (dua di depan, dua di belakang) menghadang. Mereka yang awalnya ingin menekan Götze, langsung berbelok arah ke Zhou Yi setelah melihat operan.
Dua pemain Bayern München di depan, Mandžukić dan Javi Martínez, yang pertama mencapai bola. Mereka menendang dari kiri dan kanan untuk merebut bola.
Tapi tepat sebelum mereka menutup celah, bola menyelip melewati "pintu" yang hampir tertutup rapat.
Di belakang, dua pemain Bayern München adalah Philipp Lahm dan Boateng. Boateng juga mengulurkan kaki untuk menendang bola, sementara Philipp Lahm bahkan melemparkan seluruh tubuhnya, berusaha menyundul bola keluar.
Tapi kali ini, bola tetap berhasil menerobos tepat saat "pintu" hampir tertutup!
Dengan mulus, bola melesat melewati rintangan empat pemain Bayern München tanpa cedera, lalu meluncur ke gawang Bayern München.
Tangan besar Neuer terbang menyambar. Ia melayang di udara, merentangkan lengan sejauh mungkin. Bahkan hanya dengan ujung jari pun tak masalah, asal bisa mengalihkan bola!
Tapi ia tetap gagal menyentuh bola.
Bola melengkung di udara, mengitari telapak tangannya, menyusur bagian dalam tiang gawang lalu masuk ke jaring. Setelah ditahan jaring, putaran kuatnya baru berhenti perlahan. Kehilangan semua tenaga, bola jatuh ke rumput di dalam gawang, melambung dua kali sebelum diam.
……
"Hah?!" Duan Xin berteriak dengan nada tak percaya. "Hah! Ah!! Ha! Aha!! Gol! Gol! Menit ke-85, Zhou Yi menyamakan skor untuk Borussia Dortmund!"
"Zhou Yi! Tendangan tak terduga! Mendadak! Akurat! Gol spektakuler!" Marcel Leif juga bersemangat. "Borussia Dortmund menyamakan skor di menit akhir, mereka bangkit dari jurang kekalahan!"
Saat bola melengkung masuk ke gawang, Allianz Arena yang sebelumnya riuh seperti air mendidih tiba-tiba hening sejenak. Kontras yang begitu besar bahkan membuat orang mengira ini halusinasi.
Namun nyatanya, ketika Zhou Yi menendang bola ke gawang Bayern München, puluhan ribu suporter Die Roten seolah dicekik kerongkongan mereka – mulut terbuka lebar tapi tak mengeluarkan suara.
Marco Reus yang baru saja mengambil tendangan pojok dan hendak membantu Götze baru berlari beberapa langkah. Melihat Zhou Yi mencetak gol, ia berhenti, mengepalkan tangan ke arah "tembok merah" sambil meneriakkan pekikan kemenangan.
Di hadapannya, kilau merah tembok itu tampak meredup.
