"Tendangan pojok ini sangat penting bagi Dortmund... Bola diumpankan... Sundulan penyelesaian Mandžukić! Götze menguasai bola, masih ada kesempatan... Zhou Yi! Hah?! Wah! Ah! Hah!! Gol! Gol!! Menit ke-85, Zhou Yi menyamakan skor untuk Dortmund!! Luar biasa! Sungguh luar biasa! Gol gemilang dari Zhou Yi!"
Di depan televisi, suara Duan Xin yang penuh semangat memenuhi ruang tamu ribuan keluarga di China.
"Derby Nasional" Jerman ini juga mendapat perhatian besar di dalam negeri China. Tak hanya Zhou Yi yang menjadi sorotan, Bayern München juga menjadi pusat perhatian mengingat jumlah suporter klub tersebut di China sangat besar.
Namun bahkan para pendukung setia Bayern München, saat melihat tendangan Zhou Yi ini, hanya bisa menghela napas panjang, tidak bisa mengeluh atau memaki apapun.
Hubungan Zhou Yi sebagai saudara sebangsa mereka sebenarnya tidak terlalu berpengaruh, hanya karena tendangan ini benar-benar...luar biasa!
Kehebatan yang sempurna tanpa cela!
Kekalahan di bawah tembakan sempurna seperti ini, sepertinya tidak ada alasan untuk merasa murka...
……
Zhou Yi yang baru saja mencetak gol juga penuh semangat. Tentu dia tidak bisa menerima kekalahan di kandang lawan. Dalam pertandingan sepak bola, jika tidak bisa menang, setidaknya jangan kalah.
Usai menendang, dia memiringkan kepala dan membungkuk, melihat bola melayang masuk gawang, lalu berlari diagonal menuju area bendera sudut tempat Reus mengambil tendangan sebelumnya.
Seluruh pemain Borussia Dortmund di belakangnya bagai riak air yang dibangkitkan di lapangan, mengikuti dari belakang.
Mereka berpelukan di sana. Robert Lewandowski membungkuk dan mengangkat Zhou Yi tinggi-tinggi, menjadikannya yang paling mencolok di tengah kerumunan.
Posisi ini secara alami menarik perhatian semua orang, namun sekaligus menjadi sasaran kemarahan suporter Bayern München. Bagaimana mungkin mereka pura-pura tidak melihat pemain Dortmund merayakan dengan semena-mena di depan mata?
Setelah kesunyian singkat, siulan penuh cacian bergemuruh.
Tapi Zhou Yi sama sekali tidak peduli. Siulan suporter lawan justru menjadi penghargaan terbaik baginya.
……
Siaran TV sedang memutar ulang gol Zhou Yi tadi, menampilkan keindahan bola ini dari berbagai sudut.
"Di area penalti yang begitu padat pemain, empat pemain Bayern München berada di jalur terbang bola, tapi tak satu pun menyentuhnya. Dari Zhou Yi ke gawang hanya ada satu jalur ini, dan dia berhasil memanfaatkannya. Tendangan ini tidak menggunakan tenaga penuh, tapi kecepatan bola tetap tinggi karena ayunan betisnya. Banyak pemain mungkin memilih tendangan keras dalam situasi seperti ini, namun efektivitasnya tak sebaik tembakan akurat ini..." Marcel Leif terus menganalisis mengapa gol ini begitu istimewa. "Kontrol Zhou Yi terhadap bola saat menembak benar-benar sempurna!"
Sebuah sudut pengambilan gambar dari udara secara jelas menunjukkan lintasan bola yang sempurna.
Akurasi lengkung tendangan Zhou Yi sebenarnya tidak terlalu lebar. Jika terlalu lebar, bola mungkin akan menabrak pemain Bayern München di area penalti. Namun dengan lengkungan yang presisi ini, bola berhasil menghindari semua rintangan.
Persis seperti adegan pelarian klasik di film Hollywood, bola ibarat pesawat ruang angkasa yang dikemudikan pemeran utama melalui serangkaian pintu yang sedang menutup. Saat semua penonton menahan napas menanti nasib sang protagonis, pesawat itu menyelip melalui celah terakhir tepat sebelum pintu terkunci rapat.
Tentu saja, pasti ada suporter Bayern München yang tidak setuju dengan pernyataan Marcel Leif ini, menganggapnya terlalu berlebihan. Apa maksudnya kontrol yang "tepat di titik optimal"?
Ini jelas contoh klasik dari "bias penyintas"!
Jika bola Zhou Yi tidak masuk, mengenai pemain Bayern München atau melenceng dari garis lapangan, bukankah itu membuktikan kontrolnya terhadap sepak bola sangat buruk?
Sekarang menggunakan gol yang berhasil dicetak sebagai bukti akurasi kontrol teknik Zhou Yi, contoh seperti ini sama sekali tidak meyakinkan. Itu hanya diucapkan karena bolanya masuk. Semua orang tahu pasti Zhou Yi telah melakukan banyak tembakan dari posisi ini sebelumnya, bola-bola yang tidak masuk tentu tidak muncul di hadapan publik. Hanya gol ini yang berhasil, lalu tiba-tiba dijadikan bukti keberhasilan 100%.
Bagi suporter Bayern München, hanya ada satu penjelasan logis untuk gol Zhou Yi ini - Zhou Yi dapat keberuntungan sampah, dia terlalu beruntung, asal menendang tapi kebetulan masuk!
Tapi sebenarnya dalam proses terciptanya gol spektakuler apa pun, faktor keberuntungan selalu memainkan peran sangat penting.
Tidak ada pencetak gol spektakuler yang bisa menjamin keberhasilan dalam percobaan berulang di kondisi yang sama.
Gol itu sendiri mengandung unsur keberuntungan. Menggunakan faktor keberuntungan untuk menyangkal kemampuan teknis yang telah dikeluarkan oleh pencetak gol dengan cara yang kasar juga tidak adil.
Namun baik itu keberuntungan tai anjing atau memang kemampuan tim, satu fakta yang tak bisa diubah: Bayern München di kandang sendiri, hanya tersisa beberapa menit jelang akhir pertandingan, berhasil disamakan skor oleh Borussia Dortmund!
……
Kebobolan di menit akhir menjadi pukulan telak bagi Bayern München, namun pukulan yang lebih besar mungkin berasal dari pikiran: Apakah seberapapun usaha, sulit mengalahkan tim ini?
Kali ini sudah hampir menang, tapi hasil akhirnya malah memberi kesempatan hidup baru bagi lawan!
Jika dikatakan mereka dapat keberuntungan, mengapa Dewi Keberuntungan hanya memihak mereka, bukan kami?
Saat kebobolan terjadi, Heynckes yang emosional menggebrakkan tinjunya dengan murka - bukan ke pemainnya, tapi ke Dewi Keberuntungan: "Ini kandang kami, mengapa kau memihak mereka?!"
Klopp terlihat lebih bersemangat. Ia menerjang ke lapangan seperti bertinju kacangan, dua tinjunya berayun saling silang seolah memukuli lawan tak kasat mata.
Setelah meluapkan emosi, barulah ia kembali ke bangku cadangan, memeluk erat-erat setiap orang yang dijumpai dengan gigi gemeretak dan wajah yang garang.
Ekspresi ini sebenarnya bukan kegembiraan, melainkan wajah orang yang baru lolos dari maut.
Benar-benar bisa disebut "lolos dari maut" untuk gol Zhou Yi kali ini.
Tentu saja dia tahu musim ini masih panjang, hasil satu pertandingan tidak bisa menentukan gelar liga. Tapi ini adalah pertandingan melawan Bayern München, dan itu di kandang sendiri Bayern München. Jika bisa meraih hasil imbang melawan Bayern München, itu akan memberikan perbedaan besar pada kepercayaan diri dan moral seluruh tim.
Di sisi lain, pukulan bagi Bayern München akan lebih berat.
Membuat Bayern München merasakan keputusasaan "bahkan di kandang sendiri tidak bisa mengalahkan mereka".
Pengaruh psikologis inilah yang paling dihargai Klopp. Di saat perebutan gelar liga memasuki tahap paling sengit nanti, yang sering menentukan kemenangan bukanlah kemampuan tim, melainkan faktor mental.
Tendangan Zhou Yi ini ibarat menanam bom waktu di hati para pemain Bayern München, yang akan meledak di momen krusial.
……
Setelah pertandingan dimulai kembali, Bayern München yang tidak rela skor imbang akibat "tendangan tai yang kebetulan beruntung" Zhou Yi di kandang sendiri, melancarkan serangan sangat ganas ke gawang Borussia Dortmund.
Di bawah tekanan serangan mereka, seluruh tim Dortmund menarik pertahanan. Kali ini Klopp tidak berhadap-hadapan langsung dengan Bayern München.
Menit ke-87, Subotic cedera saat bertahan dan digantikan Santana. Setelah pergantian ini, Bayern München mendapat peluang bagus. Saat menyerang, mereka melakukan umpan silang ke depan.
Mandžukić mengalahkan Santana dalam perebutan bola udara, setelah menjatuhkan bola dengan sundulan, Thomas Müller menyambut di depan area penalti dan langsung melepaskan tembakan ke sudut jauh gawang Dortmund. Weidenfeller gagih menjangkau bola, namun tembakan tersebut meleset tipis dari mistar gawang.
Heynckes kemudian memasukkan Mario Gomez menggantikan Mandžukić. Baru masuk, Gomez langsung menciptakan peluang berbahaya. Umpan terobosannya membelah pertahanan Dortmund, sayangnya tembakan Kroos berhasil diamankan Weidenfeller dengan gemilang, bahkan tidak memberi kesempatan rebound atau tendangan pojok bagi lawan.
Menit ke-92, di detik terakhir waktu normal pertandingan, Bayern München terus menekan. Kroos mengoper ke Müller yang berada di sudut area penalti besar. Langsung saja Müller mencoba chip shot, bola yang mengarah ke gawang itu seolah pasti masuk hingga tribun Allianz Arena sudah mulai bergemuruh sorak gembira.
Namun Weidenfeller yang tampil luar biasa sepanjang pertandingan kembali menunjukkan penyelamatan spektakuler. Dengan susah payah ia menepis bola ke atas mistar gawang.
"Bayern München mendapatkan tendangan pojok. Ini mungkin kesempatan terakhir mereka dalam pertandingan ini, mengingat waktu sudah menunjukkan 92 menit 37 detik sementara injury time hanya tiga menit..." komentar Marcel Leif.
"Sementara itu, siaran TV menampilkan close-up shot kiper Bayern München, Neuer, yang meninggalkan gawang dan berlari ke area penalti Dortmund. Ia juga ingin berpartisipasi dalam serangan tendangan pojok ini! Jika berhasil mencetak gol, Bayern München akan mengakhiri pertandingan dengan gol penutup di detik-detik akhir melawan Dortmund!"
"Sementara itu, Dortmund melakukan pergantian pemain. Pemain serba bisa Großkreutz masuk menggantikan Zhou Yi yang sudah tidak efektif dalam pertahanan."
"Zhou Yi sengaja berjalan perlahan saat turun lapangan, memicu siulan tajam kembali dari tribun penonton di Allianz Arena."
"Zhou Yi tetap tenang, terus berjalan turun sesuai ritmenya sendiri meski dihujani siulan."
"Sebenarnya tidak perlu terburu-buru. Bayern sendiri tahu ini adalah kesempatan serangan terakhir mereka. Tendangan pojok ini akan menjadi penentu: gol berarti kemenangan, gagal berarti wasit utama akan meniup peluit akhir. Kecepatan Zhou Yi turun sama sekali tidak berpengaruh."
……
"Setelah Dortmund menyelesaikan pergantian pemain, Neuer sudah berada di area penalti Dortmund. Akhirnya tendangan pojok bisa dieksekusi."
"Wasit utama meniup peluit. Kroos mengarahkan bola sepak ke area penalti. Umpan akuratnya menemukan Javi Martínez yang berada di garis area penalti kecil. Martínez melompat tinggi dan menyundul bola ke gawang!"
"Bola melesat cepat ke sudut dekat gawang!"
"Gol!!"
Dalam teriakan Marcel Leif, Weidenfeller melayang di udara bagaikan dewa yang turun ke bumi, menepis bola sepak yang meluncur ke arah gawang dengan satu tepisan tangan!
"Weidenfeller! Dia berhasil mempertahankan satu poin Borussia Dortmund!"
Begitu Marcel Leif menyelesaikan kalimatnya, wasit utama Gagelmann membunyikan peluit penutup pertandingan. Tiga tiupan peluit mengukuhkan skor akhir 1-1, Bayern München gagal mengalahkan Borussia Dortmund di kandang sendiri. Meski mengakhiri rekor buruk dua musim sebelumnya yang selalu kalah dari Dortmund di liga, hasil ini tetap bukan yang diinginkan Bayern...
