"Keesokan paginya, Zheng Lulu mengembalikan kamar hotelnya di Borussia Dortmund, bersiap kembali ke Heidelberg lalu berwisata bersama Kathleen."
"Setelah menyelesaikan prosedur pengembalian, dia menarik koper, keluar dari gerbang hotel, berdiri di tepi jalan. Jalanan Dortmund tertutup salju putih."
HP-nya berdering, ketika dikeluarkan ternyata ada pesan dari Zhou Yi: "Terima kasih, pernah disukai olehmu adalah kehormatan bagiku. Semoga di perjalanan hidupmu nanti, kau menemukan pemandangan dan orang yang lebih indah."
Menunduk melihat pesan ini, Zheng Lulu tersenyum.
Dia tidak membalas Zhou Yi, melainkan menyimpan HP-nya, lalu menarik napas dalam-dalam. Udara dingin yang segar menyegarkan hati. Kemudian dia menarik koper menuju halte bus, meninggalkan jejak kaki yang kokoh di hamparan salju.
……
Zhou Yi mematikan HP-nya, berkata pada Yang Muge di sebelahnya: "Lao Yang, kemarin malam Natal kamu ngapain?"
"Ya biasa-biasa aja, gitu-gitu lah..."
"Dengerin aja sudah menyedihkan, ck ck, malam Natalnya para jomblo!" Zhou Yi menyeringai.
Yang Muge marah: "Kamu berani-beraninya ngatain aku, dasar jomblo!"
"Hehe, kemarin kamu liat aku muncul di grup nggak?" Zhou Yi tersenyum penuh percaya diri.
Yang Muge terkejut. Semalam ada dua orang yang tidak muncul sama sekali di grup: satu Sun Pan (yang sudah biasa), satunya lagi Zhou Yi!
Jangan-jangan anak ini malah pergi kencan?
Tapi otaknya cepat berpikir: "Tunggu, bukannya kamu makan-malam di rumah Mark?"
"Ck, nggak bisa nipu kamu!"
"Aku nggak bodoh, Zhou Yi. Jangan selalu menganggap aku mudah ditipu."
Sambil berbicara, pesawat bergetar sebentar. Melalui pengeras suara terdengar pengumuman bahwa pesawat sedang mundur dari posisi parkir dan bersiap lepas landas. Zhou Yi menyandarkan punggungnya ke kursi, sedikit menengadahkan kepala, lalu menutup matanya.
Akhirnya pulang ke rumah.
……
Setibanya di rumah, Zhou Yi mengunggah foto dirinya yang sedang meringkuk di tempat tidur memakai piyama tebal sambil bermain ponsel ke Weibo. Keterangannya: "Rumah tetap yang paling nyaman, bisa bebas sesuka hati. Selamat Tahun Baru untuk semua!"
Postingan ini langsung menarik perhatian netizen, bukan karena tulisannya, tapi karena foto lampirannya. Penampilan Zhou Yi yang mengenakan piyama longgar di foto sangat kontras dengan citra elegan yang biasa ditampilkannya di TV, sama sekali tidak tampan.
Tapi justru sikapnya yang berani memperlihatkan sisi buruk ini dianggap segar oleh netizen - biasanya selebriti selalu berusaha mempercantik diri dengan filter sepuluh lapis plus editan PS sebelum mengunggah foto, demi menampilkan citra sempurna. Zhou Yi malah sengaja menampilkan sisi "memalukan"-nya di hadapan publik.
Seorang netizen langsung meratap di kolom komentar: "Aku tidak percaya! Aku tidak percaya! Ini pasti bukan Zhou Yi yang kukenal!"
"Pfft, piyama ini plus sprei motif bunga-bunga... Sangat biasa dan dekat dengan kehidupan sehari-hari!"
"Aku merasa terhormat bisa pakai baju tebal merk sama dengan bintang sepak bola ternama Zhou Yi!"
"Sprei-ku motifnya sama!"
"Kalau gitu aku cuma bisa se-merk tisu saja..."
"Lihat tisu di meja samping tempat tidur!"
"Cari highlightnya!"
“Ya ampun, ada perasaan seperti Tony Leo si profesional elit kota, begitu kembali ke kampung halaman langsung berubah menjadi Er Gou Fu Gui dalam sedetik...”
“Xiao Yiyi kamu kan idol! Jangan merendahkan diri seperti ini dong! [tertawa sambil menangis]”
“Boleh juga, ini benar-benar sesuka hati!”
“233333333333”
“Rame-rame gaduh tak karuan”
“Kemarin Sun Pan masih memamerkan foto liburan di pantai Maldives dengan cahaya matahari cerah di Weibo, terlihat sangat eksklusif dan berkelas internasional. Kok gaya Zhou Yi kita malah seperti ini? Kamu kan sudah jadi bintang sepak bola internasional, bisa dong ikuti gaya internasional!”
“Xiao Yiyi kita memang selalu punya jalur sendiri!”
“Gimana nih, semakin merasa Zhou Yi imut banget...”
“Pengen tahu luas trauma psikologis para sponsor Xiao Yiyi saat ini, 2333333333333333”
……
Hanya setengah hari, postingan Weibo Zhou Yi ini sudah mendapat lebih dari 60.000 retweet dan 40.000 komentar, langsung menempati puncak trending Weibo. Selain berbagai komentar sindiran dan lucu, ada juga yang memanipulasi foto Zhou Yi dengan teknik PS, memindahkan penampilan kuno berjaket tebalnya ke berbagai latar belakang, efek komedinya sangat kuat.
Menjelang malam, netizen menemukan di Taobao sudah banyak muncul produk "jaket tebal edisi Zhou Yi". Beberapa toko langsung memanipulasi foto Zhou Yi dengan PS sebagai gambar promosi produk.
Slogan iklan tertulis: "Kesayangan bintang sepak bola Tiongkok nomor satu Zhou Yi! Dia sendiri yang merekomendasikan kepada Anda! Memakainya tidak hanya memberi kehangatan, tapi juga membuat Anda merasakan gaya bintang internasional! Pola dan motif paling populer tahun ini!"
Dan masalah ini tidak hanya berkembang di dalam negeri China, tapi juga melintasi Tembok Besar, bahkan merambat ke luar tembok.
Di Twitter dan Facebook, beberapa suporter China membagikan foto ini, yang kemudian dengan cepat memicu diskusi panas di kalangan netizen luar negeri.
Hanya saja konten diskusi mereka sedikit berbeda dengan para suporter China. Mereka serentak menyatakan baju yang dipakai Zhou Yi ini sangat bagus, terlihat hangat, dan pasti nyaman dipakai... Juga mengatakan ini sangat khas China, mulai mencari tahu di mana bisa membeli baju tersebut.
Reaksi netizen luar negeri tentu saja sampai kembali ke dalam negeri. Banyak yang bercanda mengatakan kalau sekarang ekspor grosir jaket kapas ke luar negeri, pasti jadi kaya raya?
Ada juga netizen dalam negeri yang bisa memanjat tembok atau memang berada di luar tembok, dengan antusias menempelkan alamat Taobao di kolom komentar netizen asing...
Begitulah, satu foto Zhou Yi benar-benar menjadi fenomena viral di internet, berubah menjadi pesta pora di dunia maya yang bisa diikuti semua orang.
Lalu apa yang sedang dilakukan Zhou Yi saat ini?
Dia sedang memakai jaket kapas yang sudah menjadi viral itu, sambil mengunyah iga babi di rumah...
"Ayo, makan satu lagi, banyakin makan..." Ibu masih menambahkan sepotong iga ke mangkuknya.
"Xie she ma mu!" Zhou Yi mengulum daging di mulut, bicaranya jadi tidak jelas. Dia merasakan kasih sayang ibu yang sangat mendalam.
“Pokoknya kali ini kamu boleh makan sepuasnya.” Tapi ucapan Ibu berikutnya hampir membuatnya tersedak. “Mulai besok, kamu harus tetap patuh pada aturan diet pemain profesional.”
“Bu, bisakah jangan bahas ini sekarang…” Zhou Yi menelan dagingnya sambil protes.
Ayah di sampingnya berkata: “Besok masak babi guling lagi ya.”
Istri mengangguk: “Baik.”
Zhou Yi yang mendengarkan percakapan itu hanya bisa mengunyah daging iga lebih hati-hati.
Dia tahu, ini lagi-lagi trik licik ayahnya. Dalih melatih mentalitas, padahal cuma pamer terselubung!
Sejak pulang liburan pertama kali, ini sudah menjadi ritual wajib selama masa liburannya.
Selain perbedaan perlakuan dalam hal makan, Zhou Yi juga tidak boleh mengendorkan latihan fisiknya.
Meski latihan profesional sulit dilakukan selama liburan, menjaga kondisi tubuh dengan olahraga rutin masih mungkin dilakukan.
Hanya satu hari Zhou Yi bisa bangun siang selama liburan ini. Di hari lainnya, dia selalu dipaksa Ibu untuk olahraga pagi. Selain lari pagi, setiap pulang dia dilarang naik lift – harus menaiki tangga. Padahal apartemen mereka berada di lantai tertinggi kompleks – lantai 25!
Jangan berpikir bahwa berdiam diri di rumah bisa menghindari naik tangga. Zhou Yi akan diusir oleh ibunya keluar rumah sekali di pagi hari, sekali di sore hari, dan setelah makan malam harus menemani orang tua turun untuk jalan-jalan. Setelah jalan-jalan, kedua orang tua langsung naik lift dan sampai di rumah dengan cepat, sementara Zhou Yi harus mendaki 25 lantai tangga dengan susah payah.
Ini semua adalah cara untuk memastikan bentuk tubuh Zhou Yi tidak berubah selama liburan.
Tapi Zhou Yi masih merasa kesal. Pernah dia memprotes orang tuanya: "Orang lain setelah makan malam mengajak anjing jalan-jalan, mereka malah mengajak anak jalan-jalan!"
Protesnya tentu saja tidak membuahkan hasil.
Lagi pula siapa yang menyuruh mereka membeli rumah baru setinggi itu.
Saat membeli rumah dulu, orang tuanya bilang membeli lantai tertinggi. Dia malah senang, bilang pemandangan bagus dari ketinggian, memuji pilihan orang tuanya.
Waktu itu mana terbayang niat tulus (dan rencana licik) di balik pilihan orang tuanya ini?
Belakangan baru dia tahu orang tua sengaja memilih gedung tinggi agar dia naik tangga. Dia pun menghela nafas: "Kasihan orang tua di seluruh dunia..."
……
Meski liburan di rumah terasa "menyiksa", Zhou Yi tetap senang pulang.
Karena ini adalah rumahnya sendiri. Seperti yang dia tulis di Weibo, tidak ada yang lebih nyaman daripada di rumah, hanya di rumah bisa benar-benar relaksasi fisik dan mental.
Rumah mewah mana pun takkan bisa menandingi sarang sendiri.
Kalau saja kandang anjing ini ada di lantai satu, pasti lebih sempurna... Zhou Yi berpikir begitu sambil menjulurkan lidah dan menaiki tangga.
