Menurut Zhou Yi, kompetitor sebenarnya He Ying di Paris Saint-Germain sama sekali bukan Ibrahimović. Jurang kualitas antara mereka masih sangat besar, baik dalam hal kesadaran taktis, kemampuan teknis, maupun pengalaman. Menetapkan Ibrahimović sebagai target kompetisi justru merupakan kesalahan besar.
Manajemen Paris Saint-Germain dan pelatih kepala Ancelotti juga tidak mungkin membiarkan He Ying menggantikan posisi bintang utama tim mereka.
Zhou Yi berpendapat target paling realistis dan memungkinkan untuk He Ying sebenarnya adalah Ezequiel Lavezzi.
Penyerang asal Argentina ini memang menunjukkan performansi bagus saat bermain untuk Napoli, sehingga menarik minat Paris Saint-Germain. Namun kondisinya tidak stabil, kadang baik kadang buruk. Inilah peluang He Ying. Selama dia bisa memanfaatkan momentum saat Lavezzi sedang tidak dalam performa terbaik, dan mempertahankan konsistensi, maka Lavezzi akan kesulitan merebut kembali posisinya.
Seandainya, bahkan jika tidak bisa sepenuhnya merebut posisi utama Lavezzi, setidaknya He Ying bisa menempati posisi yang relatif penting di lini depan Paris Saint-Germain sebagai pemain rotasi. Ini lebih realistis dibandingkan di Barcelona yang bahkan tidak bisa menjadi pemain rotasi.
Melihat Ibrahimović yang mencetak gol, bukan Lavezzi, Zhou Yi menghela nafas lega untuk He Ying - Syukurlah, keberuntungan masih berpihak.
Gol Ibrahimović membuat Paris Saint-Germain menutup babak pertama dengan keunggulan.
Saat jeda babak pertama, Zhou Yi berdiskusi di grup. Sun Pan berpendapat bahwa keunggulan PSG di babak pertama akan mengurangi peluang He Ying tampil di babak kedua. Sebelumnya dia menduga PSG akan kesulitan di kandang lawan, tidak bisa membongkar pertahanan lawan, sehingga Ancelotti terpaksa mengandalkan He Ying sebagai pahlawan pengganti yang menyelamatkan tim dengan gol.
Yang Muge berpikir jika PSG mempertahankan skor ini, tekanan serangan Bordeaux akan semakin besar. Ancelotti mungkin akan memperkuat pertahanan dengan melakukan pergantian pemain di lini belakang, sehingga kesempatan He Ying tampil semakin kecil.
Tapi Zhou Yi tidak setuju dengan penilaian mereka. Menurutnya, bagi He Ying saat ini, menjadi pahlawan tunggal tidak penting. Yang terpenting adalah mencetak gol. Entah gol itu penyelamat di saat sulit atau sekadar memperlebar keunggulan, semuanya tidak masalah. Asalkan ada gol, dia bisa unggul dalam persaingan dengan pemain depan seperti Lavezzi dan lainnya. Mengenai pendapat Yang Muge, Zhou Yi juga merasa belum tentu benar. Dalam kondisi unggul satu gol, bertahan dengan rapat sampai pertandingan berakhir memang salah satu pilihan. Tapi memasukkan penyerang cepat untuk melakukan serangan balik dan mencoba mencuri gol lagi juga pilihan bagus. He Ying sendiri adalah penyerang dengan kecepatan tinggi dan kemampuan individu luar biasa, seolah dibuat khusus untuk momen seperti ini.
Berdasarkan analisis di atas, Zhou Yi optimis dengan prospek He Ying tampil sebagai pemain pengganti di babak kedua. Soalnya dalam pertandingan ini Ancelotti hanya membawa tiga penyerang ke kandang lawan. Dua sudah menjadi starter, di bangku cadangan hanya tersisa He Ying. Jika Ancelotti ingin mengganti penyerang, pasti He Ying yang dimainkan.
Sun Pan tidak terima dengan penilaian Zhou Yi dan mengajukan taruhan.
"Boleh, bertaruh apa?" Zhou Yi sama sekali tidak ragu.
"Bertaruh uang terlalu biasa. Bagaimana kalau kita bertaruh siapa yang akan mentraktir di kumpul-kumpul berikutnya?" usul Yang Muge.
"Kalau kalian kalah, kalian berdua patungan mentraktir sekali. Itu kan menguntungkan kalian..." protes Zhou Yi.
Guo Nu melompat: "Aku dukung kamu, Zhou Yi. Sekarang skor 2-2."
"Oke, bagus." Zhou Yi tidak keberatan.
Sun Pan dan Yang Muge juga setuju.
“Bertaruh apakah He Ying akan masuk sebagai pemain pengganti di babak kedua, atau bertaruh apakah dia bisa mencetak gol?” Zhou Yi bertanya lagi.
“Dua-duanya ditaruhin!” Sun Pan berkata. “Aku bertaruh sama kamu soal dia bisa gol atau tidak, menurutku He Ying ga bakal cetak gol. Lao Yang bertaruh sama kamu soal dia main di babak kedua atau enggak, Lao Yang taruhan dia ga bakal masuk. Gimana?”
“Itu harus traktir dua kali ya, jangan sampe ketuker.” Zhou Yi tidak terbodohi.
“Santai aja, emang gue tukang ngemplang? Lagian siapa tau malah kamu yang kalah? Nanti Lao Guo yang ga ngapa-ngapain bisa ikutan traktir sekali.” Sun Pan penuh keyakinan.
“Waduh, Lao Guo mumpung masih ada waktu buat nyesel loh.” Kata Zhou Yi.
Guo Nu mengirim serangkaian tanda elipsis lalu berkata: “Gapapa, aku percaya sama kamu Zhou Yi!”
“Bikin terharu.” Kata Zhou Yi, “Kalau gitu kalo aku kalah, dua-duanya kamu yang traktir ya?”
“Pergi lo, pergi lo, pergi lo!” Guo Nu mengirim emoticon acungin jari tengah.
……
Setelah babak kedua dimulai, tim tuan rumah Bordeaux jelas-jelas meningkatkan serangan ke Paris Saint-Germain. Mereka sama sekali tidak mau kalah di kandang sendiri. Apalagi mereka punya kepercayaan diri karena di musim ini mereka satu-satunya tim di Ligue 1 yang tak terkalahkan di kandang sendiri. Meski banyak hasil imbang, tapi sekarang mereka cuma tertinggal satu gol. Asal bisa menyamakan skor, bukankah catatan tak terkalahkan di kandang bisa terus berlanjut?
Mereka punya waktu 45 menit penuh untuk mencetak satu gol. Bagi Bordeaux ini bukan hal sulit. Bahkan para pemainnya tidak cuma berpikir menyamakan skor, tapi membalikkan keadaan untuk menang!
Serangan Bordeaux sangat ganas dan menggebu-gebu.
Pertahanan Paris Saint-Germain benar-benar merasakan tekanan.
Namun setelah sepuluh menit berlalu, Ancelotti mulai memahami: meskipun serangan Bordeaux cukup ganas, ancaman sebenarnya terhadap tim mereka tidak sebesar penampilannya.
Karena banyak tembakan mereka gagal mengenai dalam bingkai gawang...
Meskipun serangannya seperti gelombang, tapi hanya seperti guntur yang keras tapi hujan yang kecil - situasi yang agak canggung.
Melihat ancaman serangan Bordeaux tidak terlalu besar, Ancelotti mulai berpikir: keunggulan 1-0 bukanlah skor yang aman, bukankah lebih baik jika bisa memperbesar selisih gol?
Untuk mencetak gol perlu memperkuat serangan, tapi Ancelotti kurang yakin dengan kombinasi penyerang saat ini. Performa Ibrahimović tidak perlu diragukan - 18 gol dari 17 penampilan musim ini, benar-benar pemain inti dan bintang utama tim. Bagaimana dengan Lavezzi yang berpasangan dengannya di lini depan?
11 kali sebagai starter, hanya mencetak 2 gol. Efisiensi yang sangat rendah.
Alasan Paris Saint-Germain meminjam He Ying dari Barcelona adalah untuk memperkuat lini depan dan menambah opsi serangan.
Mengapa memilih He Ying? Tentu karena performa gemilangnya di Valladolid dan gelar top skor di Olimpiade.
Tim utama Barcelona mungkin meremehkannya, tapi bagi Paris Saint-Germain dia cukup berharga.
Memikirkan hal ini, Carlo Ancelotti meminta asisten pelatih untuk memanggil He Ying melakukan pemanasan.
Saat He Ying dipanggil untuk pemanasan, siaran TV menyorot lensa padanya. Bagi sepak bola Eropa, He Ying bukanlah pemain tak dikenal. Performansi gemilangnya di Segunda División musim lalu telah menarik perhatian banyak klub, sementara penampilannya di Olimpiade juga kerap menghiasi halaman media. Pada musim panas, sebenarnya He Ying memiliki banyak pilihan, namun saat itu ia masih bertekad membuktikan diri kembali di Barcelona, sehingga memilih bertahan.
Melihat adegan He Ying melakukan pemanasan, Zhou Yi ramai di grup chat: "Lihat kan kata saya! He Ying sudah pemanasan, pasti akan segera dimainkan! Lao Yang, kamu bakal kalah nih!"
Yang Muge tersenyum tipis: "Aku juga berharap He Ying bisa tampil. Kalau dia bermain, aku rela kalah."
……
Setelah menyelesaikan pemanasan dan kembali ke bangku cadangan, He Ying tidak duduk kembali. Ia justru dipanggil oleh pelatih kepala Carlo Ancelotti ke sampingnya. Saat itu semua orang sudah tahu He Ying akan dimainkan.
Bagi He Ying sendiri, selama setengah musim terbuang di Barcelona hanya untuk mendapatkan kesempatan tampil, ia terus menunggu momen seperti ini. Namun sayangnya Barcelona tak pernah memberinya kesempatan, hingga akhirnya hengkang pun ia belum sempat mengenakan seragam Barcelona bermain bahkan satu menit pun.
Sekarang, kesempatan ini akhirnya sampai ke Paris Saint-Germain, proses berliku-likunya ini lebih jelas dipahami He Ying daripada siapa pun.
Dia juga tahu ini bukan saatnya untuk terlalu banyak berpikir, seperti yang pernah dikatakan Zhou Yi: ketika kesempatan muncul di depan mata, jangan ragu-ragu, raihlah!
……
Tak lama kemudian muncul kesempatan bola mati di lapangan, ofisial keempat pertandingan mengangkat papan pergantian pemain - Paris Saint-Germain meminta substitusi: nomor 11 Lavezzi keluar, nomor 18 He Ying masuk!
Ini adalah penampilan pertamanya di liga Eropa musim ini!
Saat He Ying berlari ke lapangan, para suporter China justru membanjiri internet dengan cacian untuk CCTV. Karena CCTV tidak menyiarkan pertandingan Ligue 1, sulit bagi fans untuk menonton pertandingan ini. Mereka hanya bisa menonton melalui internet, namun sinyal internet tidak stabil dan dibatasi kecepatan jaringan. Beberapa orang dengan bandwidth kecil dan koneksi lambat mengalami buffering seperti melihat slideshow - bagaimana bisa menonton pertandingan seperti ini?
Tapi CCTV yang dicaci para fans ini sebenarnya juga merasa tidak adil - Pada musim 2005-2006 mereka pernah menyiarkan Ligue 1 secara langsung, setiap pekan memilih satu pertandingan untuk disiarkan gratis di saluran olahraga. Hasilnya ratingnya sangat menyedihkan, sama sekali tidak ada yang menonton. Jadi setelah satu tahun CCTV berhenti menyiarkan Ligue 1. Selama lebih dari enam tahun ini tidak ada siaran Ligue 1, dan tidak ada fans yang mengutuk mereka. Sekarang karena satu peminjaman pemain yang tak terduga, ketiadaan siaran Ligue 1 mereka tiba-tiba menjadi bagian dari banyak "kejahatan" yang pernah mereka lakukan...
“Hak siaran bukan dinegosiasikan per pertandingan, itu sudah dibeli paket beberapa musim sebelumnya. Sekarang bahkan CCTV pun tidak punya wewenang untuk menyiarkan...”
“Meski bisa menonton siaran langsung lewat internet, tapi tidak semua orang tahu atau bisa menonton secara online.”
“Jadi mayoritas suporter China melewatkan penampilan perdana He Ying di liga top Eropa.”
“Sementara itu di grup 'Mengisolasi Lao Guo', Zhou Yi dan kawan-kawan memberi semangat: 'Semangat! Jangan ragu!'”
“Hadapi langsung, hajar mereka!”
“Cetak gol untuk tunjukkan ke Barcelona!”
“Mereka lupa taruhan dengan Zhou Yi...”
